Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 60966 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dewi Saraswati
"Iklan merupakan media promosi yang sangat tepat dalam memasarkan produk kepada konsumen secara persuasif dan dianggap sangat membantu pencapaian tujuan pemasaran. Dalam hal ini konsumen akan mengingat dan belajar tentang isi pesan iklan hingga akhirnya ia akan membelinya. Dengan iklan diharapkan informasi tentang produk atau jasa dapat menjangkau sejumlah orang dalam skala besar pada kurun waktu yang singkat. Walaupun persaingan iklan di televisi akhir-akhir ini terus meningkat, media cetak - majalah, surat kabar, tabloid- akan tetap tumbuh dan berkembang. Dalam penelitian ini peneliti ingin meneliti bagaimana kemungkinan berfungsinya iklan cetak secara optimal walau hanya melibatkan indera penglihatan saja.
Elemen penting iklan cetak dalam pembuatan suatu iklan adalah ilustrasi dan headline. Elemen inilah yang dimanipulasi oleh para pembuat iklan, agar orang-orang yang melihalnya akan lebih memperhatikan, mengingat dan suatu saat akan membeli produk yang ditawarkan. Ilustrasi dianggap sebagai unsur yang paling penting dalam elemen iklan media cetak. llustrasi dianggap sebagai unsur yang dominan dan kehadiran headline berfungsi sebagai penjelasan tambahan dari ilustrasi. Tanpa kehadiran ilustrasi, memiliki beban yang berat untuk menarik perhatian dan menggiring pembaca untuk membaca keseluruhan tentang iklan dalam copy dan headline.
Dalam penelitian ini, peneliti melihat ilustrasi sebagai faktor utama untuk menarik perhatian pembaca dalam mengingat isi pesan iklan yang ditawarkan. Maka ilustrasi akan dimanipulasi untuk melihat pengaruhnya terhadap kemampuan mengingat kembali setelah ditayangkannya suatu produk iklan.
Agar produknya Iebih dapat diingat konsumen, maka produsen harus berusaha menciptakan daya tarik pesan yang menarik. Pendekatan humor merupakan cara yang efektif unluk mendapatkan perhatian. Diketahui bahwa iklan dengan pendekatan humor memberikan perhatian yang lebih besar dibandingkan dengan iklan non humor. lklan yang menggunakan humor dapat memancing kesadaran dan perhatian khalayak. Hal ini dikarenakan rasa humor dimiliki hampir setiap orang. Oleh karena itu kini banyak iklan yang menggunakan humor dalam mempengaruhi khalayak konsumen. Dengan demikian, humor dalam iklan dapat bermanfaat untuk meningkatkan recall dan retensi dari pembaca iklan.
Namun demikian membuat iklan yang mengandung humor ternyata tidaklah mudah. Humor dalam iklan mempunyai beberapa kendala, antara lain yang disebabkan oleh media yang dipergunakan. lklan humor untuk media elektronik (radio dan tv) lebih mudah dibuat dibandingkan untuk media cetak. Hal ini disebabkan dampak humor lebih terasa akibat pengaruh mimik, gerakan, dan penekanan suara. Sedangkan untuk media cetak, kekuatan humor penekanannya lebih pada ilustrasi gambar dan headline. Sebab hal utama yang pertama kali dilihat oleh pembaca adalah melalui penampilan ilustrasi maupun kalimat iklan, sehingga harus dibuat suatu isi pesan yang benar-benar meninggalkan kesan.
Hal yang terpenting dalam penayangan iklan adalah keefektifan isi pesan iklan dalam mencapai tujuan kampanye periklanan, yaitu tahapan awareness; kesadaran produk yang meliputi kesadaran akan merek dan keterangan tentang produk yang ditawarkan. Kesadaran akan produk memiliki fungsi seleksi yang paling awal sebelum terjadinya suatu tingkah laku. Selain itu kesadaran melibatkan atensi yang memegang peranan penting dalam proses persepsi seseorang. Salah satu implikasi dari tahapan kesadaran ini adalah sadar tentang adanya suatu barang atau jasa dengan merek tertentu yang sering disebut Brand Awareness. Oleh karena itu peneliti ini ingin melihat apakah ilustrasi humor lebih efektif dalam meningkatkan brand awareness seseorang dibandingkan ilustrasi non humor?
