Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 188621 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ade Yuanita
"ABSTRAK
Pertambahan penduduk yang sangat besar di kota menyebabkan semakin
sempitnya lahan yeng tersedia untuk pemukiman. Oleh karena itu pembangunan
rumah susun merupakan alteraatif terbaik untuk pembangunan pemukiman di
perkotaan.
Kehidupan penghuni rumah susun berbeda dengan penghuni di lingkungan
perumahan biasa yang tidak bertingkat. Salah satu ciri yang menonjol pada penghuni
rumah susun adalah kebersamaan penghuni. Setiap penghuni rumah susun tidak
dapat menghindarkan diri dari hak dan kewajibannya terhadap pemilikan bersama
atas fasilitas bersama yang tersedia, seperti tangga bersama, koridor, pipa-pipa
saluran, taman, sarana jalan, lampu penerangan, dan sebagainya. Fasilitas bersama
tersebut merupakan milik mereka bersama yang digunakan dan dipelihara secara
bersama pula.
Pemeliharaan fasilitas bersama di rumah susun merupakan hal yang penting.
Fasilitas yang tidak terpelihara akan menjadi kotor dan rusak, serta dapat
menimbulkan pengaruh buruk bagi penghuninya, misalnya dapat membuat penghuni
merasa tidak betah. Oleh karena itu perlu adanya partisipasi dari para penghuni
dalam memeiihara fasilitas bersama di rumah susun.
Menurut White (1981) partisipasi terdiri atas tiga dimensi yaitu : dimensi
pengambilan keputusan, dimensi kontribusi, dan dimensi turut menikmati hasil
kegiatan (p. 18).
Dalam literatur disebutkan bahwa salah satu faktor yang dapat
mempengaruhi partisipasi seseorang adalah kohesi kelompok (Festinger et al., 1963;
Johnson & Johnson, 1994; Kuppuswamy, 1979). Yang dimaksud dengan kohesi
kelompok yaitu sejauh mana anggota-anggota suatu kelompok merasa tertarik satu
sama lain sehingga mereka ingin tetap bersama dalam kelompok itu.
Berdasarkan latar belakang yang telah disebutkan di atas, permasalahan
dalam penelitian ini dapat dirinci sebagai berikut;
1. Apakah terdapat hubungan yang signifikan antara kohesi kelompok dengan
dimensi pengambilan keputusan dari partisipasi penghuni dalam pemeliharaan
fasilitas bersama di rumah susun ?
2. Apakah terdapat hubungan yang signifikan antara kohesi kelompok dengan
dimensi kontribusi dari partisipasi penghuni dalam pemeliharaan fasilitas bersama
di rumah susun ?
3. Apakah terdapat hubungan yang signifikan antara kohesi kelompok dengan
dimensi turut menikmati hasil kegiatan dari partisipasi penghuni dalam
pemeliharaan fasilitas bersama di rumah susun ? Penelitian yang bersfat deskriptif ini dilakukan di rumah susun Klender,
Jakarta Timur. Subyek penelitian adalah para penghuni rumah susun yang
dikelompokkan berdasarkan blok dan jenis kelamin.
Pengumpulan data dilakukan dengan memberikan kuesioner kohesi
kelompok dan kuesioner partisipasi penghuni dalam pemeliharaan fasilitas bersama
di rumah susun. Untuk mengetahui ada atau tidaknya hubungan digunakan rumus
korelasi Kendall-tau (x).
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa :
1. Terdapat hubungan yang signifikan antara kohesi kelompok dengan dimensi
pengambilan keputusan dari partisipasi penghuni dalam pemeliharaan fasilitas
bersama di rumah susun.
2. Terdapat hubungan yang signifikan antara kohesi kelompok dengan dimensi
kontribusi dari partisipasi penghuni dalam pemeliharaan fasilitas bersama di
rumah susun.
3. Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara kohesi kelompok dengan dimensi
turut menikmati hasil kegiatan dari partisipasi penghuni dalam pemeliharaan
fasilitas bersama di rumah susun.
