Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 132672 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Tambunan, Raymond A.I.
"ABSTRAK
Penyebaran penyakit menular Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) di
Indonesia telah bersifat eksponensial. Percepatan penularan penyakit ini sudah
cukup mengkhawatirkan banyak pihak, terutama disebabkan masih kurangnya
kesadaran masyarakat terhadap bahaya penularannya. Salah satu kelompok
masyarakat yang sebagian besar di antara mereka bertingkah laku beresiko tinggi
tertular HIV adalah pengemudi truk. Berdasarkan penelitian sebelumnya, terlihat
bahwa sebagian besar dari pengemudi truk sering berganti-ganti pasangan seksual,
terutama dengan wanita pekerja seks.
Tujuan skripsi ini adalah menggambarkan nilai-niiai yang dimiliki pengemudi
truk antar kota yang bertingkah Iaku beresiko tertular HIV rnaupun yang tidak
beresiko. Tingkah Iaku beresiko tertular HIV yang dimaksud adalah berganti-ganti
pasangan seksual tanpa menggunakan kondom. Sedangkan nilai dipandang sebagai
variabel psikologis yang berpengaruh terhadap tingkah laku manusia, dalam hal ini
tingkah Iaku yang berkaitan dengan kesehatan.
Penelitian yang dilaporkan daiam skripsi ini menggunakan pendekatan kualitatif.
Metode utama pengumpulan datanya adalah dengan wawancara tidak berstruktur,
selain dilengkapi pula dengan observasi. Partisipan penelitian adalah pengemudi truk
antar kota yang melalui jalur utara Pulau jawa. Data yang diperoleh kemudian
dianalisis mengunakan teknik analisis secara kualitatif
Data bersumber dari 9 pengemudi truk, 4 di antaranya tergolong bertingkah
laku tidak beresiko, dan 5 tergolong bertingkah laku beresiko. Dari hasil analisis,
dapat diketahui nilai yang dominan muncul pada setiap kelornpok. Nilai dominan
pada kelompok tidak beresiko adaiah keamanan keluarga, sedangkan pada
kelompok beresiko adaiah menikmati hidup dan kehidupan yang bervariasi. Di
samping itu didapatkan pula nilai-nilai yang secara khas ada pada masing-masing
kelompok berdasarkan penyebaran nilai-nilai khusus dan tipe nilainya. Pada
kelompok tidak beresiko, nilai-nilai yang hanya ada pada kelompok ini adaiah nilai
menghormati orang tua, disiplin diri. patuh, ambisius dan nilai mampu. Sedangkan pada kelompok beresiko adalah nilai kenikmatan, menikmati hidup, berani,
kehidupan yang bervariasi, kebebasan, pengakuan sosial, dan nilai kekuasaan sosial.
Nilai bersifat relatif menetap pada setiap individu, namun ia dapat berubah
oleh perubahan budaya dan pengalaman yang berkesan. Selain itu, perubahan
prioritas nilai juga dapat dilakukan secara sengaja dan sistematis. Perubahan tersebut
dapat dilakukan dengan teknik value self-confrontation, yang telah teruji dapat
mengubah nilai dalam berbagai bidang. Bila telah diketahui nilai-nilai apa saja yang
berpengaruh, maka teknik ini dapat diterapkan terhadap pengemudi truk untuk
mendukung usaha pencegahan penularan HIV."
1997
S2633
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Loethano Novi Syukriadi
"ABSTRAK
AIDS (Acquired immuno Deficiency Syndrome) -dipahami sebagai
sindrom (kumpulan dari berbagai simptom, infeksi, dan kondisi)- merupakan
penyakit menular yang cepat dan Iuas jangkauan penyebarannya. Penyakit ini
sangat fatal karena menyebabkan runtuh atau rusaknya sistem kekebalan tubuh
dan bagian tubuh yang Iain karena infeksi yang disebabkan oleh virus HIV
(Human Immunodeficiency Virus) (Dossier, 1988 : 1). Sampai akhir Juli 1997, di
Indonesia telah tercatat 558 kasus HIV/AIDS (421 orang mengidap AIDS dan
137 terinfeksi HIV positif) dan telah menyebar ke 22 propinsi.