Penelitian ini akan menggunakan remaja sebagai subyek penelitian, karena kalangan ini merupakan pemakai produk-produk yang ditawarkan dalam penelitian serta dianggap memiliki andil yang besar dalarn memutuskan pembelian suatu barang di dalam keluarga. Pengambilan sampel dilakukan secara incidental sampling. Disain penelitian yang dipergunakan adalah repeated treatments atau within-group design with one independent variable post test only. Di mana satu iv yang terdiri dari dua varitas dimanipulasikan pada subyek yang sama.
Dari penelitian ini ternyata diperoleh hasil bahwa penggunaan iklan humor Iebih efektif daripada penggunaan iklan non humor dalam mengingat isi pesan iklan pada media cetak. Hal ini dikarenakan skor brand recall test pembaca remaja pada iklan cetak yang menggunakan ilustrasi humor lebih besar secara signifikan dibandingkan skor brand recall test ilustrasi non humor. Untuk penelitian Iebih lanjut disarankan untuk menggunakan satu jenis produk dengan berbagai merek, memilih kelompok jenis produk yang lain, menambah jumlah materi yang dipelajari, menggunaakan warna kromatis, merinci variasi humor, mempertimbangkan faktor gambar dinamis dan jenis kelamin, serta melakukan penelitian tunda setelah selang waktu yang cukup lama."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 1998
S2730
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Sri Maria Radeningsih
"Penelitian ini menggunakan tipe penelitian kuasi eksperimen dengan 2 group design - posttest only dimana penelitian dilakukan pada 2 kelompok yaitu kelompok eksperimen (KE) dan kelompok kontrol (KK). Masing-masing kelompok terdiri dari 36 siswa kelas 2 SMUN 109. Pada kedua kelompok ini diberikan 8 lembaran iklan yang sama hanya saja wajah sang model yang berbeda. Pada KE diberikan materi iklan dengan menggunakan selebriti sedangkan pada KK diberikan materi iklan dengan tidak menggunakan selebriti.. Penyeleksian selebriti dilakukan dengan menggunakan Q rating.
Pengukuran brand awareness berdasarkan brand recall test - jenis free recall yang diperkenalkan oleh Rositter & Percy. Subyek diminta untuk menyebutkan kembali jenis produk, merek, headline atau slogan dan ilustrasi iklan yang baru saja. Teknik analisa data yang digunakan adalah dengan membandingkan t test kedua kelompok.
Hasil penelitian ini diperoleh bahwa penggunaan selebriti memiliki pengaruh yang signifikan terhadap brand awareness pada konsumen remaja. Hal ini terbukti dengan nilai t=2,170, p=0,03 (p< 0,05). Dari keempat aspek yang direcall ternyata nilai skor recall merek & headline memberikan kontribusi yang besar pada hasil ini. Terbukti dengan nilai t =2,740 p=0,008 (p<0,05) untuk skor recall merek sedangkan nilai t untuk recall headline t=3,452 p=0,001 (p<0,05). Dari hasil ini dapat disimpulkan penggunaan selebriti memiliki pengaruh yang signifikan terhadap recall merek dan headline.

The research use Queasy Experimental research type with 2 groups design - posttest only. Respondent is divided into 2 groups which are experimental group (KE) and control group (KK). Each group consists of 36 respondents; they are students of SMUN 109 grade 2. All respondents in each group receive 8 print ads. The stimulus which is used in both groups almost the same, the differences only the face of the model. Experimental group is given print ads that use celebrity where control group is given print ads which use non celebrity. The selection of celebrity is using Q rating.
Brand recall test - free recall which is introduced by Rositter and Percy is used to measure the brand awareness. Respondent is asked to recall the product type, brand name, headline or tagline and illustration of each ad that has been seen. T test is used to analyze the data by comparing the mean score of both groups.
The result of this research that celebrity endorsement does impact the brand awareness significantly for teen consumers. This is proven by value of t=2,170, p=0,03 (p< 0,05). Based on 4 aspects which are measured, score of brand name and headline recall have given big contribution for this result with t =2,740 p=0,008 (p<0,05) for brand name recall and t value for headline recall is t=3,452 p=0,001 (p<0,05). We can conclude that celebrity endorsement does impact to brand name recall and headline.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2007
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maria Martiningsih
"Remaja kota besar seperti Jakarta umumnya amat memperhatikan penampilan mereka. Ini membuat mereka menjadi konsumtif dan amat memperhatikan iklan yang ada di berbagai media, terutama radio yang menjadi "teman" mereka melakukan aktivitas sehari-hari. Seringnya mereka mendengarkan radio membuat banyak produsen menggunakan media tersebut sebagai perantara untuk mencapai remaja. Namun untuk dapat menarik perhatian remaja sebagai pendengar radio tidaklah mudah, karena harus bersaing dengan banyak informasi lain yang juga berusaha masuk kedalam diri remaja.
