Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 65829 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ria Damayanti
"ABSTRAK
Berdarsarkan gejala bahwa siswa KENAK mengalami kesulitan dalam menggabungkan
kedua tangannya, sementara ditemukan adanya perbedaan pengajaran yang diterapkan oleh
guru-guru KENAK, yajtu mengajarkan tangan kanan dahulu baru kemudian tangan kiri
(selanjutnya disebut koordinasi tangan kanan-kiri) dan sebagian mengajarkan tangan kiri dahulu
baru kemudian tangan kanan (selanjutnya disebut koordinasi tangan kiri-kanan). Mengingat
metode latihan berperan terhadap penguasaan ketrampilan bermain musik khususnya electone,
maka peneliti membandingkan efektivitas kedua metode pengajaran tersebut. Penelitian ini
menggunakan pendekatan eksperimental. Sampel yang ditentukan adalah siswa KENAK
Yamaha step 1 yang berusia 7 sampai 9 tahun yang dibagi dalam 2 kelompok (N = 9). Pada
penelitian ini dibandingkan antara jumlah trial dan waktu yang diperlukan sampai kriteria tidak
melakukan kesalahan dalam memainkan lagu pada kelompok anak yang mendapat metode latihan koordinasi tangan kanan-kiri dan kelompok anak yang mendapat metode
latihan koordinasi tangan kiri-kanan. Penentuan jumlah sampel yang terbatas, mengingat
pentingnya dilakukan pengamatan dan analisa yang mendalam dari hasil rekaman maupun
observasi selama eksperimen dimana eksperimen dilakukan secara individual. Selain itu jumlah
siswa KENAK step 1 yang sesuai dengan kriteria sampel penelitian sangatlah terbatas. Ternyata
dari analisa yang dilakukan terhadap kedua kelompok sampel ini ditemukan bahwa
masing-masing metode latihan memiliki pengaruh yang berbeda terhadap banyaknya latihan dan
waktu yang diperlukan anak untuk dapat menguasai ketrampilan bermain electone. Kelompok
anak yang diaiarkan metode latihan koordinasi tangan kanan-kiri membutuhkan jumlah trial dan
waktu yang lebih sedikit daripada kelompok anak yang diajarkan metode latihan koordinasi
tangan kiri-kanan, sehingga dapat dikatakan bahwa metode latihan koordinasi tangan kanan-kiri
lebih efektif daripada metode latihan koordinasi tangan kiri- kanan untuk menguasai ketrampilan
bermain electone. Saran yang diajukan peneliti untuk penelitian Iebih Ianjut adalah menggunakan
sampel dengan karakteristik yang Iebih luas, menggunakan anak yang sama sekali belum pernah
mengikuti kursus KENAK, membandingkannya dengan metode pengajaran yang Iain, melihat
pengaruhnya setelah jangka waktu mendatang."
