Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 103918 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nanang Wahyudi
"Penelitian ini dilatarbelakangi oleh kenyataan semakin berkt mbangnya
fungsi kemasan sebagai medium komunikasi produk disamping fungsi sebagai pelindung dan pengemas yang telah dikenal sebelumnya. Untuk itu dipilih sebuah produk dari kategori produk dengan tingkat persaingan yang ketat, dan menampilkan sesuatu yang baru pada desain emasan yang baru diluncurkannya.
Melalui penelitian terhadap produk ini kemuaian akan d "Jihat hubungan antara persepsi terhadap desain kemasan dengan persepsi terhadap produk produk, serta bagaimana pengaruh persepsi iklan pada hubungan antara \Cedua variabel tersebut.
Produk yang dijadikan obyek neJitian adalah sabun mandi catr LUX Beauty Shower. Produk ini baru diluncurkan ulang dengan desain kemasan yang baru, baik secara struktural maupun grafisnya.
Teori-teori yang digunakan pada penehtia ini adalah sejumlah teori
tentang persepsi dari DaYid Aaker, Joseph Devito dan beberapa ahli lainnya, teori tentang desain kemasan dari Herbert Meyer dan Steven Sonsino, teori tentang persepsi patla kual itas produk dari Leon Schiffinan. Beberapa teori pendukung tentang persepsi, desain kemasan dan iklan juga digunakan. Teori-teori ini dijadikan landasan untuk membangt!n kerangka konsep yang akan digunakan untuk membuktikan hipotesa pe elitian bahwa persepsi terhadap desain kemasan
berbanding lurus dengan persepsi terbadap produk dimana semakin baik persepsi terhadap desain kemasan akan semakin baik pula-persepsi terhadap prod}lk, juga sebaliknya. Selain itu, ingin dicuktikan pula baQ.wa persepsi terhadap iklan produk juga memberikan pengaruh pada hubungan keduanya.
Penelitian ini dilaktikan dengan menggunakan mmdekatan-.kuantitatif dan jenis penelitian eksplanati( Pengumpulan data dilakukan dengau cara survei. Populasi peneJitian adalah remaja dan wanita muda pengguna sabun mandi cair di wilayah Depok yang berusia antara 18 sampai 31 tahun dengan jumlah sampel sebanyak 100 orang. Teknik penarikan ~mpel di akiikan dengan cara purposive sarnpling. Data primer dikumpufkan melalui pengisian kuesioner oieh responden
dan tanya jawab dengan pihak terkait sedangkan data sekunder diperoleh melalui studi atas hasil penelitian sejenis yang pernah dilakukan sebelumnya. Pengujian statistik dilakukan untuk data univariat yang dianalisis dengan menyajikan distribusi frekuensinya, data bivariat yang dianalisis dengan uji korelasi Kendall
untuk statistik non parametrik serta data multivariat yang dianalisis dengan ujikorelasi parsial Kendall. Dari data basil survei yang dilakukan, dapat disimpulkan bahwa persepsi responden terhadap desain kemasan mempengaruhi persepsi mereka terhadap produk Ll.JX Beauty Shower dengan bentuk hubungan yang positif Dengan demikian hipotelia peuelitian bahwa persepsi terhadap desain kemasan akan mempengaruhi persepsi terhadap produk diterima. Selain itu diketahui pula bahwa
persepsi responden terhadap iklan sabun mandi LUX Beauty Shower mempengaruhi hubungan yang terjadi antara persepsi terhadap desain kemasan dengan persepsi responden terhadap produk LUX Beauty Shower. Dengan demikian, hipotesa penelitian yang menyatakan bahwa persepsi terhadap iklan juga ikut mempengaruhi persepsi konsumen terhadap produk juga dapat dibuktikan dan diterima. Melihat kenyataan di atas, dapat dikatakan bahwa desain kemasan hanya merupakan salah satu faktor yang membentuk persepsi responden terhadap produk. Ada fakor-faktor lain yang juga ikut membentuk persepsi tersebut. Iklan
adalah salah satunya. Dengan demikian diperlukan pemanfaatan yang terintegrasi dari masing-masing faktor tersebut untuk dapat membangun persepsi terhadap produk secara efektif."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2002
S4074
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Saffanisa Alifia