Pada proses pengolahan informasi, jika suatu stimulus dianggap menarik dan menyenangkan maka stimulus tersebut akan membangkitkan rasa ingin tahu. Iklan sebagai stimulus, jika dibuat menarik dan rnenyenangkan maka pendengar akan terus mendengar isi pesan yang ingin disampaikan. Untuk dapat menarik perhatian remaja sebagai pendengar radio, maka perlu digunakan suatu "alat" yang akan membuat iklan menarik untuk diperhatikan. Alat tersebut adalah humor yang memiliki ciri-ciri sesuai keinginan remaja. Dengan diperhatikannya iklan, diharapkan isi pesan yang ingin disampaikan akan dapat diterima. Dengan demikian "kesadaran" pendengar mengenai produk yang ditawarkan akan meningkat. Kesadaran inilah yang disebut brand awareness.
Meskipun demikian, ada juga pendapat yang mengatakan bahwa humor dalam iklan radio hanya akan membuat pendengar melupakan isi pesan produk. Hal itu terjadi karena pendengar hanya memperhatikan cerita Iucunya tanpa memperhatikan isi pesan iklan.
Melihat itu semua, kemudian diteliti apakah ada perbedaan pengaruh teknik penyajian iklan radio terhadap brand awareness pada remaja. Penelitian ini menggunakan metode eksperimental dengan memakai tiga kelompok. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel dependen adalah brand awareness dari konsumen remaja yang diukur dengan tes brand recall. Sedangkan variabel independennya adalah teknik penyajian iklan radio yang akan divariasikan menjadi tiga: menggunakan humor simple related humor simple unrelated dan tanpa menggunakan humor. Sehingga dengan demikian, desain analisa stastistik yang digunakan adalah ANOVA Satu Arah.
Hasil yang didapat menunjukkan bahwa memang ada perbedaan pengaruh teknik penyajian iklan radio. Brand awareness subyek yang rnendapat teknik penyajian iklan radio tanpa menggunakan humor terbukti lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok yang rnendapat teknik penyajian iklan radio menggunakan humor simple related ataupun humor simple unrelated. Sementara antara iklan dengan teknik penyajian menggunakan humor simple related dengan humor simple unrelated, tidak terlihat ada perbedaan yang signifikan dalam mempengaruhi brand awareness remaja dalam penelitian ini."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 1997
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Novrita Widiyastuti
"Pendekatan humor dalam iklan digunakan sebagai salah satu pendekatan yang biasa digunakan dalam kreativitas iklan. Brand awareness atau sadar-tahu terhadap merek merupakan tahap awal seorang konsumen memilih suatu produk untuk dibeli. Penelitian ini menggambarkan hubungan antara iklan serial yang menggunakan humor dengan brand awareness khalayaknya dan sampai sejauh mana hubungan tersebut. Penelitian telah dilakukan kepada 100 orang responden di dalam kampus FISIP UI pada bulan November 2003. Penarikan sample secara aksidental dengan karakteristik sampel: laki-laki, mahasiswa, 20-25 tahun dan pernah menonton paling tidak salah satu versi iklan Sampoerna Hijau. Tingkat kadar humor sebagai variabel independen dan tingkat sadar-tahu iklan Sampoerna Hijau sebagai variabel dependen diukur dengan skala ordinal yang masing-masing terdiri atas 5 jenjang. Selain itu diukur pula faktor lain yaitu frekuensi terpaan TV dan ketertarikan terhadap humor. Berdasarkan jawaban responden yang masuk diketahui bahwa mayoritas responden menganggap iklan Sampoerna Hijau lucu. Dengan demikian iklan ini dipersepsi positif dan mampu menghibur khalayaknya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat sadar-tahu khalayak terhadap iklan Sampoerna Hijau tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa iklan ini telah tertanam di benak khalayaknya. Uji korelasi bivariat menunjukkan antara pendekatan humor (persepsi terhadap kadar humor iklan) dengan sadar-tahu merek terdapat hubungan sebesar 0,533** (sig. = 0,000). Artinya, terdapat hubungan positif yang cukup berarti dan merupakan faktor yang mempunyai hubungan paling signifikan diantara dua faktor (variabel independen) lainnya. Dari fakta di lapangan ada poin yang penting bahwa penggunsan humor dalam serial iklan dapat berhasil dengan efektif. Untuk gambaran yang lebih jelas dan konsisten, perlu adanya penelitian yang berkesinambungan dengan studi kasus yang berbeda."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2004
S4309
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hamonangan, Daniel
"Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisa bagaimana brand awareness dan brand image mempengaruhi perilaku pembelian konsumen shampoo L'Oriel. Pada penelitian ini menggunakan program SPSS untuk menguji validitas,reabilitas, dan uji asumsi klasik (normalitas, multikolinieritas, korelasi). Sedangkan untuk uji asumsi klasik lainnya yaitu uji heterokedastisitas menggunakan program Eviews. Dan untuk uji regresi menggunakan dua program tersebut.
