Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 131337 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Astania Budianti
"Agama adalah salah satu faktor penting bagi kehidupan manusia, karena agama merupakan pengendali dan pengatur manusia untuk menjalani kehidupan sehari- hari dengan hakikat untuk menghadap Tuhan YME. Ibadah sendiri adalah bentuk tingkah laku beragama yang beragam tergantung menurut agamanya masing-masing. Ibadah tersebut merupakan pengejawantahan dari pelaksanaan kepercayaan manusia terhadap Penciptanya.
Ibadah tersebut dijalankan oleh manusia karena mereka percaya dengan apa yang mereka dapatkan melalui agama. Untuk itu diperlukan pendidikan agama yang adekuat untuk memahami perlunya menjalankan Ibadah, terutama bagi para remaja yang sedang mengalami masa transisi untuk mencari identitas diri.
Keluarga dan Sekolah merupakan dua faktor penting yang mempengaruhi remajal. Apabila salah satu lingkungan memberi pengaruh yang kurang baik maka hal tersebut patut diperhatikan. Padahal terdapat berbagai jenis sekolah yang memberikan suasana dan lingkungan masing-masing yang juga turut mempengaruhi seseorang dalam berbagai hal, termasuk dalam hal agama.
Dalam penelitian ini dilihat pengaruh dua jenis sekolah yaitu SMU Islam dan SMU Swasta Umum terhadap keinginan siswa untuk menjalankan Ibadah. Perbedaan kedua jenis sekolah ini adalah pada materi pelajaran agama, SMU Islam memberikan materi pelajaran yang lebih banyak, kemudian fasilitas beribadahnya lebih lengkap dan juga lingkungan pergaulan yang homogen beragama Islam, sedangkan di SMU Swasta umum materi pelajaran agama tidak sebanyak di SMU Islam, fasilitas beribadah ada, namun tidak selengkap SMU Islam dan pergaulan beragamanya lebih beragam.
Selain lingkungan sekolah Theory of planned behavior sendiri menyatakan bahwa keinginan atau intensi seseorang dipengaruhi oleh tiga variabel, yaitu variabel sikap, Norma subyektif dan Perceived behavioral control. Dalam penelitian ini Pengaruh ketiga variabel tersebut dilihat masing-masing peranannya sehingga dapat dilihat gambaran yang Iebih jelas mengenai tingkah laku beribadah tersebut.
Dengan teknik non probability sampling sebanyak 60 siswa SMU Islam dan 60 siswa SMU Swasta umum, dilibatkan sebagai sampel penelitian. Data ke-120 siswa-siswa tersebut diolah dengan menggunakan komputer sebagai alat bantu untuk mendapatkan deskripsi sampel, mean, hasil analisis berganda dan hasil t-Test untuk melihat perbedaan Intensi kedua jenis sekolah.
Setelah penelitian dilaksanakan diketahui bahwa lingkungan sekolah SMU Islam dan SMU Swasta Umum temyata tidak menghasilkan perbedaan Intensi untuk menjalankan Ibadah. Siswa-siswa dari kedua jenis sekolah sama-sama menunjukkan intensi yang tinggi untuk menjalankan ibadah wajib. Selain itu dengan menggunakan analisis berganda diketahui bahwa terdapat hubungan linear yang signifikan antara sikap, norma subyektif dan perceived behavioral control terhadap intensi untuk menjalankan ibadah wajib. Dari ketiga hal tersebut, norma subyektiflah yang paling berpengaruh terhadap intensi tersebut. Artinya, persepsi individu terhadap tekanan sosial untuk menjalankan ibadah dan motivasinya untuk mematuhi tekanan sosial tersebut menentukan niat individu tersebut untuk memunculkan tingkah Iaku yang dimaksud.
Segi teoritis dari peneiitian ini adalah penerapan theory of establishment of ego identity dari Erikson dan theory of planned behavior pada bidang yang universal yaitu interaksi antara manusia dengan Penciptanya. Dari segi praktisnya, penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan bagi pihak sekolah dan keluarga untuk dapat lebih memperhatikan kebutuhan remaja akan agama. Serta memberikan pengarahan dan pendidikan yang lebih baik lagi yang tentunya akan bermanfaat bagi masa depan para remaja."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 1998
S2680
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Nurhidayah
"Masalah yang muncul di kalangan remaja bukan hanya dirasakan oleh remaja sendiri,tetapi juga oleh orang tua dan orang lain di sekirarnya dan bahkan menjurus menjadi masalah moralitas, Menurut Kohlberg perkembangan moral seseorang mengikuti tahap-tahap yang terdiri dari tahap pra konvensional tahap konvensional dan tahap pasca konvensional, dan selama masa remaja tahap perkembangan moral ketiga, yaitu moralitas pasca konvensional harus dicapai. Rangsangan lingkungan merupakan hal penting bagi penyusunan struktur moral yang baru.