Hasil penelitian Nyamathi, dkk (1995) mendapati adanya prediktor-
prediktor perilaku beresiko HIV/AIDS, diantaranya adalah personal resources
yaitu self esteem dan emotional distress, threat appraisal, coping responses, dan
barriers of condom use. Faktor-faktor ini memiliki keterkaitan dan menunjukkan
adanya pengaruh dalam membentuk perilaku beresiko HIV/AIDS. Skripsi ini
akan melihat bagaimana gambaran masing-masing faktor tersebut pada
kelompok yang berperilaku beresiko tinggi yang memiliki rentang usia 20 - 29
tahun sesuai dengan rentang usia yang terbanyak terinfeksi HIV/AIDS di
Indonesia.
Yang dimaksud dengan kelompok berperilaku beresiko tinggi terhadap
HIV/AIDS dalam tulisan ini adalah mereka yang memiliki multiple sex partners,
yaitu yang tetah berhubungan seks (intercourse) dengan Iebih dari 'satu
pasangan. Kriteria ini dipilih sesuai dengan pandangan yang menyatakan bahwa
penyebaran infeksi HIV/AIDS paling banyak dan beresiko melalui kontak seksual
(lebih dari 90 %), sisanya (kurang dari 10 %) terjadi dengan cara lainnya.
Untuk mendekati permasalahan ini digunakan teori-teori umum yang
membahas masing-masing variabel. Hasil pembahasan ini mengarah kepada
bagaimana dinamika masing-masing variabel mempengaruhi terbentuknya
perilaku beresiko HIV/AIDS itu. Permasalahan yang dikemukakan disini adalah
bagaimana gambaran variabel self esteem, emotional distress, threat appraisal,
coping responses, dan barriers of condom use pada kelompok usia dewasa
awal. Gambaran ini dilihat dari nilai rata-rata yang diperoieh dari tiap variabel.
Untuk mempenajam hasil yang diperoleh kelompok yang berperilaku beresiko
tinggi tadi maka dilakukan perbandingan dengan kelompok yang tidak
berperilaku beresiko tinggi. Kecuali untuk variabel barriers of condom use, tidak
dilakukan perbandingan dengan kelompok yang abstinence ini mengingat
mereka bukan pemakai kondom. Karakteristik subjek penelitian ini adalah
mereka yang telah berusia 20 - 29 tahun. Jumlah subjek adalah 76 orang, 42
orang dengan multiple sex partners, dan 34 orang yang abstinence.
Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah accidental sampling
yang termasuk dalam Non-Probability Sampling. Digunakannya teknik ini dengan
alasan kemudahan memperoleh responden. Alat ukur yang digunakan dalam
penulisan ini adalah kuesioner. Teknik pengolahan data yang dilakukan adalah
penghitungan nilai rata-rata (mean) dari setiap variabel. Untuk mempertajam
hasil, dengan melihat adanya kemungkinan perbedaan diantara kedua
kelompok, dilakukan penghitungan t-test independent sample.
Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang
signifikan antara subjek yang berperilaku beresiko tinggi terhadap HIV/AIDS dan
yang tidak berperilaku beresiko tinggi pada variabel-variabet self esteem, profil
suasana hati (mood), threat appraisal, dan coping responses. Dimana kelompok
yang beresiko tinggi menunjukkan nilai yang Iebih rendah dibandingkan dengan
kelompok yang tidak beresiko tinggi pada variabel-variabel tersebut di atas.
kecuali untuk variabel self esteem. Untuk variabel self esteem, kelompok yang beresiko tinggi memiliki nilai yang Iebih tinggi dibandingkan dengan kelompok
yang tidak beresiko tinggi. Selanjutnya, dari variabel barriers of condom use
yang dikenakan kepada subjek yang berperilaku beresiko tinggi HIV/AIDS,
selaku pemakai kondom, diperoleh hasil bahwa ternyata terdapat perbedaan
yang signifikan antara nilai rata-rata kelompok dalam derajat kesetujuan
penggunaan kondom dengan nilai titik tengahnya, artinya tidak dirasakan atau
dialami adanya hambatan untuk menggunakan kondom saat berhubungan seks.
