Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 70254 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rima Olivia
"ABSTRAK
Anak dalam sebuah perkawinan oleh masyarakat Indonesia dipandang penting. Bagi
pasangan yang tidak memiliki anak, adopsi adalah salah satu pemecahan alternatif.
Faktor keluarga besar dan lingkungan sekitar yang memandang kemandulan sebagai hal
yang memalukan, membuat banyak orang tua merahasiakan proses pengadopsian.
Kerahasiaan ini menjadi salah satu masalah bagi orang yang diadopsi karena terhadap
mereka sendiri pun status ini seringkali dirahasiakan juga. Penelitian sebelumnya
menunjukkan bahwa adopree mengalami beberapa masalah khusus sehingga jumlah
mereka yang dirujuk pada klinik kesehatan mental lebih banyak dariapada orang yang
tidak diadopsi (non-adoptee). Untuk itu ingin diketahui masalah apa saja yang dihadapi
oleh orang yang diadopsi ini dan bagaimana dengan identitas diri pada orang yang
diadopsi. Pembentukan identitas diri merupakan topik sentral pada masa adolesensi.
Maka subyek penelitian ini adalah orang -orang yang telah atau sedang melalui masa
adolesensinya. Orang yang diadopsi menjadi sumber informasi utama. Penelitian ini
adalah penelitian kualitatif dengan wawancara dan observasi sebagai teknik
pengumpulan data.
Hasil penelitian adalah ternyata ketiga subyek merasa terbuang dan ditolak. Timbul
keinginan untuk mencari siapa orang tuanya sebenarnya. Ketiga subyek mengalami
masalah akademis. Seorang subyek tidak meneruskan kuliahnya karena merasa tidak
dapat berkonsentrasi. Pada masa pembentukan identitas dirinya, para subyek disibukkan
dengan pertanyaan tentang asal-usulnya dan siapa orang tuanya sebenarnya.
Salah satu subyek yang telah mengenal orang tua kandungnya kemudian mengalami
masalah dengan hubungan antara orang tua kandung dan orang tua adopsinya. Selain itu
ternyata faktor keluarga besar berperan dalam diri kedua subyek dalam penelitian ini.
Seorang subyek merasa terus ditekan oleh keluarga besarnya, karena saudara»saudara
jauhnya merasa iri karena subyek tersebut diambil dari pasangan yang tidak beruntung.
Subyek lain diberitahu oleh adik sepupu ibunya tetapi ia harus merahasiakan
pengetahuannya itu.
Ketiga subyek dalam penelitian ini adalah perempuan dan ketiganya tidak diadopsi
secara resmi. Untuk mendapatkan gambaran masalah yang lebih lengkap hendaknya
pada penelitian lanjutan diambil subyek dengan karakteristik yang berbeda dengan
karakteristik tersebut. Sedangkan untuk saran praktis, hendaknya orang tua betul~betul
memperhatikan kesiapan subyek pada saat memberitahu statusnya dan selain itu juga
mengantisipasi kemungkinan pemberitahuan status oleh orang lain jika hendak
merahasiakan status adoptee tersebut."
1999
S2626
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siahaan, Orsika
"Pengangkatan anak atau adopsi adalah suatu perbuatan mengambil anak orang lain ke dalam keluarganya sendiri, sehingga dengan demikian antara orang yang mengangkat anak dan anak yang diangkat timbul suatu hubungan hukum. Karena itu anak angkat merupakan anak yang berada dalam pemeliharaan sehingga kebutuhan hidupnya sehari-hari, biaya pendidikan dan sebagainya beralih tanggungjawabnya dari orang tua asal kepada orang tua angkatnya berdasarkan putusan Pengadilan. Permasalahan yang timbul adalah apakah anak angkat di mata hukum sama dengan kedudukan anak kandung yang akan menjadi penerus dan ahli waris dari orang tua angkatnya ataukah dikecualikan dalam hal-hal tertentu.