Seorang remaja yang menghabiskan waktunya selama 24 jam di lingkungan sekolah (SMU Berasrama) tentu akan memperoleh rangsangan yang berbeda dengan remaja lain yang hanya menghabiskan waktunya selama 8 jam sehari di seko1ah Berdasarkan kenyataan tersebut maka diajukan hipotesis bahwa terdapat perbedaan yang signifikan pada perkembangan moral siswa SMU Umum dan siswa SMU berasrama, siswa SMU berasrama lebih tinggi perkembangan moralnya daripada siswa SMU Umum. Dengan menggunakan alat ukur dari Rest yaitu The Defining Issue Tesr (DID dilakukan tes tertulis untuk mengungkap tingkat perkembangan moral individu.
Hasil analisis item dari alat tes ini menunjukkan reliabilitas sebesar 0,7042 Dari hasil uji hipoicsis dengan menggunakan t-test didapatkan nilai t sebesar 0,134 dan p sebesar 0,894. Hal ini menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara perkembangan moral siswa SMU Umum dan siswa SMU Berasrama Keterbatasan penelitian yang hanya melibatkan dua buah sekolah yang homogen (keduanya mempakan sekolah Islam yang memiliki kurikulum sama), harus diperluas dalam penelitian dengan melibatkan sekolah umum maupun sekolah dengan basis agama yang berbeda sehingga dapat dilakukan pengolahan data yang lebih baik dengan hasil yang lebih baik pula."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2001
T38187
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Roro Ratih Ambarwati
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2002
S3177
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Imaduddin Hamzah
"Penyalahgunaan Narkotika dan Psikotropika memperlihatkan peningkatan jumlah kasus baik peredaran dan penyalahgunaan yang memprihatinkan setiap tahunnya. Sebagian besar yang terlibat sebagai penyalahguna berusia remaja. Kaum agamawan memandang agama dapat menjadi kendali individu melakukan tindakan menyimpang.
Penelitian ini hendak mengkaji apakah ada perbedaan komitmen beragama Islam antara remaja penyalahguna dan bukan pengguna narkotika dan psikotropika remaja muslim?
Agama merupakan suatu sistem nilai dan norma yang ada di masyarakat. Komitmen beragama terbentuk melalui internalisasi dan sosialisasi masyarakat terhadap anggotanya. Agama dapat menjadi kendali bagi seseorang untuk tidak melakukan tindakan yang menyimpang dari norma agama dan norma sosial. Agama juga dapat menjadi pengikat individu dengan kelompok keagamaannya. Dengan demikian komitmen Beragama Islam yang tinggi diperkirakan dapat menjadi kendali internal dan sosial bagi siswa untuk melakukan tindakan menyimpang dalam bentuk penyalahgunaan Narkotika dan Psikotropika.
Penelitian ini menggunakan metoda kausal komparatif untuk menguji adanya hubungan sebab akibat dengan membandingkan dan menganalisa komitmen Beragama Islam penyalahguna dan bukan pengguna narkotika dan psikotropika pads populasi siswa SMU "X" Tangerang dengan jumlah responden sebanyak 90 siswa. Teknik Pengambilan sampel dilakukan dengan cara stratified random sampling Variabel babas penelitian ini adalah Tingkat Komitmen Beragama Islam yang terdiri atas komponen Kesadaran Beragama Islam, partisipasi Beragama Islam, kendali keluarga dan keyakinan nilai agama. Variabel terikat adalah keterlibatan siswa dalam penyalahgunaan narkotika dan psikotropika.
Uji statistik dilakukan dengan uji koefisien kotingensi dalam taraf signifikansi 95% (0,05) dan dipero]eh 0 (phi) hitung 0,33 > 0 tabel 0,205, yang menunjukkan Ho ditolak, berarti dapat disimpulkan bahwa Tingkat komitmen Beragama Islam penyalahguna Narkotika dan Psikotropika lebih rendah daripada bukan pengguna pada siswa SMU "X" Tangerang."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2003
T12498
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mattalitti, Sitti Fatimah U.