Ada beberapa saran yang diajukan berdasarkan hasil penelitian ini. Penelitian
ini menunjukkan bahwa kohesi kelompok berhubungan dengan dimensi pengambilan
keputusan dan dimensi kontribusi dari partisipasi penghuni dalam pemeliharaan
fasilitas bersama di rumah susun. Oleh karena itu pihak-pihak yang berkepentingan
dalam perencanaan dan pengelolaan rumah susun disarankan untuk menciptakan
lingkungan yang mendukung timbulnya kohesi kelompok, serta melibatkan para
penghuni dalam kegiatan-kegiatan yang dapat meningkatkan interaksi sosial dan
keija sama di antara mereka. Adapun saran untuk penelitian selanjutnya diantaranya
adalah melakukan penelitian serupa secara kontinyu mulai dari proses pengambilan
keputusan, palaksanaan kegiatan, sampai pada evaluasi kegiatan yang melibatkan
partisipasi penghuni rumah susun."
1997
S2577
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eka Adityawati
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 1990
S2302
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1991
S6676
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Pontjorini Juswardani
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 1988
S2040
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Triandari Tuning P>W
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1991
S6666
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
"Penelitian ini merupakan suatu penelitian tentang bentuk-bentuk keragaman aturan hukum yang terdapat dalam lingkungan pemukiman rumah susun. Dalam kaitan dengan poko penelitian ini, masalah utama perkotaan yang dihadapi oleh kota-kota di dunia termasuk Jakarta adalah pertambahan penduduk yang kurang terkendali, pertumbuhan kota yang serba cepat dan kompleks dalam hal pengembangan fungsi-fungsi sebagai pusta dari berbagai kegiatan yang kesemuanya belum dapat tertampung secara semestinya di ruang-ruang yang diperuntukkan bagi kegiatan-kegaitan tersebut. Salah satu upaya pemerintah DKI Jakarta dalam mengatur ruang wilayahnya yaitu dengan mengadakan penataan pada pemukiman kumuh."
Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 1999
HUPE XXIX-3-Sept1999-203
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Zubaidi
"Berawal dari pendapat beberapa orang ahli psikologi dan amatan penulis terhadap perilaku sosial di kota-kota besar terutama di Jakarta, nampak bahwa perilaku sosial negatif kian berkembang, hal itu ditunjukkan oleh kesadaran seseorang akan haknya untuk mempertahankan diri semakin kuat, sementara kesadaran mereka akan kewajiban melemah akibat beban kehidupan di kota besar yang terus meningkat. Juga nampak kompetisi semakin kuat, kesibukan urusan pribadi, egoistis, acuh terhadap kejadian disekeliling, yang kesemuanya dianggap sebagai gambaran melunturnya rasa setiakawan.
Fenomena tersebut mengantar penulis pada pertanyaan, sampai seberapa jauh rasa tanggung jawab sosial warga kota besar dapat diwujudkan, khususnya bagi mereka yang bertempat tinggal di lokasi pemukiman tertentu, yang dalam penelitian ini pengkajiannya ditetapkan di lingkungan pemukiman rumah susun dan rumah konvensional Perum Perumnas, serta faktor-faktor apa saja yang mempengaruhinya. Tanggung jawab sosial yang dimaksud adalah perilaku yang mengarah pada kepedulian seseorang untuk mensejahterakan dan membantu orang lain secara sukarela tanpa mengharapkan imbalan eksternal.
Dari telaah kepustakaan dan beberapa hasil penelitian terdahulu menunjukkan bahwa individu-individu yang berorientasi pada nilai-nilai religius cenderung bertindak prososial. Kesadaran religius yang tinggi mendorong seseorang untuk selalu berbuat baik dan memiliki tanggung jawab sosial yang tinggi. Demikian pula halnya dengan mereka yang memiliki harga diri yang tinggi akan mudah menerima orang lain dan punya rasa empati. Harga diri merupakan salah satu penentu bagi terwujudnya perilaku sosial positif dalam bentuk tanggung jawab sosial.
