Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 126771 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2004
S4433
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Citra Dyah Prastuti
"Kelompok gay adalah bagian dari masyarakat. Orientasi seksual mereka yang berbeda Clengan kebanyakan orang menyebabkan mereka harus dilekatkan dengan berbagai anggapan serta stigma negatif Stigma negatif ini melekat begitu kuat ditambah lagi dengan adanya tekanan norma, baik norma budaya maupun norma agama.
Kehadiran buku seri GAYa NUSAN'IlARA (GN), sebagai produk dari organisasi gay dengan nama yang sama, dimanfaatkan kalangan gay sebagai sarana komunikasi untuk mengetahui keberadaan 'kawan sehati' -nya. Selain itu, media ini juga dimanfaatkan sebagai media' edukasi dan informasi aemi memberikan gambaran seluas-luasnya mengenai kelompok gay.
Penelitian ini dilakukan d.en gan tujuan mengungkapkan representasi kelompok gay yang muncul dalam buku seri GN ini. Di tengah gempuran pandangan negatif masyarakat terhadap gay, buku seri ini seolah menjadi angin segar bagi kehidupan kalangan gay sendiri. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis framing dari
Pan & Kosicki dan Van Dijk. Supaya persoalan ini dapat dilihat dalam kemngka yang lebih utuh, digunakan kerangka analisis Critical Discourse Analysis (CDA) dari Norman Fairclough. Dalam buku seri GN ini ditemukan bahwa sebagian kelompok gay masih merasa bersalah dan berdosa akan identitas mereka, sementara sebagian yang lain sudah bisa menerima identitas mereka sebagai takdir Tuhan. Mereka juga merasa bahwa selama ini dipandang secara keliru oleh masyarakat walaupun mereka merasa sama normalnya dengan anggota masyarakat lainnya. Karena itulah mereka menganggap kondisi mereka sebagai suatu kondisi yang masih memprihatinkan dan butuh perbaikan. Kondisi ideal
yang ingin dicapai adalah penerimaan yang lebih baik serta wacana yang lebih positif terhadap mereka.
Dari representasi ini, terungkap bahwa buku s ri GN telah melakukan proses counter-hegemony terhadap mitos-mitos negatif tentang gay yang telah menghegemoni pemikiran sebagian besar masyarakat. Sebagai k kuatan counter-hegemony, buku seri ini melakukan dekonstruksi terhadap. penggambaran kehidupan mereka sebagat gay sekaligus
medelegitimasi mitos yang menimpa mereka. Buku seri GN telah menjadi site of struggle dari pertarungan ideologi antara yang diyakini masyarakat umum {heteroseksrlal) dengan kelompok gay. Dalam wacana buku seri GN, kelompok gay telah.menjadi 'pemenang'
dalam pertarungan ideologi tersebut.