Penelitian mempergunakan metode penelitian kualitatif normatif dengan cara menganalisa peraturan perundang-undangan dan buku-buku didukung oleh data primer, sekunder serta bahan hukum tertier sedangkan penelitian lapangan dilakukan melalui observasi, wawancara dan pengkajian data hingga terwujud dalam tulisan tesis ini. Kedudukan anak dalam hukum adat sangat erat kaitannya dengan struktur tradisional masyarakat hukum adat setempat, berdasarkan sistem kekerabatan patrilineal, matrilineal atau parental. Intruksi Presiden Nomor 1 tentang Kompilasi Hukum menyatakan bahwa anak angkat tidak menerima waris kecuali wasiat pemberian dari orang tua angkatnya atau jika tidak akan memperoleh wasiat wajibah sebanyak-banyak 1/3 (sepertiga) dari harta warisan orang tua angkatnya. Keberagaman kaidah-kaidah hukum tentang kedudukan anak angkat telah menempatkan Yurisprudensi Mahkamah Agung dari kasus-kasus hak-hak anak angkat mendapatkan tempat yang sangat penting untuk dapat dipergunakan sebagai salah satu landasan bagi kedudukan dan hak-hak anak angkat."
Depok: Universitas Indonesia, 2005
T15449
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adi W. Gunawan
Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2005
155.4 ADI a
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Muchlis Riza
"Jurusan Keperawatan Politeknik Kesehatan Palembang sebagai salah satu lembaga pendidikan keperawatan di Palembang, memiliki peran dan tanggung jawab dalam mengantarkan peserta didiknya menjadi tenaga perawat profesional melalui proses belajar mengajar. Keberhasilan peserta didik dalam proses belajar yang dinyatakan dalam Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) akan menggambarkan kemampuan profesional mereka di bidang keperawatan.
Dalam penelitian awal melalui data sekunder didapatkan 67 % lulusan tahun 2003 memiliki IPK < 2,75. Kesenjangan IPK diantara peserta didik terutama antara peserta didik kelas khusus dengan peserta didik kelas regular. Hal tersebut mendorong peneliti untuk menganalisis faktor psikologis yang berhubungan dengan indeks prestasi kumulatif (IPK) mahasiswa di Jurusan Keperawatan Politeknik Kesehatan Palembang.
Desain penelitian yang digunakan dalam studi ini adalah cross sectional, karena peneliti hanya ingin melihat faktor psikologis yang berhubungan dengan IPK, dan tidak bermaksud untuk melihat hubungan sebab akibat. Populasi dan sampel penelitian ini adalah mahasiswa tingkat III (semester VI kelas regular dan semester IV kelas khusus) di Jurusan Keperawatan Politeknik Kesehatan Palembang tahun 2004 sebanyak 110 orang mahasiswa.
Data kuantitatif diperoleh melalui kuesioner yang berisi 7 variabel karakteristik psikologis mahasiswa. Jumlah kuesioner sebanyak 70 butir yang terdiri dari 20 butir variabel motivasi belajar, 10 butir variabel minat pada bidang keperawatan, 5 butir variabel sikap terhadap profesi perawat, 10 butir variabel persepsi terhadap dosen, 5 butir variabel persepsi terhadap mata ajaran, 10 butir variabel persepsi terhadap fasilitas pendidikan, dan 10 butir variabel persepsi terhadap profesi perawat. Pengolahan dan analisis data disajikan dalam bentuk analisis univariat, analisis bivariat, dan analisis multivariat.
Hasil analisis univariat menunjukkan bahwa IPK responden <2,75 masih cukup tinggi, terutama pads kelas regular dengan ciri-cirinya umur muda, belum bekerja, sehingga sangat membutuhkan IPK>2,75 untuk mendapatkan pekeijaan atau melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Hasil analisis bivariat menunjukkan ada 3 variabel yang memiliki hubungan yang bermakna dengan IPK yaitu : variabel motivasi, variabel jenis kelamin, dan variabel jenis kelas. Hasil analisis multivariat menunjukkan variabel motivasi merupakan variabel paling dominan dibandingkan variabel lainnya.