1996
S2303
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Rifanda Khalifah Putri
"Dalam industri musik terdapat dua jenis industri yaitu major dan independen. keduanya memiliki perbedaan yang sangat signifikan. Kedua industri tersebut memiliki fokus dan tujuan yang berbeda, adalah d’Masiv sebuah band yang memiliki identitas sebagai band major yang ingin memperluas karyanya hingga ke kalangan independen. d’Masiv sebagai band major perlu menyusun strategi-strategi agar dapat diterima di kalangan independen, dari hal tersebut dapat dilihat bahwa strategi dibutuhkan untuk membentuk identitas band dalam bermusik

In the music industry there are two kinds of industries, namely are major and independent. with very significant differences. Between them both of these industries have a different focus and purpose. d'Masiv is a band that has an identity as a major band that wants to expand his work to the independent circles. d'Masiv as a major band needs to devise strategies to be accepted among independents from it can be seen that the strategy needed to establish the identity of the band musically"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2016
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Christel Yoan Zefanya
"Bentang suara (soundscape) merupakan salah satu aspek terpenting dalam lingkungan kampus. Soundscape yang buruk akibat suara yang mengganggu (noise) dapat mempengaruhi kinerja civitas kampus. Kampus FMIPA UI merupakan kampus berbasis sains yang dilengkapi dengan laboratorium yang sensitif terhadap suara dan getaran suara. Kegiatan di Kampus FMIPA UI menyebabkan suara bersumber dari manusia (anthrophony) yang dapat menyebabkan kebisingan yang menurunkan kualitas soundscape. Dengan menggunakan Mastech environment multimeter, pengukuran intensitas suara serta analisis pola soundscape di FMIPA UI dilakukan. Hasil pengumpulan data menunjukkan adanya kenaikan intensitas suara dari pagi hingga siang hari dan penurunan yang signifikan pada sore hari.  Perbedaan soundscape juga dapat terlihat pada ruang yang memiliki tempat duduk dan bersantai, serta kanopi.  Pada ruang-ruang tersebut, intensitas suara cenderung lebih tinggi dan menyebabkan soundscape yang kurang optimal. Secara umum, soundscape di FMIPA UI termasuk dalam batas optimal untuk pembelajaran. Area yang tidak optimal hanya ada di area yang tidak dikhususkan untuk kegiatan belajar mengajar. Hasil analisis peneliti menunjukkan bahwa lokasi relatif menjadi wadah bagi kegiatan manusia yang membentuk soundscape di FMIPA UI dan mempengaruhi jenis suara yang ada di area tersebut. Sementara itu, kegiatan rutin civitas mempengaruhi soundscape di FMIPA UI dan kegiatan yang tidak rutin tidak mempengaruhi soundscape secara signifikan. Persepsi civitas FMIPA UI terhadap soundscape di area optimal, dengan karakteristik ruang yang tertutup dari sinar matahari dan kurang optimal yang dilengkapi dengan tempat duduk dan bersantai didominasi oleh perasaan tenang dan nyaman. Sementara itu, area dengan soundscape tidak optimal, yakni ruang dengan karakteristik merupakan ruang semi-terbuka dengan keberadaan kedai makanan dan minuman, didominasi persepsi negatif berupa perasaan kacau dan tidak tenang.

Soundscape is considered a crucial aspect of the campus environment. Poor quality soundscape filled with noise will affect the overall performance of campus members. FMIPA UI campus is a science-based campus equipped with a laboratory that is sensitive to sound and vibrations. Meanwhile, student activities on campus are the main source of sound (anthrophony) and sound-related distractions in FMIPA UI. Mastech environment multimeter was used to measure the sound intensity (dB) and soundscape pattern analysis at FMIPA UI was conducted. Sounds measurement data shows an increase in sound intensity from morning to noon and a significant decrease in the afternoon. A variation of soundscape can also be seen in the space with sitting areas and canopy. In these spaces, the sound intensity tends to be higher and results in a less optimal soundscape for learning. That being said, the soundscape at FMIPA UI is within the optimal limits for learning in general. Areas that are not optimal are areas that are not specifically for teaching and learning activities. Analysis results show that relative location is a place for human activities that shape the soundscape at FMIPA UI and influence the types of sounds that exist in the area. Routine activities in the campus influence the soundscape at FMIPA UI and non-routine activities do not significantly influence the soundscape. The FMIPA UI community's perception of the soundscape in the optimal area, with the characteristics of a space that is closed from sunlight and less than optimal, equipped with places to sit and relax, is dominated by a feeling of calm and comfort. Meanwhile, areas with soundscapes are not optimal, namely spaces with the characteristics of being semi-open spaces with the presence of food and drink stalls, dominated by negative perceptions in the form of feelings of chaos and unease."