"Dalam kelompok etnik Bugis/Makassar, dikenal istilah siri'. Walaupun merupakan suatu konsep yang sulit didefinisikan secara tepat, namun umumnya para ahli sepakat bahwa siri ' berarti rasa malu dan harga diri. Siri' adalah inti kehidupan adat manusia Bugis/Makassar (Abdullah. 1985). Maksudnya. siri' merupakan unsur yang sangat prinsipil dalam diri mereka; merupakan nilai yang paling berharga untuk dibela dan dipertahankan. Berdasarkan beberapa literatur, dapat disimpulkan bahwa secara garis besar manifestasi siri' dapat dibagi dua, yaitu manifestasi positif dan manifestasi negatif.
Dalam bentuk manifestasi positif, siri' mcmpakan pendorong bagi orang Bugis/Makassar untuk melakukan suatu perbuatan terpuji dan pengekang untuk melakukan sesuatu yang dapat melanggar siri'-nya. Sementara dan segi negatifnya, siri' sering menjurus pada tindakan "main hakim sendiri" yang pada dasarnya bertujuan menegakkan siri'. Sejalan dengan pembagian di atas, Abidin, 1979, 1983, 1988a, 1988b (dalam Marzuki, 1995) menyebut kedua sisi siri' itu dengan istilah reaksi siri' yang bersifat internal (reaksi yang dilakukan untuk menjaga/menegakkan siri' ditujukan ke dalam diri orang ybs) dan reaksi siri' yang bersifat eksternal (reaksi yang dilakukan untuk menjaga/meneggakkan siri' ditujukan ke luar diri orang ybs).
Sejalan dengan waktu, perkembangan siri' dalam prakteknya te1ah mengarah negatif. Kasus pembunuhan dan penganiayaan yang disebabkan oleh siri' cukup besar, pengetahuan generasi muda tampak samar-samar terhadap siri' (Effendy, 1977) dan mereka cenderung memberikan penilaian negatif terhadap siri' (Hardonn, 1977). Sementara di sisi lain, hingga kini pemerintah masih sering menganjurkan untuk mempertahan siri'. Anjuran itu tampaknya didasarkan pada anggapan bahwa masyarakan Bugis/Makassar (termasuk generasi muda) masih menilai siri' sebagai suatu hal yang positif atau setidaknya masih memiliki pengetahuan menganai konsep siri' secara luas. Mengingat perkembangan yang terjadi dalam masyarakat, makan tampaknya anjuran pemerinah untuk melestarikan siri' tampak "tidak relevan" lagi, padahal sebenarnya anjuran itu adalah suatu hal yang positif. Oleh karena itu dirasa perlu untuk mengumpulkan kembali data empiris menganai pengetahuan dan penilaian (sikap) generasi muda Bugis/Makassar (selanjutnya disingkat GMBM di UP) terhadap rekasi siri' eksternal dan internal. Selain itu juga ingin dilihat kekuatan sikap yang dipegang oleh subjek penelitian. Untuk menguji kekuatan sikap ini, maka ada satu variabel lagi yang perlu diukur (variabel yang dianggap paling mendekati tingkah laku) yaitu intensi. Menurut Tesser (1995), Davidson dalam Petty & Krosnick (1995), sikap yang kuat adalah sikap yang dapat meramalkan tingkah laku atau konsisten dengan tingkah laku. Salah satu faktor yang dapat menentukan kekuatan sikap adalah jumlah pengetahuan yang dimiliki subjek tentang objek sikapnya. Jadi tujuan utama penelitian ini adalah memperoleh gambaran tentang pengetahuan tentang siri', sikap terhadap reaksi siri' eksternal dan reaksi siri' internal serta intesnsi untuk melakukan reaksi siri' eksternal dan reaksi siri' internal. Selain itu juga ingin dilihat hubungan antara variabel-variabel itu.
Penelitian ini bersifat penelitian deskriptif. Dalam penelitian ini digunakan pendekatan kuantitatif dan hasil yang diperoleh diolah dengan menggunakan teknik perhitungan statistik deskriptif, i-test, korelasi Pearson dan one-way anova. Sampel penelitian ini adalah GMIBM di UP (yang diwakili oleh siswa-siswi beberapa SMUN di UP).