Atas dasar acuan tersebut, dalam penelitian ini diajukan dua buah hipotesis mayor untuk menguji keterkaitan variabel tanggung jawab sosial dengan variabel kesadaran religius dan variabel harga diri, serta menguji perbedaan tingkat tanggung jawab sosial warga yang berdomisili di lingkungan pemukiman tertentu dengan karakteristik yang berbeda. Dua buah hipotesis yang hendak diuji tesebut meliputi (1) ada hubungan positif antara Kesadaran Religius dan Harga Diri dengan Tanggung Jawab Sosial penghuni komplek pemukiman Perum Perumnas di Jakarta, (2) ada perbedaan tingkat Tanggung Jawab Sosial antara penghuni komplek pemukiman Rumah Susun dengan tingkat Tanggung Jawab Sosial penghuni komplek pemukiman Rumah Konvensional Perum Perumnas di Jakarta. Hipotesis mayor tersebut masing-masing kemudian dijabarkan dalam dua hipotesis minor sesuai dengan sub-variabelnya yang ditujukan pada tetangga dan orang lain yang tidak dikenal.
Penelitian dilaksanakan di dua lokasi pemukiman yang dibangun oleh Perum Perumnas, masing-masing di komplek rumah susun Kebon Kacang Jakarta Pusat dengan 120 orang responden, dan 150 orang responden di komplek rumah konvensional Klender Jakarta Timur.
Pengumpulan data untuk mengungkap variabel tanggung jawab sosial, kesadaran religius dan harga diri menggunakan angket. Sementara untuk pengolahan data dilakukan secara kuantitatif menggunakan uji statistik melalui program SPSS.
Analisis data untuk menguji hipotesis mayor satu serta hipotesis minornya menunjukkan bahwa ada hubungan yang bermakna antara kesadaran religius dan harga diri dengan tanggung jawab sosial para penghuni komplek pemukiman Perum Perumnas di Jakarta, baik pada lokasi rumah susun maupun rumah konvensional. Nampak pula adanya pengaruh yang berarti antara kesadaran religius dan harga diri terhadap tanggung jawab sosial terhadap tetangga maupun terhadap orang lain yang tidak dikenal pada penghuni kedua komplek pemukiman yang di bangun oleh Perum Perumnas di Jakarta tersebut.
Sementara hasil pengujian hipotesis mayor dua beserta hipotesis minomya menunjukkan bahwa ada perbedaan yang bermakna antara tanggung jawab sosial penghuni yang bermukim di komplek rumah susun dan mereka yang bertempat tinggal di komplek rumah konvensional. Nampaknya mereka yang bertempat tinggal di komplek rumah konvensional mempunyai tanggung jawab sosial yang lebih tinggi bila dibandingkan dengan mereka yang bertempat tinggal di komplek rumah susun. Bila dikaji lebih jauh, ternyata tidak nampak adanya perbedaan tanggung jawab sosial terhadap tetangga antara penghuni yang berdomisili di komplek rumah susun maupun di rumah konvensional. Dengan kata lain tidak cukup alasan untuk membedakan penghuni yang menempati rumah susun dari mereka yang menempati rumah konvensional sehubungan dengan tanggung jawab sosial mereka terhadap tetangga. Sementara tanggung jawab sosial terhadap orang lain yang tidak dikenal secara meyakinkan lebih tinggi dijumpai pada mereka yang bertempat tinggal di komplek rumah konvensional dibandingkan dengan mereka yang menempati rumah susun."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 1994
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Henny
"ABSTRAK
Peraturan mengenai rumah susun saat ini diatur didalam Undang-Undang No.16
tahun 1985 tentang Rumah Susun. Penghuni Rumah Susun wajib membentuk
Perhimpunan Penghuni yang bertugas mengatur kehidupan bersama sesama
penghuni didalam rumah susun. Berdasarkan Pasal 10 Undang-Undang No.16
tahun 1985 tentang Rumah Susun, pemindahan hak milik atas satuan rumah susun
dari penyelenggara pembangunan kepada pembeli pemindahan haknya harus
dilakukan dengan Akta Pejabat Pembuat Tanah (PPAT) akan tetapi, dewasa ini
dalam kegiatan pemasaran properti khususnya rumah susun di Indonesia
seringkali satuan rumah susun dijual dengan jalan Perjanjian Pengikatan Jual beli
yang tidak dilanjutkan ketahap pembuatan Akta Jual Beli. Yang menjadi
pertanyaan dan akan dibahas dalam penulisan ini adalah bagaimana penyelesaian
perkara yang teijadi antara Perhimpunan Penghuni Rumas Susun terkait dengan
persoalan kehidupan bersama didalam rumah susun bila dikaitkan dengan unitunit
rumah susun yang dijual hanya berdasarkan Perjanjian Pengikatan Jual Beli.
