Hasil Pencarian

Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 14634 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rika Febriaka
"ABSTRAK
Pada masa kini di Indonesia, masalah remaja yang berupa kenakalan remaja cukup memprihatinkan dan meresahkan masyarakat. Seperti perkelahian antar pelajar yang tak jarang menimbulkan korban jiwa, penyalahgunaan obat-obatan, pencurian, perampokan bahkan sampai perkosaan dan tindak pembunuhan (Sudarsono,1991). Perilaku remaja tersebut digolongkan sebagai delinkuensi. Delinkuensi adalah perilaku pelanggaran hukum yang dilakukan oleh remaja dibawah 18 tahun (Rice, 1999; Dusek, 1996). Menurut Rice (1999) delinkuensi disebabkan oleh berbagai faktor, yaitu faktor sosiologis, faktor psikologis, dan faktor biologis. Beberapa penelitian mengaitkan delinkuensi dengan harga diri. Fitts (1969); Toch (1969); Kaplan (1975); Johnson (1977); Kelley (1978); Steffenhagen dan Bum (1987); Davis (1993) menemukan bahwa perilaku delinkuen erat hubungannya dengan rendahnya harga diri (www.nase.com). Fenzel , Harter dan Marold dalam Santrock (1998) menemukan rendahnya harga diri berimplikasi terhadap depresi, bunuh diri, anorexia nervosa, delinkuensi dan masalah adjusment lainnya. Penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan menggunakan metode kuantitatif, bertujuan untuk melihat gambaran harga diri remaja delinkuen penghuni LP dibandingkan dengan remaja non delinkuen. Subyek diambil berdasarkan metode nonprobability sampling dengan teknik accidental sampling. Subyek penelitian adalah remaja berusia 15- 21 tahun, berjumlah 94 subyek, terdiri dari 44 subyek remaja delinkuen penghuni LP Anak Pria dan Anak Wanita Tangerang serta 50 remaja non delinkuen yang merupakan siswa SMU 13 di Jakarta Utara. Alat Ukur yang digunakan adalah The Self Esteem Inventory (SEI) dari Coopersmith (1967) yang telah diadaptasikan. SEI terdiri dari 50 item yang mengukur penilaian individu terhadap dirinya sendiri dalam 4 aspek, yaitu: sosial, keluarga, akademis dan general self ditambah dengan 8 item lie score. Sebelum pengambilan data, kuesioner ini diuji terlebih dahulu reliabilitasnya. Uji alat dilakukan dengan bantuan program SPSS 10.1 for Windows. Diperoleh Alpha sebesar .8111. Dari penelitian ini didapatkan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan dalam harga diri antara remaja delinkuen penghuni LP dengan remaja non delinkuen. Hasil penelitian yang tidak signifikan menunjukkan bahwa tingkat harga diri antara remaja delinkuen penghuni LP dan remaja non delinkuen tidak berbeda. Hal ini berarti harga diri tidak berhubungan dengan perilaku delinkuen remaja. Penelitian ini menggunakan metode pengambilan subyek nonprobability sampling, maka hasil penelitian hanya berlaku pada subyek penelitian saja, tidak dapat digeneralisir ke populasi. Hasil diatas tidak mendukung hasil-hasil penelitian sebelumnya mengenai keterkaitan antara harga diri dengan delinkuensi yang mengatakan bahwa perilaku delinkuen erat hubungannya dengan harga diri rendah. Sehubungan dengan hasil penelitian, saran yang dapat diajukan untuk perbaikan penelitian dengan tema serupa adalah hindari item-item yang social desirability. Penelitian terbadap remaja delinkuen penghuni LP disarankan untuk tidak dilakukan dengan pengambilan data secara klasikal, sebaiknya pengambilan data dilakukan individual, hal ini dimaksudkan untuk memastikan subyek mengerti cara pengerjaan alat ukur dan untuk memastikan subyek mengerjakannya dengan sungguhsungguh. Jumlah subyek penelitian sebaiknya diperbesar dan subyek diambil dengan metode probability sampling, agar hasil penelitian dapat digenaralisir ke populasi, walau mungkin sebagai konsekuensinya diperlukan waktu yang lebih banyak. Saran praktis sehubungan dengan penelitian ini adalah remaja delinkuen penghuni LP sebaiknya diberikan test-retest yang mengukur harga diri dan tes psikologi lainnya, hal ini dimaksudkan untuk mengetahui tingkat keberhasilan pembinaan yang dilakukan di LP. Sebaiknya di LP disediakan juga psikolog yang dapat membantu menyelesaikan masalah yang dihadapi remaja delinkuen penghuni LP."
