Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 110954 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Angga Johanta Saputra
"Industri kerajinan telah membuktikan peranannya dalam menopang perekonomian Indonesia dengan mampu berkontribusi sebesar 7, 8 persen dari produk Domestik Bruto (PDB). Untuk mengembangkan industri ini dibutuhkan alat pemasaran yang tepat dan salah satunya adalah mengikuti sebuah pameran dagang. Namun apakah pameran dagang yang sering diikuti selama ini telah menunjukan kinerja yang efektif bagi pemasaran industri tersebut dan juga sejauh mana kinerja pameran dagang yang diikuti pelaku usaha tersebut memberikan dampak yang positif bagi usaha tersebut, maka penelitian ini bertujuan untuk menganalisa faktor faktor yang membentuk kinerja sebuah pameran dagang yang efektif.
Analisa penelitian ini melibatkan 187 responden para pelaku usaha industri kerajinan kreatif yang sedang mengikuti pameran dagang terbesar di Indonesia "Trade Expo Indonesia 26" yang dilaksanakan di JIExpo tanggal 19-23 Oktober 2011. Penganalisaan menggunakan metode kuantitatif berbasis Structured Equation Model (SEM) yang disadur dari jurnal industri bisnis K. Hansen dengan menggunakan Confirmatory factor analysis dan Pengukuran struktur model dari program LISREL.
Hasil penelitian menunjukan bahwa aktivitas pembangunan hubungan atau istilahnya pembangunan koneksi dagang dengan para pembeli (buyer), aktivitas pembangunan citra atau merek perusahaan, serta aktivitas pemotivasian sales person perusahaan menunjukan hubungan positif dalam membentuk kinerja pameran dagang yang efektif, sedangkan aktivitas penjualan dan pengumpulan informasi tidak menunjukan hubungan yang positif terhadap kinerja pameran dagang industri kerajinan kreatif Indonesia. Kemudian didapatkan juga terdapat hubungan yang positif antara kinerja pameran dagang tersebut dengan keinginan para pelaku industri kreatif untuk mengikuti pameran tersebut tahun selanjutnya, namun penelitian tidak menemukan hubungan positif antara kinerja pameran dagang dengan kinerja pameran dagang secara keseluruhan.

Craft industries has proven its role in supporting Indonesia's economy, even the creative industry has been able to support development in Indonesia with a fairly large, reaching 7.8 percent of Gross Domestic Product (GDP). One marketing tool that is often exploited by the exhibitor of this creative industry is a trade exhibition. But if the trade show that is often followed for this has been shown effective performance for the marketing industry and also the extent to which performance of the trade show business actors followed a positive impact for the development of these industries, the study aims to analyze the factors that can build up factor performance of an effective trade shows and trade fairs to do with the overall performance and intention to attend the exhibition.
Analysis of this study involving 187 respondents of the creative craft industry entrepreneurs who are following the largest trade shows in Indonesia "Indonesia Trade Expo 26" that were held in JIExpo dated October 19 to 23 2011. Analysis using quantitative methods based Structured Equation Model (SEM) is adapted from the business industry journals K. Hansen by using Confirmatory factor analysis and measurement of program LISREL structure model.
The results showed that the activity term relationship building or construction trade connections with buyers (buyers), image-building activity or corporate brand, as well as company sales person motivating activity showed a positive relationship in forming an effective trade show performance, whereas the sales activities and the collection of information is not showed a positive relationship to the performance of the creative craft industry trade shows Indonesia. Then there are also obtained a positive relationship between trade performance with the intention of the creative industries to attend the exhibition next year, but studies have found negative relationship between trade performance with the performance of trade shows as a whole.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
M. Yunus
"Penelitian ini menunjukkan bagaimana hubungan antara orientasi entrepreneurial internasional, strategi internasional dan kinerja internasional pada industri kecil dan menengah. Industri kecil dan menengah yang diteliti adalah industri yang bergerak di bidang kerajinan dan telah melakukan pemasaran internasional selama minimal 2 tahun.