"Ekolabel digunakan oleh perusahaan Fast Moving Consumer Goods (FMCG) untuk menyampaikan informasi keramahan lingkungan produk dan sebagai strategi promosi yang dapat meningkatkan kesediaan membayar konsumen. Penggunaan jenis ekolabel yang berbeda telah diketahui memengaruhi perilaku konsumen secara berbeda pula. Dengan demikian, penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh jenis ekolabel (logo dan teks ramah lingkungan) pada kemasan sikat gigi terhadap kesediaan membayar konsumen. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen 2x2 factorial within-subject design yang melibatkan penggunaan vignette sebagai stimulus. Pengambilan data dilakukan terhadap 221 konsumen produk FMCG yang berusia 18-25 tahun dan merupakan warga negara Indonesia yang bertempat tinggal di Indonesia. Kesediaan membayar diukur menggunakan alat ukur willingness to pay more dari Shin et al. (2017) yang telah diadaptasi ke Bahasa Indonesia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh penggunaan logo ramah lingkungan terhadap kesediaan membayar konsumen, (F (1, 152) = 27,359, p < 0,001, η²p = 0,153). Sama halnya dengan logo ramah lingkungan, ditemukan juga bahwa terdapat pengaruh penggunaan teks ramah lingkungan terhadap kesediaan membayar konsumen, (F (1, 152) = 61,127, p < 0,001, η²p = 0,287). Selain itu, penggunaan keduanya secara bersamaan juga turut memprediksi kesediaan membayar konsumen, (F (1, 152) = 7,456, p = 0,007, η²p = 0,047). Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa penggunaan masing-masing logo dan teks ramah lingkungan serta keduanya secara bersamaan memengaruhi kesediaan membayar konsumen secara positif. Selanjutnya, ditemukan efek yang sama pada konsumen yang disajikan dengan produk sikat gigi dengan teks ramah lingkungan dan produk sikat gigi dengan logo dan teks ramah lingkungan. Terakhir, ketika penggunaan logo ramah lingkungan dan teks ramah lingkungan dibandingkan, teks ramah lingkungan ditemukan lebih efektif dalam memengaruhi kesediaan membayar konsumen. Hasil dari penelitian ini dapat dijadikan bahan pertimbangan bagi perusahaan dalam memilih jenis ekolabel yang paling efektif dalam meningkatkan kesediaan membayar konsumen.

Fast Moving Consumer Goods (FMCG) companies use ecolabels to give products’ environmental information as a promotional strategy in increasing consumers' willingness to pay. The use of different types of ecolabels has been found to influence consumer’s behavior differently. This study then aims to investigate the effect of two ecolabel types (eco-friendly logos and texts) on toothbrush packaging in predicting consumers' willingness to pay. This study is a 2x2 factorial within-subject design that involves the use of a vignette as a stimulus. Data were collected from 221 consumers of FMCG aged 18-25 years who reside in Indonesia. Willingness to pay is measured using willingness to pay more measure from Shin et al. (2017) which has been adapted to Bahasa Indonesia. The results showed that there was an effect of using environmentally friendly logos on consumers' willingness to pay, (F (1, 152) = 27,359, p < 0,001, η²p = 0,153). Similarly, it was also found that there was an effect of using eco-friendly text on consumers' willingness to pay, (F (1, 152) = 61,127, p < 0,001, η²p = 0,287). In addition, the use of both simultaneously also predicts consumers' willingness to pay, (F (1, 152) = 7,456, p = 0,007, η²p = 0,047). Thus, it can be concluded that the use of environmentally friendly logos and texts individually and both simultaneously affects consumers' willingness to pay positively. Furthermore, the same effect was found on consumers who were presented with eco-friendly text and with eco-friendly logos and texts. Finally, when the use of eco-friendly logos and texts were compared, eco-friendly texts were found to be more effective in influencing consumers' willingness to pay. The results of this study can be used as consideration for companies in choosing the most effective type of ecolabel in increasing consumers' willingness to pay."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Qoriyah
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2004
S9553
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Butarbutar, Jefrie Ronald
"Pada proses pengeringan semprot apabila temperatur pengeringan terlalu tinggi dapat menyebabkan kerusakan pada bahan sensitif terhadap panas, terutama pada vitamin C dan B1. Meskipun demikian, jika temperatur terlalu rendah dapat menyebabkan laju pengeringan produk sangat lambat. Variasi dari debit bahan , debit udara masuk serta temperatur udara pengering diharapkan mampu mengeringkan bahan secara efisien di mana kerusakan produk paling rendah dengan konsumsi daya paling efisien pada pengering semprot. Debit bahan menentukan banyak produk yang akan dikeringkan namun jika terlalu besar maka pengeringan tidak tercapai, sedangkan debit udara menentukan kapasitas pengeringan dimana banyaknya udara panas yang digunakan untuk mengeringkan produk.