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Proliferasi ameloblas dan sintesis matriks protein yang distimulasi oleh hormon pertumbuhan (GH) mempengaruhi proses mineralisasi email. Protein defisiensi mengakibatkan hipoplasia email dan penurunan kadar GH. Pada manusia, paparan musik dapat meningkatkan kadar GH. Tujuan: Menganalisis efek paparan musik sejak pranatal terhadap penurunan kadar kalsium (Ca) dan fosfor (P) permukaan gigi tikus dengan defisiensi protein. Eksperimen: Tiga-puluh-dua ekor tikus Wistar dibedakan menjadi kelompok dengan dan tanpa paparan musik. Paparan musik diberikan sejak masa-gestasi hari pertama sampai anak tikus diterminasi, diberikan setiap pagi (musik pengantar tidur) dan sore hari (musik klasik, barok, romantik). Sejak usia 2 hari secara acak sederhana anak tikus dibedakan menjadi kelompok dengan nutrisi normal mengandung protein 19.5% dan dengan asupan protein 7.5%. Mandibula 6 anak tikus dari masing-masing kelompok perlakuan yang diterminasi pada usia 2 dan 5 minggu dikeluarkan, dibelah menjadi setengah mandibula, dibersihkan, dikeringkan, dan digunakan untuk pengukuran persentase kadar Ca dan P permukaan email insisif bawah menggunakan metode Energy Dispersive X-ray (EDX). Data dianalisis menggunakan uji ANOVA satu arah dengan á 0.05. Hasil: Pada usia 2 minggu, kadar Ca (8.6%) dan P (10.6%) permukaan email tikus dengan nutrisi normal dan paparan musik lebih tinggi dari Ca (3.9%) dan P (7.9%) email tikus dengan defisiensi protein tanpa musik (P<0.029). Pada tikus 5 minggu dengan defisiensi protein, kadar P (6.1%) email tikus dengan paparan musik, lebih tinggi dari kadar P email (2.8%) tikus tanpa musik (P<0.034). Kesimpulan: Musik memiliki potensi untuk meminimalkan penurunan kadar Ca dan P permukaan email pada kondisi defisiensi protein.

Protein deficiency could lead to enamel hypoplasia and decreased level of Growth Hormone (GH). Cell proliferation and synthesis of enamel-matrix which affect the mineralization process of the tissue, are stimulated by GH. Music was reported to be able to increase GH. Objective: Analyzing the effect of music exposure since prenatal on the decreased Calcium (Ca) and Phosphor (P) content of the enamel-surface of rat-pups in protein-deficiency condition. Experiment: Thirty-two rats on the first day of gestation period were divided into groups with and without music. Music were given twice daily, lullabies every early morning, and classic, baroc, and romantic music every evening. At 2-days-old the rat-pups were further divided into groups with normal diet contained 19.5% protein, and groups with protein deficiency diet contained 7.5% protein. At 2- and 5-weeks-old, 6 rat pups from each group were randomly terminated, the mandibles were dissected out, cut into hemi-mandibles, cleaned, and dried. The percentage of Ca and P content of the lower-incisor enamel-surface was analyzed using Energy Dispersive X-ray (EDX), data were analyzed using One Way ANOVA with α 0.05. Results: At 2-weeks-old, the Ca (8.6%) and P (10.6%) contents of enamel-surface of pups with normal-diet and music were higher than the Ca (3.9%) and P(7.9%) contents of enamel-surface of pups with protein-deficiency with no music (P<0.029). Among 5-weeks-old pups with protein-deficiency, the P content (6.1%) of enamel-surface of pups with music were higher than P content (2.8%) of enamel-surface of pups with no music (P<0.034). Conclusion: Music has a potency to minimize the decreased Ca and P enamel content on the protein deficiency condition."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2008
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Manurung, Suryani
"ABSTRAK
Perbaikan kesehatan ibu dan bayi menjadi prioritas pembangunan kesehatan di Indonesia. Perbaikan tersebut diarahkan kepada kesehatan fisik dan psikologis. Masalah psikologis ibu postpartum primipara diantaranya kejadian postpartum blues yang merupakan salah satu faktor yang berkontribusi terhadap kesehatan ibu secara tidak langsung. Dari hasil penelitian sebelumnya kejadian postpartum blues sangat tinggi sekitar 75% - 80%.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektifitas terapi musik dalam mencegah postpartum blues pada ibu postpartum primipara. Penelitian ini menggunakan desain Quasi experiment, pretest-postest dengan kelompok kontrol dan kelompok intervensi. Kelompok intervensi diberi terapi musik instrumental yakni musik klasik tipe Mozart: Eine Kleine Nachtmusik dengan frekuensi 20-40 cps hertz lamanya 15-20 menit, dilakukan 2 kali sehari yakni pukul 8.00 dan pukul 14.00 selama 3 hari. Sampel dalam penelitian ini adalah ibu postpartum primipara yang dirawat di ruang kebidanan RSCM Jakarta Pusat, dengan jumlah masing-masing kelompok kontrol dan kelompok intervensi 18 orang.
