Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 105697 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Mutiara Padmosantjojo
"
ABSTRAK
Kegiatan ekstrakurikuler mahasiswa diadakan dengan tujuan untuk memberi kesempatan kepada mahasiswa untuk mengembangkan minat dan keterampilan yang dimiliki. Kegiatan ekstrakurikuler juga merupakan bagian yang penting dalam kehidupan kampus karena kegiatan ekstrakurikuler ini dinilai mampu menampung minat sosial yang besar dari sebagian besar mahasiswa. Oleh karena itulah, kegiatan ekstrakurikuler ini perlu dikembangkan seluas mungkin, sejauh pelaksanaannya tidak melanggar jalannya kegiatan kurikuler (Cole & Hall, 1970). Namun, kecenderungan yang seringkali timbul di antara mahasiswa adalah bahwa mereka lebih senang membuang-buang waktu pada kegiatan yang bersifat menyenangkan daripada mengeijakan tugas atau kegiatan yang sebenamya penting untuk segera dikeijakan (Kalechstein dkk, 1989). Kegiatan ekstrakurikuler adalah salah satu contoh bentuk kegiatan yang dianggap menyenangkan oleh mahasiswa karena dalam kegiatan ekstrakurikuler mereka dapat menyalurkan seluruh minat dan keterampilan mereka. Oleh karenanya, tak heran jika seringkali mahasiswa terlihat begitu larut dan aktif dalam kegiatan-kegiatan ekstrakurikuler, sehingga lebih banyak waktu yang mereka sediakan untuk mengikuti dan menyelesaikan tugas-tugas dalam kegiatan ekstrakurikuler daripada waktu yang mereka sediakan untuk mengikuti dan menyelesaikan tugas-tugas kurikuler. Akibatnya, hal ini akan mengganggu waktu belajar secara efektif (Brown & Holtzman, 1967). Kecenderungan ini juga terlihat di Fakultas Psikologi Universitas Indonesia.
Agar kegiatan kurikuler dan ekstrakurikuler ini betul-betul dapat dijalankan mahasiswa dengan seimbang dan tidak tumpang tindih, mahasiswa dituntut untuk mengatur waktunya secara lebih serius dengan melakukan suatu manajemen waktu. Dengan manajemen waktu, mahasiswa dapat menjadikan waktunya menjadi lebih produktif, dengan mengatur apa yang dilakukan dalam waktu tersebut (Higgins, 1982). Menurut penelitian Macan dkk (1990), mahasiswa yang dapat mengembangkan manajemen waktu dilaporkan memiliki performa yang lebih baik, tidak menghadapi ketumpangtindihan dan kebingungan peran, dapat mengurangi beban keija yang beriebihan, serta dapat memperkecil gangguan stress yang seringkali dihadapi. Dengan demikian diharapkan meskipun seorang mahasiswa terlibat dalam banyak kegiatan ekstrakurikuler, hal tersebut tidak akan mengganggu waktu belajamya karena ia telah dapat mengelola waktunya secara baik dengan menerapkan manajemen waktu. Menurut Canfield (1987), ada 4 aspek dalam manajemen waktu, yakni 1) menetapkan prioritas, 2) membuat perencanaan, 3) melakukan efisiensi keija, dan 4) mengembangkan sikap disiplin diri.
Penelitian ini mengungkap apakah ada hubungan antara manajemen waktu dan aspek-aspeknya dengan banyaknya kegiatan ekstrakurikuler yang diikuti mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Indonesia.
Alat ukur yang dipakai dalam penelitian ini adalah 1) Kuesioner Kegiatan Ekstrakurikuler dan 2) Inventori Pemanfaatan Wato (Time Problems Inventory) yang disusun oleh A. A. Canfield dan telah dimodifikasi serta di-Indonesiakan. Sedangkan subyek penelitian adalah mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Indonesia yang tengah mengambil mata kuliah Diagnostik V. Dalam penelitian ini, teknik sampling yang digunakan adalah Incidental Sampling, yaiUi subyek yang dipilih untuk dijadikan sampel merupakan sampel yang paling dimungkinkan didapat (Guliford & Fruchter, 1978). Pelaksanaan pengambilan data dilakukan secara massal di ruang kuliah 201-202 Gedung D Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, Depok.
Dari hasil penelitian, didapatkan bahwa 1) tidak ada hubungan yang positif dan signifikan antara aspek prioritas, aspek perencanaan, aspek disiplin diri dalam manajemen waktu dan manajemen waktu itu sendiri dengan banyaknya kegiatan ekstrakurikuler yang diikuti mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, dan 2) ada hubungan yang positif dan signifikan antara aspek efisiensi keija dalam manajemen waktu dengan banyaknya kegiatan ekstrakurikuler yang diikuti mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Indonesia.
