Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 172862 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Yayuk Handayani
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 1996
S2438
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ani Widyasari Soeyitno
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2002
S3173
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Indah Pajar Yani
"Pendahuluan : GERD dapat menurunkan kualitas hidup yang dapat dipicu dan dieksaserbasi dengan stres. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara stres kerja dengan kejadian GERD.
Metode : Penelitian ini merupakan penelitian potong lintang pada Januari hingga April 2021 terhadap 100 guru SD di Cipondoh, Kota Tangerang yang dipilih melalui metode multistage cluster random sample. Para guru mengisi kuesioner melalui google form. Kuesioner GERDQ digunakan untuk mendiagnosis GERD, sementara stres kerja dinilai menggunakan Teacher Stress Inventory (TSI). Seluruh faktor risiko yang mungkin ada dianalisa. Data yang didapat diolah dengan menggunakan analisis bivariat.
Hasil : Mayoritas guru adalah perempuan, berusia dibawah 40 tahun, mengajar sekolah swasta, dan memiliki pengalaman mengajar lebih dari lima tahun. Guru yang mengalami stres rendah sebanyak 77% dengan beban kerja sebagai stresor utama. Prevalensi GERD didapatkan sebanyak 23%. Dari hasil penelitian ini, tidak didapatkan hubungan yang bermakna antara stres kerja pada guru dengan kejadian GERD (p=0,69). Faktor resiko yang bermakna secara statistik ialah merokok (p = 0,037; OR : 11,4). Karakteristik guru, obesitas, diet tinggi lemak, kafein serta peristiwa hidup yang stressful bukan merupakan faktor resiko yang bermakna.
Kesimpulan : Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara stres kerja dengan GERD.

GERD can reduce the quality of life and it can triggered and exacerbated by stress. The aim of this study is to find a relationship between occupational stress and GERD.
Method: This is a cross-sectional study, held in September 2020-July 2021. This study were involving 100 elementary teacher in Cipondoh, Kota Tangerang, whom selected by multistage cluster random sample method, and completing the questionnaire using google form application. The GERDQ Questioner were used to diagnose GERD, while occupational stress assessed using the Teacher Stress Inventory (TSI). All possible risk factors were analysed. Results were analysed using bivariate analysis.
Results: Most of the subject were female, under 40 years old, work in private school, and have more than five years experiences of teaching. They are having a low occupational stress (77%), workload being the most stressor. The prevalence of GERD was 23%. The result of this study failed to indicate a significant relationship between occupational stress among the teachers and GERD (p = 0,69). We found that the statistically significant risk factors of GERD is smoking (p = 0,037; OR = 11,4). Characteristic subject, obesity, fat dietary, caffein, and (stressful) life events were not a significant risk factors of GERD.
Conclusion: We didn’t find any significant relationship between teacher stress and GERD.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2022
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rijal Noor Al-Ghiffari
"Skripsi ini membahas tentang gambaran faktor psikososial dan gejala stres kerja pada pekerja surveyor proyek cargo monitoring di PT. XYZ yang bertujuan untuk mengetahui gambaran faktor psikososial konten dan kontekstual pekerjaan serta gejala stres yang dialami surveyor. 50 surveyor (10,3% tingkat respon) mengisi kuesioner dengan lengkap. Variabel dependen penelitian ini ialah gejala stres kerja yang bermanifestasi pada gejala fisik, psikologis, perilaku, dan kognitif. Variabel independen dari penelitian ini ialah faktor psikososial konten pekerjaan (desain tugas, beban dan ritme kerja, jadwal kerja, lingkungan dan peralatan kerja) dan kontekstual pekerjaan (budaya dan fungsi organisasi, peran dalam organisasi, perkembangan karir, pengambilan keputusan dan kontrol, hubungan interpersonal, hubungan pekerjaan dengan personal). Hasil penelitian menunjukkan, satu-satunya faktor psikososial yang termasuk dalam kategori buruk berdasarkan skor penilaian (1,65) dan dipersepsikan buruk oleh sebagian besar responden (86%) ialah perkembangan karir. Persepsi buruk ini diduga timbul karena sistem kerja kontrak pada Surveyor. Gejala stres yang bermanifestasi pada kondisi fisik, psikologis, dan kognitif tergolong dalam kategori stres sedang-signifikan dialami oleh 10%, 8%, dan 4% responden secara berututan. Persentase yang cukup rendah ini diduga dipengaruhi oleh faktor psikososial yang sebagian besar dipersepsikan baik. Secara keseluruhan, faktor psikososial Surveyor tergolong baik dengan persentase gejala stres kerja rendah.