Hasil uji regresi logistik dan regresi linear ganda membuktikan ada pengaruh terapi musik terhadap pencegahan postpartum blues. Pada ibu yang diberi terapi musik terjadi penurunan skor kejadian postpartum blues sebesar 1,80. Ibu yang tidak diberi terapi musik memiliki peluang untuk mengalami postpartum blues sebesar 5,60 kali dibanding dengan ibu yang diberi terapi musik.
Kesimpulan dari penelitian ini bahwa pemberian terapi musik sangat efektif dalam pencegahan postpartum blues. Sebagai rekomendasi hasil studi ini perlu diberikan terapi musik bagi semua ibu postpartum sebagai salah satu intervensi terapi relaksasi di pelayanan kesehatan yakni rumah sakit, puskesmas maupun klinik bersalin.

ABSTRACT
Rehabilitative the mother and baby health becomes priority to health development at Indonesian. The rehabilitative implementation was concern to physical health and psychological. The psychological problem of mothers postpartum primipara there are the postpartum blues evidence which becomes a factor indirectly contribute to mother health. The research result before the postpartum blues evidence very high almost 75%-80%.
This research purposed to know music therapy effectiveness in prevents postpartum blues on postpartum prim Para?s mother. This research utilize quasi experiment's design, pretest - posttest with control group and intervention group. Intervention group listened to instrumental music which is Mozart classical music type: Eine Kleine Nachtmusik with frequency 20-40 cps hertz?s in 15-20 minutes duration, sounding off in 2 times a day, on 8.00 WIB a.m and on 14.00 WIB p.m along 3 days. The sample in this observational is postpartum primipara's mother which was nursed at midwifery room RSCM Jakarta Pusat, with total each controls group and intervention group are 18 person.
The tests result of logistics regression and double linear regression prove there are available influence music therapy to postpartum blues? prevention. On mother which sounding off musical therapy decreased postpartum blues evidence score as 1, 80. Meanwhile mother that doesn't listened to musical therapy have opportunity to get postpartum blues evidence as 5, 60 times against mother was sounding off by music therapies.
The research conclusion is the implementation of listened in musical therapy so effective in postpartum blues? prevention. This result study recommendate it is needs to sound off musical therapy to all post partum?s mother as intervention relaxation therapy at health service center such as hospital, puskesmas and also the maternity clinic.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2008
T-Pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Leonardo Alfonsius Paulus Lalenoh
"Musik merupakan suatu komponen nada yang memberikan stimulus terhadap otak, termasuk untuk proses pembelajaran. Modul terapi musik STAM sudah digunakan untuk mengetahui pengaruh pada fungsi kognitif pasien-pasien dengan gangguan kejiwaan seperti skizofrenia dan demensia. Adapun tujuan dari studi ini melakukan validasi modul terapi musik STAM ke dalam bahasa Indonesia, mengetahui efektivitas terhadap perbaikan atensi dan memori serta tingkat kepuasan responden. Proses penelitian ini terdiri atas proses penerjemahan dengan metode forward dan backward translation. Modul terapi musik STAM versi Bahasa Indonesia dilakukan uji validasi isi dengan menggunakan 3 orang penilai. Uji efektivitas dilakukan dengan desain kuasi eksperimen melibatkan 10 orang responden. Nilai kesahihan modul terapi musik STAM yang versi Bahasa Indonesia menggunakan Scale-Content Validity Index Average didapatkan nilai 0,96. Hasil analisis statistik menunjukkan nilai yang signifikan untuk pengukuran pre dan post-test untuk instrumen RAVLT dan Tes Kelancaran Verbal. Sebanyak 70% responden menyatakan mudah untuk mengikuti instruksi selama proses terapi. Modul terapi musik STAM versi Bahasa Indonesia menunjukkan kesahihan yang baik dan efektif dalam meningkatkan atensi dan memori pada populasi orang dewasa sehat. 