Untuk temperatur pengeringan sangat penting pada laju pengeringan namun dapat menyebabkan kerusakan bahan. Analisa perhitungan dan pengujian yang didapat pengeringan dengan tingkat kerusakan terbesar produk vitamin C dan B1 adalah 14.6% pada temperatur 60°C dan 27.5% pada temperatur 140°C. Hal sangat dipengaruhi waktu kontak dari pengeringan meskipun dengan temperatur rendah sekalipun. Dan energi konsumsi paling rendah adalah yang menggunakan dehumidifier dengan temperatur 10°C, temperatur udara 120°C, dan debit udara 450 lpm.

In the spray drying process when the drying temperature is too high can cause damage to heat-sensitive materials, especially in vitamins C and B1. However, if the temperature is too low can lead to a very slow rate of drying products. Variations of material flow rate, air flow rate and air drying temperature are expected to drying materials efficiently in which the lowest damage to the product with the most efficient of energy consumption in the spray dryer. Material flow rate determines the product to be dried a lot but if it is too high then it can not be achieved by drying process, while the air flow rate drying determines drying capacity which the amount of hot air used to dry the product.
For drying temperature on the drying rate is very important but can cause material damage at high temperature. Analysis of the calculations obtained by drying with the highest product damage level of vitamin C and B1 is 14.6 % at temperature 60°C and 27.5 % at temperature 140°C. It is really affected by drying contact time even with low temperature. And the lowest energy consumption is which use dehumidifier at temperature 10°C, air temperature at 120°C, and air flow rate at 450 lpm.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S56712
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Dieno Asshidqy Dasril
"Penelitian ini akan membahas mengenai pengaruh tindakan inovasi atas tingkat pengembalian perusahaan yang diukur melalui tingkat penjualan per pekerja. Setelah megetahui pengaruhnya, akan dilakukan analisis mengenai pengaruh kualitas institusi atas tingkat pengembalian perusahaan melalui tindakan inovasi yang dilakukan. Sampel pada penelitian ini adalah perusahaan manufaktur dari 6 negara ASEAN (Indonesia, Malaysia, Vietnam, Filipina, Myanmar, dan Laos) dengan sumber data World Bank Enterprise Survey (WBES) tahun 2015, World Governance Indicator (WGI), dan Heritage Foundation. Melalui model Ordinary Least Square (OLS), hasil menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan atas tindakan inovasi terhadap tingkat pengembalian perusahaan. Temuan lanjutan menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan atas satu variabel institusi terhadap tingkat pengembalian inovasi perusahaan, yakni kualitas penegakkan hukum. Dua variabel institusi lain yang diuji, yakni kualitas regulasi dan proteksi hak milik, tidak menunjukkan pengaruh yang signifikan terhadap tingkat pengembalian inovasi perusahaan.

This study will discuss the effect of innovation on firm’s rate of return as measured by the level of sales per worker. After the effect is determined, an analysis will be carried out regarding the influence of institutional quality on the level of firm’s returns through innovative actions taken. The sample in this research are manufacturing companies from 6 ASEAN countries (Indonesia, Malaysia, Vietnam, Philippines, Myanmar, and Laos) with the 2015 World Bank Enterprise Survey (WBES) as main data source, while World Governance Indicator (WGI) and Heritage Foundation complements the data. Through the Ordinary Least Square (OLS) model, the results show that there is a significant effect of innovation activities on the rate of return for the firms. Further findings show that there is a significant effect of one institutional variable on the rate of return on corporate innovation, namely the rule of law. Two other institutional variables tested, namely regulatory quality and property rights protection, did not show a significant effect on the rate of return of firm’s innovation."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Viensa Pradipta
"Kemajuan pesat di bidang teknologi mobile dan devices telah membuat mobile banking menjadi sangat penting dalam mobile commerce dan jasa finansial di Indonesia. Menggunakan innovation diffusion theory dan knowledge-based trust, penelitian ini mengembangkan sebuah model penelitian untuk menganalisis pengaruh dari innovation attributes (perceived relative advantage, ease of use dan compatibility) dan knowledge-based trust (perceived competence, benevolence dan integrity) terhadap attitude dan behavioral intention untuk menggunakan mobile banking. Berdasarkan survei dari 150 orang responden, penelitian ini menggunakan pendekatan Structural Equation Modeling (SEM) untuk menginvestigasi model penelitian. Hasil pengolahan data mengindikasikan jika perceived compatibility, competence, benevolence and integrity secara signifikan mempengaruhi attitude, dimana secara langsung mempengaruhi behavioral intention untuk menggunakan mobile banking.