Apakah dengan Peijanjian Pengikatan Jual Beli telah teijadi peralihan hak antara
Developer dengan pihak ketiga? Apa saja tugas, kewajiban dan kewenangan
Perhimpunan Penghuni Rumah Susun dalam mengatur kehidupan di rumah
susun?

ABSTRACT
Development of housing flats is one of the alternative problem-solving of
the housing and settlement needs, especially in urban areas, the number continues
to increase because the construction of housing flats could reduce the use of land.
Regulations regarding the housing flat this time are set in the Law Number 16
year 1985 regarding the Housing Flat. In the regulation jo. The Government
regulations are governed that the residents of Housing Flat must establish an
Association of Resident which has a duty to set up the life of a fellow in the
housing flat. Basically, based on Article 10 of Law number 16 of 1985 regarding
the Housing Flat, the transfer of title on housing flat unit from the development
management to the purchaser, the transfer of rights must be made with a deed of
the Land Deed Official (PPAT), however, currently in the property marketing
activities especially the housing flat in Indonesia are often a unit of housing flat
that has not been completed which has a lot of devotees is sold with the Sale and
Purchase Binding Agreement which is not continued until the making level of the
Sale and Purchase Deed.The question and the one will be discussed by the author
in this writing is how the settlement of cases occurred between Association of
Housing Flat Resident related to problem of living together in the housing flat
when it is associated with the unit housing flats sold only based on the Sale and
Purchase Binding Agreement. Has the right’s transition occurred through the Sale
and Purchase Binding Agreement between the Developer with third parties?
What’s duties, responsibilities and authority of the Association of Housing Flat
Resident in managing life at housing flat?"
2009
T37280
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Veronika Cahya Wijaya
"Pendahuluan: Masalah kesehatan respirasi merupakan salah satu gangguan kesehatan dengan prevalensi cukup tinggi di dunia. Penyebabnya erat kaitannya dengan perilaku merokok. Selain itu, tingkat pengetahuan, sikap, perilaku serta lingkungan juga berperan serta. Tujuan dari penelitian ini ialah mengetahui hubungan antara tingkat pengetahuan dengan prevalensi masalah kesehatan respirasi pada penghuni rumah susun di Jakarta.
Metode: Desain penelitian yang dipilih ialah cross-sectional. Data diperoleh dengan mengisi kuesioner yang ditanyakan melalui wawancara. Pengambilan data dilakukan pada bulan Agustus 2012 dengan melibatkan 120 responden. Data yang dikumpulkan akan diuji dengan chi-square dan fisher untuk melihat nilai probabilitas (p).
Hasil: Sebanyak 36% responden pernah mengalami masalah kesehatan respirasi dan 64% lainnya menunjukkan status kesehatan respirasi yang baik. Tingkat pengetahuan responden didapatkan 40,8% dengan pengetahuan di bawah rata-rata dan 59,2% dengan pengetahuan di atas rata-rata. Tidak terdapat hubungan bermakna antara tingkat pengetahuan dengan status kesehatan respirasi (p=0,879).
Kesimpulan: Prevalensi masalah kesehatan respirasi pada penghuni rumah susun di Jakarta ialah 36% Tingkat pengetahuan tidak memiliki hubungan dengan masalah kesehatan respirasi.

Introduction: Respiratory health problems is one of the health problems with a high prevalence in the world. The cause is closely associated with smoking behavior. In addition, knowledge level, attitude, behavior and environment also have a role as well. The purpose of this study is to determine the relationship between knowledge level with the prevalence of respiratory health problems in flats occupants in Jakarta.
Method: The selected research design is cross-sectional. Data obtained by filling out a questionnaire that asked through interview. Data collected was performed in August 2012, involving 120 respondents. The data collected will be tested with chi-square and fisher to see the value of the probability (p).
Result: About 36% of respondents had experienced respiratory health problems while 64% showed good respiratory health status. The knowledge level of the respondents earned showed about 40.8% of respondents with knowledge level below average and 59.2% above average. There is no significant relationship between the level of knowledge with the respiratory health status (p=0.879).
Conlusion: Prevalence of respiratory health problems in flats occupants in Jakarta is about 36%. Knowledge level is not contributing for the prevalence of respiratory health problems."
Depok: Universitas Indonesia, 2013
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>