Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 178270 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Diana Lusi Cahyandari
"Urbanisasi secara tidak langsung telah menimbulkan masalah kemiskinan di perkotaan. Salah satu bentuk kemiskinan yang ditimbulkannya adalah banyaknya pendatang yang tidak mampu memenuhi kebutuhan akan tempat tinggal yang layak sehingga cukup banyak diantara mereka yang harus tidur di sembarang tempat atau menjadi gelandangan.
Penelitian ini bertujuan untuk mencari gambaran alienasi pada warga pendatang (urbanis) yang hidup sebagai gelandangan di Jakarta. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif, menggunakan metode penelitian kualitatif dengan metode pengambilan data berupa wawancara mendalam dan observasi.
Penelitian ini menggunakan landasan teori alienasi dari Seeman (1959) dan Mirowsky & Ross (1989). Alienasi memiliki lima dimensi yaitu powerlessness, self-estrangement, isolation, meaninglessness dan normlessness pada satu kutub serta control, commitment, support, meaning dan normality pada kutub yang berlawanan. Kelima dimensi tersebut merupakan persepsi dan penghayatan seseorang akan berbagai aspek kehidupan yang dijalaninya.
Dengan mengambil empat subyek yaitu gelandangan yang ber-?tempat tinggal di sekitar Stasiun Cikini, penelitian ini memperoleh kesimpulan bahwa :
1. Pada dimensi powerlessness/control, semua subyek menunjukkan adanya penghayatan powerlessness, hanya ada satu subyek yang juga menunjukkan adanya penghayatan control, sehingga secara umum dapat disimpulkan bahwa keempat subyek menunjukkan adanya penghayatan yang lebih cenderung ke arah powerlessness. 2. Pada dimensi self-estrangement/commitment, semua subyek menunjukkan adanya penghayatan self-estrangement, hanya dua subyek yang juga menunjukkan adanya penghayatan commitment, sehingga secara umum dapat disimpulkan bahwa keempat subyek memiliki penghayatan yang lebih cenderung ke arab self-estrangement. 3. Pada dimensi isolation-support, semua subyek menunjukkan adanya penghayatan support, hanya dua subyek yang juga menunjukkan adanya penghayatan isolation, sehingga dapat disimpulkan bahwa keempat subyek memiliki penghayatan yang lebih cenderung ke arah support. 4. Pada dimensi meaninglessness -meaning, semua subyek menunjukkan adanya penghayatan meaninglessness, hanya satu subyek yang juga menunjukkan adanya penghayatan meaning, sehingga secara umum dapat disimpulkan bahwa penghayatan keempat subyek lebih cenderung ke arah meaninglessness. 5. Pada dimensi normlessness - normality, semua subyek menunjukkan adanya penghayatan normlessness, hanya satu subyek yang juga menunjukkan adanya penghayatan normality, sehingga secara umum dapat disimpulkan bahwa penghayatan keempat subyek lebih cenderung ke arah normIessness.
Berkaitan dengan perbedaan jenis kelamin, secara umum tidak terdapat perbedaan antara penghayatan pada subyek laki-laki dan perempuan.

"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2000
S2986
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Grammy Lusiana
"Penelitian bertujuan untuk memahami apakah identifikasi organisasi dapat memprediksi terjadinya alienasi kerja. Sejauh mana seseorang mengidentifikasi dirinya sendiri dengan tempat kerjanya tercermin dalam perilaku yang ditunjukkan, didukung oleh social identity theory. Partisipan merupakan Gen Z yang sedang bekerja dengan durasi minimal 6 bulan (N=315). Data dianalisis menggunakan teknik analisis regresi sederhana dengan SPSS for Windows. Hasil penelitian menunjukkan bahwa identifikasi dapat memprediksi alienasi kerja secara positif dan signifikan, namun dengan daya prediksi yang tidak terlalu kuat. Penelitian dapat menjadi landasan bagi perusahaan untuk membuat keputusan strategis bagi pekerja dan referensi bagi Gen Z yang merupakan pekerja untuk memaknai pekerjaannya.