Menurut penulis, koefisien korelasi yang tidak signifikan pada beberapa aspek di atas dengan kegiatan ekstrakurikuler disebabkan karena 1) indeks reliabilitas alpha yang rendah pada aspek-aspek tersebut dan jumlah item yang kurang banyak sehingga setelah item-item yang tidak valid digugurkan, jumlahnya menjadi sangat kurang, 2) keterbatasan penetapan sampel yang hanya sebatas mahasiswa yang mengikuti mata kuliah Diagnostik V saja juga menyebabkan penelitian ini membuahkan hasil yang kurang tajam dalam melihat keterkaitan antar variabel karena sampel kurang mewakili keseluruhan mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 3) variabelvariabel lain, seperti keadaan sosial ekonomi mahasiswa, yang tidak dikontrol dalam penelitian ini, juga turut mempengaruhi tidak signifikannya korelasi yang didapatkan antara variabel-variabel penelitian.
Saran-saran diajukan untuk penelitian lebih lanjut antara lain dalam hal alat, sampel, dan variabel-variabel lain yang belum dikontrol. Daftar Bacaan: 24 literatur (1967 - 1996)
"
1998
S2890
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Amalia
"Latar belakang: kemampuan komunikasi yang efektif merupakan salah satu
kompetensi dasar yang harns dimiliki dokter. Sepanjang masa studi di fakultas
kedokteran mahasiswa dituntut untuk bisa mengembangkan kemampuan komunikasi
Selain melalui materi yang diberikan dalam kurikulum, mahasiswa diharapkan dapat
meningkatkan kemampuan dengan mengikuti kegiatan ekstrakurikuler. Namun
demikian belum pemah dilakukan penelitian untuk melihat hubungan antara kegiatan
ekstrakurikuler dengan kemampuan komunikasi. Tujuao: mengetahui adanya
hubungan kegiatan ekstrakwikuler dengan kompetensi komun ikasi interpersonal
mahasiswa FKUL Metode: studi cross-sectional dilakukan pada mahasiswa tingkat
empat Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia dengan instrument kuesioner
Imerpef:':>onaf Communication Competency sea/e. Rerata skor maltasiswa dianalisis
berdasarkan jenis dan jumlah kegiatan ekstrakurikuler serta peran mahasiswa dalarn
ke!,rlatan ekstrakurikuler yang diikuti. HasH: nilai p untuk jumlah dan peran
mahasiswa dalam kegiatan ekstrakurikuler adalah 0,364 dan 0,533. Nilai p untuk
kegiatan kerohanian, seni dan olahraga, keilmuan, keorganisasian, dan sukarelawan
adaJah 0,234; 0,145; 0,619; 0,502; dan 0,034 Kesimpulao: terdapat hubungan antara
kegiatan sukarelawan dengan kompetensi komunikasi interpersonal mahasiswa.
Sementara itu jumlah kegi at an , peran dalam kegiatan, dan jenis kegiatan selain
sukarelawan tidak berhubungan dengan kompetensi komunikasi interpersonal
mahasiswa."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2016
S70454
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ari Shinta Rukmi
Depok: Universitas Indonesia, 1992
S2270
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Ginting, Juli Katarina
"Mahasiswa merupakan kelompok berpendidikan yang memerlukan kondisi prima dalam menjalankan aktifitas sehari-had seperti mengikuti perkuliahan maupun aktifitas lailnya di masyarakat. Masa ini merupakan masa yang sibuk dan penuh tanggung jawab terhadap berbagai peran baik di keluarga maupun lingkungan. Secara rasional seharusnya mereka memiliki kecenderungan kepribadian yang positif terhadap nilai kesehatan dan mempraktekkan kebiasaan sehat. Olah karga itu penelitian ini ingin melihat hubungan antara orientasi kesehatan dengan kebiasaan sehat di kalangan mahasiswa Fakultas Psikologi UI. Selain itu akan dilihat pula apakah ada perbedaan yang signifnkan antara mahasiswa laki-Iaki dan percmpuan menyangkut orientasi kesehatan dan praktek kehiasaan sehat Penelitian ini mungambil sampel mahasiswa Fakultas Psikologi karena diasumsikan memiliki kepedulian terhadap kesehatan badan maupun jiwa. Subjek yang berpartisipasi dalam penelitian ini sejumlah 100 mahasiswa yang terdiri dari 75 perempuan dan 25 laki-laki. Sampcl diambil secara non probabilitas dcngan teknik kuota proporsional.