Saran yang dapat diberikan dari hasil penelitian ini terutama pada institusi pendidikan tempat peneliti melakukan penelitian yaitu untuk memperhatikan faktor-faktor yang dapat membangkitkan motivasi belajar peserta didik, antara lain menganjurkan pada staf pengajarnya untuk mendorong semangat belajar dengan sering memberikan kuis setiap selesai pokok bahasan, membahas hasil kuis sebelum dimulai pokok bahasan yang baru. Juga agar dapat menciptakan suasana kondusif bagi peserta didik untuk bersaing secara sehat dalam mengejar prestasi belajar, misalnya berupa pemberian reward atau penghargaan bagi peserta didik yang mendapat prestasi terbaik setiap semester, mendorong dibentuknya kelompok belajar yang efektif berupa sering memberi penugasan terstruktur baik secara individu maupun kelompok pada peserta didik.
Kepustakaan : 34 (1967 - 2002)

Psychological Characteristics Related to Cumulative GPA among Students in the Department of Nursing Palembang Health Polytechnic Year 2004 Department of Nursing, Palembang Health Polytechnic as nursing education institution in Palembang plays important role and is responsible in educating its students to be professional nurse through learning process. The success of students in the learning process is manifested in cumulative Grade Point Average (GPA} that also reflects the professional skill in nursing.
Preliminary study using secondary data showed that 67% graduates of 2003 had GPA < 2.75. There was gap of GPA among those attend special and regular classes. These motivate researcher to analyze further the psychological factors related to GPA among students in the Department of Nursing, Palembang Health Polytechnic.
Design used in the study was a cross sectional one since the researcher intended to examine the association and not causality. Population and sample of this study were 110 Grade 3 students (semester 6 of regular class and semester 4 of special class) in the Department of Nursing, Palembang Health Polytechnic year 2004.
Quantitative data was obtained through questionnaire contained 8 psychological characteristics variables. Questionnaire consisted of 70 items, 20 items of study motivation variable, 10 items of interest in nursing variables, 5 items of attitude toward nurse profession variables, 10 items of perception toward lecturer, 5 items of perception toward study subject variables, 10 items of perception toward education facility, and 10 items of perception toward nurse profession. Data analyses were presented in form of univariate, bivariate, and multivariate analyses.
Result of univariate analysis indicate that < 2,75 responder GPA still be high enough, especially at regular class with its young age characteristics, not yet worked, so that require > 2,75 GPA to get work or continue education to higher level. Analysis result of bivariate show there are 3 variables own a relation with GPA those are : motivation variable, gender variable, and class type variable. An analysis result of multivariate show motivation variable is the most dominant compared to other variable.
Suggestion which can be given from this research result is especially at institution of education where researcher researching which is to pay attention to factors which can awaken education competitor study motivation , for example suggesting instructor staff to keep up the study spirits by oftenly giving quis every time the fundamental study finished, discuss the quis result before starting new fundamental study. Also in order to create conducive atmosphere for educative competitor to compete healthyly in pursuing study achievement, for example in the form of giving reward or appreciation for educative competitor who get best achievement each semester, support the forming of effective study group by oftenly give structured assignation either by individual or educative competitor.