Rapid advances in mobile technologies and devices have made mobile banking increasingly important in mobile commerce and financial services in Indonesia. Using innovation diffusion theory and knowledge-based trust literature, this study develops a research model to examine the effect of innovation attributes (perceived relative advantage, ease of use and compatibility) and knowledge-based trust (perceived competence, benevolence and integrity) on attitude and behavioral intention about using (or continuing to use) mobile banking across customers. Based on a survey of 150 participants, this study uses a structural equation modeling approach to investigate the research model. The results indicate that perceived compatibility, competence, benevolence and integrity significantly influence attitude, which in turn lead to behavioral intention to using (or continue-to-use) mobile banking."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2013
S44520
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Aldi Wicaksono
"Pesatnya perkembangan teknologi dalam beberapa tahun terakhir telah mendisrupsi kegiatan ekonomi dan bisnis di semua sektor dunia, sehingga menjadi tantangan dan ancaman bagi perusahaan dalam menjaga kelangsungan bisnis dan kinerja keuangannya. Perusahaan menghadapi risiko financial distress jika tidak dapat beradaptasi dengan cepat terhadap perubahan kondisi. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dampak disrupsi teknologi terhadap kinerja keuangan perusahaan dan kelangsungan bisnis. Studi kasus dilakukan terhadap operator jalan tol di Indonesia yaitu PT Jasamarga Tollroad Operator (JMTO) yang menghadapi situasi disrupsi akibat perubahan teknologi dan kebijakan transaksi tol di Indonesia. Penelitian ini menggunakan pendekatan studi kasus deskriptif dengan metode kualitatif untuk menganalisis model bisnis dan strategi perusahaan, serta menggunakan metode kuantitatif untuk menghitung proyeksi keuangan dan mengukur kinerja perusahaan menggunakan rasio keuangan, serta indikator Altman Z-Score. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kinerja keuangan perusahaan mengalami penurunan yang signifikan dan berpotensi mengalami financial distress jika manajemen tidak memiliki strategi adaptasi yang efektif dalam menghadapi disrupsi teknologi.

The rapid development of technology in recent years has disrupted economic and business activities in all sectors of the world, thus becoming a challenge and threat to companies in maintaining their business continuity and financial performance. Companies face the risk of financial distress if they cannot adapt quickly to changing conditions. This study aims to analyze the impact of technological disruption on corporate financial performance and business sustainability. A case study was conducted on the toll road operators in Indonesia, namely PT Jasamarga Tollroad Operator (JMTO), which is facing a disruptive situation due to changes in technology and toll transaction policies in Indonesia. This research uses a qualitative descriptive case study approach to analyze the company's business model and Strategy. It uses a quantitative method by calculating financial projections and measuring company performance using financial ratios. The results of the study show that the company's financial performance has decreased significantly and can potentially be exposed to financial distress if management does not have an effective adaptation strategy in dealing with technological disruptions. This contributes to providing an overview of the impact of technological disruption on the company's performance and business continuity, thus encouraging company management to develop an effective adaptation strategy plan in dealing with various changes."
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fery Mulyana
"Endorser adalah individu yang terkenal atau dihormati, seperti selebritis atau ahli suatu produk atau jasa yang berbicara untuk sebuah perusahaan atau brand. Endorser merupakan Salah satu cara untuk membentuk brand personality dan image dari sebuah produk. Endorser dapat membentuk simbol-simbol tertentu dengan sangat kuat, yang kemudian ditransfer pada brand atau produk yang diendorsekan.