Lengkap +
2004
S3528
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fitrianda Bachtiar
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2002
S3102
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Edy Gustian
"Sejak tahun 1984 sistem pemasyarakatan digunakan untuk menggantikan sistem kepenjaraan sebagai institusi pembinaan bagi pelaku tindak kriminal. Tujuan ideal lemba- ga pemasyarakatan sampai saat ini ternyata belum sesuai dengan kenyataan yang ada. Selain program yang sangat sukar dijalani juga kondisi yang terbentuk dalam lembaga pemasyarakatan, baik situasi sosial dan lingkungan fisik, menjadikan lembaga pemasyarakatan sukar mencapai tujuan- nya. Kondisi ini memberikan dampak negatif bagi perkembangan aspek psikologis penghuninya.
Lembaga pemasyarakatan tidak hanya diperuntukkan bagi orang dewasa namun juga untuk remaja. Pada masa remaja ini, konsep diri adalah aspek terpenting dalam diri remaja yang harus diperhatikan.
Kehidupan dalam lembaga pemasyarakatan mempengaruhi tiga proses yang terjadi dalgm pembentukan konsep diri, yaitu "reflected appraisal", "social comparison" dan "role internalization". Lingkungan lembaga pemasyarakatan yang unik dengan norma dan penghuninya yang pernah melakukan tindak kejahatan serta kecilnya berhubungan dengan pihak luar mempengaruhi konsep diri yang terbentuk dalam diri remaja delinkuen.
Lamanya masa hukuman menjadi faktor yang menentukan dalam proses pembentukan konsep diri, karena faktor-faktor dalam lembaga pemasyarakatan akan semakin berperan berdasarkan lamanya kehidupan dalam lembaga pemasyarakatan yang dijalani. Oleh karena itu dalam penelitian ini akan dilihat konsep diri yang terbentuk pada remaja yang menjalani masa hukuman dalam lembaga pemasyarakatan.
Penelitian dilakukan dengan menggunakan pendekatan cross-sectional dengan metode kuantitatif. Alat ukur berbentuk kuesioner, yaitu TSCS (tennesse Self Concept Scale). Subyek yang digunakan berjumlah 137 subyek.
Hasil penelitian menunjukkan subyek nemiliki konsep diri yang negatif. Konsep diri yang dimiliki oleh subyek juga cenderung semakin negatif selama menjalani masa hukumannya. Pendekatan cross-sectional yang digunakan memiliki kelemahan, yaitu tidak diikutinya seluruh proses yang terjadi untuk itu disarankan untuk melakukan studi dengan pendekatan "longitudinal"."