Secara garis besar, hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar subjek hanya memiliki sedikit pengetahuan dasar tentang siri', pengetahuan tentang hal positif yang dapat ditimbulkan siri' dan pengetahuan tentang penyebab timbulnya siri'. Untuk pengetahuan tentang ungkapan Bugis/Makassar yang berhubungan dengan siri' dan pengetahuan tentang hal negatif yang dapat ditimbulkan oleh siri', subjek tergolong tidak tahu. Bila dilihat secara keseluruhan, subjek penelitian hanya memiliki sedikit pengetahuan tentang siri'. Sikap subjek terhadap reaksi siri' eksternal cendenderung negatif sementara sikap mereka terhadap reaksi siri' intemal cenderung positif. Terdapat perbedaan yang signitikan dalam mengevaluasi kedua bentuk reaksi siri' itu. Sedangkan intensi mereka untuk melakukan reaksi siri' eksternal cenderung Iemah dan intensi untuk melakukan reaksi siri' internal cenderung kuat. Hanya terdapat hubungan yang signifikan antara total pengetahuan tentang siri' dengan sikap terhadap reaksi siri' internal. Sementara itu, hanya terdapat hubungan yang signifikan antara sikap terhadap reaksi siri' eksternal dengan intensi untuk melakukan reaksi siri eksternal dan internal. Berarti sikap yang secara teoritis seharusnya kuat (didasari oleh pengetahuan yang banyak akan konsisten dengan intensinya), dalam penelitian tentang siri' ini tidak demikian Sementara sikap yang berhubungan secara signifikan dengan intensi, ternyata tidak berhubungan dengan jumlah pengetahuan yang dimiliki. Ada beberapa hal yang mungkin terjadi.
Adapun saran yang dapat diberikan setelah penelitian ini dilakukan antara lain adalah diharapkan pihak-pihak yang terkait dapat lebih menggalakkan pengajaran tentang reaksi siri' internal. Langkah awal sebaiknya dilakukan oleh pemerintah dan instansi terkait. Dalam melakukan kampanye untuk melestarikan siri', perlu ditekankan masalah yang mungkin timbul bila reaksi siri' eksternal tetap dinilai positif. Diharapkan juga agar dalam penelitian selanjutnya, konsep pacce sebagai suatu konsep yang seringkali digandengkan dengan siri' juga diteliti."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 1998
S2592
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rahadhi Arif Rachman
"Peningkatan kualitas pendidikan dasar di Indonesia merupakan tantangan yang tidak akan habis-habisnya. Salah satu kunci suksesnya transfformasi menuju masyarakat yang adil dan makmur sangat ditentukan oleh proses pendidikan dan kualitas pendidikan. Saat ini terjadi transisi masyarakat industri ke masyarakat informasi di dorong dengan semakin pesatnya perkembangan teknologi. Hal ini ditandai dengan terjadinya konvergensi yaitu integrasi mass media ,komputer dan telekomunikasi ke dalam satu teknologi dan institusi. Dengan adanya Internet maka telah tercipta jaringan komputer keseluruh dunia untuk komunikasi elektronik. Dengan munculnya internet akan berdampak pada bagaimana orang berkerja dan mengambil keputusan. Pertukaran informasi menjadi sangat cepat dari suatu daerah ke daerah yang lain yang jauh. Maka dapat disebutkan bahwa abad yang baru ini disebut dengan abad Informasi. Penggunaan Internet untuk keperluan pendidikan pada tingkat SMU masih rendah namun yang sangat menarik adalah sebagian besar pengguna Internet di Indonesia berasal dari kalangan remaja.
Peneliti ingin mencari faktor-faktor apa saja yang membentuk persepsi siswa untuk mempergunakan Internet untuk belajar. Sebelumnya telah diketahui bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi adalah atensi, faktor struktural dan faktor fungsional, dengan mempergunakan faktor analysis faktor-faktor tersebut akan direduksi menjadi faktor-faktor yang lebih kecil. Penelitian mengambil setting Sekolah Menengah Umum yang berada di wilayah DKI Jakarta. Sebanyak tiga puluh satu SMU dipilih menjadi tempat penelitian dengan jumlah responder seratus lima puluh orang siswa.