References: 34 (1967-2002)
"
Depok: Universitas Indonesia, 2004
T 12908
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ida Ayu Trisnadewi
"Stroke merupakan suatu keadaan dimana ditemukan tanda klinis yang berkembang cepat berupa defisit neurologis yang dapat memberat dan berlangsung selama 24 jam atau lebih. Distres psikologis merupakan gangguan umum yang dialami penderita Stroke. Tujuan dari penelitian ini adalah mengidentifikasi faktor - faktor yang berhubungan dengan distres psikologis pada lansia Stroke di rumah sakit. Desain penelitian yang digunakan adalah cross-sectional pada 120 pasien lansia serangan pertama Stroke pada fase akut. Instrumen yang digunakan adalah Barthel Index, The Kessler Psychological Distress, dan The MOS Social Support Survey. Data yang diperoleh akan dianalisa menggunakan analisis univariat, uji bivariat dan analisis multivariat regresi linear. Hasil penelitian ini diperoleh jenis kelamin laki-laki sebanyak 57,5 %, Stroke Non Hemoragik 59,2 % dan sebagian besar memiliki ketergantungan sedang (41,7%). Rerata skor dukungan sosial 65,83 (SD = 12,50) dan rerata skor distres psikologis 26,13 (SD = 4,93). Terdapat hubungan yang signifikan antara tipe Stroke, status fungsional dan dukungan sosial pada lansia Stroke fase akut serangan pertama namun tidak ada hubungan yang signifikan antara jenis kelamin dan distres psikologis. Dukungan sosial dan tipe Stroke merupakan faktor yang paling dominan yang berpengaruh pada distres psikologis lansia Stroke fase akut serangan pertama. Distres psikologis merupakan masalah yang sering ditemukan pada lansia Stroke fase akut serangan pertama namun seringkali diabaikan. Penelitian selanjutnya lebih digali faktor-faktor lain yang berhubungan dengan distres psikologis sehingga dapat digunakan dalam penyusunan intervensi perawatan pasien.

Stroke is a condition in which clinical signs are found that develop rapidly in the form of neurological deficits that can be aggravating and last for 24 hours or more. Psychological distress is a common disorder experienced by stroke sufferers. The purpose of this study was to identify factors associated with psychological distress in elderly stroke in hospitals. The study design used was cross-sectional  in 120 elderly patients with the first attack of stroke in the acute phase. The instruments used are the Barthel Index, The Kessler Psychological Distress, and The MOS Social Support Survey. The data obtained will be analyzed using univariate analysis, bivariate assay and multivariate linear regression analysis. The results of this study obtained male sex as much as 57.5%, Non-Hemorrhagic Stroke 59.2% and most had moderate dependence (41.7%). The mean social support score was 65.83 (SD = 12.50) and the mean psychological distress score was 26.13 (SD = 4.93). There was a significant association between stroke type, functional status and social support in elderly first-stroke acute phase strokes but no significant association between sex and psychological distress. Social support and stroke type are the most dominant factors affecting the psychological distress of the elderly Stroke acute phase of the first attack. Psychological distress is a problem that is often found in the elderly Stroke acute phase of the first attack but is often ignored. Further research further explored other factors related to psychological distress so that they can be used in the preparation of patient care interventions. "
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
cover
Atiyatun Homisah
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2001
S2908
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pohan, Joanna Soleta
"Pemutusan hubungan kerja (PHK) merupakan sebuah isu yang sedang marak dialami karyawan di Indonesia selama beberapa tahun terakhir. Individu yang mengalami PHK ditemukan dapat mengalami distress psikologis. Distress psikologis penting untuk diteliti dalam konteks PHK karena keberadaannya berpotensi menghambat individu untuk mendapatkan pekerjaan lagi dan menjalankan aktivitas di kehidupan sehari-hari. Dengan ini, studi ini akan menggali hubungan korelasi antara fleksibilitas psikologis dan distress psikologis pada orang yang mengalami PHK untuk mencari strategi yang dapat dilakukan seseorang untuk mempertahankan kesehatan mentalnya dalam menghadapi kehilangan kerja dan belum mendapat pekerjaan lagi. Penelitian melibatkan karyawan yang mengalami PHK dalam kurun waktu 1 tahun terakhir (N = 59). Fleksibilitas psikologis diukur menggunakan Acceptance and Action Questionnaire (AAQ-II) dan distress psikologis diukur menggunakan General Health Questionnaire (GHQ-12). Data diolah dengan metode Pearson correlation mendapatkan hubungan korelasi antara kedua variabel. Hasil yang didapatkan menunjukkan korelasi signifikan antara fleksibilitas psikologis dan distress psikologis pada orang yang mengalami PHK, r(59) = -0,506, p < 0,01. Dengan ini, semakin tinggi fleksibilitas psikologis seseorang, maka semakin rendah distress psikologis yang akan dialaminya. Hal ini menunjukkan bahwa intervensi yang bertujuan meningkatkan fleksibilitas psikologis dapat menjadi strategi yang efektif untuk mengurangi distress psikologis pada individu yang mengalami PHK.