Lengkap +
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 1995
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hutauruk, Indah Sari
"Penelitian ini berangkat dari penyalahgunaaan Narkoba yang muncul dengan segala dampaknya yang memprihatinkan. Dari data yang diperoleh, ditemukan bahwa kebanyakan penyalahguna Narkoba adalah usia remaja. Penyalahgunaan itu mempunyai dampak yang bermacam-macam, mempengaruhi individunya sendiri, maupun sosialnya. Karena itu penelitian ini meninjau dampak penyalahgunaan Narkoba terhadap kepribadian individu, dalam hal ini adalah harga dirinya. Penelitian ini memberikan gambaran harga diri temaja penyalahguna Narkoba. Sebagai bahan pembanding, penelitian ini juga memberikan gambaran remaja yang bukan penyalahguna Narkoba. Gambaran ini diberikan karena aspek tersebut merupakan salah satu sasaran bagi upaya pencegahan dalam dalam individu itu sendiri. Untuk memberikan gambaran harga diri itu digunakan instrumen Self-Esteem Inventory yang dikembangkan oleh Coopersmith. Instrumen ini mengukur harga diri dari 4 dimensi yaitu sosial, akademis, keluarga dan general.
Hasil studi kepustakaan menunjukkan bahwa pada beberapa jenis Narkoba memberikan efek menurunkan kepercayaan diri serta memburuknya kepribadian seseorang disamping efek samping lainnya. Selain itu juga ditemukan bahwa ada kaitan antara penyalahgunaan Narkoba dengan kepribadian individu.
Pada analisis didapati hasil bahwa harga diri tinggi lebih banyak dimiliki oleh remaja yang bukan penyalahguna Narkoba. Sedangkan harga diri rendah lebih banyak dimiliki oleh remaja penyalahguna Narkoba. Sebagai analisis tambahan didapati hasil adanya perbedaan yang signifkan antara rata-rata skor total harga diri remaja penyalahguna Narkoba dengan rata-rata skor total harga diri remaja bukan penyalahguna Narkoba.
Untuk melihat gambaran lebih jelas lagi, penelitian ini melihat rata-rata skor dari tiap domain. Terlihat bahwa pada tiap domain harga diri, rata-rata skor penyalahguna lebih rendah dari bukan penyalahguna. Namun yang perbedaannya signifikan adalah pada domain sosial, keluarga dan general. Perbedaan yang terlihat paling besar adalah pada domain keluarga, yang berarti bahwa remaja penyalahguna Narkoba cenderung merasa bahwa keberadaan mereka di lingkungan keluarga tidak berharga.
Dari semua hasil penelitian ini diharapkan selanjutnya dapat dijadikan bahan pendekatan untuk membantu remaja korban penyalahguna agar tidak lagi menggunakan Narkoba dan dapat kembali berkarya di tengah-tengah masyarakat."
Lengkap +
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2000
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Meilany Widiasari
"ABSTRAK
Remaja adalah suatu periode transisi dimana terjadin peralihan masa
kanak-kanak ke masa dewasa. Sejalan dengan periode remaja sebagai periode
transisi, terlihat gejala-gejala yang menunjukkan bahwa remaja berupaya
melahirkan suatu budaya remaja khusus dan mencerminkan orisinalitas identitas
mereka sebagai anak muda. Berkaitan dengan budaya tersebut terdapat suatu
aktifitas kultural yang secara universal banyak memberikan kontribusi pada
keseharian remaja yaitu musik. Dalam proses interaksional kultur musik,
seseorang yang menciptakan atau memainkan suatu aliran musik tertentu dapat
menjadikan dirinya idola kharismatik dimata penggemar musik tersebut (Garrison
dalam Hanurawan, 1993).
Para artis idola tersenut menyadari bahwa penggemar adalah aset yang
berharga dan bernilai tinggi, sehingga belakangan ini muncul fenomena baru yaitu
maraknya fans club (klub penggemar) dan anggotanya sebagian besar adalah
remaja. Dari hasil penelitian Cheng, S. T (1997) di Hongkong, didapatkan adanya
perbedaan harga diri yang signifikan antara remaja yang menjadi anggota fans
club dengan remaja yang tidak menjadi anggota fans club. Harga diri terdiri dari
tiga komponen harga diri yaitu feeling of belonging, feeling of competence, dan
feeling of worth. Salah satu komponen yaitu feeling of belonging dihasilkan pada
saat seseorang menjadi anggota suatu kelompok tertentu, atau pada saat ia sudah
tiojftk menjadi anggota kelompok tersebut. Cheng mengasumsikan remaja anggota
fans. Club memiliki harga diri yang rendah, sehingga ia ingin meningkatkan harga
dirjtjya dengan cara memperoleh kebanggaan dari fans club yang dimasukinya,
sefja mencapai status dan respek dari teman sebaya melalui item-item yang
d/hubungkan dengan idola dan dalam beberapa kasus denagn mengimitasi
i.dplanya.