Setelah dilakukan analisis dengan mempergunakan faktor analysis, dari penelitian ini diperoleh hasil bahwa ada satu faktor yang membentuk persepsi siswa SMU untuk mempergunakan Internet untuk belajar yaitu faktor pembentuk persepsi siswa untuk mempergunakan Internet untuk belajar dimana terdapat variabel I)persepsi terhadap stimuli kemudian 2) variabel sosiopsikologis 3)Pengaruh kebutuhan, 4) Suasana emosional, 5) Kesiapan mental, 6) Latar belakang budaya, 7)Konteks menentukan makna, 8) Prinsip kesamaan (principles of similarity).

Several Factor that form High School Student Perception to use Internet for Learning Purposes in DKI JakartaAn effort to elevate the quality of education in Indonesia is a never-ending challenge. Two of the success keys in the transformations to a prosperous and just society are determent by educational process and the quality of education. Today the transformation from industrial society to information society is pushed by the rapid development in technology. This transformation is marked by the convergences, which is the integration of mass media, computer and telecommunication into one technology and institution basis. Today with Internet there is a computer network to all over the world for electronic communication purposes. Internet will give an impact to how people work and make a decision. Information exchange will be a lot faster from place to place even in the far distance. We called today is the information age.
In Indonesia the use of Internet for academic and learning purposes in high school is still very low, but interestingly is the most of Internet user in Indonesia come from teenagers age groups. The researcher wants to find what is the factors that form student's perception to use Internet for learning purposes. Before the research takes place the researcher already identified several factors that influences perception, which are attention, structural factor and functional factor. By using factor analysis those factors are going to be reduced into smaller groups factor. The research took place in the province of DKI Jakarta. Thirty-one high schools are randomly selected for the research with total of hundred and fifty student's respondents.
After the analysis conducted (using factor analysis). The output from this research was the reduction of many factors into one factors that influences student's perceptions for using Internet for learning purposes. The factor is factor that form student perception to use Internet for learning purposes, which contains several variables, the first variable 1) perception towards stimulation. The second variable is 2) sociopsychologis. The third variable is 3) Needs influences, the forth variable is 4) State of Emotional, The fifth variable is 5) Mental readiness, the sixth variable is 6) Cultural background. The seventh variable is 7) Frame of References. The eighth variable is principles of similarity.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2003
T12198
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wiwit Siswarini
"ABSTRAK
Skripsi ini mengenai persepsi siswa terhadap profesi dan tugas pustakawan. Penelitian ini bertujuan untuk merigetahui gambaran mengenai pengenalan dan persepsi siswa terhadap perpustakaan, mengefahui kontak antara siswa dan pustakawan, mengetahui persepsi siswa SMU terhadap profesi dan tugas pustakawan, gambaran mengenai pengenalan siswa terhadap organisasi profesi pustakawan, serta pengenalan dan minat siswa terhadap jurusan iimu perpustakaan.
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menyebarkan kuesioner. Kuesioner disebarkan langsung kepada responden hingga didapat jumlah yang diinginkan. Data dari hasil penyebaran kuesioner merupakan data utama dalam penelitian ini.
Dari hasil penelitian ini diketahui bahwa pengenalan siswa terhadap perpustakaan sebagian besar dimulai sejak mereka duduk di bangku SMP dan perpustakaan yang pernah dikunjungi hampir seluruh responden adalah perpustakaan sekalah sedangkan persepsi responden terhadap perpustakaan adalah positif. Kontak antara siswa dan pustakawan sebagian besar terjadi di meja sirkulasi. adalah positif. Kontak antara siswa dan pustakawan sebagian besar terjadi di meja sirkulasi.
Sebagian besar responden mengetahui ada profesi pustakawan dan mereka mempunyai persepsi positif terhadap peranan pustakawan di era informasi dan dalam mencerdaskan kehidupan bangsa, kecenderungan persepsi negatif terdapat pada prospek, gaji yang rendah, kedudukan pustakawan di antara profesi lain dan tugas pustakawan yang rutin dan membosankan.
Sebagian besar responden menyatakan tugas pustakawan adalah menyediakan informasi, dan untuk menjadi pustakawan dibutuhkan kepribadian yang dinamis, cepat dan cekatan, kreatif dan proaktif.
Hanya sebagian kecil yang mengetahui adanya organisasi profesi pustakawan itupun tidak mengetahui namanya secara lengkap. Minat responden untuk masuk ke jurusan ilmu perpustakaan sangat rendah karena hanya 4 % yang menyalakan berminat masuk.

