Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 183908 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Eky Kusnul Yakin
"Penelitian terhadap kecurangan akademis yang dikaitkan dengan moral belum pernah dilakukan oleh satupun mahasiswa tingkat akhir Fakultas Psikologi Universitas Indonesia yang ingin menyelesaikan tugas akhirnya. Secara teoritis, moral adalah salah satu faktor internal yang secara signifikan mempengaruhi kecurangan akademis. Sekalipun sederhana, konsep moral sangat sulit untuk diteliti secara empiris. Kebanyakan orang akan menghindari penilaian "melawan moral." Penelitian ini merupakan upaya untuk mengisi kekosongan di atas dan diharapkan menjadi pendahuluan bagi penelitian sejenis yang lebih tajam terhadap hubungan di antara moral dan kecurangan akademis. Sejumlah topik tentang moral misalnya adalah penilaian moral (moral judgment), sikap moral (moral attitudes) nilai moral (moral values), kemunafikan moral (moral hypocr/sy), dan mekanisme pelepasan standar moral (moral d/sengogement mechanisms). Dalam penelitian ini sejumlah teori moral yang berbeda digunakan menjadi sebuah bangunan teori yang bersifat komplementer, dan berupaya mengungkapkan kemungkinan adanya hubungan positif antara sikap moral permisif dengan kecurangan akademis.. Pendekatan yang digunakan adalah kuantitatif dengan menggunakan dua skala pengukuran yang secara khusus didisain untuk penelitian ini. Pengambilan sampel dilakukan secara nort probabilitas dengan teknik insidental. Semua data diolah dengan menggunakan SPSS 10 far Windows.
Dari hasil akhir penelitian diperoleh kesimpulan adanya hubungan yang kuat antara sikap moral permisif dan kecurangan akademis. Koefisien korelasi dengan menggunakan Pearson's Product A^oment adalah sebesar 0,43 pada level signifikansi di bawah 1% (0,01). Sebagai pembanding, dengan menggunakan Spearman's Rho diperoleh koefisien sebesar 0,326 dengan level signifikansi yang sama. Dengan demikian tidak ada keraguan untuk menerima hipotesis alternatif dan menolak hipotesis nol.
Sedangkan temuan tambahan dengan menggunakan uji t diperoleh kesimpulan bahwa nilai rata-rata dari kelompok jenis kelamin laki-laki dan perempuan terdapat perbedaan yang berarti dalam keduanya; kecurangan akademis dan sikap moral permisif. Toleransi mahaslswa laki-laki terhadap isu-isu moral yang diperdebatkan lebih tinggi dari mahasiswa perempuan dengan level signifikansi kurang dari 0,01 (0,00). Dan kecurangan akademis pada mahasiswa laki-laki juga lebih tinggi dari mahasiswa perempuan dengan level signifikansi kurang dari 0,05 (0,02).
Maka tingginya kecenderungan sikap moral permisif akan diikuti oleh tingginya intensitas kecurangan akademis. Dan sebaliknya, rendahnya kecenderungan pada sikap moral permisif akan diikuti pula oleh rendahnya intensitas untuk melakukan kecurangan akademis.
Sejumlah saran untuk penelitian lebih lanjut antara lain adalah melakukan uji validitas dan reliabilitas dengan menggunakan kriteria eksternal terhadap kedua skala yang digunakan dalam penelitian ini, penajaman pada salah satu teori moral kontemporer {Moral Hypocrisy dan Moral Diserigagement Mechar^isms), melakukan penelitian atas sejumlah modal-modal intervensi yang disebutkan secara lebih rinci dalam bab saran guna mereduksi fenomena kecurangan akademis."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2001
S2783
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ratnayu Sitaresmi
"Tesis ini menjelaskan pemahaman anak-anak anggota Sanggar Kukuruyuk, tentang ajaran moral triguna, yang merupakan bagian dari norma masyarakat Bali yang berlandaskan ajaran agama Hindu Dharma, yang mereka terima melalui simbol dalam fabel "Katuturan Kambing Takutin Macan". Asumsi yang disusun adalah fabel, yang merupakan cerita yang mengajarkan moral dan terdiri dari wacana yang menyampaikan pesan tentang moral tersebut dengan menggunakan simbol bahasa, menjadi alat transmisi yang mewariskan ajaran moral kepada anak-anak sebagai anggota masyarakat Bali.
