Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 119351 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rr. Ripy Retno Hermijanti
"Peserta program pertukaran pelajar AFS adalah individu yang berada dalam tahap perkembangan remaja akhir. Mereka dikirim ke berbagai negara selama setahun untuk mengalami kehidupan dalam kebudayaan lain. Selama mengikuti program, proses akulturasi terjadi pada peserta. Pada saat kembali ke Iingkungan asal, mereka mengalami banyak perubahan dalam kondisi hidupnya. Perbedaan kebudayaan serta kondisi hidup menyebabkan peserta mengalami reakulturasi. Kenyataan bahwa peserta sedang mengalami tahap perkembangan remaja sekaligus mengalami perubahan kehidupan diperkirakan menimbulkan stres bagi peserta program.
Penelitian ini bertujuan menggali tentang berbagai aspek yang menjadi sumber stres dan penghayatan yang dirasakan peserta AFS saat mereka kembali ke indonesia. Studi eksploratif ini menggunakan metode kuantitatif yaitu dengan pemakaian kuesioner dan didukung oleh metode kualitatif yang berupa wawancara terhadap delapan subyek. Kuesioner dirancang berdasarkan elisitasi yang dilakukan dengan menggunakan kerangka masalah reentry dari Asuncion-Lande (dalam Marsh, 1974). Aspek politik, pendidikan, sosial-budaya, bahasa, lingkungan fisik, hubungan interpersonal dan aspek perencanaan karir merupakan sumber stres yang dirasa mengganggu dalam penghayatannya bagi subyek.
Dari hasil statistik, diperoleh bahwa semakin besar keberadaan sumber stres dalam suatu aspek, maka rasa terganggu yang timbul sebagai penghayatannya juga meningkat. Meskipun demikian, tingkat penghayatan antara satu aspek dengan lainnya berbeda tergantung kepada arti subyektif dari aspek tersebut bagi subyek. Pada remaja, arti subyektif dari aspek yang ada diwarnai oleh tugas perkembangannya. Dari analisa kuantitatif juga diperoleh bahwa dibandingkan dengan peserta yang kembali dari Amerika Serikat, peserta yang kembali dari negara Non-Amerika Serikat merasakan penghayatan stres yang lebih besar pada aspek bahasa dan hubungan interpersonal. Hal ini kemungkinan teijadi karena perbedaan kebudayaan yang lebih besar antara negara tempat menjalani program dengan lingkungan asal peserta.
Penelitian lanjutan yang lebih spesifik dianjurkan untuk memperoleh gambaran yang lebih dalam dari berbagai faktor yang menimbulkan stres bagi peserta program. Selain itu, yayasan pengelola program dianjurkan untuk memberikan semacam konseling bagi peserta setelah lcembali ke lingkungan asal."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 1995
S2415
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Hafshoh Arrobbaniyah
"Skripsi ini membahas tentang "Bentuk dan Makna Sorban di Indonesia". Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui bentuk serta makna sorban yang berkembang di Indonesia. Metode penulisan yang digunakan adalah studi kepustakaan (library search) dengan mencari sumber-sumber referensi yang berkaitan dengan sorban dan perkembangannya di dunia dan Indonesia, serta metode wawancara dengan narasumber untuk menunjang sumber referensi. Analisis yang digunakan adalah teori akulturasi yang dikemukakan oleh Yong Yun Kim serta konsep komodifikasi agama dalam menganalisis makna sorban di Indonesia oleh Pattana Kitiarsa. Hasil dari analisis ini adalah bentuk sorban di Indonesia merupakan hasil akulturasi dengan bentuk sorban di Timur Tengah, khususnya Yaman dan India. Selain sebagai komodifikasi agama, sorban juga dapat bermakna sebagai komoditas.

