Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 70951 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 1985
S2486
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ida Ayu Diah Tjandrawati
1985
S2144
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Erita Narhetali
"ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui persepsi beban kerja mental pemandu
dengan memperhitungkan faktor-faktor yang mempengaruhinya.. Persepsi beban kerja pada
gilirannya juga akan memberi informasi tentang bagaimana interaksi pemandu dengan sistem
teknologi yang digunakannya selama ini, berikut letak masalah yang mereka alami.
Penelitian ini merupakan studi lapangan yang bersifat non-eksperimental karena tidak
memanipulasi variabel yang diteliti. Ada dua jenis pengukuran yang dilakukan yaitu pengukuran
respon subyektif (subjective measure) berupa rating subyektif, dan pengukuran performa psikologis
(performance measure) berupa kemampuan deteksi sinyal. Teknik statistik yang digunakan adaiah
Uji Korelasi Pearson's Product Moment, Uji One-Way Multivariate Analysis of Covariance, dan Uji
Korelasi Parsial. Sampel diambil berdasarkan kemudahan, dengan tetap melihat pada kriteria
sampel. Jumlah sampel yang berhasil diperoleh sebanyak 21 orang pemandu lalu lintas udara
Bandara Soekamo-Hatta, Cengkareng.
Data didapat melalui dua alat ukur, yaitu rating subyektif multidimensi NASA TLX dan
Signal Balance. Skala yang diukur oleh NASA TLX adalah kebutuhan mental, kebutuhan fisik,
kebutuhan waktu, tingkat performa, tingkat usaha, dan tingkat frustrasi. Sedangkan Signal Balance
mengukur performa subyek dalam kecepatan dan akurasi mendeteksi sinyal.
Hasil pengolahan data menyatakan bahwa pemandu lalu lintas udara di Bandara Soekamo-
Hatta mempunyai rata-rata tingkat beban kerja sedang, dan tingkat kemampuan deteksi sinyal di
atas rata-rata. Penelitian ini mengidentifikasi adanya korelasi yang signifikan antara masa kerja
dengan beban kerja. Juga ditemukan adanya pengaruh masa kerja dan jenis tugas terhadap
kombinasi variabel-variabel beban kerja, faktor sistem dan faktor manusia. Namun tidak ditemukan
hubungan antara kemampuan deteksi sinyal dengan beban kerja dan masa kerja.
Beban kerja yang berasal dari aspek psikologis dipersepsi lebih berat daripada beban kerja
yang berasal dari aspek teknis pekerjaan. Hal ini berarti bahwa beban kerja pemandu masih
didominasi oleh beban dari faktor manusia daripada beban yang berasal dari aspek pekerjaan. Oleh
sebab itu, rendahnya performa kerja subyek dapat diidentifikasi sebagai adanya masalah dalam
interaksi manusia dengan sistem teknologi dan organisasi yang diterapkan saat ini. Hal ini tentu
menimbulkan pertanyaan, terlebih mengingat bahwa ternyata dari segi performa mendeteksi sinyal
para pemandu menunjukkan hasil yang amat baik. Maka dibutuhkan penelitian lebih lanjut untuk,
mengetahui faktor-faktor penyebabnya."
2002
S3003
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rahadhi Arif Rachman
"Peningkatan kualitas pendidikan dasar di Indonesia merupakan tantangan yang tidak akan habis-habisnya. Salah satu kunci suksesnya transfformasi menuju masyarakat yang adil dan makmur sangat ditentukan oleh proses pendidikan dan kualitas pendidikan. Saat ini terjadi transisi masyarakat industri ke masyarakat informasi di dorong dengan semakin pesatnya perkembangan teknologi. Hal ini ditandai dengan terjadinya konvergensi yaitu integrasi mass media ,komputer dan telekomunikasi ke dalam satu teknologi dan institusi. Dengan adanya Internet maka telah tercipta jaringan komputer keseluruh dunia untuk komunikasi elektronik. Dengan munculnya internet akan berdampak pada bagaimana orang berkerja dan mengambil keputusan. Pertukaran informasi menjadi sangat cepat dari suatu daerah ke daerah yang lain yang jauh. Maka dapat disebutkan bahwa abad yang baru ini disebut dengan abad Informasi. Penggunaan Internet untuk keperluan pendidikan pada tingkat SMU masih rendah namun yang sangat menarik adalah sebagian besar pengguna Internet di Indonesia berasal dari kalangan remaja.