Pemahaman anak ini didekati dengan menggunakan pendekatan antropologi linguistik, yang dikaitkan dengan pendekatan simbolik dan kognitif. Pendekatan ini melihat bahasa sebagai sistem pemaknaan simbolik dan terdiri dari susunan konsep, yang membantu menyusun pemahaman seseorang tentang suatu rangsangan. Pemaknaan ini tidak bersifat individual, melainkan merupakan hasil pengamatan bersama dari kebudayaan yang dianut masyarakat yang menjadi tempat individu tersebut bersosialisasi.
Metode yang digunakan ialah etnografi terfokus, dengan menggunakan teknik pengumpulan data partisipasi observasi, yang didukung studi literatur, wawancara, pengamatan, serta penyebaran kuesioner, untuk mengumpulkan data kualitatif dan kuantitatif.
Temuan-temuan penting dalam penelitian ini adalah (1) wacana dalam fabel "Katuturan Kambing Takutin Macan" merupakan bentuk penyampaian pesan tentang ajaran moral triguna, (2) penyampaian ajaran moral melalui fabel "Katuturan Kambing Takutin Macan" mengembangkan imajinasi anak, sehingga anak dapat menjelaskan sebab akibat munculnya tindakan dalam sebuah interaksi sosial.
Penyampaian fabel "Katuturan Kambing Takutin Macan" membantu anak mengembangkan imajinasi mereka tentang sifat-sifat dalam ajaran moral triguna yang mempengaruhi tindakan pelaku dalam fabel tersebut. Imajinasi ini mempengaruhi penyusunan konsep dalam pemahaman anak tentang alasan tindakan, perkiraan tentang tanggapan yang akan terjadi terhadap tindakan tersebut, penilaian mengenai tindakan, dan alasan mereka memberikan penilaian tersebut. Imajinasi ini memperkuat pemahaman mereka untuk memahami konsep awal yang ingin diwariskan penutur cerita, tetapi juga menyebabkan munculnya pemahaman yang berlawanan dengan konsep awal tersebut. Pemahaman yang berlawanan tidak disebabkan kesalahan pemahaman, melainkan disebabkan kreativitas yang dipancing oleh fabel yang mengajak mereka berkelana ke wilayah imajiner. Sehingga, meskipun terdapat pemahaman yang berlawanan, secara garis besar anak-anak tetap memahami makna pesan yang ingin disampaikan penutur cerita melalui fabel "Katuturan Kambing Takutin Macan"."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2001
T7033
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yuliana Martha Tresia
"Skripsi ini meneliti hubungan antara peran guru dan sosialisasi peer group terhadap perilaku menyontek siswa ketika ujian di kelas, yang memperbandingkan hubungan tersebut dalam perbedaan jenis sekolah dan kelas siswa. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yang eksplanatif untuk menjelaskan hubungan antarvariabel tersebut. Hasil penelitian menemukan bahwa peran guru dan sosialisasi peer group tidak berpengaruh signifikan terhadap perilaku menyontek siswa ketika ujian. Siswa cenderung bersikap rasional dalam mencapai tujuan untuk memperoleh nilai baik. Meski begitu, perbedaan kelas siswa dan jenis sekolah antara sekolah non-keagamaan dan sekolah keagamaan yang menjadi objek penelitian memberi pengaruh terhadap hubungan tersebut.

This thesis examine the relation between teacher’s roles and peer group socialization toward the student tendency in cheating attitude, which compared that relation in two different school type and different student class-level. This thesis is explanative quantitative research. The findings are teacher's roles and peer group socialization have no significant effect toward the student tendency in cheating attitude. Students tend to become rational to pursue the goal, that is to reach the good school grades. Although, the difference in student class-level and school type between the state-owned and the religious-private that became the object research, gave effects toward the relations."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bonny Erlichta S.