Penggunaan selebritis sebagai endorser adalah karena mudah menarik perhatian konsumen, yang lalu membentuk brand awareness dan brand image. Sebabnya adalah selebritis dikenal masyarakat luas, termasuk pengenalan akan citranya sehingga mudah terjadl transfer image mereka pada brand image. Kegemaran akan Seorang selebritis juga dapat mempengaruhi brand liking.
Konsumen mungkin mengasosiasikan karakteristik selebritis yang mereka ketahui dengan atribut produk bersamaan dengan kebutuhan dan kelnginannya. Hal ini tentu saja akan dapat mempengaruhi perilaku konsumen, terutama perilaku pembelian. Individu akan selalu berusaha menemukan sebuah merek yang relatif sama dengan personalitas konsumen sendiri. Karakteristik konsumen dan pengambilan keputusan akan menimbulkan keputusan pembelian tertentu. Berkaitan dengan hal ini, maka tugas pemasar adalah memahami apa yang teljadi dalam kesadaran pembeli, mulai dari adanya rangsangan dari luar hingga munculnya keputusan pembelian pembeli. Salah satunya adalah dengan menggunakan endorser selebritis sebagai bintang iklan untuk menarik minat konsumen.
Penelitian ini membahas hubungan antar pengaruh endorser selebritis dalam iklan sabun Lux terhadap pengambilan keputusan pernbelian oleh konsnmen di wilayah Jakarta. Sebagai subyek dalam penelitian ini adalah para konsumen Sabun Lux yang pemah menyaksikan tayangan iklan sabun Lux di televisi. Landasan teori yang digunakan adalah teori darl Del J. Hawkins dan Kenneth A. Cooney tentang endorser selebritis dalam dunia periklanan. Selain itu juga digunakan teori dari Philip Kottler tentang perilaku pembelian oleh konsumen. Penelitian ini menggunakan metode survei dengan menyebarkan kuesioner kepada 200 orang responden di Jakarta. Sementara itu, sebagai bahan komparasi digunakan data sekunder hasil penelitian tentang pengaruh endorser terhadap perilaku konsumen yang dilaksanakan di New York dan beberapa kota lairmya di dunia. Selain itu untuk mendukung analisis data primer, digunakan juga data sekunder atau studi kepustakaan dari berbagai referensi ilmiah yang relevan dengan topik penelitian ini.
Dalam pengolahan data dipergunakan software statitistik SPSS 14.00, untuk memperoleh gambaran mengenai tanggapan dan sikap konsumen terhadap pengaruh endorser dalam iklan sabun Lux. Secara umum mayoritas responden memberikan tanggapan positif terhadap indikator-indikator yang digunakan dalam penelitian.
Nilai korelasi Spearman yang diperoleh dalam penelitian ini sebesar 0,434 rnenunjukkan aclanya hubungan yang sedang antara pengaruh endorser dalam iklan Sabun Lux terhadap pengambilan keputusan pembelian oleh konsumen di Jakarta.
Sementara dilihat darl arah hubungan, maka diperoleh hasil bahwa semakin kuat pengaruh endorser dalam iklan sabun Lux, maka semakin kuat pula pengambilan keputusan pembelian terhadap sabun tersebut.
Jika ditinjau dari segi pengaruh, maka pemanfaatan selebritis sebagai endorser terhadap pengambilan keputusan pembelian temyata hanya berpengamh sebesar 18,8% bagi konsumen. Nilai ini ternyata tidak jauh berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan di New York. Dengan demikian dalam Studi global terhadap sabun Lux didapatkan hasil bahwa pengaruh endorser dalam iklan sabun hanya memberikan sedikit pengaruh terhadap proses pengambilan keputusan yang dilakukan oleh konsumen, baik di Jakarta maupun di New York. Hal ini terkait dengan faktor kepercayaan dari konsumen terhadap kredibilitas selebritis sebagai pihak yang mengendorserkan sabun Lux. Jadi mayoritas konsumen menggunakan sabun Lux bukan karena pengaruh endorser selebritis, akan tetapi lebih disebabkan karena konsumen percaya dengan kualitas sabun tersebut.