This undergraduate thesis discusses about "The Form and Meaning of Turban in Indonesia". To determine the form and meaning of turban in Indonesia is the purpose of this study. The methodology which is used in this study is the study of literature (library search) to find the source of references which relating to the turban and its development in the world and Indonesia, also the interviews with informants to support the reference. This undergraduate thesis used the theory of acculturation propounded by Young Yun Kim to analyze the forms of a turban in Indonesia, and the concept of commodification of religion propounded by Pattana Kitiarsa to analyze the meaning of turban in Indonesia. The results of this study is the form of turban in Indonesia is an acculturation product with the turban in Middle East, especially in Yemen and India. Aside from being a religious symbol, turban can also meaningful as a commodity."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2014
S58718
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Afdol Tharik Wastono
"Bahasa Indonesia sebagai salah satu bahasa di dunia, tidak dapat melepaskan diri dari pergaulan bahasa Asing lainnya (akulturasi bahasa). Akulturasi bahasa Indonesia dengan bahasa Arab sebagai bahasa al-qur'an (Islam), telah banyak memberikan andil dalam perkembangan bahasa dan sastra Indonesia yang mayoritas masyarakatnya adalah beragama Islam. Bahasa Indonesia beradaptasi dengan bahasa Arab, telah menghasilkan khasanah ilmu dan pengetahuan yang berkaitan dengan agama Islam khususnya, berikut segala cabang ilmunya. Banyak sekali kosa kata Indonesia yang sudah sangat akrab di telinga masyarakat, tidak disadari lagi bahwa kata-kata tersebut berasal dari bahasa Arab, seperti: Assalamaalaikum, Masya Allah, Muslim, astaghfirullah, inna lillahi dan lain sebagainya. Adapun pengaruh sastra Arab dalam sastra Indonesia tampak dalam tema cerita yang bernafas Islam dan selalu menyampaikan perdamaian, nasihat, dan kerukunan, seperti: sastra syair, hikayat, sastra pesantren dengan karya qasidahnya, manakib, talqin, dan barzanji yang sangat populer.

Indonesian as one of the languages ​​in the world, cannot be separated from the association of other foreign languages ​​(language acculturation). The acculturation of Indonesian with Arabic as the language of the Qur'an (Islam), has contributed greatly to the development of Indonesian language and literature, the majority of whose people are Muslim. Indonesian adapts to Arabic, has produced a wealth of knowledge and science related to Islam in particular, along with all its branches of science. There are many Indonesian words that are very familiar to the public, without realizing that these words come from Arabic, such as: Assalamaalaikum, Masya Allah, Muslim, astaghfirullah, inna lillahi and so on. The influence of Arabic literature in Indonesian literature is seen in the theme of stories that breathe Islam and always convey peace, advice, and harmony, such as: poetry literature, hikayat, pesantren literature with its qasidah works, manakib, talqin, and barzanji which are very popular.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, Depok Fakultas Sastra Universitas Indonesia 1994
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Dyah Chitra Liestyati KNP
"Kompetensi Komunikasi Antarpribadi terhadap Akulturasi Kebudayaan merupakan konstelasi konsep yang berimplikasi terhadap subjek sebagai individu dan bagian dari masyarakat di dalam menjalankan peran sosial. Ada kecenderungan bahwa di dalam masyarakat informatif berkembang ciri-ciri umum, yaitu derajat rasionalitas yang tinggi yang mempengaruhi tindakan sosial dan hubungan sosial seseorang dalam mengembangkan pilihan dan langkah tindak atas dasar pilihannya sendiri. Merujuk fenomena tersebut, diasumsikan bahwa konstelasi konsep ini menjadi sangat penting diterapkan pada era informasi.
Gejala perpindahan sementara manusia dari tempat asal menuju tempat-tempat yang menjadi daya tariknya saat ini semakin menonjol. Suatu gejala yang memberikan dan menciptakan peluang berusaha, melibatkan hubungan antarmanusia dan adanya (human touch), mendasari sikap mental (attitude), tingkah laku (behavior) dalam menggeluti bidang kerjanya. Oleh karena menyangkut hubungan antarmanusia yang berbeda latar budaya dan memungkinkan benturan nilai-nilai budaya yang mengarah pada akulturasi kebudayaan, maka setiap pelaku interaksi dituntut kemampuan berkomunikasi dalam membina hubungan yang harmonis.