"Pendidikan mengenai moral sebaiknya dilakukan sejak anak masih berusia dini (Borba, 2001). Borba (2001), mendefinisikan moral sebagai kapasitas individu dalam memahami yang benar dari yang salah. Penelitian ini bertujuan untuk melihat pemahaman pesan moral (kebaikan & toleransi) dalam film seri Upin & Ipin pada anak usia enam sampai delapan tahun. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, dan metode wawancara untuk menggali lebih dalam mengenai gambaran pesan moral dalam film seri Upin & Ipin pada 30 partisipan anak-anak usia enam sampai delapan tahun. Disain penelitian ini adalah non-experimenal, dengan menggunakan accidental sampling sebagai metode pengambilan partisipan. Hasil penelitian ini menunjukkan pada partisipan berusia enam sampai delapan tahun dapat menangkap pesan moral (kebaikan dan toleransi), yang terdapat dalam film seri Upin & Ipin.

The education of moral for children should enact since their early age (Borba, 2001). Borba (2001), define a moral as the capacity to understand right from wrong. This research aims to see whether the moral messages (kindness and tolerance) in the movie series Upin & Ipin can be adsorp by children aged six to eight years. This research using quantitative approach and interviews to extract the message in the movie series Upin & Ipin from 30 partisipants of children aged six to eight years. This research is a non-experimental study using accidental sampling as the partisipant-taking method. This study indicate that partisipants can grasp the message of morality, in this case kindness and tolerance, on the Upin & Ipin movie series.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Durkheim, Emile
New York: Free Press, 1961
370.114 DUR m
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Aryatama Wicaksana
"Skripsi ini membahas bagaimana proses pendidikan yang berjalan di sekolah karakter berbasis konsep pendidikan metode kuttab dapat membentuk karakter moral pada santri yang merupakan anak berusia 5-12 tahun. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan desain deskriptif yang digali melalui sebelas orang informan kunci (key informan) yang terdiri dari pekerja, orang tua, dan santri di Kuttab Ummul Quro Cibinong.
Hasil temuan lapangan menggambarkan bahwa pemberian pendidikan moral melalui kegiatan pendidikan karakter iman dan adab yang melibatkan pengetahuan, alasan, perasaan, dan tindakan moral memberikan dampak positif pada peningkatan moral santri. Faktor pendukung yang dimiliki lembaga ialah ikatan antar guru, terdapat sumber daya bebas pakai di sekitar lembaga, serta kesungguhan dari orang tua. Faktor penghambat yang dihadapi muncul dari kurangnya pengalaman pengajar terkait pemahaman metode kuttab, belum adanya kerikulum yang terperinci, sikap orang tua yang kurang kooperatif, serta pengaruh lingkungan rumah santri yang tidak mendukung.

This undergraduate thesis explains how the educational process that runs in education-based character schools which uses the kuttab method, can shape the moral character of students who are children aged 5-12 years. This research is a qualitative research with descriptive design which was explored through eleven key informants (key informants) consisting of several workers, parents, and students in the Kuttab Ummul Quro Cibinong.
The results of field research on moral education through character education activities of faith and manners that involve knowledge, reasons, feelings, and moral actions have a positive influence on increasing the moral of student. Supporting factors needed by institutions related to the bondness between teachers, are free resources around the institution, as well as seriousness from parents. The inhibiting factor arises from the lack of experience of teachers related to the understanding of the kuttab method, not having a detailed curriculum, the attitude of parents who are less cooperative, and affecting the home environment of students who do not support.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eko Suwargono
"The Javanese Moral Leadership Teaching in Serat Jayabaya: Text Edition and Philosophy StudyThere are two kinds of field studies that is learned in this research. They are the study of both philology and philosophy. The study of philology will select six Javanese manuscripts as the corpus of Jayabaya manuscript to acquire the most representative or complete one among the others. While the study of philosophy will find out the Javanese moral leadership teaching within the selected text, namely, Serat Jayabaya. In relation with the study of philology, the comparative study among six manuscripts is done.
