Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 51536 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Najelaa Shihab
"ABSTRAK
Iklan adalah metode komunikasi impersonal yang berisi informasi persuasif
tentang suatu gagasan, produk atau jasa; oleh sponsor yang teridentifikasi dengan jelas;
melalui berbagai media (Disarikan dari berbagai sumber).Efektifitas komunikasi dari
produsen ke konsumen melalui iklan,diukur melalui berbagai indikator, salah satunya
adalah sikap terhadap iklan. Sikap terhadap iklan didefinisikan sebagai kecenderungan
berespon dengan cara yang positif atau negatif terhadap rangsang iklan tertentu dalam
situasi penyajian tertentu (Solomon, 1996; Lutz dalam Alwitt & Mitchell (eds.), 1985).
Sikap terhadap iklan ini terdiri dari dua komponen, yaitu respon kognitif dan respon
afektif terhadap iklan yang masing-masing memiliki dimensi positif ataupun negatif.
Salah satu teknik penampilan iklan yang digunakan produsen untuk memunculkan
respon positif dari konsumen adalah iklan komparatif langsung. lklan komparatif
langsung adalah iklan yang melakukan perbandingan secara eksplisit, antara atribut
produk merek yang dipromosikan dengan atribut produk dari merek kompetitor dalam
kategori produk yang sama (Disarikan dari berbagai sumber). Sejauh ini, terlepas dari
besarnya peluang pemanfaatannya, strategi iklan komparatif langsung belum digunakan
dalam dunia periklanan di Indonesia.
Penelitian ini adalah sebuah penelitian eksploratif; yang berusaha
menggambarkan sikap konsumen terhadap iklan komparatif langsung, sekaligus
menjajaki faktor-faktor apa yang berpengaruh dalam proses pembentukan sikapnya.
Jawaban atas permasalahan diatas didapatkan melalui metode Focus group discussion
(FGD), yaitu sebuah diskusi informal diantara 5-12 orang partisipan dalam kelompok
yang dipandu oleh seorang moderator (Kinnear & Taylor, 1996). Partisipan yang
terlibat memiliki karakteristik khusus berkaitan dengan penggunaan contoh iklan komparatif langsung yang digunakan (kartu kredit) dan metode FGD. Melalui lima
kali sesi FGD yang dilengkapi kuesioner dan wawancara sebagai alat bantu
pengumpulan data, dengan melibatkan 36 partisipan, berhasil didapatkan gambaran
awal tentang sikap konsumen terhadap iklan komparatif langsung. Respon kognitif
yang muncul dari partisipan terdiri dari argumen-argumen pendukung yaitu;
merangsang persaingan sehat antarprodusen, memberikan informasi yang berguna bagi
konsumen dan produk pengiklan adalah produk yang baik. Di sisi lain, partisipan juga
memunculkan argumen-argumen pembantah antara lain; produk kompetitor lebih baik
dari produk pengiklan, produk sejenis diluar iklan lebih baik dari produk-produk dalam
iklan, informasi tidak terpercaya, tujuan tidak jelas dan kurang berguna dan perang
iklan merugikan konsumen. Respon kognitif ini terutama terbentuk melalui evaluasi
terhadap komponen informasi dalam iklan. Sedangkan respon afektif positif yang
muncul antara lain; merasa dihargai haknya, senang, kekaguman, meningkatnya
loyalitas dan rasa ingin tahu pada produk pengiklan serta perasaan seru dan
menantang. Sebaliknya respon afektif negatif yang muncul antara lain rasa ingin tahu
tentang produk kompetitor dan produk sejenis di luar iklan, tidak menarik,
membosankan, bersifat menyerang, tidak sopan dan tidak sesuai kaidah hukum. Respon
afektif ini muncul secara tidak langsung, melalui asosiasi antara respon kognitif dengan
emosi yang dirasakan partisipan. Determinan utama yang mempengaruhi respon para
partisipan adalah perbedaan individual dalam derajat kemudahan terpengaruh oleh iklan
dan sikapnya terhadap komponen infonnasi yang menjadi karakteristik utama iklan
komparatif langsung; sedangkan sikap terhadap produsen dan atau produk hanya
berpengaruh pada respon-respon yang intens."