Dalam penelitian ini, peneliti mencoba menganalisis bahwa dengan penerapan orientasi entrepreneurial internasional dan strategi internasional yang balk dapat meningkatkan kinerja internasional industri kecil dan menengah tersebut. Orientasi entrepreneurial internasional dalam penelitian ini terdiri dari empat dimensi yaitu (1) orientasi riset pasar dan konsumen, (2) orientasi pemasaran, (3) orientasi manajemen dan (4) orientasi respon terhadap pasar. Sedangkan strategi internasional dijelaskan oleh tiga aktivitas kunci perusahaan yaitu (1) kompetensi strategik, (2) akuisisi teknologi dan (3) persiapan internasionalisasi.
Sampel penelitian adalah industri kecil dan menengah terinternasionalisasi dalam bidang kerajinan yang mengikuti Pameran Produksi Indonesia (PPI) mulai tanggal 20 sampai 29 Mei 2003 di Pekan Raya Jakarta dan berasal dari berbagai kota di seluruh Indonesia dengan jumlah 31 responden. Para responden yang berpartisipasi aktif dalam penelitian ini menjabat sebagai pemilik atau manajer di industri kecil dan menengah yang diteliti.
Hubungan antara orientasi entrepreneurial internasional, strategi internasional dan kinerja internasional pada industri kecil dan menengah ini dianalisis dengan menggunakan analisis faktor dan analisis regresi dengan bantuan software SPSS 10.0.
Hasil penelitian ini menunj ukkan bahwa :
1. Orientasi entrepreneurial internasional pada industri kecil dan menengah yang diteliti dalam penelitian ini yang terdiri dari orientasi riset pasar dan konsumen, orientasi pemasaran, orientasi manajemen dan orientasi respon terhadap pasar tidak signifikan membentuk strategi internasional yang dijelaskan oleh tiga aktivitas kunci perusahaan yaitu kompetensi strategik, akuisisi teknologi dan persiapan internasionalisasi.
2. Proses pengembangan kompetensi strategik perusahaan, persiapan memasuki pasar internasional dan penyerapan teknologi baru dalam industri kecil dan menengah yang diteliti masih berjalan sendiri-sendiri dan tidak sinergi.
3. Proses akuisisi teknologi pada industri kecil dan menengah yang bergerak di bidang kerajinan berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja internasional. Sedangkan kompetensi strategik dan persiapan internasionalisasi tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja internasional.
Hasil penelitian yang dihasilkan oleh Knight (2001) berkebalikan dengan hasil penelitian yang dilakukan peneliti yang menunjukkan bahwa proses akuisisi teknologi berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja internasional sedangkan kompetensi strategik dan persiapan internasionalisasi tidak berpengaruh secara signifikan. Begitu pula hubungan antara Orientasi entrepreneurial internasional dan strategi internasional tidak signifikan."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2003
T20597
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Widya Savitri
"Internasionalisasi usaha yang sedang berkembang dan isu lingkungan hidup merupakan dua hal yang sedang menjadi konsen utama dalam dunia bisnis pada saat ini. Skripsi ini menganalisa tentang bagaimana strategi lingkungan hidup yang diterapkan secara proaktif dalam membantu UKM dalam usaha internasionalisasi UKM mereka menembus pasar global melalui kegiatan ekspor. Penelitian mengacu pada jurnal penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Inmaculada Martın-Tapia, J. Alberto Aragon-Correa, Antonio Rueda-Manzanares/ Journal of World Bussines 45 (2010) mengenai pengaruh penerapan strategi lingkungan hidup pada usaha kecil dan menengah yang dilakukan pada UKM produk makanan olahan di Granada, Spanyol. Penelitian ini dilakukan kepada 100 responden yang merupakan pemilik atau pengelola/ manajer dari UKM eksportir produk kerajinan yang menjadi peserta pameran Trade Expo Indonesia 2011. Hasil dari penelitian ini menunjukkan pengaruh strategi lingkungan hidup proaktif terhadap intensitas ekspor. Menurut hasil, terbukti pula bahwa ukuran perusahaan memegang peranan sebagai variabel moderasi dalam pengaruh antara strategi lingkungan hidup proaktif terhadap intensitas ekspor.