There are three important parts of the text that is compared in this study, they are: (I) story sequence, (1) story episodes, and (3) the emergence of important characters. The six manuscripts which is compared in this study are P 203, CS 16, KBG 153, KBG 1077, KBG 65, and LL 7. As a matter of fact, the result of comparative study decides that manuscript by the code P 203 with the title Serat Jayabaya is chosen to be the most representative and complete one. Furthermore, the manuscript is considered to be the basic reference of the text edition and philosophy study in this research.
In studying the Javanese moral leadership teaching there are some points that is invented as the Javanese moral leadership teaching within the text, they are: (I) to keep the glorious status of keagung binataraan, (2) Possessing sifat-sifat kapanditaan (the attitude of holy priest), (3) berbudi halus leksana, ambeg adil Para marta (having a wisdom and keep justice to others), (4) anjaga rata tentreming praja (keeping the peace and prosperity of the country), (5) in the term of facing up against the enemies should strongly embrace the philosophy of digdaya tanpa aji, nglurug tanpa Bala, menang tanpa ngasorake, (strong without weapon, fighting without the troops, winning without conquering), (6) the behavior of the Javanese king or leader should be based on the philosophy of sepi ing pamrih rame ing gave (poor of expectation within a hard work).
The kings or leaders will be able to implement the above Javanese moral leadership teachings if they develop the teaching "Hastha Brata" (eight attitude) as they were toucht by the popular king of Pancawati , namely. the king "Prabu Ramawijaya", The Hastha Brata (eight attitude) teachings are as follows: (1) following the attitude of the sun, (2) following the attitude of the moon, (3) following the attitude of the stars, (4) following the attitude of the wind, (5) following the attitude of the clouds, (6) following the attitude of the ocean, (7) following the attitude fire, and at last, (8) following the attitude of the earth. According to the the title of puppet show Wah n Avlakutha Rama (The Rama's holy leadership teaching), the eight attitudes are actually symbolized by the the eight Gods, they are: (1) Batara (God) Endra, (2) Batara (God) Surya, (3) Batara (God) Bayu, (4) Batara (God) Kuwera, (5) Batara (God) Baruna, (6) Batara (God) Yama, (7) Batara (God) Candra, and, (8) Batara (God) Brama.
The above points of Javanese moral leadership teachings are successfully implemented by some previous Javanese kings as it is written in Serat Jayabaya text, they are: (1) The king of Rum kingdom, (2) The king Prabu Sela Prawata, the first Javanese king that ruled in Giling Wesi, Panataran kingdom, (3) The king of Medang Kawit kingdom, (4) The king of Pancawati kingdom, (5) The king Sri Ma Punggung, (6) The king Prabu Jayabaya in Kediri kingdom, (7) The king of Jenggala kingdom, (8) The king of Demak kingdom, (9) The first king of Mataram kingdom, and the last, (10) the king Sang Tunjung Putih, Sultan Eru Cakra in Katangga Kingdom.
The text edition of Serat Jayabaya will transliterate the Javanese script to modern latin writing. The basic guidance of the transliteration will be shown as follows.
In order that the reader understand the content of the text, especially Indonesian reader, then the result of the text editing is translated contextually into Indonesian language. It is impossible to translate the text in word by word translation, for there are some Javanese words of the text that cannot be found its Indonesian words. Besides that many structures of Javanese language are proved different from the Indonesian one. If the translation is conducted based on merely the words and structures of the text it might be very difficult and tend to make big misunderstanding. Therefore, the method of contextual translation is considered suitable to be used in this work.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2004
T11150
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
"Serat hidayat ini berisi mengenai nasihat untuk mengetahui sangkan paran zat sejati. Ilmu-ilmu tersebut dipaparkan melalui Dewa Ruci. Disebutkan perumpamaan bahwa sarengat letaknya di mulut, tarekat letaknya di hidung, hakekat letaknya di telinga, dan makrifat letaknya di mata."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
PW.16-KT 50
Naskah  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>