Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 169295 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
Endang Sri Hastuti
"Penelitian ini bertujuan untuk inengetahui hubungan antara variahel motivasi berprestasi dan kebiasaan belajar dengan prestasi belajar mahasiswa, baik hubungan secara sendiri-sendiri, maupun bersama-sama.
Populasi pada penelitian ini adalah mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Borobudur Angkatan Tahun 1996/1997 . Metode penelitian ini adalah metode survai: sampel penelitian berjumlah 47 orang, yang diambil dengan menggunakan teknik acak sederhana dari 110 orang populasi.
Instrumen yang digunakan untuk pengumpulan data motivasi berprestasi dan kebiasaan belajar berupa kuesioner dengan menggunakan skala Liked, dimana masing-masing variabel memuat 18 butir pernyataan. Prestasi belajar diperoleh dari bobot nilai rata-rata selama tiga semester secara berturut turut. Teknik analisis data yang digunakan adalah dengan korelasi sederhana, parsial, dan ganda; regresi sederhana dan ganda.
Dari hasil analisis data mengungkapkan bahwa : Pertama, terdapat hubungan yang positif antara motivasi berprestasi dengan prestasi belajar dengan koefisien korelasinya (ryx1) = 0,3331, dan persamaan regresinya Y = 17,94 + 0.443 X,; kontribusi motivasi berprestasi terhadap prestasi belajar sebesar 15,032 persen. Kedua , ada hubungan yang positif antara kebiasaan belajar dengan prestasi belajar dengan koefisien korelasinya (r, ) = 0,2998 dan persamaan regresinya Y = 23,3996 + 0,3937 X, ; kontribusi kebiasaan belajar terhadap prestasi belajar sebesar 13,021 persen. Ketiga, secara bersama-sama motivasi berprestasi dan kebiasaan belajar mempunyai hubungan yang positif terhadap prestasi belajar, dengan koefisien korelasi gandanya (rvx1 2) = 0,47613 dan persamaan regresi gandanya Y = 0,92473 + 0,3651 X, + 0,3105 X. Kontribusi kedua varians ini secara bersama-sama terhadap prestasi belajar sebesar 22,67 persen.
Dapat disimpulkan bahwa variabel motivasi berprestasi dan kebiasaan belajar, baik secara sendiri-sendiri maupun bersama-sama turut menentukan adanya variasi prestasi belajar mahasiswa fakultas Hukum pada universitas Borobudur, Jakarta."
1998
T 2599
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rahmiati
"Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji beberapa faktor psikologis yang dianggap sangat memberikan sumbangan terhadap prestasi belajar. Diantaranya adalah faktor kemampuan berpikir kreatif, motivasi berprestasi dan inteligensi. Kemampuan berfikir kreatif penting diteliti karena mahasiswa tidak hanya belajar untuk mencerna teori tetapi juga merancang dan mempraktekkan berbagai bidang studi yang membutuhkan kreativitas tinggi. Adapun motivasi berprestasi juga dianggap penting karena merupakan faktor pendorong pada dirinya untuk mencapai prestasi belajar yang tinggi. Inteligensi merupakan kemampuan dasar yang diperlukan untuk mencerna materi pelajaran.
Penelitian dilakukan terhadap mahasiswa D-2 PGSD UHAMKA yang sudah menyelesaikan semua mata kuliah teori dan sedang malaksanakan Praktek Pengalaman Lapangan (PPL) di Sekolah Dasar. Sampel berjumlah 85 orang yang diperoleh dengan teknik accidental sampling. Data kemampuan berfikir kreatif diperoleh melalui Tes Kreativitas Verbal (TKV) yang dikonstruksi oleh Utami Munandar. Data motivasi berprestasi, dalam bentuk kuesioner skala Likert. Data tentang Inteligensi diperoleh melalui tes Culture Fair Intelligence Test (CFIT) untuk mahasiswa. Sedangkan data tentang prestasi belajar diambil dan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) selama empat semester. Analisis data dilakukan dengan Korelasi Product Moment teknik korelasi ganda dan Multiple Regression dengan memanfaatkan program Statistic Package for Social Science (SPSS).