Selanjutnya, antara subjek pria dan wanita diperoleh hasil bahwa kedua
kelompok subjek tidak berbeda secara signifikan dalam derajat kesetujuan
penggunaan kondom.
Sebagai masukan, peneliti menyarankan diIakukan penelitian dengan
membuat suatu asumsi atau hipotesis yang menelaah lebih jauh hal-hal apa
yang membuat diperolehnya perbedaan-perbedaan baik yang signifikan maupun
yang tidak signifikan tadi pada dua ketompok.
Untuk memperoleh hasil penelitian yang Iebih akurat ada baiknya alat
ukur di construct sesuai dengan karakteristik responden yang akan dituju. Hasil
penelitian ini mungkin dapat juga dijadikan bahan acuan bagi para aktivis LSM
tentang AIDS dalam melakukan penyuluhan, kapan saat yang tepat untuk
memperkenalkan atau mensosialisasikan bagaimana penularan HIV/AIDS
terjadi, serta bagaimana metode yang akurat untuk melakukan hal-hal tersebut
di atas pada kelompok dengan karakteristik tertentu seperti kelompok subjek
dalam penelitian ini."
1998
S2612
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alifah Abdullah
"Penelitian ini dimaksudkan untuk menemukan hubungan antara variabel-variabel attitude terhadap safety performance, subjective Norm, dan perceived behavioral control dengan variabel intensi untuk melakukan safety performance pada pekerja drilling.
Penelitian dilakukan di PT Radiant Utama Technical Service, yang merupakan perusahaan kontraktor drilling pribumi terbesar di PT Caltex Petroleum Indonesia. Dari seluruh pekerja diambil 62 orang pekerja sebagai respnden penelitian. Data dikumpulkan melalui kuesioner dengan skala Likert yang mengukur variabel-variabel attitude, subjective norm, perceived behavioral control dan intensi untuk melakukan safcfy performance. Skala dibuat dalam bentuk skala Likert. Dilakukan analisa statistik dengan regresi berganda pada data yang terkumpul.
Hasil dari penelitian yang ditemukan adalah; (1) Attitude secara signifikan memberi sumbangan terhadap intensi untuk melakukan safety performance pada pekerja drilling. (2) Subjective norm secara signifikan memberi sumbangan terhadap4 intensi untuk melakukan safety performance pada pekerja drilling. (3) Perceived in behavioral control secara signifikan memberi sumbangan terhadap intensi safety performance pada pekerja drilling. (4) Sumbangan ketiga variabel; attitude, subjective norm, dan perceived behavioral control terhadap variabel intensi melakukan safety performance adalah sebesar 38.5%.