Hasil penelitian menunjukkan brand awareness dan brand image mempunyai pengaruh yang signifikan dan positif terhadap perilaku pembelian konsumen sama halnya seperti pada hasil penelitian sebelumnya. Penelitian ini juga merekomendasikan penelitian lebih lanjut mengenai perilaku pembelian kembali atas suatu merek.

The purpose of this study is to analyze how brand awareness and brand image influence consumer buying behavior L'Oreal shampoo. In this study using SPSS to test the validity, reliability and classical assumption (normality, multicollinearity, correlation). As for other classical assumption that heterokedastisitas test using Eviews program And for regression testing using the two programs
The results showed brand awareness and brand image have a significant and positive influence on consumer buying behavior as well as the results of previous studies. The study also recommends further research into the behavior repurchase of a brand.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2014
S54056
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arga Hananto
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2003
S19356
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fitri Ayu Adriani
"ABSTRAK
Brand activation merupakan salah satu bentuk media promosi lini bawah yang banyak dilakukan oleh pemasar guna memberikan pengalaman langsung yang dapat dirasakan oleh konsumen. Beberapa kegiatan seperti event, sponsorship, dan direct selling gemar dilakukan dalam rangkaian kegiatan brand activation. Minuman energi dengan target consumer SES C dan D melakukan brand activation untuk meningkatkan brand awareness konsumen. Dalam tulisan ini akan dibahas efektivitas brand activation terhadap brand awareness konsumen dengan membandingkan dua brand minuman berenergi di Indonesia, Kuku Bima Ener-G dan M-150.

ABSTRACT
TBrand activation is a form of below the line promotion that many marketers use to provide an experience for consumer. There are many activities such as events, sponsorships, direct selling and many more. Energy drink with target consumer at SES C and D make brand activation to increase brand awareness of consumer. In this paper will be discussed about the effectivity of brand activation activity to increase brand awareness of consumer by comparing two brands of energy drink in Indonesia, Kuku Bima Ener G and M 150. "
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2016
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Tina Agustina
"Keadaan krisis berkepanjangan di Indonesia saat ini menyebabkan produsen dan pengiklan seringkali harus memotong anggaran belanja iklan. Kondisi ini membuat pengiklan cenderung memberi porsi lebih kepada radio sebagai media dalam beriklan mengingat mahalnya biaya produksi media siar Iain (Cakram, edisi Mei, 1998). Hal ini didukung pula dengan semakin berkembangnya stasiun radio yang jumlahnya sangat banyak saat ini.
Dengan berlomba-lombanya produsen mempromosikan produk mereka melalui iklan radio, konsumen seolah-olah dihujani oleh sekian banyak iklan setiap harinya. Keadaan ini menyebabkan pengiklan harus bersaing dalam mempengaruhi konsumen untuk membeli produk mereka. Sebelum mencapai tujuan tersebut, iklan harus dapat menimbulkan kesadaran konsumen akan produk yang diiklankan, yang disebut sebagai brand awareness. Brand awareness adalah kemampuan konsumen unluk mengingat suatu merek dalam kategori produk tertentu secara cukup detil, yang merupakan langkah awal dalam rangkaian perilaku membeli (Aaker, 1991 dan Rossiter & Percy, 1987).
