Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 152012 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
Ratih Purwanti
"Penelitian ini berangkat dari suatu gejala sosial dimana persaingan produk yang semakin ketat juga menimbulkan persaingan iklan yang semakin ketat. Para pengiklan berl ombalomba mencari berbagai macam cara supaya produknya dikenal masyarakat. Salah satunya pengiklan untuk mencip takan iklan yang menarik perhatian Rhalayak adalah dengan memasukkan unsur Distraksi .
Unsur distraksialah unsur-unsur selain pesan yang dapat menarik perhatian seseorang dalam melihat iklan misalnya unsur musik atau gambar latar. Dalam beberapa penelitian periklanan, unsur distraksi terbukti dapat
meningkatkan penerimaan pesan dan merubah sikap khalayak Iklan yang dibahas dalam penelitian ini ialah !klan Layanan Masyarakat bertema "Berhenti Herokok". Dipilihnya ILH dalam penelitian ini adalah karena ILM biasanya bersifat kontroversial dan dapat menimbulkan counterargumen.
Penelitian ini menggunakan metode Eksperimen dengan desain "After only, No Control Group", karena yang ingin diukur hanyalah skor perubahan sikap responden yang didapat dengan prosedur pretest dan postest yang berupa belief dan evaluasi setelah mendapat treatment iklan, dan dihitung
dengan Teori Aaltiatribut Fishbein. Karena penelitian in1 merupakan perbandingan efek 2 stimuli terhadap 2 sampel , maka desain ekspe rimen ini diterapkan 2 kali Kelompok eksperimen diberi treatment
iklan distraksi, dan pada kelompok kedua diberikan treatment
iklan non-distraksi. Dari kedua kelmpok tersebut diukur
Perubahan Sikap yang terjadi. Menurut perhitungan Multiatribut, didapat basil bahwa perubahan sikap yang terjadi pada kelompok Distraksi lebih
besar daripada kelompok ncn-oistraks amun berdasarkan uji
hipotesa dengan enggu akan T-Test, ternyata perbedaan
perubahan sikap diantara dua kelompok itu dianggap tidak
signifikan."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1995
S4113
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dhiyaa Thurfah Ilaa
"Body shaming telah menjadi kebiasaan masyarakat yang dapat terjadi secara langsung maupun di dunia maya. Media menjadi salah satu sumber terciptanya body shaming, karena media menciptakan standar tubuh “ideal” pada masyarakat. Kurangnya kesadaran masyarakat mengenai body shaming menjadi alasan mengapa isu ini sering terjadi di Indonesia. Maka, dibutuhkanlah iklan sosial dengan pendekatan. Pendekatan iklan yang paling umum digunakan adalah pendekatan sumber pesan dengan rational appeal (A1) dan emotional appeal (A2), serta benefit appeal dengan self-benefit appeal (B1) dan other-benefit appeal (B2). Masih sangat minim data dari penelitian terdahulu mengenai pendekatan iklan pada isu sosial body shaming. Penelitian ini meyoroti bagaimana interaksi pendekatan-pendekatan tersebut mempengaruhi keefektifan iklan dengan sikap khalayak terhadap iklan (Y). Penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan desain faktorial 2x2 dengan perlakuan iklan Grup 1 (A1 B1), Grup 2 (A1 B2), Grup 3 (A2 B1), dan Grup 4 (A2 B2) yang dinilai menggunakan kuesioner yang diisi 120 responden. Hasil yang didapatkan menggunakan analisis two-way ANOVA menunjukkan bahwa terdapat pengaruh pendekatan sumber pesan (X1) terhadap sikap khalayak terhadap iklan, terdapat juga pengaruh benefit appeal (X2) terhadap sikap khalayak terhadap iklan, dan terdapat pengaruh interaksi pendekatan sumber pesan dengan benefit appeal terhadap sikap khalayak terhadap iklan. Dengan nilai mean paling tinggi adalah pada iklan Grup 4, iklan dengan emotional appeal dan other-benefit appeal.