Gambaran tenta g representasi gay yang mu cui dalam buku seri GN serta proses komunikasi hegemonik dan counter-hegemonic yang terjadi di baliknya memperlihatkan satu hal ya·tu pentingnya melakufcan representasi secara tepat. Jika representasi tidak dilakukan secara tepat, bisa-bisa hal tersebut menimbulkan salah kaprah atau salah paham."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2001
S4075
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Orion Cornellia
"Peperangan antara TNI dan GAM sudah terjadi belasan bahkan puluhan tahun, dan hingga kini belum juga menemukan titik terang penyelesaian. Walaupun sudah menj alani beberapa perundingan, namun pelanggaran-pelanggaran selalu terjadi sehingga kata "perdamaian" antara TNI dan GAM terdengar begitu jauh. Masingmasing pihak saling menuding bahwa bukan pihaknyalah yang melakukan pelanggaran, sehingga perundingan pun menemui kebuntuan. Kontak senjata pun dianggap sebagai alternatif terakhir untuk menyelesaikan konflik Aceh. Hal ini tidak luput dari pengamatan pers. Pemberitaan mengenai konflik Aceh telah menjadi berita rutin di dalam surat kabar. Selama darurat militer yang diberlakukan selama enam bukan di Aceh, 19 Mei-19 November 2003, fotoberita tentang konflik Aceh ramai menghiasi surat kabar di Indonesia, tak terkecuali Kompas dan Republika. Dengan Tatar belakang, ideologi dan segmen khalayak yang berbeda, Kompas dan Republika mencoba merepresentasikan konflik Aceh melalui teks berita dan foto di dalam medianya. Konstruksi konflik Aceh dalam foto menjadi hal yang sangat menarik, karena foto memiliki daya tarik yang lebih besar dibandingkan dengan teks berita. Setiap bidikan foto bersifat lebih alami, apa adanya dan lebih nyata, sehingga memiliki peranan yang luar biasa besar untuk membentuk opini masyarakat mengenai TNI, GAM dan rakyat Aceh. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan cara Kompas dan Republika mengkonstruksikan Konflik Aceh di foto medianya, serta memaparkan pertimbanganpertimbangan yang dimiliki kedua media cetak itu dalam konstruksi tersebut. Untuk mencapai tujuan itu, penelitian ini akan melakukan analisis semiotika terhadap fotofoto konflik Aceh selama darurat militer 2003, dengan mencari makna di balik tandatanda dalam foto-foto tersebut, diantaranya dengan memperhatikan ide secara keseluruhan, caption, teknik pengambilan foto dan objek di dalam foto. Untuk memperoleh gambaran mengenai pertimbangan-pertimbangan yang dimiliki Kompas dan Republika pada konstruksi konflik Aceh tersebut, peneliti menggunakan wawancara mendalam dan studi literatur. Pemahaman situasi yang mendukung konstruksi berita tersebut, penelitian ini juga menyertakan studi literatur mengenai kondisi pemberitaan pers selama pemberlakuan darurat militer di Aceh. Dari hasil analisis terhadap foto-foto konflik Aceh selama darurat militer, peneliti menemukan bahwa pemberitaan Kompas dan Republika cenderung melakukan pemihakan terhadap TNI, dengan penggambaran TNI sebagai pahlawan atau pembela bangsa. Hal ini dapat ditemukan dari komposisi foto yang bertemakan mengenai TNI sangat banyak, selain juga pemilihan teknik pengambilan foto, dan caption yang semakin memperkuat posisi TNI. Sedangkan dari wawancara mendalam dan studi literatur, ditemukan bahwa adanya situasi embedded journalism dalam pemberitaan konflik Aceh. Kepentingan TNI untuk memiliki citra positif di masyarakat adalah dasar diberlakukannya situasi ini. Darurat militer telah memberikan Penguasa Darurat Militer Daerah (PDMD) kekuasaan penuh untuk mengatur segala hal di Aceh, termasuk pers. Selain itu, ditemukan adanya stereotip terhadap TNI dan GAM dalam mengkonstruksikan peperangan diantara keduanya. Artinya, wartawan, sadar atau tidak, telah memposisikan diri di dalam menentukan siapa kawan, siapa lawan. Dengan demikian, pemberitaan foto yang dilakukan Kompas dan Republika mengenai konflik antara TNI dan GAM, walau dengan pemilihan kata, teknik pengambilan foto, dan objek yang tidak persis sama, merupakan refleksi dari beberapa keadaaan, yaitu sikap media terhadap konflik Aceh, stereotip wartawan terhadap TNI dan GAM, serta pemberlakuan embedded journalism."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2004
S4310
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hutahuruk, Toho Jefta
"This research seeks to discover the segmentation of online media users in terms their life style. Data gathering methods and instruments were derived from a framework of psychographic concepts. Employing cluster analysis to the data, this study identifies three clusters of online media users. They are the trensy, the seriousand the well-informed."