Brand awareness dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain appeal yang digunakan dalam iklan. Appeal adalah usaha kreatif yang dilakukan produsen atau pengiklan untuk mempengaruhi konsumen melalui iklan dengan membuat produk yang ditawarkan terlihat menarik. Dari berbagai jenis appeal yang ada, dalam peneiitian ini akan difokuskan pada positive appeal (menampilkan keunggulan/kehebatan produk) dan negative appeal (menampilkan kekurangan produk tetapi tetap bersifat menjual). Dengan karakteristik stimulus yang berbeda ini, positive appeal dan negative appeal sama-sama bertujuan untuk mengggugah dan mempertahankan perhatian konsumen agar mereka memproses stimulus iklan tersebut sampai pada ingatan yang pada akhirnya akan menghasilkan brand awareness konsumen.
Pemilihan positive dan negative appeal dalam penelitian ini dikarenakan meskipun pengiklan umumnya lebih senang menggunakan positive appeal dalam penyajian iklan, sebenarnya belum terdapat bukti empiris yang menyatakan bahwa iklan yang menggunakan positive appeal lebih baik dan iklan yang menggunakan negative appeal atau sebaliknya (Gilson & Berkman, 1980). Oleh karena itu masalah ini sangat menarik untuk diteliti.
Penelitian ini bertujuan untuk melihat apakah ada perbedaan pengaruh positive appeal dan negative appeal dalam iklan radio terhadap brand awareness konsumen. Adapun pengaruh penggunaan kedua jenis appeal ini dalam penyajian iklan akan dilihat pada produk low involvement karena untuk produk seperti ini diperlukan awareness yang baik mengingat konsumen umumnya membeli produk berdasarkan merek yang paling diingat.
Subyek penelitian adalah 120 siswa-siswi SLTP dan SMU Al-Azhar Kelapa Gading yang berusia antara 13-19 tahun (usia remaja) dan berasal dari tingkat sosial ekonomi menengah atas dan atas. Hal ini dikarenakan remaja merupakan konsumen yang paling berpengaruh dalam pembelian produk low involvement.
Penelitian ini dilakukan dalam situasi simulasi menggunakan metode eksperimental dengan desain single-factor design with repeated measures di mana subyek mendengarkan iklan radio yang menggunakan positive appeal maupun negative appeal. Brand awareness subyek diukur menggunakan brand recall test (berisi pertanyaan mengenai merek produk, jenis, slogan, dan ciri khusus) yang diberikan setelah penayangan iklan. Adapun metode pengolahan data dalam penelitian ini adalah uji t untuk kelompok yang berkorelasi.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa iklan yang menggunakan negative appeal menghasilkan brand awareness yang lebih tinggi dibandingkan dengan iklan yang menggunakan positive appeal. lklan yang menggunakan negative appeal menghasilkan skor yang lebih tinggi secara signifikan baik skor total maupun skor tiap item brand recall test.
Meskipun hasil penelitian menunjukkan bahwa iklan yang menggunakan negative appeal menghasilkan brand awareness yang Iebih tinggi, namun sebagian besar subyek menunjukkan preferensi terhadap iklan yang menggunakan positive appeal dalam memilih iklan yang menarik perhatian. Hal ini berhubungan dengan pengenalan subyek yang Iebih baik pada positive appeal karena negative appeal merupakan hal yang masih jarang ditemui dalam iklan di Indonesia.
Dari hasil yang diperoleh dalam penelitian ini, para pengiklan dapat mencoba untuk menggunakan negative appeal dalam iklan sebagai alternatif tembosan baru terhadap iklan yang sudah ada. Namun karena negative appeal merupakan hal yang baru di Indonesia, pengiklan tetap harus memperhatikan pemilihan kata sehingga meskipun negative appeal menampilkan kekurangan produk, tetapi pesan tetap menjual.
Untuk penelitian serupa di masa mendatang, dapat dilakukan penambahan jumlah subyek penelitian atau mengambil subyek dengan latar belakang yang berbeda. Dan untuk memperoleh gambaran yang lebih komprehensif, penelitian dapat dilakukan pada produk low involvement lain atau pada produk high involvement serta menggunakan media iklan yang berbeda."
Depok: Universitas Indonesia, 1998
S2287
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aswini Widjaja
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 1994
S2717
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>