Upaya menilai kualitas subjek sebagai pelaku interaksi di dalam berperan, bertindak secara interaksional, konsep kompetensi komunikasi antarpribadi diasumsikan sebagai konsep kontekstual yang efektif dan relevan untuk diterapkan. Aktualisasi konsep pada diri subjek, memposisikan ketergantungan subjek di dalam interaksi dengan objek dan lingkungan fisik serta proses itu sendiri. Konsep ini pun bermanfaat bagi subjek untuk menumbuhkan kesadaran diri, kewaspadaan diri, kendali diri dan keterlibatan diri di dalam interaksi sosial.
Interaksi pramuwisata Indonesia dengan wisatawan Jepang memperlihatkan latar pribadi subjek sebagai individu mempunyai pengaruh yang besar terhadap kinerja. Pernyataan ini menggarisbawahi anggapan bahwa, pelaku interaksi yang beragam status sosial di dalam suatu komunitas cenderung berperilaku sejalan dengan perilaku normatif.
Kenyataannya perwujudan eksistensi individu ke arah kehidupan intelektual dan kultural memerlukan pemahaman intens terhadap konsep yang relevan. Dengan demikian disimpulkan, bahwa kompetensi komunikasi antarpribadi terhadap akulturasi kebudayaan sebagai konstelasi konsep yang mempunyai hubungan yang signifikan, dapat diterapkan pada peradaban masyarakat informasi global."
Depok: Universitas Indonesia, 1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Studi ini mengeksplor berbagai ruang terkait komunitas musik gamelan diaspora di Inggris. Selagi mereka terlepas secara fisik dari negari asal, anggota-anggota komunitas Indonesia ini mempertegas indentitas nasional mereka lewat aktivitas permainan musik gamelan, dalam konteks komunitas praktik. Praktik-praktik ini mencakup terjadinya pengumulan konstan antara partisipasi dalam mempelajari musik serta reifikasi dalam mempertunjukkannya pada masyrakat dispora lain dan juga masyarakat Inggris pada umumnya. Dalam kedua bidang praktik ini, sebagai agen atas pembentukan identitas dan komunitas klaim-klaim mengenai tradisi dan modernitas—sebagaimana fenomena ini merupakan bagian dari fenomena besar deteritorialisasi, relokasi budaya, dan globalisasi."
JKSUGM 1:2 (2010)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
M. Habib Mustopo
"Masa antara abad XIII-XVI mempunyai arti penting ditinjau dari sejarah kebudayaan Indonesia karena dua kenyataan historis. Pertama, berdirinya kerajaan Islam Samudra Pasai sebagai kerajaan pertama di Nusantara, serta perkembangan komunitas muslim di pantai utara lama, dan di sekitar pusat kraton Majapahit. Periode tersebut juga ditandai oleh tumbuhnya kebudayaan Islam di lingkungan komunitas muslim yang berkembang seeara perlahan-lahan. Kedua, Kerajaan Majapahit sebagai kerajaan Hindu-Buda terbesar di Nusantara, sepanjang abad XIV-XVI menguasai jaringan perdagangan di Nusantara serta berpengaruh di kawasan Asia Tenggara. Memasuki abad XV, kekuasaannya mulai mundur disebabkan antara lain oleh konflik internal yang berlarut-larut sesudah pemerintahan Hayam Wuruk (1350-1389), dan peristiwa itu menjadi salah satu sebab keruntuhan kerajaan tersebut pada perempat awal abad XVI (Noorduyn 1978 207-274).
Penyebaran dan perkembangan Islam di Nusantara dapat dianggap sudah terjadi pada tahun-tahun awal abad XII M, seperti dibuktikan oleh sekitar 2500 abklatch nisan berinskripsi di Sumatra Utara, Perlak dan Samudra (Damais 1995: 183). Berdasarkan sumber epigrafi pada nisan-nisan dan artefak lain dapat diketahui bahwa penyiaran Islam di Nusantara tidak bersamaan waktunya, demikian pula kadar pengaruhnya pun berbeda-beda di suatu daerah.