This thesis discusses the decription of psychosocial factor and symptoms of work-stress on cargo monitoring project surveyor workers at PT XYZ which aims to find out the description of the content and context of occupational psychosocial factor and the symptoms of stress experienced by surveyors. 50 surveyors (10,3% response rate) filled out the questionare completely. The dependent variable of this study is the symptoms of work stress manifested in physical, psychological, behavioral, and cognitive symptoms. The independent variables of this study are psychosocial factor of job content (task design, work load and work pace, work schedule, work environment and equipment) and job context (organizational culture an function, role in organization, career development, decision making and control, interpersonal relationship, home-work interface). The result showed that the only psychosocial factor that was included in the bad category based on the assessment score (1,65) and was perceived poorly by the majority of respondents (86%) is career development. This bad perception is thought to arise because of the contract work system among surveyor. Stress sympthoms that manifest in physical, psychological, and cognitive conditions that are classified as moderate-significant stress categories are experienced by 10%, 8%, dan 4% of respondents respectively. A fairly low percentage is thought to be influenced by psychosocial factors that are mostly perceived well. Overall, the Surveyor's psychosocial factors are good with a low percentage of work stress symptoms."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Denti Vadalika Puteri
"Stres kerja merupakan keadaan dimana terjadi ketidakseimbangan antara tuntutan pekerjaan dengan kemampuan seseorang untuk mengelola tuntutan tersebut sehingga menimbulkan berbagai dampak negatif. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan faktor – faktor yang berhubungan dengan stres kerja pada guru SMA Negeri di Jakarta Pusat saat masa pandemi COVID-19. Adapun faktor – faktor yang diteliti meliputi faktor karakteristik individu (jenis kelamin, usia, status pernikahan, masa kerja, tingkat pendidikan, tipe kepribadian, jumlah anak) dan faktor psikososial (beban kerja, jadwal kerja, dukungan sosial, kontrol pekerjaan, ambiguitas peran, konflik peran, home-work interface). Penelitian ini menggunakan desain penelitian cross sectional dan pengambilan data dilakukan dengan menyebarkan kuesioner online. Dari 113 orang guru yang berpartisipasi dalam penelitian ini, didapatkan 47,8% guru mengalami stres kerja. Selain itu, terdapat hubungan antara status pernikahan (P value = 0,037), jumlah anak (P value = 0,016), ambiguitas peran (P value = 0,015), dan home-work interface (P value = 0,048) dengan stres kerja.

Occupational stress is a situation where there is an imbalance between job demands and workers ability to manage those demands, then it can causing various negative impacts. The aim of this study is to explain factors related to work stress among public high school teachers in Jakarta Pusat during COVID-19 pandemic. Observed factors are individual characteristics (sex, age, marriage status, work period, education level, personality type, number of children) and psychosocial factors (workload, work schedule, social support, control over work, role ambiguity, role conflict, home-work interface). This study design is cross sectional and data collection was carried out by distributing online questionnaires. From 113 teachers participated in this study, it was found that 47,8% of teachers experience occupational stress. Moreover, the result also found a relationship between marriage status (P value = 0,037) and work stress, number of children (P value = 0,016) and work stress, role ambiguity (P value = 0,015) and work stres, home-work interface ( P value = 0,048) and work stress."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wulan Ferdayanti