The study aims to understand whether organizational identification can predict the occurrence of work alienation. The extent to which individuals identify themselves with their workplace is reflected in the behaviors exhibited, supported by social identity theory. The participants are Gen Z individuals who have been working for a minimum of 6 months (N=315). The data were analyzed using simple linear regression analysis techniques with SPSS for Windows. The research findings indicate that identification can positively and significantly predict work alienation, albeit with a moderate predictive power. Research can serve as a foundation for companies to make strategic decisions for their employees and as a reference for Generation Z, who are workers, to give meaning to their work."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ratih Perbatasari
"Bekerja merupakan aktifitas yang penting dalam kehidupan manusia, karena merupakan sumber identifikasi dirinya untuk mengekspresikan dan mengembangkan Dengan bekerja, manusia akan menemukan esensi individualitasnya. Namun tidak selalu manusia memperoleh apa yang diinginkannya melalui bekerja, karena banyak faktor di luar dirinya yang ikut mempengaruhi tercapainya keinginan tersebut. Faktor di luar diri yang berperan besar dalam menimbulkan pengaruh pada individu antara lain sistem yang berlaku di perusahaan tempatnya bekerja. Adanya perubahan sistem dengan rnenerapkan proses mekanisasi dan otomatisasi dalam dunia kerja membawa dampak pula pada kehidupan individu. Tugas-tugas yang terlalu terspesialisasi menimbulkan perasaan kurang bebas dalam bekerja dan merasa kurang diberi pengendalian yang cukup dalam bekerja. Dengan perkataan lain individu teralienasi (Blazmer, 1964). Individu yang teralienasi merasa 'asing' dengan dirinya sendiri, karena dirinya seolah-olah ?dirampas? oleh kekuatan dari luar. Adanya pemisahan antara aktifitas kerjanya dengan keinginan diri ini menimbulkan perasaan tidak berdaya dan terasing dari pekerjaannya (Marlin Robertson, 1972).
Sedangkan dalam bekerja, individu akan selalu berinteraksi dengan lingkungan kerjanya. Dalam arti bahwa ia akan melakukan penyesuaian diri dengan berusaha memperlajari aturan-aturan dan norma-norma yang diterapkan perusahaan tersebut. Dengan interaksi ini individu akan melakukan peni1aian-penilaian yang akan membentuk persepsi dirinya mengenai iklim organisasi yang ada. Jika individu mempersepsikan bahwa lingkungan kerjanya tidak memiliki kesesuaian dengan nilai-nilai yang ada pada dirinya, maka akan timbul persepsi negatif terhadap iklim organisasi, yang dapat menimbulkan alienasi pada individu. Kondisi ini muncul karena iklim organisasi ikut mempengaruhi munculnya perilaku tertentu pada individu (Tagiuri dan Litwin, 1968).
Skripsi ini ingin melihat hubungan antara persepsi terhadap ikim organisasi dengan tingkat alienasi kerja pada level manajer dan non-manajer, Untuk meneliti masalah tersebut, dipilih subyek penelitian yang bekerja pada perusahaan bidang produksi barang, dengan pendidikan minimal SLTA dan telah mempunyai masa kerja minimal 1 tahun. Tingkat jabatan dibedakan karena ada pendapat dari Blauner (1964) yang mengatakan bahwa tingkat alienasi tinggi biasanya terjadi pada pekerja dengan keahlian sedikit.
Alat yang digunakan adalah skala alienasi hasil modifikasi dari Blauner (1964) dan Robinson dan Shaver (1980), dan alat iklim organisasi dari Litwin dan Stringer (1968). Untuk melihat adanya hubungan tersebut, digunakan teknik korelasi Pearson Product Moment. Sedangkan untuk melihat perbedaannya, digunakan t-test.