Penelitian ini menunjukkan bahwa antara kemampuan berfikir kreatif, motivasi berprestasi dan inteligensi mempunyai hubungan yang positif dan signifikan dengan prestasi belajar. Kemampuan berpikir memberikan kontribusi sebesar bersangkutan 28% terhadap prestasi belajar, motivasi berprestasi memberikan kontribusi sebesar 30% terhadap prestasi belajar. Dan inteligensi memberikan kontribusi sebesar 26% terhadap prestasi belajar. Bila antara kemampuan berfikir kreatif, motivasi berprestasi dan inteligensi secara bersama-sama bersinergi terhadap prestasi belajar memberikan kontribusi sebesar 43%. Kontribusi masing-masing variabel signifikan karena probabilitasnya adalah 0.000 - 0.001 lebih kecil dari 0.05.
Untuk meningkatkan sumber daya manusia dimasa yang akan datang, maka pemerintah diharapkan memperbesar investasi untuk pendidikan dari anggaran APBN. Kepada lembaga penyelenggara pendidikan tenaga kependidikan diharapkan agar melakukan seleksi yang baik terhadap calon guru disamping melaksanakan proses belajar mengajar (PBM) yang kondusif. Untuk keperluan generalisasi sangat diperlukan penelitian yang lebih lanjut dengan populasi yang lebih banyak dan wilayah yang lebih luas."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2002
T18521
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sutadji
"Penelitian ini bermula dari suatu peinikiran bahwa kualitas lulusan perguruan tinggi di masyarakat ada kaitanny.a dengan prestasi studi yang diperoleh nahasiswa selama studi di perguruan tinggi. Mahasiswa yang ineniiliki prestasi studi yang inenivaskan akan mexnungkinkan untuk berprestasi di masyarakat.
Prestasi belajar tnahasiswa yang diperoleh selania studi di perguruan tinggi berhubungan dengan keniaznpüan inahasiswa dalarn znenyerap ilinu pengetahuan yang disampaikan oleh setiap dosen pada waktu perkuliahan.
Untuk menyerap ilmu pengetahuan yang disajikan dosen ada faktor-faktor yang ikut inenentukannya yaitu factor dari dal am diri iridividu seperti inotivasi, inteligensi, minat dan persepsi inahasiswa terhadap kepengajaran dosen, kebiasaan belajar, sikap, serta faktor eksternal yaitu lingkungan keluarga, lingkungan teinan, lingkungan perididika.n, sarana belajar, serta sarana pendidikan. Salah satu faktor dari dalani individu (internal) yang berhubungan dengan prestasi belajar inahasiswa adalah inotivasi berpr.estasi. Menurut McClelland (1953) siswa Yang meinpunyai niotivasi berprestasi akan belajar lebih gigih, sedangkan menurut Heckhausen (1968) pada uxnuinnya seseorang yang Inenipunyai motivasi berprestasi tinggi cenderung akan menyelesaikan tugas-tugas belajarnya.
Faktor internal lainnya yang berhubungan dengan prestasi belajar inahasiswa adalah persepsi inahasiswa tentang kepengajaran dosen. Persepsi inahasiswa nerupakan pemberian arti dari inahasiswa terhadap suatu obyek yang ada pada lingkungannya. WR.Nord dikutip oleh Gibson dkk.(1973) menyatakan bahwa persepsi adalah proses peinbenian arti terhad-ap lingkungan oleh individu. Adapun lingkungan yang dimaksudkan disini adalah tentang kepengajaran dosen mereka. Sedangkan f aktor dari luar individu (eksternal) yang berhubungan dengan hasil belajar inahasiswa adalah tentang kepeng.ajaran dosen. Menurut Braskainp dan kawan-kawan (1979) terdapat korelasi antara pengajaran dosen dengan hasil belajar inahasiswa, deniikian pula studi yang pernah dilakukan oleh Centra (1979) inenunjukkan bahwa ada korelasi yang cukup baik antara kepengajaran dosen dengan hasil belajar mahasiswa.
Ada faktor lain pula yang berkaitan dengan prestasi belajar inahasiswa yaitu sikap terhadap kegiatan belajar ditentukan oleh bagaimana persepsi mahasiswa terhadap kegiatan belajar yang dialaminya. Menurut Sinibolon (1984) mahasiswa yang senang terhadap aktivitas belajar cenderung nelaksanakan tugas-tugas belajar dengan perasaan lapang dan gembira, sehingga beban studi yang ada pada mahasiswa dapat diselesaikan. Tetapi sebaliknya jika mahasiswa tidak senang terhadap kegiatan belajar ia cenderung inenghindar bahkañ menolaknya. Dengan demikian tuga-tugas tidak diselesaikannya.