Pengembangan Islam yang pesat saat itu telah didahului oleh pertumbuhan komunitas muslim secara sporadis di kota-kota pelabuhan Majapahit, khususnya Bandar-bandar sepanjang pantai utara Jawa Timur dan Sungai Brantas serta di sekitar Trowulan-Troloyo yang diduga sebagai pusat pemerintahan kerajaan Majapahit. Bersamaan dengan itu terjadilah perpindahan agama (konversi) dari agama Hindu-Buda ke Islam oleh sebagian besar penduduk di pusat-pusat perdagangan tersebut. Dalam kaitan sejarah penyebaran Islam di Jawa momentum tersebut bersamaan waktunya ketika para penyebar Islam yang dalam sumber babad disebut Wali melakukan aktifitasnya sehingga periode itu juga dikenal sebagai zaman para Wali atau zaman Kinvalen.
Dalam konteks sejarah kebudayaan Islam di Jawa, rentangan waktu abad XIV-XVI ditandai oleh tumbuhnya suatu kebudayaan baru yang menampilkan sintesa antara unsur kebudayaan Hindu-Buda dengan unsur kebudayaan Islam. Kebudayaan baru itu di dalam kepustakaan antara lain dikenal sebagai kebudayaan masa peralihan. Berdasarkan temuan bukti-bukti arkeologis Islam di daerah pantai dan pedalaman menunjukkan bahwa apa yang digambarkan sebagai kebudayan tersebut sebagian besar adalah hasil kebudayaan Islam yang tumbuh dan berkembang bersamaan waktunya dengan masa kejayaan hingga sulitnya kerajaan Majaphit dan tumbuhnya Demak sebagai kesultanan Islam pertama di Jawa.
Islamisasi di Jawa Timur masa peralihan belum banyak diungkapkan berdasarkan bukti-bukti arkeologis yang memadai. Publikasi kepurbakalaan Islam di Jawa Timur, sebagian besar masih berupa laporan dan ada sejumlah kecil berupa monografi tentang bangunan yang sebagian besar juga berdasarkan penelitian sebelum Perang Dunia II. Penelitian L.C. Damais tentang Epigrafi Islam di Asia Tenggara termasuk Indonesia merupakan rintisan yang perlu dilanjutkan.
Kajian yang membahas kebudayaan Islam masa peralihan di Jawa secara menyeluruh dan utuh belum banyak diketahui. Sebagian besar kajian tersebut terbatas pada salah satu aspek saja misalnya, epigrafi (Moquette 1921, Ravaisse 1925, Damais 1957, Baloch 1980), filologi (Gunning 1882, Ronkel 1910, Djajadiningrat 1913, Schrieke 1916, Drewes 1969 dart 1978, Hasyim 1990), sufi (Poerbatjaraka 1930, Drewes 1955, 1966 dan 1977; Johns 1961), arsitektur (Graaf 1936 dan 1963; Pijper 1947 : 274-283 dan 1977; Tjandrasasmita 1987), artefak dan ornamen (Chris van Robbe 1986; Ambary 1988; Yatim 1988), dan sejarah (Wiselius 1876; Pigeaud dan de Graaf 1974 dan 1976).