2006
TJPI-V-2-MeiAugust2006-113
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2004
S4685
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Sarah Solihat
"ABSTRAK
Peneliti melihat sebuah teknik foto tidak hanya sebagai komposisi dalam
foto, tetapi merupakan sebagai bentuk tanda dalam memberika sebuah pesan.
Pesan disampaikan sebagai kritik dalam sebuah masalah sosial. Peniliti ingin
melihat bagaimana kritik sosial dibagun dalam Kompas, dan kepada siapa kritik
ditujukan. Penelitian menggunakan paradigma konstruktivis, pendekatan
kualitatif, strategi penelitian analisis semiotika, dan sifat penelitian deskriptif.
Hasil penelitian memperlihatkan bahwa kebanyakan foto, dalam penelitian ini
menggunakan foto halaman utama Kompas, bermain dalam ranah sudut pandang,
lensa, dan juga jarak pengambilan. Ketiga teknik tersebut, memberikan tanda-
tanda tersendiri dalam foto yang ditampilkan untuk menunjukkan kritik sosial
yang ingin disampaikan. Masalah yang sering diangkat dalam foto headline
Kompas adalah masalah kurangnya perhatian kepada masyarakat menengah
kebawah.

ABSTRACT
I have seen that a technical photography is not only determined as the
composition inside it, but also as a sign to deliver a message. That message has
been delivered as a critical towards social issues. I would like to see further how
social critical has been built in KOMPAS daily newspaper, and to whom this
critical is dedicated. This research is using constructivist paradigm, a qualitative
approach, semiotic analyze as research strategy, and descriptive research
tendency. The final result shows that mostly photographs, which in this research
are using the headline photo of KOMPAS, have masquerade into point of view,
lens, and shooting distance. Those three techniques give certain signs inside its
photograph, which has been published to deliver a social critical instead. The
main issue or problem that recently becomes KOMPAS headline photograph is
the lake of attention towards middle low class society."
2010
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Sarah Sholihat
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2010
S5285
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Heru Fahmi Irawan
"Musik rock disebut sebagai bentuk dari budaya popular yang mengglobal,yang diidentikkan dan diperuntul-:kan bagi anak muda. Bahkan sekarang musik rock telah rnenjadi sebuah bagian dari identitas dan gaya hidup yang tak terpisahkan dari anak muda (pnda generasi atau zamannya) yang diterima dan eksis di belahan bumi mana pun. Fenomena tersebut muncul seiiring dengan berkembangnya aliran musik rock n roll kurang iebih 50 tahun yang lalu. Fenomena tentang musik rock sebagai musiknya anak muda hingga kini masih terus dipahami keterkaitannya dan melekat satu sama lain. Oleh karena itu daiam penelitian ini, dengan melihat kaitannya dengan kehadiran media rnassa, perrnasalahan yang muncul dan akan dijawab adalah bagaimana musik rock direpresentasikan oleh media cetak di Indoensia dalam icurun waktu 1977 - 2002.
Adapun tujuan yang ingin dicapai daiam penelitian ini, setelah melihat bagaimana media massa mewacanakan pemberitaan tentang musik rock dan budaya anak muda, adalah juga berupaya untuk menguak ideologi apa yang berada di balik musik rock yang dari tahun 1950-an hingga kini masih digandrungi, digemari, dan bahkan menjadi identitas bagi anak muda.
Kerangka pemikiran yang melandasi penelitian ini adalah dengan menggunakan dua pendekatan atau perspektif yaitu cultural studies, berasal dari Birmingham School dan critical studies, berasal dari Frarzlgurt School, yang sama-sama berakar dari aliran Marxian. Dua pendekatan itu akan mengkaji dan menganalisis musik rock sebagai sebuah bentuk dari praktik budaya popular, budaya massal dan budaya industri yang telah mengglobal. Praktik-praktik budaya tersebut haruslah dihubungkan dengan hadimya media massa, yang dalam kacamata cuirurai studies dan crirical studies, ikut beroran mengkonstruksi pemaknaan musik rock dan budaya anak muda lewat konsep ideologi, hegemoni, dan wacana.