Hasil penelitian ini membuktikan bahwa ada hubungan negatif yang signifikan antara persepsi karyawan terhadap iklim organisasi dengan tingkat alienasi kerjanya. Namun tidak ada perbedaan yang signifikan antara level manajer dan non-manajer, pada persepsinya terhadap iklim orgranisasi maupun pada tingkat alienasi kerjanya."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 1994
S2313
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
N.K. Endah Triwijati
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 1987
S2916
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Vanessa Milenia Tondi Marama W
"Dalam dunia pekerjaan modern, tren di kalangan pekerja Gen Z yang dikenal sebagai "quiet quitting", sebagai manifestasi alienasi kerja, ramai menjadi perhatian. Meskipun studi mengenai alienasi kerja telah mengalami perkembangan, namun penelitian yang fokus pada identifikasi dan pemahaman faktor-faktor yang berperan penting dalam membantu pekerja Gen Z terhindar dari alienasi kerja masih langka. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan kondisi alienasi kerja pada Gen Z dengan menyelidiki dua faktor utama yang berasal dari nilai dan karakteristik Gen Z, yaitu kepuasan kompensasi dan pekerjaan yang bermakna. Penelitian ini menggunakan pendekatan non-eksperimental dengan desain korelasional. Secara total, penelitian ini diikuti sebanyak 203 peserta pekerja Indonesia Gen Z dengan rentang usia 18 - 26 tahun. Analisis menggunakan regresi linier berganda menunjukkan bahwa alienasi kerja diprediksi oleh kepuasan kompensasi (B = -0,752 p < 0,01) dan pekerjaan yang bermakna (B= - 0,380, p <0,01). Hasil ini menunjukkan bahwa pekerja Gen Z yang merasa puas dengan kompensasi yang diterimanya dan merasa pekerjaannya mampu memberikan makna akan memiliki kesempatan untuk mengalami alienasi kerja yang lebih rendah.

In the modern working landscape, a concerning trend among Gen Z workers known as "quiet quitting", which is a manifestation of work alienation, has gained attention. While work alienation in the workplace is widely recognized, studies that focus on identifying and understanding the factors that play a crucial role in helping Gen Z workers avert work alienation are still scarce. This study aims to shed light on the aforementioned condition by investigating two key factors derived from Gen Z values and characteristics, namely compensation satisfaction and meaningful work, can predict work alienation. This study uses a nonexperimental approach with a correlational design. In total, this research gathered 203 Indonesian Gen Z workers participants with age ranging from 18 - 26. Analysis using multiple linear regression shows that work alienation is predicted by compensation satisfaction (B = -0.752 p < 0.01) and meaningful work (B= -0.380, p < 0.01). This result indicates that Gen Z workers who feel satisfied with the compensation they received and sense that their work is able to provide meaning will experience work alienation less."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rezqi Vebra Youza
"Penelitian ini mencoba untuk mengungkap fenomena alienasi di Kota Lama Padang, sebuah kawasan yang kaya dengan warisan kolonialisme namun kini terbengkalai. Menggunakan teori alienasi Karl Marx dan produksi ruang Henri Lefebvre, penelitian ini menganalisis bagaimana arsitektur kolonial yang megah kini menjadi simbol keterasingan (alienasi). Kota Padang, yang dulunya menjadi pusat kejayaan kolonial Belanda, kini dipenuhi bangunan bersejarah yang tidak terawat dan terlupakan. Studi ini menggali perjalanan Kota Padang dari masa awal pembentukannya hingga masa kolonial, menyoroti bagaimana ruang-ruang tersebut pernah menjadi simbol kekuasaan dan dominasi. Penelitian ini mengeksplorasi faktor-faktor yang menyebabkan bangunan-bangunan kolonial mengalami keterasingan, berubah menjadi objek yang terbengkalai.