Job displacement is an issue that has been increasingly experienced by employees in Indonesia over the last few years. Individuals who experience job displacement are found to experience psychological distress. Psychological distress has an urgency to be studied in the context of job displacement because it has the potential to disrupt individuals from getting re-employed and in carrying out activities in their lives. With that said, this study will explore the correlation between psychological flexibility and psychological distress in people who have experienced job displacement to look for strategies that a person can use to maintain their mental health in the face of losing their job and not having found another job. The research involved employees who experienced job displacement within the last year (N = 59). Psychological flexibility was measured using the Acceptance and Action Questionnaire (AAQ-II) and psychological distress was measured using the General Health Questionnaire (GHQ-12). The data is processed using the Pearson correlation to obtain a correlation relationship between the two variables. The results obtained show a significant correlation between psychological flexibility and psychological distress in people who have experienced job displacement, r(59) = -0.506, p < 0.01. With this, the higher a person's psychological flexibility, the lower the psychological distress they will experience. This shows that interventions aimed at increasing psychological flexibility can be an effective strategy for reducing psychological distress in individuals who experience job displacement."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Penelitian bertujuan untuk mengidentifikasi mekanisme koping yang digunakan
oleh orang tua dengan anak toddler yang pertama kali dirawat di rumah sakit.
Pertanyaan penelitian yang diajukan adalah “ Mekanisme koping apa yang
digunakan oleh orang tua dengan anak toddler yang pertama kali dirawat di rumah
sakit ‘? “.
Desain penelitian yang digunakan adalah Deskriptis Sederhana Responden yang
diteliti sebanyak 30 orang tua yang sedang mendampingi atau menunggu di rumasa sakit
Kriteria responden ditetapkan secara ketat, yang mempunyai anak toddler yang pertama
kali dirawat di rumah sakit.
Instrumen pengumpulan data berupa kuisioner yang diolah dari variabel
penelitian mekanisme koping adaptif 10 item dan mekanisme koping maladaptif 10 item,
yang dibuat sendiri oleh peneliti.Hasil penelitian menunjukkan bahwa mekanisme
koping yang sering digunakan oleh orang tua toddler yang pertama kali dirawat di rumah
sakit adalah : mencari informasi dengan nilai rata -rata : 3,9, memecahkan masalah
dengan anggota keluarga yang lain dengan nilai rata - rata : 3,71 , dan over proteksi
dengan nilai rata - rata: 3,55.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah : mekanisme koping yang sering digunakan
oleh orang tua toddler yang pertama kali dirawat di rumah sakit adalah : mekanisme
koping adaptif dengan tingkat variabel atau Standar Deviasi sebesar : 2,81.
Peneliti merekomendasikan untuk penelitian selanjutnya, dengan menambah
jumlah sample, mengembangkan variabel yang lebih spesifik dan diujicobakan beberapa
kali agar lebih valid. Metode kuasi eksperimen dapat juga digunakan agar diketahui
faktor - faktor apa yang menyebabkan orang tua menggunakan mekanisme koping
tertentu."
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2001
TA4981
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>