Saran-saran yang dapat diajukan adalah (1) Perusahaan hendaknya metakukan pendekatan terhadap atasan, sebagai kelompok acuan yang paling berpengaruh, untuk meningkatkan pelaksanaan safety performance. (2) Peningkatan attitude pekerja terhadap safety performance juga periu dilakukan antara lain dengan memberikan pengetahuan yang lebih luas dan mendalam tentang konsekwensi-konsekwensi yang timbul dan dilakukan atau tidak dilakukannya safety performance, untuk membentuk belief yang positif. (3) Untuk mengantisipasi kuatnya persepsi pekerja mengenai hambatan-hambatan yang berada di luar kontrol dirinya, dapat dilakukan pendekatan terhadap pekerja untuk mengubah persepsi tersebut ke arah yang lebih positif. (4) Perlu dilakukan penelitian-penelitian tanjutan untuk mengetahui apakan terdapat determinan lain yang juga signifikan membentuk safety performance."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2002
T237
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Di Indonesia seringkali timbul pertanyaan yang berkaitan dengan
tidak konsistennya sikap dan perbuatan seseorang. Apa yang dinyatakan
oleh seseorang sebagai pernyataan sikapnya seringkali tidak diikuti oleh
perbuatan yang senada. Hal ini seringkali menimbulkan persoalan dalam
hubungan interpersonal karena meniadi amat sulit untuk meramalkan
tingkah laku seseorang hanya dari pernyataan sikapnya. Dalam skala
yang Ieblh luas timbul persoalan yang berkait dengan masalah-masalah
etika, moral, nllai, kebudayaan, dan sebagainya.
"
Jelajah, 2 (1992) : 18-36, 1992
JSPI-2-1992-18
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Mellia Christia
"Masa remaja dapat dikarakteristikkan sebagai masa timbulnya tingkah laku beresiko, yaitu tingkah laku yang berpotensi untuk menimbulkan bahaya atau akibat yang fatal (Gullone et al, 2000). Resiko yang ditimbulkan oleh tingkah laku tersebut dapat bennacam-macam, misalnya gangguan keseliatan, fisik maupun psikologis, menurunnya nilai-nilai pelajaran di sekolah, dijauhi teman-teman, sampai yang paling parah adalah kematian. Berbagai resiko yang mengikuti suatu tingkah laku tersebut, tampaknya tidak mempengaruhi keterlibatan remaja dalam tingkah beresiko. Karena selain dari resiko negatif yang ada, hadir pula resiko positif yang seakan-akan menutupi resiko negatifnya, misalnya dapat diterima oleh kelompok, meningkatkan rasa percaya diri dan keinginan untuk memuaskan rasa ingin tahu. Oleh karena itulah dalam penelitian ini akan diteliti tentang hubungan antara persepsi terhadap resiko tingkah laku dengan keterlibatan remaja dalam tingkah laku beresiko. Selain itu akan diteliti pula perbedaan antara remaja putri dan putra dalam mempersepsikan resiko tingkah laku dan keterlibatan mereka dalam tingkah laku beresiko. Penelitian dilakukan secara kuantitatif dengan menggunakan 2 kuesioner yang mengukur persepsi terhadap resiko tingkah laku dan keterlibatan dalam tingkah laku beresiko. Teknik pengambilan sampel adalah purposeful sampling. Jumlah subyek 75 orang dengan rentang usia 16-18 tahun yang semuanya berasal dari bimbingan belajar BTA SMU 8 Jakarta. Setelah semua data didapat dilakukan uji homogenitas item dan dilanjutkan dengan uji hipotesa.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara persepsi terhadap resiko tingkah laku dengan keterlibatan dalam tingkah laku beresiko secara umum dan pada remaja putri. Sedangkan pada remaja putra tidak ada hubungan yang signifikan antara persepsi terhadap resiko tingkah laku dengan keterlibatan dalam tingkah laku beresiko. Kemudian ada perbedaan yang signifikan antara remaja putra dan putri dalam keterlibatan pada tingkah laku beresiko dan tidak ada perbedaan yang signifikan antara remaja putra dan putri dalam hal persepsi terhadap resiko tingkah laku. Selain itu, secara umum terdapat hubungan antara persepsi terhadap resiko tingkah laku dengan keterlibatan remaja dalam tingkah laku beresiko.