Pengetahuan tentang kebudayaan Islam masa peralihan di Jawa Timur kiranya cukup penting, karena menyangkut dua hal yaitu pertama, untuk melacak proses penyiaran Islam di lingkungan masyarakat di bandar-bandar dan di lingkungan kraton yang mayoritas beragama Hindu-Buda Kedua untuk mengetahui latar belakang sejarah pertumbuhan seni-bangun dan tradisi sastra tulis Islam yang masih memperlihatkan unsur-unsur budaya pra-Islam. "
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2000
D227
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Farah Sintya Dewi Maharani Hadikusumo
"Salah satu program Merdeka Belajar-Kampus Merdeka (MBKM) tersebut yakni program pertukaran pelajar bernama program Indonesian International Student Mobility Awards (IISMA) tahun 2021. Tiga perguruan tinggi negeri yang paling banyak mengirimkan mahasiswanya ke negara tujuan pada program IISMA 2021 yakni UGM, UI, dan ITB. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor apa saja yang mempengaruhi pemilihan negara oleh mahasiswa UGM, UI, dan ITB pada program IISMA tahun 2021 dan untuk mengetahui pola pemilihan negara oleh mahasiswa UGM, UI, dan ITB ITB pada program IISMA tahun 2021. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif dengan wawancara mendalam dan menggunakan analisis spasial deskriptif dan triangulasi sumber data. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Mahasiswa UGM memilih negara Asia dikarenakan adanya persamaan budaya, aspek wisata yang berbeda, faktor pendidikan, faktor lingkungan, serta faktor budaya. Mahasiswa UI cenderung memilih negara Eropa dikarenakan adanya perbedaan budaya, aspek wisata yang berbeda, faktor pendidikan, faktor lingkungan, serta faktor budaya. Mahasiswa ITB cenderung memilih negara Asia, Eropa, dan Amerika dikarenakan adanya aspek wisata yang berbeda, faktor pendidikan, faktor lingkungan, serta faktor budaya. Kesimpulannya bahwa terdapat faktor penarik dan pendorong oleh mahasiswa UGM, UI, dan ITB serta pola pemilihan yang terbentuk yakni mahasiswa UGM cenderung memilih negara Asia, mahasiswa UI cenderung memilih Eropa, dan mahasiswa ITB cenderung memilih Asia, Eropa, dan Amerika.

One of the Free Learning-Merdeka Campus (MBKM) programs is a student exchange program called the Indonesian International Student Mobility Awards (IISMA) program in 2021. The three state universities that send the most students to destination countries in the 2021 IISMA program are UGM, UI, and ITB. The purpose of this research is to find out what factors influence the choice of country by UGM, UI, and ITB students in the 2021 IISMA program and to find out the pattern of country selection by UGM, UI, and ITB ITB students in the 2021 IISMA program. used is qualitative with in-depth interviews and using descriptive spatial analysis and triangulation of data sources. The results showed that UGM students chose Asian countries due to cultural similarities, different tourism aspects, educational factors, environmental factors, and cultural factors. UI students tend to choose European countries due to cultural differences, different aspects of tourism, educational factors, environmental factors, and cultural factors. ITB students tend to choose Asian, European, and American countries due to different tourism aspects, educational factors, environmental factors, and cultural factors. . The conclusion is that there are pull and push factors by UGM, UI, and ITB students as well as the election pattern that is formed, namely UGM students tend to choose Asian countries, UI students tend to choose Europe, and ITB students tend to choose Asia, Europe, and America."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Darell Putrandayo Voluntoro
"Peningkatan minat dan partisipasi mahasiswa terhadap kegiatan magang meningkat, tetapi survey membuktikan fenomena job stress terjadi pada mahasiswa magang. Job Demands-Resources Theory menjelaskan bahwa perlu adanya keseimbangan antara demands dan resources supaya mengurangi job stress. Sehingga, penelitian ini bertujuan untuk melihat besaran peran job resources, yaitu perceived supervisor support, dan personal resources, yaitu psychological capital, terhadap job stress pada mahasiswa magang. Partisipan pada penelitian ini adalah mahasiswa aktif di Indonesia yang sedang melaksanakan magang (N =134). Alat ukur yang digunakan adalah The Survey of Perceived Supervisor Support, The Psychological Capital Questionnaire, dan Parker’s Job Scale. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perceived supervisor support secara berperan secara signifikan dan negatif terhadap job stress (β = -.696, t = -3.175, SE = .219, p = .002), tetapi psychological capital tidak (β = -.064, t = -.696, SE = .091, p = .488). Dapat disimpulkan bahwa mahasiswa yang sedang magang sangat memerlukan dukungan dari supervisor pada pelaksanaan magangnya untuk mengurangi job stress.