Metode yang digunakan adalah kuantitalif dcngan desain survey research. Sebelum survei pada sampel sebcnarnya, dilakukan uji coba tcrhadap alat ukur. Selanjutnya survei dilaksanakan dalam bcnluk penycbaran kuesioner. Kuesioner menggunakan alat ukur skala orientasi kcschatan dari William E. Snell, Jr. dan indikator kebiasaan sehat dari Bausell Data yang terkumpul dianalisis dengan metodc statistik non parametrik. Berdasarkan uji Mann-Whitney, tidak ada perbedaan yang signiflkan antara mahasiswa laki-laki dan perempuan menyangkut orientasi kesehatannya. Namun ada perbedaan yang signifikan antara mahasiswa laki-laki dan perempuan dalam mempratekan kebiasaan sehat Berikutnya korelasi diolah melalui uji korelasi Kendali. Dari sepuluh subskala yang ada, korelasi Signifikan terjadi antara subskala motivation to avoid zmhealthiness, motivation for healthiness dan internal health control dengan kcbiasaan sehat seluruhnya. Dengan demikian berarti tidak semua orientasi kesehatan yang positif memiliki korelasi yang signifikan dengan praktek kebiasaan sehaL Hal ini dikarnakan banyak hal lain yang dapat mempengaruhi pelaksanaan kebiasaan sehat. Ada berbagai konflik yang harus dihadapi dalam mengadopsi gaya hidup yang sehat. Namun orientasi kesehatan yang positif merupakan dasar bagi keputusan pelaksanaan kebiasaan sehat. perempuan dalam mempraktckkan kebiasaan sehat"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2004
T38506
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Leony Caesaria
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2010
S3574
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Martha Jaya
"ABSTRAK
Dalam era globalisasi sekarang ini, selain ada hasil nyata kemajuan jaman,
ada pula dampak-dampak lain. Salah satu dampak yang cukup penting untuk diteliti
secara khusus adalah mengenai peran dan status wanita.
Dalam masa globalisasi ini seluruh umat manusia dituntut umtuk dapat
memperlengkapi dirinya untuk menjadi sumber daya manusia yang berkualitas.
Bangsa Indonesia juga dituntut menjadi sumber daya manusia yang baik. Apalagi
dalam negara Indonesia yang sedang menuju era tinggal landas, perempuan dan laki-
laki merupakan aset pembangunan yang perlu mengembangkan potensi yang dimiliki
secala optimal. Namun tantangan globalisasi nampaknya lebih berat dirasakan oleh
wanita daripada oleh pria. Hal ini disebabkan karena wanita masih serba ketinggalan
dalam bidang pendidikan dan teknologi. Tantangan globalisasi dirasakan berat bagi
wanita karena wanita tidak dipersiapkan untuk berpartisipasi dalam berbagai
kegiatan. Wanita tidak terbiasa untuk bertindak dan berpikir mandiri.
Salah satu upaya yang ditempuh untuk meningkatkan sumber daya wanita
adalah dengan pendidikan. Pendidikan memberikan kesempatan buat wanita untuk
mengecap pendidikan lebih tinggi dan kemudian bekerja. Namun justeru nampaknya
wanita dengan pendidikan tinggi lebih banyak memiliki konflik daripada wanita lain.
Konflik yang ada adalah antara keinginan untuk mengembangkan diri melalui
ketrampilan dan pendidikan yang diperoleh di perguruan tinggi dengan keinginan
untuk mengabdikan diri dalam keluarga. Konflik yang dirasakan membuat wanita
harus pandai membagi aspirasinya.
Isi aspirasi perempuan muda yang masih menyelesaikan kuliah di perguruan
tinggi bermacam-macam. Namun jika dilihat dari bidang kehidupan yang dekat
dengan kehidupan perempuan muda, maka isi aspirasi perempuan muda dapat dilihat
dalam lima bidang. Kelima bidang itu adalah aspirasi karir, pendidikan, keluarga
sosial, pribadi. Peneliti ingin melihat aspirasi dalam bidang apa yang paling banyak
ingin dicapai oleh perempuan muda, dalam hal ini mahasiswi Fakultas Psikologi UI.