Melalui kajian teoritis tentang persepsi mahasiswa terhadap kepengajaran dosen, inotivasi berprestasi serta sikap dan kebiasaan belajar dalam hubungannya dengan prestasi belajar inahasiswa diajukan empat hipotesis. untuk diuji kebenarannya. Penelitian dengari sampel dua ratus einpat inahasiswa di Universitas Borobudur, rnengungkap hasil pengujian hipotesis-hipotesis sebagai berikut; tiga hipotesis ditolak dan satu diterima, hipotesis yang diteriina adalah hipotesis ketiga sedangkan hipotesis yang lainnya ditolak.
Dengan demikian terungkap hasil penelitian sebagai berikut:
1. Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara persepsi xnahasiswa tentang kepengajaran dosen dengan prestasi belajar inahasiswa,
2. Tidak ada hubungan yang signifikan antara inotivasi berprestasi dengan prestasi belajar uiahasiswa.
3. Ada hubungan yang signifikan antara sikap dan kebiasaan belajar dengan prestasi belajar mahasiswa.
4. Tidak Ada hubungan yang signifikan secara bersainasama antara persepsi mahasiswa terhadap kepengajaran dosen, inotivasi berprestasi, sikap dan kebiasaan belajar dengan prestasi belajar mahasiswa.
Penulis menyarankan agar dalani penerimaan ealon-calon inahasiswa baru diadakan seleksi agar inahasiswa yang diterima adalah mahasiswa yang memiliki sikap dan kebiasaan belajar yang positif, mahasiswa yang mempunyai keinginan tinggi untuk meperdalam ilmu pengetahuan, mahasiswa yang memuliki disiplin tinggi dalam melaksanakan tugas-tuugas, serta mahasiswa yang memiliki potensi yang meniadai untuk belajar di Perguruan Tiriggi.
Selain itu penulis juga menyarankan untuk mengadakan penelitian dengan tujuan untuk inengetahui bagaimana hubungan antara persepsi nahasiswa terhadap kepengajaran dosen dengan inotivasi berprestasi inahasiswa, hubungan antara persepsi mahasiswa terhadap kepengajaran dosen dengan sikap dt kêbiasaart belajar. mahaiswa, serta hubungan antara irotivasi berprestasi dengan sikap dan kebiasaan belajar thahasiswa. Penulis juga menyarankan agar kesejahteraan dosen perlu dlperhatikan agar dosen dapat mengemban dedikasi secara optimal. Dalam instruinen penelitian penulis menyarankan pula perlu dicari validitas eksternal jadi tidak hanya validitas internal saja."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 1993
T6939
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sembiring, Ejasa
"ABSTRAK
Penelitian ini bermula dari suatu pemikiran bahwa kualitas lulusan perguruan tinggi di masyarakat ?aa kaitannya dengan prestasi studi yang diperoleh mahasiswa selama di perguruan tinggi. Mahasiswa yang memiliki prestasi yang memuaskan akan memungkinkan untuk berprestasi di masyarakat.
Prestasi belajar mahasiswa yang diperoleh selama studi di perguruan tinggi berhubungan dengan kemampuan mahasiswa dalam menyerap ilmu pengetahuan yang disampaikan oleh setiap dosen pada waktu perkuliahan. Untuk menyerap ilmu pengetahuan yang disajikan dosen ada faktor-faktor yang menentukannya yaitu faktor dari dalam individu seperti motivasi, kreativitas, inteligensi, kepribadian, minat, lingkungan rumah, lingkungan kampus. Salah satu faktor dari dalam individu (internal) yang berhubungan dengan prestasi belajar mahasiswa adalah motivasi berprestasi. Menurut Mc Clelland (1953) pada umumnya seseorang yang mempunyai motivasi berprestasi tinggi cenderung akan menyelesaikan tugas-tugas belajarnya.
Faktor internal lainnya yang berhubungan dengan prestasi belajar mahasiswa adalah kreativitas. Silverman (1978) mengemukakan bahwa orang-orang kreatif biasanya menggunakan kesempatan dengan baik, mereka adalah sumber ide-ide baru, bukan hanya mampu menyelesaikan masalah melainkan juga menemukan masalah-masalah baru.
