Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 149058 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ade Ahmad Bashir
"Perubahan merupakan suatu proses yang berlaku secara universal dalam segala bidang kehldupan. Perubahan bisa terjadi terhadap apa saja, kapan saja dan di mana saja. Demlklan juga dalam organlsasi, perubahan merupakan suatu hal yang selalu terjadi, karena organisasi bersifat dinamis.
Dalam proses perubahan, manusia memiliki peran yang sangat signifakan dalam menentukan sukses atau tidaknya suatu perubahan. Hal ini dikarenakan hanya manusialah yang bisa menentukan kesuksesan suatu perubahan (Smith, dalam Mangundjaya, 2001). Dalam hal ini, sikap individu terhadap perubahan dapat mempengaruhi perubahan itu sendiri.
Di sisi lain, Sikap individu terhadap perubahan tidaklah berdiri sendiri. Sikap individu terhadap perubahan dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik faktor internal maupun faktor ekternal. Dalam hal ini, kepuasan kerja merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi sikap individu terhadap perubahan organisasi tempat ia bekerja. Berdasarkan faktor-faktor tersebut, maka peneliti merancang sebuah penelitian yang berkaitan dengan kepuasan kerja dan sikap individu terhadap perubahan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya hubungan antara kepuasan kerja dengan sikap guru terhadap perubahan organisasi. Lebih lanjut, penelitian ini juga bermaksud melihat gambaran kepuasan kerja, gambaran sikap terhadap perubahan dan gambaran penyebab sikap terhadap perubahan. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan metode ex post facto field study. Dalam penelitian Ini, teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah teknik non probability sampling tipe purposive sampling.
Subjek dalam penelitian ini adaiah 90 orang guru yang mengajar pada SMU Negeri di Jakarta. Subjek berasal dari tiga sekolah, yaitu SMUN 3, SMUN 68 dan SMUN 34. Pengambilan data dilakukan dengan menggunakan tiga kuesioner, yaitu kuesioner kepuasan kerja, kuesioner sikap terhadap perubahan dan kuesioner penyebab sikap. Kuesioner kepuasan kerja merujuk kepada dimensi kepuasan kerja yang digunakan dalam Job Descriptive Index (Baron & Greenberg, 2003). Kuesioner sikap terhadap perubahan mengacu kepada teori Judson (2000). Sedangkan kuesioner penyebab sikap didasarkan kepada teori Galpin (1996).
Untuk memperolah gambaran hubungan kepuasan kerja dengan sikap terhadap perubahan dan hubungan penyebab sikap dengan sikap terhadap perubahan, digunakan teknik koreiasi Person Product Moment. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara kepuasan kerja dengan sikap terhadap perubahan organisasi. Namun demikian terdapat dua dimensi kepuasan kerja yang tidak memiiiki hubungan signifikan dengan sikap terhadap perubahan organisasi. Kedua dimensi itu adalah dimensi gaji dan dimensi kesempatan promosi. Selanjutnya terdapat hubungan yang signifikan antara seluruh dimensi penyebab sikap dengan sikap terhadap perubahan organisasi."
Depok: Universitas Indonesia, 2004
S2867
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ani Khairani
"Perubahan terjadi di segala aspek kehidupan dan berlangsung dengan cepat sehingga mengakibatkan keharusan setiap yang menghadapi perubahan untuk dapat beradaptasi agar tidak ketinggalan dalam dinamika perubahan itu sendiri. Terjadinya banyak perubahan dalam berbagai aspek kehidupan merupakan dampak dari era reformasi yang sedang bergulir di Indonesia. Salah satu bentuk perubahan dalam kehidupan kenegaraan diantaranya adalah perubahan kebijakan pemerintah Hal ini membawa sebuah pembahan pada pola manajemen pendidikan di Indonesia. Manajemen pendidikan berbasis pusat yang selama ini telah dilaksanakan berubah menjadi manajemen berbasis sekolah (MBS). Pembahan pada manajemen pendidikan ini membawa dampak pembahan pada sekolah yang merupakan penyelenggara urusan pendidikan.
Manusia adalah pemeran utama dalam perubahan karena hanya manusia yang dapat membuat sebuah perubahan dan sekaligus terlibat dalam pembahan itu sendiri. Dalam menghadapi perubahan yang ada, masing-masing individu memiliki pilihan sikapnya tersendiri serta berdampak pada efektivitas dari pembahan itu. Keterlibatan serta partisipasi gum dalam pengambilan keputusan organisasi dapat mempengamhi sikapnya terhadap pembahan. Gambaran keterlibatan tersebut merupakan suatu bentuk manajemen partisipatif.