Penelitian ini mencoba-untuk mendapatkan gambaran harga diri remaja
anggota fans club dibandingkan dengan remaja anggota fans club. Melihat belum
adanya penelitian yang khusus membahas aspek harga diri remaja anggota fans
club di Jakarta. Ada tiga teori besar yang mendasari penelitian ini, yaitu teori
perkembangan remaja, teori yang berhubungan dengan fans, dan teori harga diri.
Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan kuantitaif yang bersifat deskriptif,
melalui metode survey dengan menggunakan kuesioner Sel f Esteem Inventory dari
Coopersmith (1967) versi lengkap 58 item pada subyek 50 remaja anggota fans
club dan 50 remaja bukan anggota fans club.
Hasil dari penelitian ini adalah bahwa harga diri remaja anggota fans club
secara signifikan lebih rendah daripada remaja yang bukan anggota. Untuk
penelitian selanjutnya, disarankan agar membandingkan faktor jenis kelamin
subyek untuk melihat adakah perbedaan harga diri diantara kelompok tersebut,
dikarenakan subjek dalam penelitian ini yang sebagian besar berjenis kelamin
perempuan, diduga menyebabkan hasil penelitian menjadi bias sebab dari
sejumlah penelitian yang pernah dilakukan diketahui bahwa harga diri remaja
perempuan lebih rendah daripada remaja laki-laki disebabkan oleh berbagai
faktor, walaupun penelitian lain menunjukkan hasil yang tidak konsisten. Selain
itu, faktor usia dan tingkat pendidikan dicurigai turut memberikan efek terhadap
hasil yang didapat, sehingga disarankan untuk menyamakan usia subyek pada
kedua kelompok (misalnya remaja awal dengan remaja awal).
Disarankan juga untuk melengkapi metode pengumpulan data dengan
wawancara mendalam untuk mengetahui apakah benar harga diri anggota fans
club tersebut rendah sehingga memotivasinya untuk memasuki fans club untuk
meningkatkan harga dirinya. Saran praktisnya adalah anggota fans club
sepatutnyalah diberikan dukungan emosional dan sosial oleh keluarga dan
lingkungan terdekatnya."
Lengkap +
2002
S3166
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Madepan Mulia
"Peningkatan angka kriminalitas perlu mendapatkan perhatian, terutama terkaitpenyalahgunaan NAPZA. Di Indonesia, jumlah pengguna NAPZA yang berada dilapas diperkirakan hampir mencapai 40 dari keseluruhan narapidana. Penelitianini bertujuan untuk mengetahui pengaruh tindakan keperawatan ners, terapikognitif perilaku dan terapi psikoedukasi keluarga terhadap penggunaan NAPZA,ansietas dan harga diri narapidana remaja di lapas narkotika. Desain penelitian iniquasi eksperimental pre-post test with control group. Kelompok intervensi 1diberikan tindakan keperawatan ners serta kelompok intervensi 2 diberikantindakan keperawatan ners, terapi kognitif perilaku dan terapi psikoedukasikeluarga dengan jumlah sampel masing-masing kelompok adalah 31 orang.Instrumen yang digunakan adalah Drug Abuse Screening Test-20 DAST-20 ,Hamilton Anxiety Rating Scale HAM-A dan Rosenberg Self Esteem Scale RSES . Uji analisis yang digunakan adalah uji repeated ANOVA, independent ttestdan chi-square. Hasil penelitian menunjukkan tindakan keperawatan ners,terapi kognitif perilaku dan terapi psikoedukasi keluarga menurunkan ansietas danmeningkatkan harga diri secara bermakna p value < 0,05 lebih besar daripadasetelah mendapatkan tindakan keperawatan ners, penggunaan NAPZAmempunyai hubungan yang lemah secara bermakna p value < 0,05 denganansietas dan harga diri, dan pola asuh berhubungan secara bermakna p value.