Body shaming has become a habit for society that can happen in person or online. Media is one of cause of body shaming, for it creates “ideal” body standards in society. Lack of public awareness is one of the reasons why this issue often occurs in Indonesia. Therefore, social advertisement with appeal is needed. The most commonly used appeals are the message appeal with rational appeal (A1) and emotional appeal (A2), as well as benefit appeal with self-benefit appeal (B1) and other-benefit appeal (B2). There is still very little data from previous study regarding advertising appeal for social issue. This research highlights how the interaction of these appeals impacts the effectiveness of advertisements, using attitude towards the ads (Y). This research uses experimental method with 2x2 factorial design with Group 1 (A1 B1), Group 2 (A1 B2), Group 3 (A2 B1), and Group 4 (A2 B2) advertisements, assessed with questionnaires distributed to 120 respondents. The results obtained using two-way ANOVA analysis, shows that there is an effect of the message appeal (X1) on the audience’s attitude towards the advertisement (Y), there is also an effect of benefit appeal (X2) on the audience’s attitude towards the advertisement (Y), an there is an effect of the interaction of message appeal with benefit appeal on the audience’s attitude towards the advertisement. The highest mean value is Group 4, advertisement with emotional appeal and other-benefit appeal."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1996
S3996
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lenitya R. Almatsier
"Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan dan menjelaskan perbandingan antara hubungan sikap khalayak pada iklan Molto Ultra versi iklan televisi yang menggunakan teknik animasi dan teknik live-action terhadap sikap pada merek Molto Ultra. Hubungan antara kedua variabel tersebut dipengaruhi oleh penilaian dan perasaan yang dimiliki khalayak terhadap iklan.
Penelitian ini adalah kuantitatif dengan metode eksperimen completely randomized design dengan laboratory experiment dan jenis penelitian ini adalah penelitian eksplanatif komparatif. Model-model teori yang dipakai dalam penelitian ini adalah model Attitude toward the Ad serta model Hierarchy of Effect. Sedangkan konsep-konsep yang digunakan adalah konsep sikap, konsep iklan, dan konsep khalayak.
Iklan Molto Ultra versi ?Tantangan kesegaran 7 hari? digunakan sebagai treatment pada kelompok eksperimen 1 yakni iklan dengan teknik animasi. Sedangkan iklan Molto Ultra versi ?Ramadhan kumpul bersama anak-anak? digunakan sebagai treatment pada kelompok eksperimen 2 yakni iklan dengan teknik live-action. Sampel pada penelitian ini adalah ibu rumah tangga, SSE A-B, serta tinggal di wilayah perumahan Merak, Bintaro Jaya Sektor 1. Keseluruhan jumlah responden dalam penelitian ini adalah 40 orang dengan komposisi masingmasing 20 responden untuk kelompok eksperimental 1 dan kelompok eksperimental 2, sedangkan teknik penarikan sampel yang digunakan adalah sampel probabilita dengan sampel acak sederhana.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa iklan yang menggunakan teknik liveaction mampu menciptakan sikap pada iklan yang lebih positif ketimbang iklan yang menggunakan teknik animasi. Selain itu, peneliti juga menemukan bahwa iklan yang menggunakan teknik live action menimbulkan sikap pada merek yang lebih positif dibandingkan iklan yang menggunakan teknik animasi.

This research aimed at proving and explaining correlation comparison between the audience?s attitude on Molto Ultra ad using animation technique and live-action technique to their attitude on Molto Ultra. The correlation that exists was affected by the audience?s judgements and feeling toward the advertisement.
This research is quantitative with completely randomized design experiment research with laboratory experiment and the type is an comparative explanative research. Theories that have been used in this research were Attitude toward the Ad model and also Hierarchy of Effect model. Concepts that have been used were attitude concept, advertising concept and also audience concept.
The Molto Ultra ?Tantangan kesegaran 7 hari? ad was used as a treatment in experimental group 1 which was the ad with animation technique, while the Molto Ultra ?Ramadhan kumpul bersama anak-anak? ad was used as a treatment in experimental group 2 which was the ad with live-action technique. The sampel of this research was the housewives, SES A-B, and live in Merak in Bintaro Jaya Sector 1. The overall number of respondents in this research were 40 people with a composition of 20 respondents for each experimental group 1 and experimental group 2. Sampling technique which was used in this research was probability sample with simple random sampling.