"Stres merupakan kondisi yang timbul karena adanya tuntutan situasi di luar kemampuan seseorang. Waria termasuk dalam kategori transeksual, dimana transeksual termasuk dalam gender identity disorder (Nevid, Rathus, Greene, 2000). Penyimpangan identitas gender adalah persepsi individu yanmg tidak konsisten terhadap anatomi biologisnya sebagai wanita atau pria (Kelly,2001). Jadi waria termasuk kondisi abnormal, sehingga orang disekitamya menuntut agar dia menjadi normal. Hal tersebut menyebabkan timbulnya stres pada waria. Pada penelitian meneliti sumber-sumber stres pada waria. Menurut Sarafino (2002) sumber stres ada tiga macam, yaitu sumber stres yang berasal dari diri sendiri, keluarga, dan komunitas serta masyarakat. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif, dengan menggunakan teknik incidental-purposive sampling. Peneliti menggunakan kuesioner sebagai alat ukur, yang berupa skala sumber stres, kuesioner tersebut dibuat oleh peneliti sebab belum ada alat ukur sumber stres, berdasarkan teori sumber stres Sarafino (2002). Subyek dalam penelitian ini adalah waria yang tinggal di Jabotabek, usia antara 22-40 tahun, dan lama menjadi waria minimal 2 tahun. Untuk menjawab hasil penelitian, pengolahan data menggunakan perhitungan mean item dan f-test dengan program SPSS 11.5 dan urutan/ranking. Dari hasil penelitian diperoleh bahwa urutan pertama adalah sumber stres yang berasal dari komunitas dan masyarakat, urutan kedua sumber stres yang berasal dari keluarga, dan urutan terakhir adalah sumber stres yang berasal dari diri sendiri. Secara keseluruhan sumber stres tertinggi adalah dikejar atau ditangkap kamtib atau polisi. "
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2004
S3358
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Risa Adinda Amelia
"Kualitas asuhan keperawatan merupakan komponen penting yang secara signifikan berkontribusi terhadap kualitas layanan kesehatan secara keseluruhan termasuk stress yang dialami perawat sehingga mencegah kualitas kehidupan kerja menurun. Lingkungan kerja, termasuk beban kerja, komunikasi, dan budaya organisasi, memiliki dampak yang besar terhadap kualitas perawatan yang diberikan di rumah sakit. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan tingkat stres dengan kualitas kehidupan kerja di kalangan perawat di Rumah Sakit. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, dengan menggunakan kuesioner survei untuk mengumpulkan data dari sampel perawat yang bekerja di rumah sakit dan menggunakan metode cross-sectional. Sampel penelitian yang sebanyak 216 perawat. Metode pengambilan sampel menggunakan cluster sampling dengan Teknik simple random sampling. Penelitian ini menggunakan kuesionerExpanded Nursing Stress Scale (ENSS) sebanyak 57 item dan Kualitas Kehidupan Kerja sebanyak 50 item. Hasil penelitian yang di analisis menggunakan uji korelasi Chi-square menunjukkan ada hubungan antara tingkat stress dengan kualitas kehidupan kerja pada perawat yang bekerja di Rumah Sakit (r= 0,004 a <0,05). Peneliti menyarankan kepada Rumah Sakit untuk mengembangkan dan mengimplementasikan strategi untuk mengurangi tingkat stres dan meningkatkan kualitas kehidupan kerja di antara para perawat. 

The quality of nursing care is an important component that contributes significantly to the overall quality of health care, including the stress experienced by nurses that prevents the quality of work life from deteriorating. The work environment, including workload, communication, and organizational culture, has a major impact on the quality of care provided in hospitals. This study aims to determine the relationship between stress levels and quality of work life among nurses in hospitals. This study used a quantitative approach, using a survey questionnaire to collect data from a sample of nurses working in the hospital and using a cross-sectional method. The research sample consisted of 216 nurses. The sampling method used was cluster sampling with simple random sampling technique. This study used the Expanded Nursing Stress Scale (ENSS) questionnaire as many as 57 items and Quality of Work Life as many as 50 items. The results of the study analyzed using Chi-square correlation test showed that there was a relationship between the level of stress and quality of work life of nurses working in hospitals (r= 0,004 a <0,05). The researcher suggested the hospital to develop and implement strategies to reduce the stress level and improve the quality of work life of nurses."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2025
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Olivia Musdalifah
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2001
S3064
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lovell Sahat Thona
"Faktor terbesar sebagai penyebab kecelakaan pesawat udara adalah kesalahan manusia (Human Error) dimana pilot airline merupakan salah satu komponennya. Stres merupakan salah satu penyebab kesalahan yang banyak dilakukan oleh pilot dalam misi penerbangan. Agar dapat mengantisipasi dan mengatasi stres yang dialami oleh pilot airline maka diperlukan usaha untuk mengetahui dan memahami sumber-sumber penyebabnya terlebih dahulu.