"
1999
S15624
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kadarullah Purbosatmoko
"Penelitian mengenai persepsi dan harapan siswa terhadap koleksi perpustakaan SMU Negeri 78 Jakarta dilakukan pada bulan Mei 2007. Tujuannya adalah mendapatkan gambaran mengenai persepsi dan harapan siswa terhadap koleksi perpustakaan sekolah tersebut. Pengumpulan data dilakukan melalui penyebaran kuesioner, wawancara, dan studi kepustakaan untuk menunjang kelengkapan data penelitian.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa menurut siswa koleksi yang ada di perpustakaan sekolah sudah relevan dengan kurikulum. Mayoritas siswa juga beranggapan bahwa koleksi bacaan sehat yang ada di perpustakaan sekolah belum mencukupi bagi mereka. Mengenai harapan siswa terhadap koleksi, mayoritas siswa mengharapkan koleksi yang ada di perpustakaan sekolah selalu diperbaharui dan koleksi yang bersifat hiburan (karya-karya fiksi seperti novel dan komik) ditambah di jajaran koleksi."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2007
S15384
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Telah dibuat sebuah sistem pembelajaran interaktiv secara online menggunakan pemrograman macromedia flash mx dan active server pages. Sistem ini beroperasi dengan baik menggunakan browser internet dan koneksi 512 kbps. Hal yang berbeda dengan metode pembelajaran online yang sudah ada terletak pada fitur interaktif pengguna dalam melakukan simulasi dan latihan soal. Program sistem pembelajaran online ini dapat diakses oleh siapa saja dan kapan saja sehingga akan memberikan fleksibilitas yang tinggi bagi siswa-siswi SMU dalam memperoleh pengetahuan tentang kapasitor. Setelah dilakukan pengujian secara online, hasil kuesioner menunjukkan bahwa 86,67% responden atau 26 dari 30 siswa menganggap sistem ini dapat membantu proses belajarnya. "
JURFIN 11:26 (2005)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Tuti Budirahayu
"Studi ini menyoroti fenomena mengenai besarnya jumlah siswa Sekolah Menengah Umum yang berminat untuk terus bersekolah hingga ke jenjang perguruan tinggi. Diduga, minat mereka itu dilatarbelakangi oleh harapannya dan juga harapan orang tuanya untuk memperoleh ilmu pengetahuan dan keterampilan yang lebih tinggi agar kelak dapat digunakan sebagai bekal untuk memperoleh pekerjaan formal yang layak. Atas dasar itu maka studi ini bertujuan untuk mengetahui: (1) Rencana siswa SMU yang sedang duduk di kelas tiga, setelah mereka lulus;(2) Aspirasi atau harapan siswa SMU dan orang tuanya pada pekerjaan dan pendidikan lanjutan setelah SMU; (3) Latar belakang status sosial-ekonomi keluarga mereka; (4) Menjelaskan tiga model analisis berdasarkan alur hubungan di antara variabel-variabel bebas dan terikat. Model analisis pertama adalah: variabel status sosial-ekonomi orang tua [SSE] dihubungkan dengan aspirasi orang tua pada pekerjaan untuk anaknya [AKO], dihubungkan dengan aspirasi siswa pada pekerjaan [AKS] dan dihubungkan dengan rencana siswa setelah lulus SMU [RS]; Ke dua: status sosial-ekonomi orang tua [SSE] dihubungkan dengan aspirasi orang tua pada pendidikan untuk anaknya [APO], dihubungkan dengan aspirasi siswa-siswa pada pendidikan [APS] dan dihubungkan dengan rencana siswa setelah lulus SMU [RS]; Ke tiga: status sosial-ekonomi orang tua [SSE] dihubungkan dengan variabel aspirasi orang tua pada pendidikan dan pekerjaan untuk anaknya [AKPO], dihubungkan dengan variabel aspirasi siswa pada pendidikan dan pekerjaan [AKPS] dan dihubungkan dengan rencana siswa selepas SMU [RS]; (5) Melihat pengaruh langsung dan tak langsung serta mengetahui variabel mana yang paling dominan pengaruhnya di antara variabel-variabel bebas di atas terhadap variabel rencana siswa.