Pengukuran keterlibatan guru dalam pengambilan keputusan dilakukan dengan menggunakan kuesioner keterlibatan dalam pengambilan keputusan yang mengacu pada teori Vroom & Yetton (Yukl, 1994). Sedangkan pengukuran sikap terhadap pembahan organisasi menggunakan kuesioner sikap terhadap pembahan organisasi yang didasarkan pada teori Judson (2000). Selain itu untuk dapat mengetahui apa saja yang menjadi penyebab dari pembentukan sikap terhadap pembahan organisasi disertakan pula kuesioner penyebab dari pembentukan sikap terhadap perubahan organisasi dengan mengacu pada teori Galpin (1996).
Keterlibatan dalam Pengambilan Keputusan itu sendiri terdiri dari enam gaya pengambilan keputusan yang lebih spesifik, yaitu : autokratik I, autokratik II, konsultasi I, konsultasi II, delegasi, dan kelompok II. Sedangkan, Sikap terhadap perubahan terdiri dari sikap menerima aktif, menerima pasif, menolak pasif, dan menolak aktif. Selain itu penyebab sikap terhadap perubahan terdiri dari dimensi tahu, mampu dan mau.
Tujuan secara umum penelitian ini adalah untuk meneliti hubungan antara sikap terhadap pembahan dengan keterlibatan guru dalam pengambilan keputusan pada sekolah yang menerapkan Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) Lebih jauh lagi, tujuan khusus dari penelitian ini adalah, memperoleh gambaran sikap guru terhadap perubahan, gambaran keterlibatan guru dalam pengambilan keputusan, mengetahui penyebab dari pembentukan sikap terhadap perubahan, mengetahui dimensi keterlibatan dalam pengambilan keputusan yang paling berpengaruh pada sikap terhadap perubahan.
Penelitian ini akan menggunakan metode ex post facto field study dimana penelitian ini dilaksanakan di lapangan saat perubahan organisasi sedang berlangsung. Alat ukur dalam penelitian ini menggunakan alat ukur yang telah digunakan pada penelitian sebelumnya, karena telah terbukti valid dan reliabel. Namun perlu penyesuaian kembali dalam item-item yang digunakan karena perbedaan konteks dengan penelitian sebelumnya Dalam penelitian ini teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah metode purposive sampling yang merupakan salah satu bentuk dari Teknik non-pnobability sampling, dimana tidak ada jaminan setiap elemen dari populasi mempunyai kesempatan yang sama untuk menjadi elemen dari sampel. Adapun teknik dalam penentuan responden penelitian adalah dengan incidental sampling.
Berdasarkan pada perhitungan data statistik didapatkan hasil penelitian bahwa tidak didapatkan korelasi yang signifikan antara sikap terhadap perubahan dengan keterlibatan guru dalam pengambilan keputusan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan antara sikap guru terhadap perubahan dengan keterlibatan guru dalam pengambilan keputusan di sekolah. Gambaran sikap terhadap perubahan secara keseluruhan adalah menerima pasif, artinya pada umumnya guru bersikap tidak peduli dan apatis terhadap perubahan yang terjadi. Selain itu penyebab sikap terhadap perubahan secara umum adalah karena mampu, artinya guru merasa kurang mampu untuk menjalani perubahan serta memenuhi tuntutan dari perubahan tersebut, hal ini berpengaruh pada sikap guru terhadap perubahan dimana guru menerima secara pasif perubahan yang ada. Sedangkan, keterlibatan dalam pengambilan keputusan didominasi oleh gaya pengambilan keputusan kelompok II, yang artinya guru merasa dilibatkan oleh kepala sekolah dalam pengambilan keputusan secara bersama-sama dalam kelompok.
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi hasil penelitian ini berdasarkan pada teori. Faktor yang pertama adalah jenis perubahan yang terjadi pada sampel penelitian, yaitu jenis perubahan pengembangan. Berdasarkan teori yang ada jenis perubahan pengembangan ini tidak dapat langsung diterima oleh karyawan. Selain itu pula, karakteristik sekolah serta peran guru dalam Manajemen Berbasis Sekolah juga merupakan faktor yang mempengaruhi hasil dari penelitian ini.