Endorser is a famous or respectable individual, such as celebrities or an expert of a product or service that speaks for a company or a brand. Endorser is also one way to tix a brand personality and image of a product. Endorser can make some strong symbols, that later on constructs brand awareness and brand image. This is because the celebrities are well-known in the society, including their image introduction. This wou.ld make it possible to transfer the celcbrity's image to the brand image. A celebrity?s interest can also influence brand liking.
The consumers might associate the celebrity?s characteristic with the product?s attribute coinciding with their needs and wants. Of course this would influence the consumer? behavior, especially their purchase behavior. Someone will always try to seek a brand that is relative the same with their own personality. The characteristic of the consumers and the process of deciding would effect on the consumer?s decision to choose a certain product. Based on this, the responsibilities of marketing is to understand what is going on in a consumer?s conscience, starting from the outside stimulation up until the consumer?s buying decision. One way is to use a celebrity endorser as a commercial star to attract the consumer?s interest.
This research elaborates the relationship between the influence of the celebrity endoiser in a Lux commercial towards the consumer?s purchasing decision In the district of Jakarta. The subject in this research are the Lux consumers who have seen the Lux television commercial. The basic theory used in this research are Eom Del J.
Hawkins and Kenneth A. Cooney about celebrity endorsers in commercial. Aside from that, this research also uses the theory form Philip Kettler about a consumer?s purchasing behavior. This research uses a survey method, by handing-out questionnaire to 200 respondents in Jakarta. Meanwhile a secondary data showing the result of research conducted in New York and other cities about the influence of an endorser towards consumer behavior as a comparison. Also, to support primary data analyze, the research used secondary data or literature studies form many references which are relevant to this topic.
The data processing uses a SPSS 14.00 statistic sottware to show Consumer? respondent and attitude towards the influence of celebrity endorser in Lux commercials. Generally, the majority respondents give a positive response towards the indicators in this research. The result of Spearman's correlation value which is acquired in this research is 0,434. This shows a medium correlation between the influence of the endorser in Lux commercial towards consumer?s purchasing decision in Jakarta. In a correlation point of view, the result in this research is that the stronger influence of a celebrity endorser in a Lux soap commercial, then the stronger decision making of a consumer in buying product.
Seeking from the influence point Of view, using a celebrity endorser towards the consumer purchasing decision turns out that influence is only 18.8%. This result is no different from the research conducted in New York. This, the result of a global study towards Lux soap is that influence of an endorser in a soap commercial only gives minimum influence towards the decision making process of a consumer, either in Jakarta or in New York. This is related with the consumer?s trust toward the celebrity?s credibility as A Lux soap endorser. Hence, the majority of the consumer?s choice to use Lux is not because of the endorser?s influence, but because of the consumer?s trust in the quality of the product.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2006
T22091
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Shania Yara Salsabila
"Banyak cara yang dapat dilakukan untuk mempersuasi konsumen dalam membeli produk, salah satunya dengan teknik bercerita. Penelitian ini bertujuan untuk melihat peran empati sebagai mediator pada pengaruh jenis short brand story (company-generated VS consumer-generated) terhadap intensi membeli konsumen. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen, between subject design dan posttest only yang dilakukan secara daring kepada 859 partisipan yang berusia 18-26 tahun. Partisipan dibagi secara acak kedalam salah satu dari dua kelompok penelitian, lalu partisipan akan ditunjukan sebuah gambar yang berisi kemasan produk dan manipulasi dari short brand story. Short brand story yang digunakan dalam penelitian ini merupakan hasil manipulasi dan modifikasi dari brand story pada produk East Bali Cashews. Hasil analisis menunjukkan bahwa empati tidak memediasi hubungan antara short brand story dengan intensi membeli (ab = - 0,38, p < 0.01, 95% CI [-0,53, -0.26]).

There are many ways that can be done to persuade consumers to buy products, one of which is by using storytelling techniques. This study aims to examine the role of empathy as a mediator on the effect of the type of short brand story (company-generated VS consumer-generated) on consumer buying intentions. This study was an experimental study, between subject design and posttest only, which was conducted online with 859 participants aged 18-26 years. Participants were randomly divided into one of the two research groups, then participants were shown a picture containing the product packaging and the manipulation of the short brand story. The short brand story used in this study is the result of manipulation and modification of the brand story on East Bali Cashews products. The results of the analysis showed that empathy did not mediate the relationship between short brand stories and purchase intention (ab = - 0.38, p <0.01, 95% CI [-0.53, -0.26])."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>