Music comprises of tones that serves as a stimulus to the brain, including for the learning process. The STAM music therapy module has been used to determine the effect on cognitive function of patients with psychiatric disorders such as schizophrenia and dementia. The purpose of this study was to validate the STAM music therapy module into Indonesian, to find out its effectiveness in improving attention and memory and to identify the level of satisfaction of participants. The research process consisted of a translation process using forward and backward translation methods. The Indonesian version of the STAM music therapy module was tested for content validation using 3 raters. The effectiveness test was carried out with a quasi-experimental design involving 10 participants. The validity value of the STAM music therapy module in the Indonesian version using the Scale-Content Validity Index Average was 0.96. The results of statistical analysis showed significant values ​​for the pre and post-test measurements for the RAVLT instrument and Verbal Fluency Test. As many as 70% of respondents stated that it was easy to follow instructions during the therapy process. The Indonesian version of STAM music therapy module has good validity and has proved significant improvement in attention and memory among health adult population. "
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2022
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
"Genre musik adalah label kategorikal yang dibuat oleh manusia yang digunakan untuk mendeskripsikan suatu musik berdasarkan kesamaan karakteristik yang dimiliki antara satu lagu dengan lagu yang lainnya. Genre musik biasanya digunakan untuk mengklasifikasikan lagu-lagu terutama yang ada di Web. Namun, dengan seiring bertambahnya jumlah lagu maka manusia mengalami kesulitan untuk mengklasifikasikan lagu-lagu tersebut. Sehingga, dibutuhkan sistem yang dapat mengklasifikasikan lagu-lagu tersebut berdasarkan genre musiknya. Penelitian ini menggunakan metode Cascade Correlation untuk mengklasifikasikan lagu-lagu berdasarkan genre musik. Cascade Correlation adalah salah satu metode Jaringan Syaraf Tiruan (JST) supervised learning yang memiliki kemampuan untuk mengklasifikasikan sesuatu dengan menggunakan algoritma yang baru untuk membangun arsitektur. Cascade Correlation dimulai dengan sebuah jaringan yang hanya berisi input unit yang terhubung dengan output unit lalu dilatih dan secara otomatis menambah satu per satu hidden unit ke dalam jaringan. Dengan keunikan algoritmanya dalam membangun aristektur jaringan syaraf tiruan, metode Cascade Correlation mampu mengklasifikasikan lagu-lagu berdasarkan genre musik dengan tingkat akurasi 97,33 % untuk data latih dan 94 % untuk data uji."
620 JURTEL 15:2 (2010)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"Musik terbukti dapat menurunkan tekanan darah mengurangi kecemasan,
depresi, mengurangi nyeri serta memperbaiki persepsi waktu (Guzta, 1989).