Penelitian ini memerlukan penelitian lanjutan dengan pemilihan sampel yang dapat mewakili keseluruhan populasi sekolah negeri yang ada. Selain itu perbaikan-perbaikan alat ukur yang digunakan dalam penelitian serta perlu diketahui faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi sikap terhadap perubahan dan keterlibatan dalam pengambilan keputusan."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2004
S3361
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Emilio
"Perubahan adalah suatu kepastian. Selama beribu-ribu tahun lamanya hingga sekarang pernyataan tersebut masih menemukan relevansinya. Di dunia ini segala sesuatunya berubah, tidak ada yang abadi kecuali perubahan itu sendiri, la terjadi di mana-mana dan terus berlangsung kapan pun. Satu-satunya hal yang membedakannya adalah kecepatannya. Perubahan dapat berjalan dengan cepat, maupun berjalan dengan lambat. Pada abad modern sekarang ini, perubahan berjalan dengan sangat cepat. Hal ini beriringan dengan peningkatan mobilitas arus informasi, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang begitu pesatnya, sehingga terjadi pula perubahan pada tatanan sosial, ekonomi, politik dan budaya di masyarakat. Tema perubahan tidak hanya terjadi pada masyarakat dalam arti luas, namun juga terjadi pada masyarakat dalam arti yang lebih sempit yaitu : organisasi.
Organisasi tidak luput dari perubahan. Lingkungan yang terus berubah merupakan salah satu faktor yang menyebabkan suatu organisasi berubah. Hal ini disebabkan organisasi merupakan suatu sistem terbuka dimana ia bukan hanya dipengaruhi oleh lingkungannya tapi lebih dari itu, ia juga tergantung kepada lingkungannya (Hoy & Miskel, 2001). Ketergantungan ini membuat suatu organisasi tidak bisa memisahkan diri dari lingkungan. Oleh karena itu, suatu organisasi idealnya mampu untuk terus melakukan penyesuaian di tengah-tengah kondisi lingkungan yang berubah. Penyesuaian perlu dilakukan oleh suatu organisasi sehingga ia tidak hanya bertahan, namun juga mampu untuk tumbuh dan berkembang di tengah-tengah perubahan.
Namun demikian, sejumlah temuan dalam penelitian menyebutkan bahwa perubahan dalam organisasi bukanlah merupakan hal yang sederhana dan mudah dilaksanakan. Salah satunya adalah penelitian yang dilakukan oleh Mourier & Smith (2001) yang menyimpulkan bahwa 70 sampai 75 persen dari organisasi yang melakukan perubahan pada akhirnya menemui kegagalan. Salah satu penyebab kegagalan dari suatu organisasi untuk berubah adalah karena individu di dalamnya menolak untuk melakukan perubahan. Oleh karena itu, sikap individu adalah salah satu faktor yang penting untuk dipertimbangkan dalam setiap perubahan organisasi.
Dalam hal ini, sikap individu dapat dipengaruhi oleh banyak hal, salah satunya adalah iklim organisasi. Iklim organisasi didefinisikan sebagai gambaran umum mengenai kualitas lingkungan organisasi yang dipersepsikan secara kolektif dan selanjutnya akan mempengaruhi bagaimana individu berperilaku dan bersikap.
Penelitian ini mencoba untuk membuktikan hubungan antara iklim organisasi dengan sikap terhadap perubahan. Responden penelitian adalah guru yang bekerja di sekolah menengah umum negeri di Jakarta. Data yang dapat digunakan adalah sebanyak 68 responden dengan teknik pengambilan sampel non-probability sampling yaitu purposive sampling. Data dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner, dan diolah dengan menggunakan pendekatan kuantitatif.
Hasil dari penelitian ini didapatkan korelasi yang positif dan signifikan antara skor skala iklim organisasi dengan skor skala sikap terhadap perubahan. Artinya terdapat hubungan yang signifikan antara bagaimana guru mempersepsikan lingkungan kerjanya dengan sikapnya terhadap perubahan. Pada subyek yang mempersepsikan iklim organisasinya sebagai positif, maka sikapnya terhadap perubahan juga cenderung menerima perubahan. Demikian pula sebaliknya. Selain itu, pada data analisis data tambahan, didapatkan perbedaan yang signifikan antara responden yang berjenis kelamin pria dengan responden yang berjenis kelamin perempuan dalam mempersepsikan iklim organisasi sekolahnya. Artinya, jenis kelamin turut berkontribusi dalam pembentukan persepsi terhadap iklim organisasi."