The research findings revealed that advertisement using live-action technique created more positive attitude toward the ad from respondent than the ad using animation technique. Researcher also found that ad which was using live-action technique generated more positive brand attitude than ad which was using animation technique."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2009
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Anindhitya
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2009
S5138
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
cover
cover
Cut Meutia Sandra Dewi
"Studi ini mempelajari interpretasi khalayak terhadap suatu tanda yang merupakan bagian dari kajian Semiotik. Semiotik mempelajari sistem tanda beserta maknanya. Sebuah tanda dapat diinterpretasi secara berbeda tergantung pada individu yang menginterpretasikannya. Makna tanda yang sama dapat berbeda pada setiap individu. Perbedaan makna terhadap tanda ini karena makna sebenarnya berada di kepala atau kognisi orang yang menafsirkannya. Makna tidak berada pada tanda itu sendiri.
Keberadaan iklan di Indonesia semakin ramai semenjak kehadiran stasiun televisi swasta (RCTI, ANTeve, SCTV, Indosiar, TPI). Khususnya iklan televisi yang menggunakan identitas etnik di Indonesia semakin gencar kira-kira setahun terakhir ini. Identitas etnik tersebut diwujudkan dalam atribut-atribut budaya yang dapat berupa obyek nyata maupun konsep atau nilai budaya dan etnis yang bersangkutan. Atribut budaya sebagai tanda ini diasumsikan sebagai sesuatu yang telah tersosialisasi dalam diri individu, dengan demikian diasumsikan bahwa individu dapat memperoleh makna komprehensif dari atribut budaya tersebut. Berangkat dari asumsi tersebut dan proposisi semiotik bahwa makna tidak berada pada tanda itu sendiri namun pada kepala orang yang menafsirkannya, maka studi ini hendak mengkaji bagaimana khalayak menginterpretasi sistem tanda dalam iklan televisi yang menggunakan pendekatan budaya.
Pada kenyataannya interpretasi individu sangat bervariasi terhadap atribut budaya sebagai tanda dalam pesan iklan yang menggunakan identitas etnik. Hal ini karena pada tiap tahapan proses kognitif, terjadi proses signifikansi terhadap suatu tanda yang dipengaruhi oleh wilayah makna yang terdiri dari makna denotatif dan konotatif (menyangkut pengalaman dan kedekatan individu dengan tanda) serta makna kontekstual dan struktural (menyangkut pengetahuan individu dan cara penggunaan sistem tanda yang ada dalam pesan untuk memperoleh makna).
Dari temuan di lapangan, fungsi atribut budaya dalam iklan etnik dapat digolongkan menjadi dua berdasarkan signifikansi tanda dari atribut budaya tersebut, yaitu (1) atribut budaya sebagai obyek fisik atau referent, dan (2) atribut budaya sebagai nilai budaya yang menyangkut konsep individu yang ada dalam reference-nya.
Identitas etnik yang digunakan dalam iklan-iklan televisi yang diteliti dengan demikian dilihat sebagai `tempelan' yang lebih berfokus pada daya tarik saja, atau sebagai sarana untuk menyampaikan nilai budaya suatu etnis kepada khalayak sasaran, dengan harapan mereka dapat mengasosiasikan karakteristik produknya dengan nilai budaya tersebut. Selain itu terdapat pendapat bahwa iklan yang menggunakan atribut budaya nyata/fisik tidak bisa dikatakan ildan budaya karena budaya hanya menyangkut nilai dan bukan materi. Opini ini berangkat dart pandangan budaya terutama sebagai sistem nilai. Dalam tesis ini budaya pertama dilihat dart obyek nyata dan kemudian dipelajari nilai-nilai yang terkandung di dalam obyek-obyek nyata tersebut.
Asumsi yang mengatakan bahwa budaya tradisional menghambat laju modernisasi dan globalisasi ternyata tidak beralasan, sebaliknya iklan-iklan beratribut budaya tradisional ini merupakan iklan yang paling diminati dan sangat mendongkrak penjualan produkrasa yang diiklankan. Penjualan produkrasa meningkat berarti tingkat konsumerisme meningkat. Tingkat konsumerisme yang tinggi menandakan masyarakat modern versi Rostow. Dengan demikian, budaya tradisional justru merupakan faktor pendukung modernisasi dan globalisasi."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Farid Abdurahman
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2010
S5965
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>