1998
S2930
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Insi Refiamita
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2006
S5092
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eryadi Sukandar
"Dari sekian banyak cara untuk membangun brand image di dunia maya, penempatan iklan online pada suatu website telah menjadi suatu cara yang paling jitu dan paling banyak digunakan oleh para pengiklan. Meskipun penggunaannya telah sangat sering dan meluas, belum diketahui dengan jelas bahaya dan kerugian yang diakibatkan terhadap website yang menjadi host suatu iklan, khususnya dari sudut pandang pengakses situs yang dapat mempengaruhi sikap mereka atas website tersebut. Penelitian ini berusaha untuk menelaah isu tersebut dengan mengkaji lebih dalam pada aspek kongruitas iklan online terhadap sikap kinsmen. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan penggunaan regresi sederhana sebagai metode analisisnya. Data primer dikumpulkan melalui metode survey terhadap 100 responden dengan menggunakan pendekatan purposive sampling. Hasil dari penelitian ini mengindikasikan bahwa, meskipun terdapat pengaruh kongruitas iklan online terhadap sikap konsumen, pengaruh yang ditimbulkan sangatlah sedikit atau dengan kata lain tidak begitu signifikan.

Of the many approaches to build a brand image on the internet, the placement of online advertising on the website has become one of the best way to enhance it. While the usage of online advertisement has been high and widespread, it is unclear whether the placement will cause harm or disadvantage for it's host website, especially from the way of visitor look at it in the way it could resulted in the change of their attitude towards the host website. This study addresses this issue by investigating the impact of online advertising placement and it?s congruity with the host website towards consumer attitude. This research used quantitative approach. As for the research analysis, simple regressions method was used. The primary data were collected through survey method with purposive sampling method using questionnaire given to 100 respondents. The result of this research indicate that online advertising congruity has such an insignificant impact towards consumer attitude. In addition of that, online advertising congruity indeed has some effect towards consumer attitude."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ferina Rahmawati
"Iklan komparatif merupakan salah satu strategi kreatif iklan yang dirancang untuk memotivasi dan mempengaruhi konsumen. Iklan komparatif adalah iklan yang melakukan perbandingan, baik langsung maupun tidak langsung, antara atribut produk merek yang dipromosikan dengan merek kompetitor dalam kategori produk yang sama. Penelitian ini melihat bagaimana gambaran sikap terhadap iklan komparatif pada remaja-akhir, gambaran intensi membeli simcard GSM dalam iklan komparatif serta bagaimana hubungan antara sikap terhadap iklan komparatif dengan intensi untuk membeli. Iklan komparatif dipilih karena penggunaan iklan komparatif masih menimbulkan pro-kontra. Pada sikap terhadap iklan komparatif, peneliti menggunakan dua komponen sikap terhadap iklan, yaitu kognitif dan afektif. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Hasil statistik deskriptik menunjukkan bahwa mayoritas responden memilki sikap yang negatif terhadap iklan komparatif. Mayoritas responden memiliki intensi yang rendah untuk membeli simcard GSM dalam iklan komparatif. Melalui Pearson's Product-Moment, diketahui hubungan yang signifikan antara sikap terhadap iklan komparatif dengan intensi membeli simcard GSM dalam iklan komparatif dengan nilai r = 0.546 dan signifikan pada l.o.s 0.01. Hasil penelitian menunjukkan iklan komparatif tidak cukup efektif mempengaruhi sikap dan intensi membeli konsumen, maka disarankan untuk produsen atau pengiklan agar menggunakan alternatif iklan lain.