The increase in interest and participation of students in internship activities has risen, but surveys indicate a phenomenon of job stress occurring among intern students. The Job Demands-Resources Theory explains that a balance between demands and resources is necessary to reduce job stress. Therefore, this study aims to examine the extent of the role of job resources, namely perceived supervisor support, and personal resources, namely psychological capital, on job stress in intern students. Participants in this study were active students in Indonesia who were currently undertaking internships (N = 134). The measurement tools used were The Survey of Perceived Supervisor Support, The Psychological Capital Questionnaire, and Parker’s Job Scale. The results showed that perceived supervisor support had a significant and negative effect on job stress (β = -.696, t = -3.175, SE = 0.219, p = .002), but psychological capital did not (β = .064, t = -.696, SE = .091, p = .488). It can be concluded that intern students require support from supervisors during their internships to reduce job stress."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Saragih, Zaini Kadhafi
"Atlet melakukan aktivitas fisik secara terus menerus dengan intensitas tinggi. Keadaan ini diduga dapat mencetuskan terjadinya stres oksidatif yang diketahui berperan dalam mekanisme terjadinya beberapa penyakit. MDA diketahui sebagai salah satu marker terjadinya stres oksidatif. Sedangkan aktivitas SOD eritrosit dapat menggambarkan adaptasi sistem antioksidan terhadap latihan.
Tujuan: Mengetahui gambaran kadar MDA plasma dan aktivitas SOD eritrosit saat istirahat pada kelompok atlet sepakbola profesional Indonesia dan pengunjung pusat kebugaran sebagai kontrol.
Metode: Penelitian ini merupakan penelitian potong lintang dengan subyek kelompok atlet dan kelompok kontrol. Subyek kelompok atlet adalah pesepakbola dari salah satu klub peserta kompetisi sepakbola tertinggi di Indonesia, sedangkan kelompok kontrol dipilih secara acak dari pengunjung salah satu pusat kebugaran di Jakarta. Dari kedua kelompok akan dikumpulkan data karakteristik fisik, kebiasaan olahraga dan tingkat aktivitas fisik, diikuti dengan pengambilan darah untuk mengetahui kadar MDA dan aktivitas SOD, setelah subyek berpuasa 12 jam dan tidak melakukan aktivitas fisik berat (olahraga) sejak 24 jam.
Hasil: Karakteristik fisik kedua kelompok secara statistik tidak berbeda kecuali pada rerata nadi istirahat (P < 0,01). Hasil GPAQ menunjukkan kelompok atlet 100% tergolong tingkat aktivitas fisik tinggi, sedangkan kelompok kontrol hanya 57%. Kadar MDA kelompok atlet lebih tinggi daripada kontrol (P < 0,01), dan aktivitas SOD eritrosit kelompok atlet lebih rendah daripada kontrol (P < 0,05).
Kesimpulan: Kadar MDA plasma lebih tinggi dan aktivitas SOD eritrosit lebih rendah saat istirahat pada kelompok atlet dibandingkan kontrol. Hal ini mungkin disebabkan oleh perbedaan intensitas dan jenis aktivitas fisik yang biasa dilakukan.

Athletes perform continuous physical activity in high intensity. This situation expected to trigger oxidative stress, which is known to play a role in the mechanism of many diseases. MDA is known as one of oxidative stress markers and the activity of erythrocyte SOD illustrates the adaptation of antioxidant system to exercise.
Objective: To determine the plasma MDA level and erythrocyte SOD activity at rest on a group of Indonesian professional football athletes and fitness center visitors as control.
Methods: This is a cross sectional study with athlete and control group. The subject in athlete group were taken from one club participating in highest league of football competition in Indonesia, while the control group was randomly selected from visitors of one fitness center in Jakarta. Data of physical characteristics, exercise habits and physical activity levels, followed by blood sampling after 12-hours fasting and 24-hours refrain from high intensity physical activity (exercise) for 24 hours were collected from both group.
Results: The physical characteristics of both groups were not statistically different, except the resting heart rate of athlete group lower than controls (P < 0.01). The GPAQ analysis showed that the athletes physical activity level are all high, compare to 57% of control group . Mean plasma MDA in athlete group is higher than controls (P < 0.01), and erythrocyte SOD activity in athlete group is lower than controls (P < 0.05).
Conclusion: Plasma MDA were higher and erythrocyte SOD activity were lower in athletes compare to controls, during rest condition. This might be caused by the differences in the intensity and type of their usual physical activity.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2014
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>