Pada klien yang menggunakan terapi hiperbarik cenderung mengalami kecemasan
karena tidak mengetahui informasi mengenai terapi hiperbarik, yang mana klien yang
masuk chamber diberikan terapi oksigen mumi selama 1,5 jam dan selama waktu
tersebut didalam chamber diberikan terapi musik untuk mengurangi kecemasan dan
mengurangi kebosanan. Pada penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh
pemberian terapi musik terhadap penurunan tingkat kecemasan pada klien yang
menggunakan terapi hiperbarik. Penelitian dilakukan di RSAL Dr. Mintoharjo Jakarta
dari tanggal 29 Desember 2003 sampai 3 Januari 2004. Desain penelitian ini adalah
dengan menggunakan kuasi eksperimen dan pengambilan data dilakukan dengan
purposive sampling dengan menentukan sendiri kategori sampel yang diteIiti. Sampel
yang terkumpul sebanyak 30 orang. Data yang diperoleh dianalisis dengan chi square
menggunakan tabel 2 x 2. Dengan a 0,05 didapalkan X hitung : X tabel adalah 18 >
3,84. Hasil penelitian didapatkan bahwa terdapat pengaruh yang bermakna secara
statistik dalam pemberian terapi musik terhadap tingkat kecemasan pada klien yang
menggunakan terapi hiperbarik."
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2003
TA5133
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Ryasa Ali Shahab
"Negara Indonesia memberikan kebebasan kepada warga negaranya untuk menyalurkan kreativitasnya ke dalam bentuk yang nyata atau disebut karya cipta yang salah satunya adalah lagu dan/atau musik. Dalam membuat suatu karya lagu, banyak hal yang dikorbankan beberapa diantaranya ialah waktu dan biaya. Oleh karena itu, bentuk perlindungan diberikan kepada mereka para Pencipta lagu untuk dapat terus berkembang dengan menyalurkan hasil kreativitasnya dalam Undang-Undang No. 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta. Menunjukkan bentuk penghargaan melalui Hak Ekonomi dan Hak Moral juga diberikan kepada Pencipta oleh negara untuk membantu ekonomi Pencipta dan tidak melepaskan ikatan batin antara Pencipta dan karya ciptanya. Pencipta tidak dapat berdiri sendiri dalam membuat suatu karya cipta lagu. Hadirnya perusahaan rekaman dalam industri musik, membantu Pencipta lagu untuk dapat memproduksi lagu-lagunya menjadi karya yang sempurna. Problematika yang mendasari penelitian ini muncul dari hasil kerjasama Pencipta dan perusahaan rekaman. Sampai saat ini, masih terdapat pihak dari perusahaan rekaman yang tidak memahami pentingnya Hak Pencipta. Hak Pencipta sering dikesampingkan untuk mendapatkan keuntungan yang sepihak. Kepercayaan telah diberikan secara penuh oleh Pencipta kepada perusahaan rekaman, namun pada akhirnya Pencipta mendapatkan kerugian besar karena tidak terpenuhi Hak Pencipta nya. Pencipta merupakan akar dari industri musik, sudah seharusnya Pencipta lebih di prioritaskan dalam industri musik karena tanpa Pencipta tidak ada karya cipta yang lahir. 

The State of Indonesia gives freedom to its citizens to channel their creativity into tangible forms or are called copyrighted works, one of which is songs and/or music. In making a work of songs, many things are sacrificed, some of which are time and cost. Therefore, the form of protection given to them, songwriters, is to be able to continue to develop by channeling the results of their creativity in Law no. 28 of 2014 concerning Copyright. the appearance of a form of appreciation through Economic Rights and Moral Rights is also given to creators by the state to help the creator's economy and not release the bond between the creator and his copyrighted work. The creator cannot stand alone in making a song copyrighted work. The presence of record companies in the music industry helps songwriters to be able to produce their songs into perfect works. The problems that underlie this research arise from the results of creation and record companies. Until now, there are still parties from record companies who do not understand the importance of copyright creators. Author rights are often set aside to gain unilateral benefits. Trust has been given in full by the Author to the record company, but in the end the Creator suffers a big loss because he does not fulfill the Creator's Rights. Creators are the root of the music industry, creators should be prioritized in the music industry because without creators no copyrighted works are born."
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>