Comparative advertising is one of the advertising's creative strategic which is designed to motivate and affect consumers. Comparative advertising compares the promoted brand's attributes with another brand competitor in the same product categorize, directly or indirectly. This research sees how attitude toward comparative advertising of GSM simcard on late adolescence, the intention to buy, and the correlation between attitude toward comparative advertising and the intention to buy. Comparative advertising is chose because until now, comparative advertising still becomes pro-contra. On the attitude of comparative advertising, researcher uses the two components of attitude toward the advertising: cognitive and affective. Quantitative approach is used in this research. The result of descriptive statistic shows that most of respondents have a negative attitude toward comparative advertising and low intention to buy GSM simcard in the comparative advertising. From Pearson's Product moment, found that there is a significant correlation between the attitude toward comparative advertising and intention to buy (r = 0.546 and significant at l.o.s 0.01). These findings show that comparative advertising isn't effective enough to affect consumers attitude and intention to buy. So, the suggestion for the producer and the advertisers is to use other alternatives of advertisings.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2008
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Sophia Purwaningsih S.
"Suatu iklan merupakan percakapan dengan konsumen tentang suatu produk, sehingga iklan diperhatikan dan berusaha dipahami konsumen. Dari proses ini terbentuklah kognisi mengenai maksud iklan. Sebagian besar perhatian penerima iklan dapat diarahkan pada klaim yang dibuat sehingga mereka bisa memahami dan menginterpretasikannya secara benar. Jika interpretasi seperti yang diinginkan pengiklan terjadi, maka mereka disebut "bersikap kognitif positif1 terhadap klaim tersebut. Untuk mewujudkan pikiran demikian sering kali pengiklan menggunakan klaim implikasi (implied claim) yang tercermin dari pernyataan-pernyataan dalam iklannya, dari pada klaim langsung (asserted claim). Karena itulah timbul pertanyaan klaim manakah yang lebih efektif, asserted atau implied claim, dilihat dari sikap kognitif khalayak. Agar tidak bias, peneliti menciptakan sendiri iklan real estate "Kebon Jeruk Indah" yang dikatakan dibangun oleh Ciputra Group. Produk real estate dipilih karena dalam pembelian rumah terlibat pengambilan keputusan bersama antara suami-istri, sementara nama "Ciputra Group" dipinjam karena dianggap memiliki kredibilitas yang baik. Dengan asumsi bahwa dalam kerangka latar belakang yang relatif sama khalayak bersikap kognitif berbeda terhadap asserted dan implied claim, penelitian ini dilakukan. Metodologi penelitian adalah eksperimen lapangan berdisain "after-only, no control group". Subyek penelitian dibagi dalam dua kelompok eksperimen, yaitu kelompok 1 yang menerima treatment klaim langsung dan kelompok 2 yang menerima treatment klaim implikasi. Dengan membandingkan pengaruh dua independent variable pada dua sampel, kesimpulan tentang efek independent variable dapat diambil. Yang penting di sini adalah dua kelompok tersebut serupa dalam karakteristik demografik yang penting, sehingga digunakan penarikan sampel purposif. Pengukuran sikap dilakukan dengan mengisi pernyataan-pernyataan menurut skala Likert, sedangkan hipotesa dibuktikan melalui Wilcoxon's Matched-Pairs Signed-Rank test. Hasil penelitian menunjukkan bahwa subyek penelitian lebih dapat memahami dan menginterpretasikan secara benar (bersikap kognitif positif terhadap) klaim implikasi (implied claim) dari pada klaim langsung (asserted claim), sehingga dapat dikatakan bahwa implied claim lebih efektif dari pada asserted claim. Hal-hal yang menyebabkan lebih banyak subyek eksperimen bersikap kognitif positif terhadap klaim implikasi dari pada klaim langsung dapat dijelaskan melalui teori disonansi kognitif. Selama ini, berdasarkan pengalaman terpajannya