Paradigrna penelitian yang digunakan adalah paradigma kritis yang bersifat kualitatif dengan metode analisisnya critical discourse analyisis, yang melakukan texr anaivsis dan multi-level analysis secara inrertextuol. Adapun theoretical framework yang digunakan adalah berdasarkan pemikiran-pemikiran Raymond Williams, Theodore W. Adamo, Louis Althusser, Antonio Gramsei, dan Stuart Hall. Sedangkan analythical framework yang dipergunakan mengacu pada critical discourse analysis-nya Norman Fairclough yang terbagi menjadi tiga dimensi yaitu, makro-struktur (sociocullurai pracrice), meso-struktur (discourse practice) dan mikro-struktur.
Kesimpulannya bahwa musik rock dalam pemberitaannya pada media cetak di Indonesia dalam kurun Waktu 1977 - 2002 selalu dikonstruksi dan direpesesentasikan ke dalam makna sebagai sesuatu yang dinamis, penuh dengan jiwa perlawanan, pemberontakan dan sebagai bentuk dari gerakan anti~kemapanan atau counrer-cuirure. Media cetak dalam kurun waktu tersebut disimpulkan telah berhasil melanggengkan hubungan yang identik antara musik rock dan anak muda secara sistematis dan terstruktur. Musik rock yang tumbuh dan berkembang di Indonesia, oleh media cetak di Indonesia dalam kurun waktu 1977 - 2002, dipandang sebagai bentuk dari perlawanau ideologis yaitu perlawanan terhadap penguasa politik. Pada akhirnya, ideologi yang bisa direpresentasikan oleh pemberitaan media cetak tersebuf adalah ideologi perlawanan terhadap "kekuasaan"."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2002
T3271
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Viskayanesya
"ABSTRAK
Skripsi ini membahas pemahaman khalayak dewasa awal, khususnya mahasiswa, terhadap pesan media massa mengenai pentingnya gaya hidup sehat untuk mencegah resiko penyakit tidak menular Diabetes Tipe 2. Khalayak mahasiswa dipilih karena merupakan khalayak dewasa awal yang memiliki dinamika aktivitas cukup tinggi dan cenderung memiliki gaya hidup yang kurang teratur. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan menggunakaan metode pengumpulan data melalui wawancara dan metode analisis tematik. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa khalayak mahasiswa adalah khalayak yang pasif terhadap informasi kesehatan. Selain itu ditemukan pula bahwa pemahaman khalayak mahasiswa terhadap informasi kesehatan tersebut lebih banyak terbentuk dari interaksi orang-orang di sekitarnya, bukan dari media.

Abstract
This thesis is discusses the comprehension of the young adult audience, particularly undergraduate students, on the message conveyed by the mass media about the importance of a healthy lifestyle in preventing the non-communicable disease of Type II Diabetes Mellitus. Undergraduate students were chosen as the focus of this study based on the rationale that this group has highly dynamic activitieas and tends to have a less organized lifestyle. This is a qualitative study which utilizes interview as the method of data collection with thematic method of analysis. Results show that undergraduate students are a passive audience when it comes to health information in media. In addition, the results also show that what students understand about health is more because their interaction with people around them, like family and peer group, not because the health information that appear in media.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Riza Syahrela
"Gaya hidup adalah `identitas' diri di dalam suatu masyarakat modern, hal ini meliputi bagaimana kita dikenal dan diakui keberadaannya oleh masyarakat. Wujud pengakuan ini dapat berupa apresiasi terhadap aspek-aspek simbolik yang melekat pada tubuh kita. Oleh karena sedemikian besarnya apresiasi masyarakat pada aspek-aspek simbolik, maka gaya bidup sebagai perwujudan seseorang di dalam lingkungannya menjadi alat untuk menentukan dari golongan manakah ia berasal. Untuk mendukung hal ini, penggunaan barang-barang sebagai pendukung identitas diri melalui penampilan misalnya, menjadi pilihan untuk mengapresiasikan din. Penelitian ini bertujuan untuk menemukan gaya hidup apa saja yang disajikan iklan, dan bagaimana kaitannya dengan kondisi dan perkembangan masyarakat Indonesia.