Depok: Universitas Indonesia, 2004
S3335
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Betti Astriani
"Penelitian ini bertujuan mengetahui bagaimana sikap dan kepuasan kerja guru-guru SNBI serta melihat hubungan sikap terhadap perubahan dengan kepuasan kerja guru-guru SNBI. Di samping itu, peneliti juga meneliti latar belakang sikap guru-guru terhadap perubahan. Hasil penelitian Wanberg dan Banas (1997) menunjukkan bahwa sikap terhadap perubahan, khususnya sikap positif terhadap perubahan di organisasi memiliki hubungan positif dengan kepuasan kerja.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa guru-guru bersikap menerima terhadap program SNBI dan hampir seluruh guru memiliki kepuasan kerja pada tingkat agak tinggi. Disamping itu, hasil penelitian ini menunjukkan pula terdapat hubungan positif antara sikap menerima terhadap perubahan dengan kepuasan kerja guru-guru SNBI, dan terdapat hubungan negatif antara sikap menolak terhadap perubahan dengan kepuasan kerja guru. Hasil analisa tambahan menunjukkan bahwa yang paling melatarbelakangi sikap guru terhadap perubahan adalah karena guru-guru tersebut memiliki kemauan untuk melakukan perubahan.

This research aimed to know the attitude and job satisfaction of the teachers involved in the SNBI (the National School Program of International Qualification) program. It also intended to observe the relationship between attitude towards organizational change with their job satisfaction. Furthermore, the researcher has observed background of teachers attitude towards change. The findings of Wanberg and Banas (1997) showed that attitude towards change, particularly positive attitude towards organizational change, was positively related with job satisfaction.
This research found that teachers attitudes were to accepting the SNBI program and almost all of the teachers had high slightly level of job satisfaction. It also found that there was positive relationship between the attitude of accepting change and the job satisfaction. On the other hand, rejecting change and job satisfaction were negatively related. In addition, the cause of attitude towards change was because they want to make changes.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2008
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Febriana Setiawati
"Perubahan merupakan hal yang sering terjadi. Perubahan dapat teijadi pada setiap aspek kehidupan manusia. Dalam kurun waktu belakangan ini, di Indonesia perubahan yang teijadi lebih banyak dikarenakan krisis ekonomi yang melanda. Perubahan tersebut berdampak juga pada organisasi. BUMN sebagai salah satu organisasi terbesar di Indonesia juga terkena dampak tersebut. Perubahan yang teijadi di BUMN tersebut menimbulkan sikap dari individu yang bekeija di badan usaha tersebut. Sikap para pekerja tersebut dapat menerima ataupun menolak perubahan. Sikap pekeija tersebut salah satunya berhubungan dengan kepuasan keija pegawai. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui gambaran kepuasan keija, gambaran sikap terhadap perubahan, dan hubungan antara kepuasan keija dengan sikap terhadap perubahan. Penelitian ini dilakukan dengan pengambilan sampel secara purposive sampling. Responden penelitian ini adalah karyawan dari dua BUMN sebanyak 127 orang yang mengalami perubahan struktur dan sistem. Metode pengambilan data menggunakan kuesioner dengan skala 1-6. Penelitian ini menggunakan dua kuesioner, yaitu kuesioner kepuasan keija yang dibuat berdasarkan teori kepuasan keija secara umum dan teori Herzberg. Kedua kuesioner sikap terhadap perubahan, yang dibuat berdasarkan teori Galpin (1996), Judson ( 2000), dan Robbins (2001). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara umum para karyawan tersebut mengalami kepuasan keija dan bersikap menerima terhadap perubahan. Selanjutnya juga diperoleh gambaran bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara kepuasan keija dengan sikap terhadap perubahan. Hal ini menunjukkan bahwa semakin puas individu terhadap pekerjaannya bukan berarti individu tersebut akan semakin menerima perubahan. Begitu juga sebaliknya semakin individu tersebut merasa tidak puas terhadap pekeijaannya bukan berarti individu tersebut akan semakin menolak terhadap perubahan. Penelitian ini masih memerlukan penelitian lanjutan dengan menambah jumlah item untuk setiap dimensi kepuasan keija dan sikap terhadap perubahan. Juga menambah jumlah responden dan melakukan wawancara untuk lebih mengetahui tentang kepuasan keija karyawan dan sikap terhadap perubahan."