Peneliti ingin mencari faktor-faktor apa saja yang membentuk persepsi siswa untuk mempergunakan Internet untuk belajar. Sebelumnya telah diketahui bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi adalah atensi, faktor struktural dan faktor fungsional, dengan mempergunakan faktor analysis faktor-faktor tersebut akan direduksi menjadi faktor-faktor yang lebih kecil. Penelitian mengambil setting Sekolah Menengah Umum yang berada di wilayah DKI Jakarta. Sebanyak tiga puluh satu SMU dipilih menjadi tempat penelitian dengan jumlah responder seratus lima puluh orang siswa.
Setelah dilakukan analisis dengan mempergunakan faktor analysis, dari penelitian ini diperoleh hasil bahwa ada satu faktor yang membentuk persepsi siswa SMU untuk mempergunakan Internet untuk belajar yaitu faktor pembentuk persepsi siswa untuk mempergunakan Internet untuk belajar dimana terdapat variabel I)persepsi terhadap stimuli kemudian 2) variabel sosiopsikologis 3)Pengaruh kebutuhan, 4) Suasana emosional, 5) Kesiapan mental, 6) Latar belakang budaya, 7)Konteks menentukan makna, 8) Prinsip kesamaan (principles of similarity).

Several Factor that form High School Student Perception to use Internet for Learning Purposes in DKI JakartaAn effort to elevate the quality of education in Indonesia is a never-ending challenge. Two of the success keys in the transformations to a prosperous and just society are determent by educational process and the quality of education. Today the transformation from industrial society to information society is pushed by the rapid development in technology. This transformation is marked by the convergences, which is the integration of mass media, computer and telecommunication into one technology and institution basis. Today with Internet there is a computer network to all over the world for electronic communication purposes. Internet will give an impact to how people work and make a decision. Information exchange will be a lot faster from place to place even in the far distance. We called today is the information age.
In Indonesia the use of Internet for academic and learning purposes in high school is still very low, but interestingly is the most of Internet user in Indonesia come from teenagers age groups. The researcher wants to find what is the factors that form student's perception to use Internet for learning purposes. Before the research takes place the researcher already identified several factors that influences perception, which are attention, structural factor and functional factor. By using factor analysis those factors are going to be reduced into smaller groups factor. The research took place in the province of DKI Jakarta. Thirty-one high schools are randomly selected for the research with total of hundred and fifty student's respondents.
After the analysis conducted (using factor analysis). The output from this research was the reduction of many factors into one factors that influences student's perceptions for using Internet for learning purposes. The factor is factor that form student perception to use Internet for learning purposes, which contains several variables, the first variable 1) perception towards stimulation. The second variable is 2) sociopsychologis. The third variable is 3) Needs influences, the forth variable is 4) State of Emotional, The fifth variable is 5) Mental readiness, the sixth variable is 6) Cultural background. The seventh variable is 7) Frame of References. The eighth variable is principles of similarity.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2003
T12198
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Beby Sintia Dewi Banteng
"Fenomena yang berkembang di masyarakat Provinsi Gorontalo sekarang ini, menjadi alasan untuk meneliti tentang apa sebenarnya persepsi masyarakat terhadap program unggulan yang sedang dilakukan oleh pemerintah Provinsi Gorontalo. Fenomena tersebut adalah adanya anggapan masyarakat terhadap belum maksimalnya program unggulan Provinsi Gorontalo menaikkan kesejahteraan dan pendapatan masyarakat, serta pada tingkat pelayanan. Fenomena lainnya secara positif memandang pembangunan Provinsi Gorontalo lewat Program Unggulan membawa dampak baik dan peningkatan kesejahteraan serta pelayanan.
Karena itu penelitian ini bertujuan untuk melihat apa persepsi masyarakat terhadap program unggulan Provinsi Gorontalo yang terdiri dari program peningkatan sumber daya manusia (SDM), agropolitan dan etalase perikanan.
Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif dan kuantitatif. Dengan pengumpulan data lewat cara : kuisioner pada masyarakat dan wawancara berpedoman atau focus discusion kepada Pemerintah Daerah, DPRD dan LSM.