This study reveals the phenomenon of alienation in Kota Lama Padang (the Old Town of Padang), an area rich in colonial heritage that has now become neglected. Utilizing Karl Marx's theory of alienation and Henri Lefebvre's theory of the production of space, this research analyses how the once grand colonial architecture has become a symbol of alienation. Padang, formerly a centre of colonial glory for the Dutch, is now filled with historic buildings that are poorly maintained and forgotten. This study traces Padang's journey from its early formation to the colonial period, highlighting how these spaces once symbolised power and domination. This research explores the factors that have caused colonial buildings to experience alienation, transforming them into neglected objects."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Geyer, R. Felix
New York: Pergamon Press, 1980
302.5 GEY a
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
R. Ali Aulia
"ABSTRAK
Pemilihan tema skripsi ini pertama-tama dilatarbelakangi oleh kejadian-
kejadian yang tampak di Iingkungan mahasiswa dalam kurun waktu satu tahun
terakhir (Mei 1997-Mei 1998). Dalam kurun waktu tersebut berbagai bentuk
partisipasi politik mahasiswa muncul, mulai dari yang unconventional (tidak diterima
sebagai kelaziman oleh budaya politik yang dominan, misalnya demonstrasi),
conventional (partisipasi politik yang dapat diterima, seperti mengirim surat ke MPR)
bahkan tingkah laku apatis. Lingkup mahasiswa juga menjadi menarik karena ia telah
dianggap sebagai agent of change. Fenomena adanya perbedaan pilihan bentuk
partisipasi oleh mahasiswa dapat diterangkan melalui konsep alienasi. Alienasi -
suatu konsep socio-psychological-dapat dipahami sebagai suatu keadaan individual,
yang dijelaskan melalui kondisi-kondisi sosial yang obyektif (Hughes, 1975) dan
pemahaman tersebut merupakan alasan ketiga dalam pemilihan topik ini. Rush
(1990) menyatakan bahwa alienasi dapat menyebabkan individu menjadi sangat aktif
maupun apatis. Contoh yang diberikan oleh Rush tentang individu yang aktif adalah
dalam melakukan partisipasi politik conventional. Sementara itu Conway (1992)
menyatakan bahwa partisipasi politik unconventional adaiah merupakan konsekuensi
dirasakannya alienasi. Dengan dernikian dapat disimpulkan bahwa alienasi dapat
dijumpai pada semua bentuk partisipasi politik, baik conventional, unconventional,
maupun tingkah laku apatis. Pertanyaan yang kemudian muncul adalah apa yang
membedakan alienasi yang menyebabkan individu melakukan partisipasi politik
conventional, unconventional, dan tingkah laku apatis ? Satu hal yang mungkin
membedakan adalah dimensi alienasinya. Finifter (1970) telah mengkonstruksi
dimensi aliensi politik, yaitu; political powerlessness (perasaan individu bahwa ia
tidak dapat mempengaruhi tindakan pemerintah) political meaninglessness
(keputusan politik dianggap tidak dapat diramalkan), perceived political
normlessness (persepsi individu bahwa norma atau peraturan yang digunakan untuk
mengatur politik telah diabaikan) dan political isolation (penolakan terhadap norma
yang dipegang oleh sebagian masyarakat).
Karena itu ingin didapat gambaran partisipasi politik pada dimensi alienasi politik
mahasiswa. Variabel dalam penelitian ini adalah alienasi politik mahasiwa dan
partisipasi politik mahasiswa. Subyek dalam penelitian ini adalah mahasiswa, dan
pengambilan sample dilakukan dengan teknik purposive. Untuk mendapatkan
jawaban atas rnasalah, data diolah dengan menggunakan korelasi Pearson's Product
Moment dan Multiple Regression. Hasil yang didapat adalah: alienasi politik mempunyai hubungan yang positif dengan
apatis; political powerlessness, political meaninglessnes,dan political isolation
memiliki hubungan yang negatif dengan partisipasi politik unconventional; serta
alienasi politik memiliki hubungan yang negatif dengan partisipasi politik
conventional. Gambaran kedua yang didapat adalah:political powerlessness, political
isolation menjadi faktor yang paling memberi kontribusi terhadap apatis; political
powerlessness paling memberi kontribusi terhadap dilakukannya partipasi politik
unconventional; political isolation paling memberi kontribusi dilakukannya
partisipasi politik conventional.Saran untuk perbaikan alat adalah: menambah jumlah
item pada dimensi political normlessness, mengurangi pernyataan negatif pada
political powerlessness, dan melihat korelasi dengan keadaan obyektif. Sementara
saran yang diberikan sebagai hasil penelitian ini adalah: hindari keadaan yang
mendorong dirasakannya alienasi politik karena mendorong munculnya tingkah laku
apatis."
1999
S2745
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Jakarta: Pemerintah daerah khusus ibukota Jakarta, 1997
959.83 MEN
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>