Depok: Universitas Indonesia, 2002
S2917
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Cut Sarah
"ABSTRAK
Penelitian mengenai hubungan gaya kepemimpinan dengan kepuasan kerja telah banyak dilakukan sebelumnya pada berbagai organisasi. Namun, hubungan kedua variabel tersebut pada organisasi sekolah masih sedikit diteliti. Penelitian ini menggunakan teori kepemimpinan yang dikemukakan Bums (1978) yaitu gaya kepemimpinan transformasional dan transaksional. Beberapa penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa gaya kepemimpinan transformasional lebih efektif dan berdampak terhadap kepuasan keija lebih baik daripada gaya kepemimpinan transaksional. Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara gaya kepemimpinan kepala sekolah yang dipersepsikan guru dengan kepuasan keija guru SD Negeri di Langsa (Aceh Timur). Penelitian ini menggunakan adaptasi alat ukur Job Satisfaction Survey dari Spector (1997) dan Multifactor Leadership Questionnaire- Form 5X dari Bass dan Avolio (1997). Seratus guru dari lima sekolah di Langsa berpartisipasi dalam penelitian ini. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara gaya kepemimpinan transformasional kepala sekolah dengan kepuasan keija guru dengan nilai korelasi 0,489 dan signifikan pada los 0,01. Selain itu, tidak ditemukan hubungan antara gaya kepemimpinan transaksional dengan kepuasan kerja guru. Penelitian ini juga menunjukkan adanya perbedaan kepuasan keija pada guru dengan pemimpin transformasional dan transaksional, dimana tingkat kepuasan keija yang lebih tinggi ditemukan pada guru yang mempersepsikan kepala sekolahnya sebagai pemimpin
transformasional.

ABSTRACT
Research on the relationship of leadership style and job satisfaction have been done earlier in many organizational settings. However, relationship between these two variables at the school organization is still little investigated. This study uses the theory of leadership presented Bums (1978), namely transformational'and transactional leadership style. Several previous studies showed that transformational leadership style is more effective and resulted in better job satisfaction than transactional leadership style. This study aims to examine the relationship between leadership style of principal perceived with the teacher job satisfaction in Langsa (East Aceh). Results obtained through the use of measuring instruments adapted ffom Job Satisfaction Survey by Spector (1997) and the Multifactor Leadership Questionnaire-Form 5X by Bass and Avolio (1997). One hundred teachers ffom five elementary schools in Langsa participate in this research. Results showed that there was a significant relationship between transformational leadership style of school principals with teacher job satisfaction. The result of this research shows that correlation between principal transformational leadership style and job satisfaction of teachers is 0,489 and significant at los 0,01. In addition, no relationship was found between transactional leadership style and job satisfaction of teachers. This study also shows there is differences in teachers' job satisfaction with transformational and transactional leadership, where the level of higher job satisfaction was found in teachers who perceive the principal as a transformational leader."
2010
S3633
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Seta Ariawuri Wicaksana
"ABSTRAK
Mutu pendidikan di Indonesia sampai saat ini masih harus diperbaiki agar
ketertinggalan dari bangsa-bangsa lain tidak semakin jauh. Lebih penting lagi adalah
agar bangsa Indonesia mampu mengatasi persaingan ketat dalam era globalisasi
yang sedang dan akan dirasakan pengaruhnya (Djojonegoro dalam Widiasih, 2001).
Usaha peningkatan mutu pendidikan seharusnya dimulai dari sekolah, tempat proses
belajar-mengajar berlangsung. Tanpa mempertiatikan kebutuhan proses belajarmengajar
yang berlangsung di dalam kelas, usaha peningkatan mutu pendidikan
tidak akan memiliki dampak bagi perbaikan pendidikan nasional (dalam Kompas,
2002).
Untuk meningkatkan mutu pendidikan nasional di Indonesia tiap kali ada
pergantian kurikulum (pergantian kurikulum di Indonesia yang terjadi berdasarkan
arahan kebijakan dalam Garis Besar Haluan Negara (GBHN)). Selama 20 tahun
terakhir saja paling tidak sudah empat jenis kurikulum yang diberlakukan, yakni
Kurikulum 1968, Kurikulum 1975, Kurikulum 1984, Kurikulum 1994 dan Kurikulum
Berbasis Kompetensi (KBK) yang akhir-akhir ini dikenal dengan kurikulum 2004.