Dukungan teknologi informasi melalui penggunaan televisi, intemet, radio, dan majalah telah mengkiblatkan diri pada budaya asing yang pada saat ini kondisinya sedemikian mengancam keberadaan budaya Indonesia. Apalagi kondisi ini diperburuk dengan berbagai konflik sosial, upaya-upaya disintegrasi bangsa, dan kondisi ekonorni yang belum sepenuhnya pulih, semakin membuat suatu `keterpurukan budaya'. Budaya asing atau budaya massa, kini telah menghempaskan budaya Indonesia menjadi sesuatu yang kuno sehingga kini budaya Indonesia sulit untuk dikatakan sebagai budaya yang modern.
Teori-teori yang digunakan di dalam penelitian ini adalah teori yang ditelurkan oleh pemikir-pemikir atau kritikus budaya yang turut mengkhawatirkan perkembangan budaya massa ini. Oleh sebab menurut mereka, perkembangan budaya massa telah mengarah untuk menjadi satu-satunya budaya pada masyarakat dunia, dan hal ini patut dihindarkan. Paradigma teori kritis yang digunakan, dan sifat penelitian yang interpretatif akan diaplikasikan pada bingkai cultural studies (kajian budaya). Sebagai salah satu cabang dari teori media Marxist, cultural studies adalali tradisi yang berusaha mengetahui, menginterpretasi makna budaya dari suatu produk media. Masyarakat atau penonton dalam dipandang sebagai tempat di mana makna-makna itu dipertarungkan.
Ketiga iklan kosmetik sebagai objek yang diteliti, yaitu iklan Citra Lotion, Ponds Facial Foam, dan Olay Lotion yang dipilih dari sekian banyak iklan kosmetika di televisi. Iklan sebagai sebuah teks yang berfungsi untuk merepresentasikan suatu fenomena di dalam masyarakat, akan selalu terpengaruh oleh nilai-nilai di luar dirinya. Melalui kerangkan analisis van Dijk, dapat dipahami bahwa kehadiran sebuah teks media pun dapat merupakan tanda bagi keberadaan elemen messo struktur atau bagaimana sebuah teks diproduksi, dan bagaimana nilai-nilai diseleksi untuk mendukung tampilan suatu teks.
Gana menemukan gaya hidup apa yang direpresentasikan oleh iklan kosmetik, metode semiotika dapat menjadi pisau analisis mengenai gaya hidup apa dan bagaimana penyajiannya, serta bagaimana keterkaitannya dengan perkembangan dan kondisi masyrakat Indonesia masa kini. Hasil penelitian mengidentifikasi 3 (tiga) bentuk gaya hidup, yaitu: gaya hidup metroseksual, gaya hidup kembali ke alam (back to nature), dan gaya hidup mandiri dan modem.
Sebuah teks iklan adalah produksi dari sebuah institusi yang tersusun atas elemen individual, bagaimana konstruksi sebuah iklan akan ditentukan oleh bagaimana konnisi sosial individu tersebut. Fenomena sosial budaya yang terjadi di masyarakat ternyata dapat turut mempengaruhi representasi gaya hidup di dalam iklan. Melalui pembahasan analisis sosial dapat dijelaskan bahwa di dalam teks iklan gaya hidup ketiga iklan terdapat nuansa budaya massa metalui isu kapitalisme, isu globalisasi, dan bertebarannya budaya asing (massa), yang kesemuanya turut mendesak media massa sehingga mempengaruhi budaya Indonesia."
Depok: Universitas Indonesia, 2006
T21881
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>