Growing corporate internationalization and the emergence of environmental concerns are two of the main trends in the business world. This paper analyzes whether strategies for environmental protection can help small and medium enterprises (SMEs) as they internationalize their activities through exports.Personal interviews were conducted with 100 owner or general managers of exporting SMEs from handicraft industry. This research has adopted previous journal of Inmaculada Martın-Tapia, J. Alberto Aragon-Correa, Antonio Rueda-Manzanares/ Journal of World Bussines 45 (2010) about the Environmental strategy and exports in medium, small and micro-enterprises. The results show a relationship between advanced environmental strategies and export intensity for the sampled firms. However, the size of firm plays a role in this relationship, as the relationship between advanced environmental strategies and exports is stronger with an increase in the size of the SMEs. Authors discuss implications of these results for practitioners and future research."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Ikhsan
"Salah satu industri yang memiliki keunggulan komparatif di Indonesia adalah industri kerajinan rotan, di mana keunggulan dalam industri kerajinan rotan ini terletak pada berlimpahnya bahan mentah rotan di Indonesia. Namun faktor keunggulan komparatif tersebut tidak sepenuhnya dapat mendorong laju pertumbuhan ekspor, mengingat lingkungan persaingan yang kompetitif.
Dalam tulisan ini penulis ingin meneliti mengenai salah satu industri kerajinan rotan Indonesia yaitu CV.TIC. Permasalahan yang terjadi adalah kecenderungan untuk kurang memfokuskan diri kepada kompetensi yang dimiliki, aktor yang berperan, skenario yang akan dicapai, persoalan yang menjadi kendala dalam pencapaian tujuan, serta strategi dalam mencapai keunggulan bersaing yang menjadi tujuan utama.
Untuk dapat menjawab permasalahan yang ada dalam tujuannya mencapai keunggulan bersaing CV.TIC, analisis dilakukan dengan menggunakan Analytical Hierarchical Process (AHP). Responden penelitian terdiri dari 6 orang dari jajaran manajemen CV.TIC, dengan maksud mencapai kesepakatan melalui suatu konsensus dalam menjawab permasalahan yang ada dalam bentuk suatu hirarki keputusan.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa sistem pengendalian mutu merupakan kompetensi yang paling berpengaruh terhadap keunggulan bersaing CV.TIC dengan bobot nilai 40,73%. Pelaku yang paling berperan dalam meningkatkan daya saing CV.TIC adalah pemilik I pimpinan perusahaan CV.TIC (46,60%). Prioritas skenario yang akan dicapai oleh CV.TIC adalah peningkatan produksi (45,25°%). Persoalan yang paling berpengaruh adalah persoalan kualitas sumber daya manusia (57,71%). Persoalan kualitas sumberdaya manusia yang menjadi sorotan utama adalah kurang tersedianya tenaga-tenaga yang handal dan berkualitas dalam kegiatan pemasaran dan pengembangan desain. Alternatif strategi yang lebih diprioritaskan adalah mengadakan pelatihan pemasaran (46,09%).
Pilihan strategi ini didasari kepentingan untuk menutup kelemahan yang ada di CV.TIC, dimana untuk mendukung keunggulan CV.TIC dalam pengendalian mutu perlu ditunjang oleh kegiatan pemasaran yang handal.
Sedangkan rekomendasi yang diberikan kepada CV.TIC adalah melakukan pengembangan terhadap desain produknya melalui strategi aliansi dalam upaya membangun kompetensi dalam pengembangan desain."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2001
T3218
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mohammad Ichwan Sofwan
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2009
S5221
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Qodry
"Pembangunan ekonomi kerakyatan diarahkan untuk memberi perhatian kepada upaya peniberdayaan ekonomi rakyat. Perhatian khusus tersebut diwujudkan dengan Iangkah-langkah strategis yang secara Iangsung ditujukan pada perluasan akses rakyat kepada sumber daya pembangunan disertai penciptaan peluang-peluang bagi masyarakat di lapisan bawah untuk berpartisipasi dalam proses pembangunan, sehingga mampu mengatasi kondisi keterbelakangan dan memperkuat posisi ekonomi mareka. Salah satu upaya yang paling tepat dalam pemberdayaan ekonomi kerakyatan adalah mengembangkan kegiatan ekonomi yang menjadi tumpuan kehiaupan ekonomi seluruh rakyat dan mampu mengakomodasi keberadaan sumber daya manusia yang ada. Pengembangan usaha kecil (industri kecil dan industri rumah tangga) merupakan alternatif pilihan yang menggambarkan hal tersebut dan merupakan salah satu entry point menuju pengembangan ekonomi Indonesia di abad mendatang.