Ada faktor lain pula yang berkaitan dengan prestasi belajar mahasiswa yaitu iklim kelas. Menurut Reilly dan Lewis (1983) iklim kelas merupakan kondisi psikologis yang tercermin dari suatu lingkungan kelas.
Kondisi psikolois tersebut terbentuk karena adanya faktor-faktor yang ada dalam lingkungan kelas itu seperti faktor administratif, disiplin, formalitas, emo°i, sosial, dimana kesemuanya tidak terpisahkan, saling berinteraksi sehingga mempengaruhi didalamnya. Melalui kajian teoritis tentang iklim kelas, kreativitas, motivasi berprestasi dengan prestasi belajar mahasiswa diajukan empat hipotesis untuk diuji kebenarannya. Penelitian dengan sampel 120 mahasiswa di Akademi Perhotelan dan Pariwisata Sahid/ mengungkap hasil pengujian hipotesis adalah sebagai berikut : Keempat hipotesis ditolak.
Dengan demikian terungkap hasil penelitian sebagai berikut :
1. Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara iklim kelas dengan prestasi belajar mahasiswa.
2. Tidak ada hubungan yang signifikan antara kreativitas dengan prestasi belajar mahasiswa.
3. Tidak ada hubungan yang signifikan antara motivasi berprestasi dengan prestasi belajar mahasiswa.
4. Tidak ada hubungan yang signifikan secara bersama-sama antara prestasi kelas, kreativitas, motivasi berprestasi dengan prestasi belajar mahasiswa.
Untuk penelitian lanjut dalam bidang ini penulis menyarankan antara lain iklim kelas perlu diciptakan sedemikian rupa, diberikan kesempatan untuk bersikap kreatif, dan perlunya ditingkatkan motivasi berprestasi. Selain itu perlu ditingkatkan mutu kepengajaran dosen antara lain program peningkatan pengajaran melalui training, lokakarya, meningkatkan kesejahteraan dosen."
1994
T37917
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
C. Sari Sekaringnoor
1993
S2320
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Indah Rizki Maulia
"Seiring dengan adanya persaingan dalam bidang pendidikan baik secara nasional maupun internasional antara Perguruan Tinggi, maka perguruan tinggi negeri dituntut untuk lebih berbenah diri agar dapat meningkatkan kualitasnya. Peningkatan kualitas ini juga mencakup peningkatan kualitas mahasiswanya. Mahasiswa tidak hanya diharapkan dapat lulus tepat waktu, tapi juga dapat meraih prestasi yang maksimal. Dweck (dalam Snyder, 2002) menegaskan bahwa keberhasilan siswa di kelas tidak hanya ditentukan oleh faktor kecerdasan dan kemampuan.
Salah satu faktor penting yang dapat mempengaruhi prestasi siswa adalah motivasinya dalam meraih hasil yang maksimal dalam bidang akademis. Dahulu diyakini bahwa kesuksesan siswa di kelas bergantung pada Intelligence Quotient dan Emotional Quotient yang dimiliki siswa, namun hal tersebut tidak terbukti. Paul G. Stoltz (1997) mencoba menjembatani antara konsep kedua konsep ini dengan menciptakan konsep Adversity Quotient yaitu suatu ukuran untuk mengetahui respons manusia terhadap kesulitan. Adversity Quotient (AO) diajukan sebagai prediktor global terhadap kesuksesan antara lain sebagai prediktor dari motivasi.
Dalam penelitian ini Adversity Quotient akan diuji apakah benar memiliki hubungan dengan motivasi yang salah satu bentuknya adalah motivasi berprestasi dalam bidang akademis. Penelitian ini berusaha untuk. lebih mengembangkan penelitian mengenai Adversity Quotient dan motivasi berprestasi dengan sampel warga Indonesia, khususnya mahasiswa. Dengan demikian diharapkan penelitian ini dapat dimanfaatkan khususnya oleh bangsa Indonesia. Dalam penelitian ini penulis mengambil sampel mahasiswa Universitas Indonesia angkatan 2001, 2002, 2003 yang mengikuti program SI reguler.
Peneliti juga akan mencoba melihat apakah ada perbedaan pada mahasiswa yang berasal dari Jakarta, Depok, Bogor, Tangerang, dan Bekasi (Jadebotabek) dengan yang berasal dari luar Jadebotabek dalam hal Adversity Quotient dan motivasi berprestasi akademis. Dugaan akan adanya perbedaan muncul karena adanya asumsi bahwa mahasiswa yang berasal dari daerah lain mengalami krisis yang lebih berat dibandingkan dengan mahasiswa yang berasal dari kota/daerah dimana universitas itu berdiri, antara lain berupa tekanan akulturasi yang disebabkan oleh perbedaan kebudayaan dengan lingkungannya yang baru dan sebagainya.