Keberhasilan suatu kurikulum ditentukan beberapa faktor, salah satu yang
utama adalah guru. Guru yang berkualitas baik dapat melaksanakan tuntunan
kurikulum secara maksimal, bahkan guru dapat mengembangkan kurikulum itu lebih
baik daripada yang tertulis. Ketersediaan guru yang mampu melaksanakan program
pengajaran yang sesuai dengan tuntutan kurikulum sangatlah besar peranannya
dalam upaya mencapai tujuan pembelajaran yang telah digariskan (Suwandi, 1995).
Pada tahun 2005, KBK akan dilaksanakan secara serentak agar KBK dapat
berjalan dengan baik diharapkan guru memiliki sikap yang baik terhadap KBK karena
sikap merupakan faktor utama dalam menju profesionalisme guru dalam mengajar
khususnya dalam pelaksanaan KBK (Maister dalam Hasan, 2003). Melihat
pentingnya sikap guru terhadap KBK, peneliti tertarik untuk mengetahui gambaran
sikap guru SD Negeri (guru bidang studi / kelas) terhadap KBK yang akan
diaplikasikan tahun 2005 yang akan datang.
Dalam penelitian ini penulis menggunakan teknik skala sikap Likert untuk
mengetahui gambaian sikap guru SDN terhadap KBK. Menurut Edwards (1957),
skala sikap adalah alat yang mudah, tidak rumit, cepat dan dapat mencakup
sejumi jn responden sekaligus. Skala sikap memungkinkan untuk mengetahui derajat
perasaan responden terhadap obyek sikap. Penelitian yang dilakukan merupakan
penelitian deskriptif. Menurut Hyman (dalam Koentjaraningrat, 1994) penelitian
deskriptif bertujuan untuk menggambarkan secara tepat sifat-sifat individu, keadaan,
gejala atau kelompok tertentu untuk menentukan frekuensi atau penyebaran suatu
gejala atau adanya hubungan tertentu antara suatu gejala dengan gejala lainnya
dalam masyarakat. Dalam penelitian ini melibatkan 53 guru di empat SDN di Jakarta antara lain
SD Negeri 01 Kelapa Gading, SD Negeri 05 Pegangsaan Dua, SD Negeri 07
Pegangsaan Dua, dan SD Negeri 011 Pondok Labu, yang telah mendapatkan
penataran atau sosialisasi mengenai KBK. Di dapatkan hasil bahwa sikap guru-guru
di keempat SDN tersebut memiliki sikap positif terhadap KBK.
Disarankan pada penelitian selanjutnya untuk memperdalam dan
memperkaya hasil penelitian ini dapat dilakukan tidak hanya dengan menggunakan
metoda kuantitatif tetapi dilengkapi juga dengan metode kualitatif, misalnya dengan
wawancara mendalam atau Focus Group Discussion (FGD), agar diperoleh alasan
yang lebih lengkap mengenai pandangan dari masing-masing guru."
2004
S3332
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lucia Retno Mursitolaksmi
"Guru merupakan tulang punggung dalain proses belajar mengajar. 0leh karenanya, guru haruslah dapat inelakukan pengajaran yang efektif, serta meniilikj karakteristjjç yang positif agar dapat meinperlancar proses belajar niengajar. Penelitian ini berusaha menjawab pertanyaan seberapa eratkah hubungan antara harga diri guru dan sikap guru terhadap siswa dengan keefektifan luengajarnya. Diharapkan dari penelitian mi dapat ditanik nianfaat deini peningkatan kualitas guru.
Pengainbilan data dilakukan dengan inenyebarkan tiga alat ukur, yaitu untuk Inengukur keefektjfan guru, harga dirt guru dan sikap guru terhadap siswa. Penanikan sampel dilakukan secara insidental yaitu terhadap guruguru di bawah naungan Perkuinpulan Strada, Jakarta dan dilaksanakan pada bulan Mei-Juni 1994. Data penelitian yang terkuinpul dianalisis dengan analisis statistik korelasi régresi.