Industri kerajinan kain tapis merupakan salah satu komoditas unggulan yang sedang berkembang saat ini di Kota Bandar Lampung. Kain tapis merupakan kain tradisional masyarakat Lampung yang biasanya hanya dipergunakan dalam acara-acara adat. Awalnya, kain ini hanya dibuat oleh rumah tangga untuk memenuhi keperluan sendiri. Kini, kain tapis telah diproduksi secara komersial untuk memenuhi kebutuhan lokal, domestik dan bahkan sudah ada yang diekspor. Dengan sentuhan teknologi sederhana dan design produk yang variatif kain tapis semakin berkembang.
Meskipun telah menunjukkan hasil-hasil yang menggembirakan dalam pengembangan, akan tetapi masih banyak dijumpai permasalahan yang dihadapi oleh industri kerajinan ini antara lain: (1) keterbatasan kemampuan dalam pengelolaan usaha; (2) Keterbatasan dalam permodalan; (3) Kurangnya informasi dan penguasaan pasar; (4) Keterbatasan kepemilikan dan penguasaan teknologi yang digunakan; dan (5) Ketiadaan kelembagaan. Industri kerajinan kain tapis dipandang memiliki potensi besar untuk dapat dikembangkan Iebih lanjut. Hal ini mengingat masih terbukanya peluang pasar untuk menyerap hasil kerajinan ini. Namun, dengan adanya beberapa permasalahan/kendala di atas menyebabkan industri kerajinan tersebut mengalami hambatan dalam pengembangannya. Kegiatan ekonomi ini perlu mendapatkan perhatian pemerintah, sehingga dapat memberikan kontribusi bagi pendapatan daerah dan kesejahteraan masyarakatnya.
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk merumuskan Strategi (skenario dan kebijakan) pengembangan industri kerajinan kain tapis dalam upaya pemberdayaen ekonomi rakyat. Untuk merumuskan strategi pengembangan industri kerajinan kain tapis, alat analisis yang digunakan adalah metode AHP (Analytical Hierarchy Process) dengan model proyeksi dan model perencanaan. Menurut Permadi (1992), model perencanaan dalam AHP merupakan gabungan dari model proyeksi dan model perencanaan. Model Proyeksi (Forward Process) bermaksud memperkirakan kondisi masa depan yang ke!ihatannya mungkin atau layak terjadi berdasarkan kondisi yang ada atau sedang berjalan. Sedangkan model perencanaan (Backward Process) bertujuan menentukan kebijaksanaan yang diperlukan untuk mencapai tujuan yang diinginkan di masa depan. Untuk tercapainya perencanaan yang lebih efektif, kedua model di atas dapat digabungkan dimana pertama-tama kondisi yang diinginkan di masa depan ditentukan melalui model proyeksi dan berikutnya kebijaksanaan yang diperiukan untuk mencapainya ditentukan dalam model perencanaan. Pengolahan data dilakukan dengan bantuan Software Expert Choice 3.0.
Berdasarkan kerangka model forward-backward process, pemerintah daerah merupakan pelaku yang paling besar peranannya dalam pengembangan industri kerajinan Pain tapis di Kota Bandar Lampung. Dari kerangka forward process menunjukkan bahwa dalam lima tahun mendatang skenario utama dalam pengembangan industri kerajinan kain tapis adalah skenario "Industri kerajinan sebagai penggerak ekonomi daerah". Sedangkan dari kerangka backward process menghasilkan urutan prioritas kebijaksanaan dalam pengembangan industri kerajinan kain tapis yaitu kebijaksanaan pembinaan dan perlindungan usaha, kebijaksanaan bantuan permodalan, kebijaksanaan peningkatan promosi dan perluasan pasar, dan kebijaksanaan pengembangan kemitraan."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2006
T20152
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Jakarta Festival, 1978
739.7 HIM p
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta Kamar Dagang dan Industri Indonesia 1997,
380.139598 IND h
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: UI-Press, 1980
R 351.345 Kom
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>