Berdasarkan semua hal yang telah diuraikan diatas, maka masalah umum
yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah aspirasi apa yang paling ingin dicapai
oleh mahasiswi fakultas Psikologi Universitas lndonesia?. Manfaat dari penelitian ini
adalah untuk memberikan masukan informasi dalam memahami masalah-masalah
perempuan muda sehingga dapat digunakan untuk keperluan konseling. Khususnya bagi fakultas Psikologi hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan bagi
pemimpin akademik dalam memberikan pengarahan kepada mahasiswa yang
dibimbingnya. Selain itu hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan-
masukan baru tentang aspirasi.
Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori tentang aspirasi,
tentang dewasa muda, tentang mahasiswa dan tentang pembentukan aspirasi pada
wanita. Subyek yang digunakan dalam penelitian ini adalah mahasiswi fakultas
Psikologi UI , berusia 18-25 tahun. Jumlah subyek yang digunakan dalam penelitian
ini adalah 100 orang. Teknik yang digunakan dalam pengambilan sampel adalah
metode purposive sampling. Alat ukur yang digunakan adalah kuesioner yang
disusuan sendiri oleh peneliti dalam bentuk force choice. Pengolahan data dilakukan
dengan menggunakan perhitungan frekuensi, persentase, ranking, rimus chi-square
dan teknik Cronbach Alpha untuk menghitung reliabilitas dan validitas alat.
Berdasarkan hasil penelitian ditemukan aspirasi pendidikan merupakan
aspirasi yang paling banyak ingin dicapai oleh mahasiswi fakultas Psikologi UI. Di
samping itu ditemukan hasil lain yang memperlihatkan perbedaan yang signifikan
dalam aspirasi keiuarga dan aspirasi pribadi berdasarkan kelompok suku bangsa,
dalam aspirasi pribadi berdasarkan urutan kelahiran dalam keluarga, dalam aspirasi
sosial dan aspirasi pribadi berdasarkan latar belakang pendidikan ibu. Selain itu
ditemukan dalam bidang karir aspirasi yang paling banyak ingin dicapai adalah
aspirasi untuk bekerja, mencapai jenjang karir yang tinggi dan aspirasi untuk
mendapat promosi jabatan. Dalam aspirasi pendidikan aspirasi yang paling banyak
ingin dicapai adalah aspirasi untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih
tinggi dan mendapat kesempatan belajar ke luar negeri. Dalam aspirasi keluarga
aspirasi yang paling banyak ingin dicapai adalah aspirasi untuk segera menikah dan
membentuk keluarga dan aspirasi untuk meningkatkan kesejahteraan keluarga.
Dalam aspirasi sosial aspirasi yang palin banyak ingin dicapai adalah aspirasi untuk
aktif dalam organisasi masyarakat dan aspirasi untuk meningkatkan kesejahteraan
masyarakat kecil. Dalam aspirasi pribadi aspirasi yang paling banyak ingin dicapai
adalah aspirasi untuk memiliki usaha pribadi dan aspirasi untuk mengembangkan
hobby sampai mencapai prestasi tertentu.
Saran yang hendak diberikan peneliti bagi penelitian selanjutnya adalah agar
menggunakan sampel yang lebih representatif yaitu dengan menggunakan sampel
dari seluruh fakultas dan jurusan, disarankan juga menggunakan alat lain yang dapat
mengukur dimensi lain dari aspirasi seperti dimensi tingkat aspirasi dan dimensi
intensitas aspirasi. Selain itu disarankan juga untuk melakukan penelitian yang dapat
memperlihatkan pengaruh faktor-faktor internal dan eksternal terhadap aspirasi,
penelitian yang dapat memperlihatkan konflik yang ada antara kelima bidang
aspirasi, dan penelitian tentang hambatan-hambatan yang dihadapi dalam mencapai
aspirasi."
1997
S2538
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hesti Wihandini
"ABSTRAK
Kegiatan belajar di perguruan tinggi tentu berbeda dengan jenjang
pendidikan sebelumnya. Pada tingkatan ini, seorang individu dituntut untuk
mandiri baik secara finansial maupun emosional (Papalia & Olds, 1992). Inilah
yang tak sedikit memotivasi mahasiswa untuk kuliah sekaligus bekerja, apalagi
untuk mereka yang sudah berkeluarga.
Mahasiswa yang kuliah sekaligus bekerja mempunyai waktu yang lebih
singkat untuk belajar dan menyeimbangkan aspek-aspek dalam kehidupannya.
Karena ketika ia kuliah sekaligus bekerja ada sisi positif dan negatif yang akan ia
alami.