mereka terhadap iklan-iklan, subyek penelitian telah memiliki pengetahuan mengenai sikap mereka terhadap klaim iklan-iklan tersebut. Dengan menerima treatment iklan ini, subyek memiliki pengetahuan kedua, yakni mengenai sikap yang baru dibangunnya terhadap klaim iklan yang bersangkutan. Jika pengetahuan sebelumnya terhadap klaim itu positif dan pengetahuan tentang klaim yang baru diterimanya juga positif, maka subyek mengalami perasaan konsonan (adanya kekonsistenan). Sedangkan jika pengetahuan pertamanya negatif dan ternyata klaim yang baru dilihatnya ini bersifat positif, subyek mengalami disonansi (ketidak konsistenan) dan berusaha melakukan tindakan tertentu untuk menghindarinya. Lebih banyaknya subyek eksperimen yang mengalami perasaan konsonan terhadap klaim implikasi dari pada klaim langsung menyebabkan lebih banyak subyek yang bersikap kognitif positif terhadap klaim implikasi/tidak langsung."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1994
S4011
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nanang Suryadi
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas iklan bentuk metafora, yaitu dengan melihat sikap, intensi konsumen untuk membeli setelah melihat iklan, dengan cara dibandingkan dengan bentuk iklan non metafora. Selain itu penelitian juga ingin mengetahui pada tipe manfaat (promosi atau prevensi) mana yang Iebih efektif: Penelitian juga melihat efek dari bentuk, tipe serta dari perpaduan antara bentuk dan tipe iklan. Kemudian dilihat juga penerapan iklan metafora yang lebih mengena pada tiga tingkatan NCog (tinggi, sedang dan rendah) dan hasil penelitian ditemukan iklan metafora lebih efektif jika dibandingkan dengan iklan non metafora. Perpaduan antara bentuk metafora dengan tipe promosi dalam iklan menghasilkan sikap positif terhadap iklan dan produk serta intensi membeli yang besar, dibanding perpaduan bentuk metafora dengan prevensi, bentuk non metafora dengan promosi dan bentuk non metafora dengan prevensi. Penelitian juga menemukan penerapan iklan metafora oleh partisipan pada tingkatan NCog sedang lebih positif dibanding partisipan yang memiliki NCog tinggi dan rendah."
Depok: Universitas Indonesia, 2003
T20464
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Meliyanti
"Faktor-faktor yang mempengaruhi iklan pada World Wide Web menjadi menarik untuk diamati dimana World Wide Web merupakan media iklan yang tergolong masih baru, tetapi memiliki potensi yang besar untuk perkembangannya dimasa datang. Dengan media ini terjadi pembaharuan dalam cara-cara berkomunikasi dan melakukan kegiatan bisnis dengan konsumen. Media ini menampakan kesempatan bare yang bagus bagi advertiser dan pemasar untuk berkomunikasi dengan pasar yang baru dan ada dalam cars yang baik.
Penelitian ini mencoba untuk melihat faktor-faktor yang mempengaruhi ikian pada World Wide Web terhadap nilai iklan dan sikap konsumen terhadap ikian pada World Wide Web. Responden adalah mahasiswa Universitas Bina Nusantara yang mana merupakan mahasiswa dalam bidang ilmu komputer.
Tujuan penelitian ini meliputi :
1. Untuk mengetahui faktor-faktor penentu yang mempengaruhi nilai iklan pada World Wide Web.
2. Untuk mengetahui bagaimana nilai iklan mempengaruhi sikap konsumen terhadap ikian pada World Wide Web.
3. Untuk mengetahui bagaimana faktor-faktor penentu mempengaruhi sikap konsumen terhadap iklan pada World Wide Web.
Indikator-indikator untuk masing-masing variabel yang diteliti diambil berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Ducoffe (1996) dan Bracket dan Carr,JR (2001). Pada penelitian ini pengolahan data menggunakan factor analysis dan regressi linier dengan bantuan SPSS 10. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa faktor penentu Entertainment, Informativeness dan Credibility mempunyai pengaruh terhadap nilai ikian pada World Wide Web sedangkan Irritation tidak berpengaruh. Ini tentunya berbeda dengan penelitian Bracket dan Carr, JR (2001) dimana Entertainment, Informativeness, Irritation dan Credibility memiliki pengaruh terhadap iklan pada World Wide Web.