Dapat disimpulkan bahwa persepsi terhadap resiko dapat berhubungan dengan keterlibatan dalam tingkah laku beresiko pada remaja secara umum. Selain itu ada perbedaan antara remaja putra dan putri dalam hal keterlibatan pada tingkah laku beresiko. Disarankan pada orangtua untuk lebih memberikan informasi yang tepat tentang suatu tingkah laku, selain lebih banyak diberikan perhatian dan kasih sayang. Karena remaja yang dekat dengan keluarga, biasanya tidak memiliki keinginan yang besar untuk melakukan tingkah laku beresiko. Di samping itu lingkungan sekolah juga diharapkan dapat memberikan informasi yang tepat kepada para remaja dalam bentuk penyuluhan maupun secara ilmiah dalam kegiatan belajar di kelas. Sedangkan bagi para remaja sendiri, agar keinginan untuk mencoba hal-hal baru dapat tersalurkan, maka mengikuti kegiatan yang positif, misalnya kegiatan ekstra kurikuler , olahraga atau organisasi remaja, merupakan salah satu cara penyalurannya. Akan tetapi hasil ini hanya spesifik pada sampel penelitian ini saja dan untuk dapat memberi gambaran tentang tingkah laku beresiko pada remaja di Indonesia dibutuhkan sampel yang le'oih besar dan berasal dari daerah di luar Jakarta."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2001
S3040
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abdul Qohar
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2010
S26792
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Arlita Permanasari
"HIV menjadi salah satu penyebab kematian terbanyak di seluruh dunia, dan berkembang sangat pesat di antara perempuan. Pasien HIV akan menghadapi banyak perubahan, mulai dari perubahanan medis hingga perubahan sosial dan psikologis. Kondisi ini membuat level depresi para pasien HIV menjadi lebih tinggi, sehingga kualitas hidupnya menurun. Intervensi perlu diberikan agar pasien HIV dapat melakukan rekonstruksi pandangan negatif terhadap diri sendiri, orang lain dan masa depan. Salah satu intervensi yang efektif adalah Cognitive Behavioral Therapy (CBT), yang bertujuan untuk merestrukturisasi kognitif agar muncul respon yang lebih adaptif.
Metode penelitian dilakukan dengan one group before-after study design dan convenience sampling di RS POLRI, Jakarta Timur. Intervensi dengan CBT dilakukan sebanyak enam sesi.
Hasil dari empat partisipan, tiga diantaranya dapat mengikuti intervensi sampai selesai dan menunjukkan pengurangan simtom depresi serta peningkatan kemampuan coping terhadap perasaan negatif. Hal ini dapat dilihat dari penurunan skor BDI dan evaluasi kualitatif.
Kesimpulan CBT efektif untuk menurunkan simtom depresi pada perempuan yang mendapatkan diagnosis positif HIV tanpa melakukan perilaku beresiko. Teknik yang dianggap membantu adalah sharing, penulisan berkat, keeping-diary, identifikasi jenis pemikiran, metode A-B-C-D, behavior experiment, dan teknik relaksasi.

HIV is one of the common causes for death throughout the world also widely spread among women. HIV patients would encounter many changes, beginning from medical condition alteration, social and psychological changes in their life. These conditions lead HIV patients to have severe depression, thus a low quality of life. An intervention is crucial to help them reconstruct the negative negativistic view of oneself, others, and patient's future. One effective intervention would be a Cognitive Behavioral Therapy (CBT), aiming to restructure their thinking thus having more adaptive responses later on.
Methods. The research design for this study is one group before-after study design and convenience sampling was done in the National Police Hospital (Rumah Sakit POLRI), Jakarta Timur. Intervention was done with six sessions of CBT.
Results. Among all four participants, three of them completed the whole session and showed a significant decrease for their depressive symptoms and an increase coping ability towards negative emotions. This was obtained through BDI scoring results and qualitative evaluations.
Conclusion. CBT is effective to reduce depressive symptoms among HIV-positive women without risky behaviors conduct. Some techniques that would be helpful are sharing, blessings writing (gratefulness), diary keeping, thoughts identifications, A-B-C-D methods, behavioral experiments, and relaxation technique.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2013
T36781
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
cover
Depok : Program Studi Jawa Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2004
181.198 2 LAK
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>