Menurut Santrock (1990), ketika seorang mahasiswa sekaligus bekerja,
sisi negatif yang akan ia alami adalah bahwa ia akan mengalami kesulitan dalam
menyeimbangkan tuntutan kuliah dan kerja. Namun sisi positifnya menurut
Greenberger dan Steinberg (dalam Santrock, 1990) ketika seorang mahasiswa
kuliah sekaligus bekerja ia akan mempunyai pemahaman lebih mengenai dunia
kerja, cara memperoleh dan mempertahankan pekerjaan dan cara mengatur uang.
Selain itu juga membantu mengalokasikan waktu dan kebanggaan terhadap hasil
dan evaluasi.
Mahasiswa yang dapat mengelola waktu dengan baik menurut penelitian
Macan, dkk (1990) memiliki perfoma yang lebih baik hasilnya, dan kepuasan
kerja, tidak bingung dalam menjalankan peran dan dapat mengurangi beban kerja,
sehingga dapat menyelesaikan pekerjaan termasuk dalam penyelesaian tugas
kuliah.
Menurut Macan, dkk (1990) , ketika seorang mahasiswa tidak dapat
mengatur waktu, hal itu adalah penyebab rendahnya prestasi belajar karena ia sulit
membagi waktu untuk belajar dan mengerjakan tugas kuliah, istirahat, olah raga
dan mengerjakan tugas kantor. Jadi terlihat manajemen waktu punya peran
penting dalam hal ini. Dengan adanya manajemen waktu yang baik diharapkan
seorang mahasiswa bekerja menjadi lebih baik terhadap komitmen tugasnya (Task
Involved).
Penelitian ini berusaha mengungkap hubungan antara manajemen waktu
beserta keempat aspeknya yaitu perencanaan, prioritas, delegasi dan disiplin diri dengan lamanya waktu digunakan untuk bekerja dan hubungan antara manajemen
waktu beserta keempat aspeknya dengan komitmen terhadap tugas.
Alat pengukuran yang digunakan dalam penelitian ini adalah 1) Time
Problems Inventory yang diadaptasi dari alat ukur pemanfaatan waktu Albert. A.
Canfield (1987), 2) sedangkan untuk mengukur orientasi gol digunakan alat ukur
orientasi belajar dari teori Ames & Archer (1988). Jenis pemilihan sampel dalam
penelitian ini purposive sampling, yaitu sampel dipilih berdasarkan tujuan yang
ingin dicapai dalam penelitian. Pengambilan data dilakukan secara massal dengan
sampel sejumlah 51 orang bertempat di Gedung D lantai 2 mang 201-202 pada
saat ujian Diagnostik IV sekitar pukul 18.30 WIB.
Hasil yang didapat dalam penelitian ini adalah 1) tidak ada hubungan yang
signifikan antara manajemen waktu dengan perencanaan, prioritas, disiplin diri
dan manajemen waktu dengan lamanya waktu digunakan untuk bekerja, 2) ada
hubungan negatif dan signifikan antara aspek delegasi dengan lamanya waktu
digunakan untuk bekerja, 3) ada hubungan yang negatif dan signifikan antara
aspek perencanaan, prioritas dalam manajemen waktu dan manajemen waktu itu
sendiri dengan komitmen terhadap tugas, 4 ) tidak ada hubungan yang signifikan
antara aspek delegasi dan disiplin diri dalam manajemen waktu dengan komitmen
terhadap tugas 5) tidak ada hubungan yang signifikan antara manajemen waktu
dengan keempat aspeknya dengan komitmen terhadap ego. Sebagai hasil
tambahan, dari penelitian ini ternyata didapat 1) tidak ada perbedaan dalam
manajemen waktu beserta keempat aspeknya dengan tingkat semester, 2) tidak
ada perbedaan dalam aspek perencanaan dan prioritas dalam manajamen waktu
antara pria dan wanita
Penulis beralasan bahwa dalam penelitian ini ada variabel-variabel
ternyata tidak berhubungan dikarenakan, 1) jumlah sampel yang kurang variatif
sehingga penelitian kurang tajam mengungkap perbedaan yang ada, 2) jumlah
item yang kurang banyak sehingga kurang dalam mengungkap variabel yang
hendak diukur, 3) adanya variabel tertentu dalam hal ini panjang waktu bekeija
yang tidak dikontrol
Saran-saran yang diajukan dalam penelitian ini berkenaan dengan 1)
jumlah sampel yang harus diperbanyak, 2) jumlah item yang juga harus
diperbanyak, menghindari uji coba terpakai, 3) ada batas waktu kritis dalam
kemampuan manajemen waktu dalam hal ini 20 jam per minggu."
2001
S3029
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>