Dari penelitian ini juga terlihat adanya pengaruh antara Advertising value (niiai iklan) terhadap Attitude toward advertising (sikap konsumen) pada iklan di World Wide Web. Hasil ini sejalan dengan penelitian Bracket dan Carr,JR (2001). Pada pertanyaan yang diajukan ke responden temyata iklan pada World Wide Web merupakan ikian yang paling efisien."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2003
T20621
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bertha Septiani
"Mengingat begitu gencarnya iklan-iklan rokok di media massa, iklan layanan masyarakat "Jangan Merokok" diharapkan dapat menjadi pengimbang untuk menyadarkan masyarakat tentang bahaya rokok bagi kesehatan. Berdasarkan hal tersebut, peneliti tertarik untuk melihat bagaimana efek iklan yang telah diputar di RCTI sejak Maret 1991 ini terhadap sikap khalayak, baik khalayak perokok maupun non perokok. Sikap khalayak disini dibahas berdasarkan komponen-komponennya (kognitif, afektif dan konatif), serta sikap itu sendiri secara keseluruhan. Lalu dibandingkan bagaimana sikap pada khalayak perokok dan non perokok. Untuk pengumpulan data, digunakan metode penelitian survei yang menggunakan kuesioner. Sampel sebanyak 100 orang diambil secara jatah (quota sampling), terbagi dalam 50 perokok dan 50 non perokok. Batasan usia sampel adalah 13 tahun ke atas dan pernah melihat ILM "Jangan Merokok". Sedang wilayah penelitian dilakukan di Kelurahan Pondok Kelapa, RW 01, Jakarta Timur. Metode pengolahan data yang digunakan ialah skala Likert, yang menggunakan respon subyek sebagai dasar penentuan skalanya. Sebelum penelitian yang sebenarnya dilaksanakan, diadakan pre-test terhadap 20 sampel. Dari hasil pre-test, didapatlah 14 pernyataan terbaik untuk digunakan dalam skala- sikap. Kesimpulan dari penelitian ini ialah: a. Secara umum, sikap khalayak (baik perokok maupun non perokok) menunjukkan arah sikap yang positif terhadap ILM "Jangan Merokok", namun derajat kepositifan sikap non perokok lebih kuat dibanding perokok. b. Dilihat dari segi hubungan antara komponen-komponen sikap, ditemukan bahwa pada non perokok semua komponen sikapnya konsisten satu sama lain. Sedang pada perokok, komponen kognitif konsisten dengan komponen afektif, namun komponen afektif tidak konsisten dengan komponen konatif. Hal ini disebabkan karena intensitas sikap perokok tidak cukup kuat untuk mendorong terjadinya perubahan perilaku. Dengan kata lain, sikap positif perokok terhadap ILM "Jangan Merokok" tidak dapat mendorong perokok untuk berhenti merokok."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1994
S4140
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Muhamad Yusuf Kosim
"Berdasarkan perbedaan etnosentrisme konsumen di berbagai negara, maka penelitian ini menguji pengembangan model penelitian Reardon, Miller, Vida, dan Kim (2005:743). Jika penelitian Reardon et al. (2005:743) tentang etnosentrisme pada sikap konsumen terhadap iklan dan merek di Amerika, Slovenia, dan Kazakhstan, maka penelitian ini dilakukan di Indonesia dengan konteks produk rokok.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh positif etnosentrisme pada sikap konsumen terhadap iklan rokok lokal, untuk mengetahui pengaruh positif etnosentrisme pada sikap konsumen terhadap merek rokok lokal, dan untuk mengetahui pengaruh sikap konsumen mengenai iklan rokok lokal terhadap sikap konsumen mengenai merek rokok lokal.