Pendekatan kuantitatif dengan metode penelitian survei digunakan sebagai pijakan penelitian ini. Populasinya adalah siswa SMU yang sedang duduk di kelas tiga, beserta orang tuanya masing-masing, pada akhir tahun 1997, di DKI Jakarta dan Kodya Surabaya. Populasi dibagi menjadi empat kelompok yang didasarkan atas data sekunder tentang "Peringkat SMTA Berdasarkan Nilai Rata Rata Hasil UMPTN 1995". Sampel diperoleh secara bertahap dengan cara: (1) Mengambil sebesar 10 persen SMU dari masing-masing kelompok populasi dan (2) Mengambil sebesar 14 persen siswa dari seluruh siswa kelas tiga di SMU-SMU yang terambil sebaga sampel pada masing-masing sub populasi: Pengambilan sampel dilakukan secara acak sederhana setelah diperoleh kerangka samplingnya Data dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner terstruktur dan dibagikan langsung kepada siswa. Kuesioner yang disebar ternyata tidak kembali seluruhnya, sehingga jumlah sampel yang didapat sebesar 446 siswa beserta orang tuanya (85 persen dari total sampel). Teknik analisis yang digunakan adalah: (1) tabel-tabel frekuensi, untuk mendeskripsikan variabel penelitian; (2) korelasi Product Moment untuk melihat ada atau tidaknya hubungan di antara beberapa variabel penelitian; (3) analisis jalur atau path analysis, untuk melihat alur dan kekuatan hubungan di antara beberapa variabel bebas terhadap variabel terikat. Keunggulan dari teknik analisis jalur adalah, sebagai alat uji untuk model-model analisis yang telah ditetapkan juga untuk mengetahui pengaruh langsung atau tidak langsung di antara variabel-variabel bebas terhadap variabel terikat. Selain itu, analisis jalur yang menggunakan perhitungan regresi, memungkinkan pelaksanaan kontrol (pengendalian) pengaruh variabel bebas yang lain di luar persamaan regresi. Dengan demikian, pengaruh murni variabel dalam model analisis dapat diungkapkan dan pengaruh interaksi dapat dikendalikan. Seluruh proses pengolahan data dilakukan dengan menggunakan program SPSS for Windows Release 7,0. Kelemahan yang terdapat pada penelitian ini, adalah: (1) kemungkinan terjadi penyimpangan karena penggantian sampel, sebab beberapa siswa yang rencananya akan diambil sampel, ternyata tidak ada di tempat; (2) cukup banyak responder, baik disengaja ataupun tidak, yang memberikan jawaban tidak lengkap pada beberapa butir pertanyaan, terutama pertanyaan terbuka; (3) tidak dilakukan teknik wawancara mendalam (depth interview), sehingga kurang diperoleh pemahaman yang lebih dalam mengenai permasalahan penelitian.
Penelitian ini menemukan: (I) Rencana siswa setelah lulus SMU, sebagian besar adalah melanjutkan pendidikan ke jenjang universitas atau institut di Perguruan Tinggi Negeri; (2) Aspirasi siswa pada pendidikan, sebagian besar adalah, agar dapat mempelajari ilmu pengetahuan atau keterampilan tertentu yang mereka minati. Sedangkan aspirasi orang tua pada pendidikan untuk anaknya, adalah agar anaknya mendapatkan bekal pengetahuan atau keahlian di Perguruan Tinggi yang berkualitas; (3) Aspirasi siswa pada pekerjaan, pada umumnya ingin bekerja di sektor jasa keuangan atau perbankan, kedokteran serta di bidang industri; di antara mereka, lebih banyak yang ingin bekerja di perusahaan swasta asing atau perusahaan swasta dalam negeri; posisi pekerjaan yang diharapkan, sebagian besar ingin menempati posisi di strata menengah atas; (4) Latar belakang status sosial-ekonomi orang tua, lebih banyak yang berada di strata menengah dan rendah; (5) Pengaruh variabel-variabel bebas terhadap variabel terikat, umumnya signifikan dan bersifat linear positif, kecuali pada variabel aspirasi siswa pada pekerjaan (AKS) dan aspirasi orang tua pada pekerjaan untuk anaknya (AKO), masing-masing tidak memiliki signifikansi terhadap variabel bebas lainnya dan juga terhadap variabel terikat; (6) Dari ketiga macam model analisis, ternyata model analisis ke dua dan ke tiga yang lebih sesuai untuk menjelaskan fenomena di atas. Variabel-variabel yang dominan dalam mempengaruhi rencana siswa adalah: (1) aspirasi orang tua pada pendidikan untuk anaknya [APO]; (2) aspirasi siswa pada pendidikan [APS] dan (3) status sosial-ekonomi orang tua [SES]."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>