Berdasarkan hasil penelitian, ternyata tidak terdapat perbedaan persepsi dan pengetahuan terhadap program unggulan Provinsi Gorontalo pada masyarakat perkotaan dan perdesaan. Secara umum persepsi masyarakat terhadap program unggulan ini sangat bagus, karena 107 responden dari 201 responden atau 53,2% menyatakan dengan adanya program unggulan ini etos kerja masyarakat Provinsi Gorontalo meningkat dan 53 responden atau 26,4 % menyatakan etos kerja masyarakat jadi lebih baik. Namun di sisi lain pemahaman masyarakat terhadap konsep program unggulan masih sangat dangkal.
Jika program ini akan terus dilakukan, maka sosialisasi program harus lebih mendalam pada tingkat konsep dan pencapaian ukuran/standar keberhasilan dan target program jangka pendek, menengah dan jangka panjang perlu disesuaikan antara masyarakat dan pemerintah, agar bisa mengakomodir kepentingan semua pihak, dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat Provinsi Gorontalo.
Daftar Pustaka : 35 (1978-2003)

There were growing perception in some part of Gorontalo communities that current leading programs of Gorontalo government did not live up to its expectation. The communities perceived that the prosperity and income of the people of Gorontalo were still in the lower side. In contrast, some other communities thought that these programs gave benefit and increase the service and wealthy.
The aim of this study is to clear up that conflicting perception on those leading programs, which were developing human resource, agropolitan and fishery.
The study used qualitative and quantitative methods. Data collected using questioner to the communities, government officials, staffs of non-government organization and the local legislative representatives.
The study found that in our samples, there was no different perception and understanding to the Government program between urban and rural communities. Most of the people perceived that the program was in excellent shape. Half of them stated that the program could increase the mood of the people. One fourth of them said that community spirit became better. However, while the people understood on the program as the Gorontalo brand, the substances underlying the concept were not understood.
The study recommends that to sustain the program, socialization of concept must be carried out. People should understand the concepts. Standard achievement should be clearly spelled for the short term, the middle term and the long-term period.
Bibliography: 35 (1978-2003)
"
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2003
T11106
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Sulistijono
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2004
S3303
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rikha Arifah
"Adanya fenomena yang berkembang pada masyarakat Indonesia seperti tren pelajar dan mahasiswa melakukan seks diluar nikah dan anggapan bahwa tidak perlu menikah hanya untuk mendapat legalitas untuk melakukan hubungan seks seolah-olah menjadi pemicu maraknya pernikahan dini di masyarakat Indonesia. Tetapi tidak semua orang melakukan pemikahan dini sebagai solusi terhadap kehamilan diluar nikah. Tujuan penelitian ini adalah mengidentifikasi persepsi mahasiswa Universitas Indonesia terhadap prilaku menikah dini. Desain peneIitian ini adalah deskriptif sederhana.
Sampel yang diambil adalah mahasiswa reguler 2006 Fakultas Hukum Universitas Indonesia dengan menggunakan metode simple random sampling. Ala! yang digunakan dalam penelitian ini berupa kuesioner. Data dianalisa menggunakan metode deskriptif univariat yaitu menggunakan rumus mean, median, modus dan persentase. Hasil penelitian ini menggambarkan bahwa mahasiswa yang memiliki persepsi positif terhadap perilaku menikah dini sebanyak 52% sedangkan mahasiswa yang memiliki perspsi negatif sebanyak 48%. Perbedaan persepsi ini disebabkan persepsi dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti pengalaman, harapan, cara berpikir, minat, kebutuhan, nilai dan keyakinan."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2007
TA5271
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Dian Triwardani
"Salah satu faktor situasional yang mempengaruhi perilaku anak belajar adalah lingkungan keluarga dan pola asuhnya. Baumrind (dalam Berk, 1994) menjabarkan teori mengenai dua dimensi dalam pola asuh, yaitu: demandingness dan responsiveness, kombinasl dua jenis dimensi ini, dapat menjadi empat jenIs pola asuh, namun jenis yang terakhir tidak dibahas dalam penelitian ini karena pola asuh jenis tersebut (uninvolved) jarang diterapkan oleh orang tua, Ketiga jenis pola asuh, yaitu; pola asuh authoritative, pola asuh authoritarian, dan pola asuh permissive. Orang tua yang menerapkan pola asuh authon'tative memiliki karakteristik: cenderung menuntut anak (demanding), namun menyeimbangkan dengan perhatian akan kebutuhan anak (responsive).