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan teknik convenience sampling. Sampel diambil dari populasi mahasiswa Universitas Indonesia yang mengkonsumsi rokok. Selanjutnya data penelitian dianalisis menggunakan structural equation modeling (SEM) dengan software LISREL 8.30 untuk mengetahui hubungan secara simultan antar variabel.
Hasil penelitian ini menunjukkan terdapat pengaruh positif etnosentrisme pada sikap konsumen terhadap iklan dan merek rokok lokal. Hasil penelitian juga menunjukkan terdapat pengaruh positif sikap konsumen mengenai iklan rokok lokal terhadap sikap konsumen mengenai merek rokok lokal. Hasil tersebut mengindikasikan bahwa Indonesia sebagai negara berkembang memiliki konsumen yang masih mencintai produk lokal yang dapat dijadikan untuk pengembangan ekonomi. Iklan rokok lokal yang materi, konteks, dan pesan iklannya mengandung keragaman budaya Indonesia menimbulkan minat untuk membeli merek rokok lokal.
Implikasi manajerial, berdasarkan pengaruh positif etnosentrisme pada sikap konsumen terhadap iklan dan merek rokok di Indonesia dapat dijadikan sebagai informasi untuk melakukan pengembangan pemasaran. Bagi perusahaan rokok lokal, basil penelitian ini dapat dijadikan acuan bahwa rokok lokal masih menjadi pilihan utama untuk dikonsumsi oleh orang Indonesia. Bagi perusahaan rokok impor, strategi joint venture atau aliansi dengan perusahaan rokok lokal dapat lebih efektif diterapkan di Indonesia.
Kata kunci: etnosentrisme konsumen, sikap terhadap iklan, sikap terhadap merek, rokok, Indonesia.

Based on consumer ethnocentrism difference in many countries, this research wants to test the research model development of Reardon, Miller, Vida and Kim (2005:743). While Reardon et al (2005:743) conducted their research to consumer ethnocentrism of brand and ad attitude in the United States, Slovenia and Kazakhstan, this research focuses in cigarette products and is conducted in Indonesia.
This research wants to figure out the positive effect of ethnocentrism to consumer ad attitude towards local cigarettes, to figure out the positive effect of ethnocentrism to consumer brand attitude towards local cigarettes and to figure out the effect of consumer ad attitude towards consumer brand attitude for local cigarettes.
This research uses survey method and data collection is done using convenience sampling. Sample is taken from the population of University of Indonesia students that consume cigarettes. Research data is analyzed using structural equation modeling (SEM) with LISREL 8.30 software to get simultaneous relations among variables.
This research shows that there is a positive effect of ethnocentrism to consumer ad and brand attitude towards local brand cigarette. It also shows that, for local brand cigarettes, there is a positive effect of consumer ad attitude towards consumer brand attitude. This result indicates that Indonesia as a developing country still has economically potential market and consumer that love local products. Local cigarette ad that contain message, material and context of varied Indonesian culture drives the interest to buy local brand cigarettes.
The managerial implication; based on the ethnocentrism positive behavior of the consumer attitude on the advertisement and cigarette brand in Indonesia, it shows that the local cigarette advertisement and brand still manage to be the first choice and fond of by the local cigarette consumer. For the local cigarette company, this result research could be the turning point for not doubtful to develop the local market as the high consumer ethnocentrism. Meanwhile, for the foreign cigarette company, the joint venture or alliance between the foreign cigarette company and the local cigarette company could be more effective to be implemented in Indonesia that has high ethnocentrism consumer (Reardon et al., 2005:750).
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2006
T20268
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2003
S25999
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>