Penelitian ini bersifat kuantitatif dengan sampel sebesar 87 orang, 60 orang berasal dari Jadebotabek dan 27 orang berasal dari luar Jadebotabek. Alat ukur Adversity Quotient dan motivasi berprestasi yang digunakan dibuat sendiri oleh peneliti. Kedua alat ukur ini berbentuk skala tipe Likert. Alat ukur Adversity Quotient terdiri dari dimensi Control, Ownership, Reach, Endurance dan alat ukur motivasi berprestasi akademis terdiri dari dimensi Risiko Pemilihan Tugas, Kebutuhan akan Umpan Balik, Tanggung Jawab, Ketekunan, Kreatif/Inovatif, dan Keinginan untuk Unggul. Ternyata motivasi berprestasi akademis tidak hanya dipengaruhi oleh Adversity Quotient maka faktor-faktor lain yang memiliki pengaruh terhadap motivasi berprestasi akademis juga dianggap sebagai variabel bebas/independent variable (IV).
Faktor-faktor lain ini diperoleh melalui data kontrol. Dengan demikian hubungan antara Adversity Quotient juga IV-IV lainnya (jenis kelamin, angkatan, fakultas, jenis ilmu yang ditekuni di fakultas, asal SMU, jalur masuk UI, pilihan fakultas dalam UMPTN/SPMB, urutan kelahiran, jumlah anak dalam keluarga, pendidikan terakhir ayah, pendidikan terakhir ibu, pekerjaan ayah, pekerjaan ibu, tempat tinggal keluarga, saat ini tinggal bersama siapa, dan keikutsertaan di seminar/pelatihan motivasi) dengan motivasi berprestasi akademis diuji melalui perhitungan statistik Multiple Regression.
Dari hasil penelitian terhadap sampel tidak ditemukan adanya hubungan antara Adversity Quotient dengan motivasi berprestasi akademis. Juga tidak ada perbedaan pada mahasiswa yang berasal dari Jakarta, Depok, Bogor, Tangerang, dan Bekasi (Jadebotabek) dengan yang berasal dari luar Jadebotabek dalam hal Adversity Quotient dan motivasi berprestasi akademis. Untuk IV lainnya seperti di atas juga tidak ditemukan adanya hubungan dengan motivasi berprestasi akademis. Walaupun dari hasil perhitungan didapatkan besarnya peran dari tiap IV terhadap motivasi berprestasi akademis, namun ternyata tidak signifikan pada level of significance 0,01 dan level of significance 0,05 sehingga probabilitanya lebih kecil daripada probabilita yang diharapkan.
Beberapa hal yang mungkin menjadi penyebab terjadi hal tersebut, antara lainyadalah :
Skor Adversity Quotient dan motivasi berprestasi pada sampel penelitian kurang bervariasi.
Sampel kurang representatif.
Ada faktor lain diluar IV-IV yang diperhitungkan yang lebih besar pengaruhnya terhadap DV"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2004
S3327
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
cover
Deisi Anggraeni
"Terdapat banyak faktor yang dapat mempengaruhi tinggi atau rendahnya prestasi akademis siswa. Faktor-faktor tersebut dapat digolongkan menjadi faktor internal (berada dalam diri siswa) dan faktor eksternal (berada di luar diri siswa). Salah satu faktor eksternal yang penting ialah lingkungan kelurga khususnya bagi anak usia sekolah (Craig, 1986). Nilai-nilai dan pola tingkah laku yang ditanamkan oleh orang tua akan sangat mempengaruhi anak, termasuk nilai-nilai yang berhubungan dengan pendidikan dan prestasi. Ibu merupakan bagian dari lingkungan keluarga yang memiliki peran penting, khususnya dalam kehidupan sekolah anak-anaknya (Chapman & Boersma, 1979). Oleh karena itu dalam penelitian ini akan dilihat hubungan antara sikap ibu terhadap prestasi akademis menurut persepsi anak, dengan prestasi akademis anak. Sikap ibu ini terbentuk dari tiga komponen yaitu komponen kognitif, afektif, dan konatif."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 1997
S16214
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>