Increasing the crime rate needs to get attention, especially related to drug abuse.In Indonesia, the number of drug users in prisons is estimated to be almost 40 ofall inmates. This study aims to determine the effect of nursing actions ners,behavioral cognitive therapy and family psychoeducation therapy against druguse, anxiety and pride of juvenile inmates in prison narcotics. The study designwas quasi experimental pre post test with control group. The intervention group 1was given nursing action ners as well as the intervention group 2 were givennursing actions ners, behavioral cognitive therapy and family psychoeducationtherapy with the number of samples each group was 31 people. The instrumentsused are Drug Abuse Screening Test 20 DAST 20 , Hamilton Anxiety RatingScale HAM A and Rosenberg Self Esteem Scale RSES . The analysis test usedis repeated ANOVA test, independent t test and chi square. The results showedthat nursing behavior, behavioral cognitive therapy and family psychoeducationtherapy decreased anxiety and increased self esteem significantly p value "
Lengkap +
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2017
T48782
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2003
S3229
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sianturi, Elteria
"Pola komunikasi antara orang tua dan remaja sangat penting bagi perkembangan harga diri remaja. Ada beberapa macam komunikasi yang dapat terbentuk dalam keluarga, yang dibahas dalam proses komunikasi keluarga tersebut ialah kornunikasi terbuka dan tertutup. Tujuan penelitian untuk mengetahui seberapa besar pengaruh pola komunikasi dalam keluarga terhadap pembentukan harga diri remaja. Hipotesa penelitian berisikan tidak adanya hubungan antara pola komunikasi dalam keluarga terhadap pembentukan harga diri remaja. Desain penelitian menggunakan pendekatan korelasi dengan sampel sebanyak 67 orang di RW 03 Kelurahan Jati Jajar, Depok. Alat pengumpul data berupa kuesioner berisi pertanyaan sebanyak 20 buah.
Hasil penelitian dengan rnnggunakan uji Chi Square dan kofelasi Spearman menunjukkan ada hubungan antara kedua variabel penelitian, tetapi hubungan kedua hal tersebut lemah. Beberapa hal yang peneliti rekomendasikan adalah dilakukannya penelitian serupa dengan jumlah responden yang lebih besar dan pada beberapa tempat dan karakteristik yang berbeda."
Lengkap +
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2004
TA5346
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
"Homoseksualitas merupakan bentuk ekspresi seksual remaja yang diperoleh dari proses
pemenuhan tugas perkembangan individu. Dalam prosesnya, remaja gay cenderung
berinteraksi dengan teman sebaya yang memiliki orientasi seksual yang sama. Proses
interaksi ini dapat membawa pengaruh terhadap harga diri (self-esteem). Penelitian
deskripsi korelatif ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh teman sebaya homoseksual terhadap harga diri remaja gay. Metode statistik menggunakan analisis univariat dan bivariat dengan α 0,05 pada CI 95% dengan sample 30 remaja gay. Hasilnya tidak ada hubungan yang bermakna antara intensitas interaksi dengan harga diri remaja gay (p value 0, 291 > α 0, 05). Namun demikian ada hubungan yang bermakna antara penerimaan sosial teman sebaya homoseksual dengan harga diri remaja gay (p value 0,023 < α 0,05). Dari hasil ini, peneliti merekomendasikan kepada tenaga kesehatan khususnya perawat jiwa untuk memfasilitasi adanya peer-support group dalam memberikan asuhan kepada remaja gay."
Lengkap +
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2007
TA5273
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>