Tujuan penelitian ini ialah untuk menemukan apa saja yang dinilai sebagai stresor oleh pilot airline khususnya yang bekerja di PT. Garuda Indonesia. Seluruh sumber stres tersebut dikelompokkan menurut penggolongan sumber stres pekerja dari Cooper (dalam Rice,1992) yaitu aspek kondisi kerja, aspek pengembangan karir, aspek organisasi, aspek fisik lingkungan kerja, aspek interpersonal dalam tugas dan aspek keluarga. Selanjutnya akan dilihat bagaimana peringkat stresor-stresor tersebut secara keseluruhan serta melihat perbedaannya diantara captain-piIot dan first- officer. Tipe penelitian ini adalah ex-post facto field study dimana pendekatannya bersifat kuantitatif dengan penggunaan alat ukur berupa kuesioner.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa aspek keluarga adalah sumber stres pilot airline yang paling utama dimana anak sakit adalah sumber stres peringkat I dan orangtua atau istri yang sakit adalah peringkat ke-Il. Stresor-stresor yang bersifat teknis merupakan sumber stres selanjutnya sedangkan stresor yang berkaitan dengan pengembangan karir seperti profifency-check merupakan sumber stres paling ringan. Hasil perhitungan t-test setiap aspek stresor antara captain-pilot dan first-officer memperlihatkan bahwa seluruh sumber stres yang berlaku untuk captain-pilot juga berlaku untuk first-officer.
Penelitian lanjutan diperlukan untuk mendalami proses timbulnya stres, khususnya mengapa kondisi-kondisi tertentu dinilai sebagai stresor dan kondisi-kondisi lain tidak. Untuk itu, sebaiknya dilakukan penelitian dengan metode pengambilan data berupa wawancara mendalam atau penelitian yang bersifat kualitatif. Selain itu mungkin diperlukan pengukuran dalam bentuk ranking berdasarkan penilaian subyektif pilot sendiri agar diperoleh gambaran tentang perbedaan ranking aspek-aspek sumber stres yang lebih akurat."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 1998
S2713
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Felix Pramudya W.
"Pekerjaan sebagai perawat secara umum merupakan pekerjaan yang dapat menimbulkan stres. Perawat merupakan profesi tenaga medis yang paling sering berinteraksi dengan pasien, dan mereka mempunyai potensi yang lebih besar untuk terpapar dengan produk biologik yang bersifat infeksius. Rumah Sakit Ketergantungan obat merupakan rumah sakit pemerintah yang berbeda dengan rumah sakit milik pemerintah umumnya, dimana rumah sakit ketergantungan obat dikhususkan untuk menangani pasien dengan ketergantungan zat. Banyak dari pasien ketergantungan zat tersebut merupakan pengguna zat dengan menggunakan jarum suntik (intra venous drug user) dimana penggunaan zat menggunakan jarum suntik berpotensi menularkan penyakit infeksius yang sangat berbahaya seperti hepatitis, dan infeksi HIV yang sampai sekarang belum ditemukan obat yang dapat menyembuhkannya. Selain itu, kebanyakan pasien di RSKO merupakan pasien dengan dual diagnosis yaitu selain mempunyai masalah dengan penyalahgunaan zat, juga terdapat gangguan mental lainnya, misalnya: gangguan kepribadian.
Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran faktor-faktor pekerjaan yang berhubungan dengan stres pada perawat di RSKO. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Cross Sectional Non Experimental Descriptive Research. Pengukuran data menggunakan kuesioner berdasarkan life event scale. Analisis data dilakukan secara univariat dan bivariat. Dari hasil penelitian didapatkan 15 responden (20,8%) mengalami stres, dan 57 responden (79,2%) tidak mengalami stres. Dari hasil uji statistik yang telah dilakukan, maka didapatkan bahwa faktor yang mempunyai hubungan bermakna dengan terjadinya stres adalah persepsi perawat terhadap faktor kondisi lingkungan, terutama persepsi terhadap bahaya biologi.

Job as a nurse basically is a stressful job. Nurse is a medical profession that spent most of the time interacting with the patient, and they have larger opportunity to have contact with infectious biological products. Rumah Sakit Ketergantungan Obat is a government owned hospital that different with the other hospitals, where the Rumah Sakit Ketergantungan Obat is specialized to caring patient with drug dependency. Most of the patients are intra venous drug user, whereas the using of needle stick has potency to transmitting infectious diseases like hepatitis, and HIV infection which there is no cure for. Besides, most of the patients in RSKO are patients with dual diagnosis, which instead of they have problem with drug abusing, they also have mentally disorder, i.e: personality disorder.
This research aimed to obtain the description of factors related with work stress in nurse. This research is cross sectional non-experimental descriptive research with analytic survey. Primary data collected with questionnaires based on life event scale. The analysis of this research applies the univariate and bivariate approach. The result of the research is 15 respondents (20,8%) are stress, and 57 respondents (79,2%) are not stress. Bivariate analysis using correlation test shown that the nurses perception of their environment conditions has significant correlation with the stress, especially their perceptions of biological hazards in their workplace."
Depok: Universitas Indonesia, 2008
T30817
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>