Dari kedua hipotesis yang diajukan, terdapat satu hipotesis yang diteniina dan satu hipotesis yang ditolak. Hipotesa yang diterima adalah hipotesa yang mnyatakan bahwa ada hubungan yang positif dan signifikan antara harga diri guru dengan keefektifan guru. Hipotesa yang ditolak adalah hipotesa yang inenyatakan bahwa ada huburigan yang positif dan signifikan sikap guru terhadap siswa dengan keefektifan guru.
Perbedaan yang signifikan antara variabel harga diri guru dengan keefektjfan guru niuncul karena apabila guru ineiniliki harga din tinggi, niaka akan inenilai dirinya positif dan inenasa puas dengan keadaan dirinya. Akibatnya, dalam pelaksanaan tugas-tugas mengajarnya Ia dapat inelakukan dengan baik dan berprestasi.
Tidak terdapatnya hubungan yang signifikan antara sikap terhadap siswa dengan keefektif an guru lebi.h dikarenakan oleh di dalain kelas seorang guru dapat bersikap rasional dan tidak dipengaruhi oleh perasaan-perasaannya terhadap siswa tertentu yang tidak disukainya. Apabila terlihàt guru iuenunjukkan sikap kurang Inenyenangkan pada siswa-siswa tertentu, ternyata sikap mi tidak nieinpengaruhi cara iuengajarnya. Selain itu, sampel yang diainbil adalah guru Sekolah Dasar, diinana keinungkinan meréka banyak rneinakluini tingkah laku siswa yang kurang nienyenangkan.
Untuk penélitian selanjutnya disarankan beberapa perbaikan antara lain inenggunakan subyek penelitian dari sekolah-sekolah yang berasal dari berbagai instansi. Selain itu dilakukan pula Icontrol terhadap variabel-variabel usia guru, lamanya pengalainan dikontrol. Penelitian seinacain mi juga dapat dilakukan pada guru jenjang pendidikan SLTP atau .SLTA. Libatkan siswa atau guru lain da1ain ineniiai guru.
Saran untuk instrumen antara lain sebaiknya item-item dalain alat ukur guru efektif perlu ditaxnbah dan diperluas. Cara pengainbilan data diperbaiki niisalnya dengan inetode wawancara, atau observasi. Uji coba alat sebaiknya juga dilakukan."
Depok: Universitas Indonesia, 1995
T38454
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Sholeh
"Tesis ini bertujuan untuk menguji hubungan antara aspek-aspek dari kecerdasan emosional, itsar (altruism), dan spiritualitas dengan kepuasan kerja. Pada penelitian ini variable independent (IV) berjumlah 15 dan kepuasan kerja sebagai dependent variable (DV). Dengan teknik sampel total, diperoleh sampel sebanyak 66 orang guru yang bekerja di Sekolah Dwi Matra. Data penelitian diolah dengan metode regresi linear berganda dengan taraf signifikansi 0,05. Hasil dan kesimpulan penelitian ini membuktikan bahwa ada hubungan antara aspek-aspek kecerdasan emosional, itsar (altruism), dan spiritualitas dengan kepuasan kerja (r=0,577) namun tidak signifikan (sig 0,090). Nilai R2 dari seluruh varabel yang diujikan sebesar 0,333 atau setara dengan 33 %. Aspek self awareness merupakan satusatunya variabel bebas yang terbukti berkorelasi positif dengan kepuasan kerja (sig.0.039, R2 : 0,130). Aspek ini perlu menjadi prioritas jika akan dilakukan intervensi kepuasan kerja pada guru di Sekolah Dwi Matra.

This thesis aims to examine the relationship between aspects of emotional intelligence, itsar (altruism), and spirituality with job satisfaction. In this study, the independent variable (IV) amounted to 15 and job satisfaction as the dependent variable (DV). With this technique the total sample, obtained a sample of 66 teachers who work at Sekolah Dwi Matra,Jakarta. The research data were processed by the method of multiple linear regression with a significance level of 0.05. Results and conclusions of this study prove that there is a relationship between aspects of emotional intelligence, itsar (altruism), and spirituality with job satisfaction (r = 0.577) but not significant (sig .090). R2 values of all tested variable of 0.333, equivalent to 33%. Aspects of self-awareness is the only independent variables that proved to be positively correlated with job satisfaction (sig.0.039, R2: 0.130). This aspect needs to be a priority if the intervention will be conducted on teacher job satisfaction at Sekolah Dwi Matra."
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2011
T29665
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>