Penerapan pola asuh authoritarian, akan membuat orang tua cenderung menuntut anak (demanding), tanpa anak boleh mempertanyakan dan menolak kemauan orang tua, sedang kebutuhan anak tidak diperhatikan orang tua (unresponsive). Sedang jenis pola asuh permissive memiliki ciri: kontrol terhadap anak sangat lemah (undemanding), dan orang tua tidak memperhatikan kebutuhan anak (unresponsive).
Perilaku belajar juga dipengaruhi oleh goal orientation. Teori mengenai goal orientation yang dikemukakan oleh Meece, Blumenfeld & Hoyle (1998) menjabarkan orientasi siswa dalam bentuk seperangkat intensi perilaku yang menentukan bagaimana siswa terlibat dalam proses belajar. Teori ini dibagi ke dalam 2 bagian besar, yaitu: mastery orientation (Ames & Acher. 1988 dalam Solmon, 1996), dan performance orientation (Dweck & Leggett, 1988; Elliot & â–¡week, 1988, dalam Solmon, 1996). Siswa yang mengacu pada mastery orientation akan mementingkan proses belajar, penguasaan materi, menggunakan strategi belajar untuk mengatasi tugas yang sulit dan hasil akhir akan dibandingkan dengan hasil diri sendiri di masa lalu. Sedang siswa yang menerapkan performance orientation, akan menitikberatkan pada hasil pembelajaran, yaitu hasil yang lebih baik bila dibandingkan dengan orang lain, tidak mau dianggap tidak mampu oleh penilaian eksternal, dan menerapkan strategi belajar yang dangkal.
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan antara persepsi siswa terhadap pola asuh orang tua dengan goal orientation siswa, Penelitianpenelitian, antara lain penelitian Steinberg et al, (1992) menemukan bahwa orang tua authoritative berdampak positif dalam memacu prestasi remaja di sekolah. Penelitian dilakukan dengan menggunakan sampel siswa SMP St. Antonius, diperoleh hasil penelitian: ada hubungan antara pola asuh authoritBtive berhubungan positif signifikan dengan mastery orientation (r= 0,495 p<0,05), pola asuh authoritarian berhubungan positif dan signifikan dengan mastery orientation (r=0,219 p<0,05), dan pola asuh permissive berhubungan positif signifikan dengan performance orientation (p=0,301 p<0,05).
Dari hasil perhitungan statistik, dapat disimpulkan bahwa siswa yang mempersepsikan poia asuh orang tua adalah authoritative, maka goal ohentationnya mengarah pada mastery orientation. Siswa dengan pola asuh authoritarian menginternalisasi keinginan orang tua ke dalam dlrinya, sehingga siswa memiliki goai ohentation mengarah pada mastery orientation. Sedang siswa yang mempersepsi pola asuh yang diterima adalah permissive, akan memiliki goal orientation mengarah pada performance orientation.
Hubungan yang semula dihipotesakan dan ditolak adalah: adanya hubungan yang negatif dan signifikan antara pola asuh authoritative dengan performance orientation, hubungan yang negatif dan signifikan antara pola asuh authon'tarian dengan performance orientation, dan hubungan yang negatif dan signifikan antara pola asuh permissive dengan mastery orientation. Ditoiaknya hipotesis mungkin disebabkan sampel yang homogen (berasal hanya dari satu sekolah saja), instrumen yang kalimatnya membingungkan subyek dalam menjawab (waiau sudah diperbaiki, mungkin saja kaiimat tetap sulit dimengerti subyek). pada saat pengambilan data peneliti tidak dapat mendampingi subyek dalam mengisi kuesioner sehingga tidak memungkinkan subyek bertanya dan meminta penjeiasan pada peneliti.
Kesimpulan ini dibahas dalam diskusi dan diikuti oleh saran-saran: pengambilan data dilakukan di berbagai sekolah (swasta dan negeri) agar variasi data lebih kaya, penyusunan kaiimat dalam item alat ukur diperhatikan lagi keringkasan dan kejelasannya agar tidak menyulitkan subyek dalam menjawab, dan peneliti sebaiknya hadir dan mendampingi subyek dalam menjawab kueisoner, agar pertanyaan subyek mengenai kuesioner dapat langsung dijawab."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2001
S2787
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>