Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 73885 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Andi Fitri Damayanti
"Penelitian ini menggambarkan mengenai kegiatan tanggung jawab sosial perusahaan PT. Pembangunan Jaya Ancol, Tbk. Penelitian yang berfokus pada proses pelaksanaan dan faktor penghambat serta pendorong pada proses pelaksanaan program Ancol Sayang Lingkungan ini, menggunakan metode penelitian kualitatif dengan studi deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tahapan pelaksanaan yang dilakukan oleh perusahaan dalam melakukan program pengembangan masyarakat sudah diterapkan namun belum tersistematis dan optimal, karena kurangnya pemahaman petugas dan minimnya keterlibatan masyarakat pada setiap tahapan. Meskipun begitu, program ini cukup memberikan manfaat positif pada peningkatan pendapatan, meskipun hanya terbatas pada warga masyarakat yang mengikuti kegiatan program Ancol Sayang Lingkungan saja.

This study describes the activities of corporate social responsibility PT. Pembangunan Jaya Ancol, Tbk. The research that focused on the implementation process and inhibiting factors as well as the process of program implementation of Ancol Sayang Lingkungan, using qualitative research methods with descriptive studies. The results showed that the phases of the implementation carried out by the company in conducting community development programs already implemented, but not yet systematicand optimal, due to a lack of understanding of staff and lack of community involvement at every stage. Even so, the program is sufficient to provide positive benefits in increased revenue, although it is limited to citizens who follow the activities of the Ancol Sayang Lingkungan."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Tambunan, Toman Sony
"Tanggung Jawab Sosial Lingkungan Perusahaan (TJSLP) merupakan wujud upaya keseriusan entitas bisnis untuk: Pertama meminimumkan dampak negatif dan memaksimumkan dampak positif operasi perusahaan terhadap seluruh pemangku kepentingan. Kedua, dalam ranah ekonomi, sosial, dan lingkungan untuk mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan. Ketiga, konsekuensi terhadap operasional perusahaan berupa komitmen perusahaan dalam dalam mempertanggungjawabkan ekses yang diakibatkan kegiatan operasionalnya , yang dipandang dari sisi ekonomis, sosial, dan lingkungan. Keempat, agar terwujud adanya keseimbangan dengan menghasilkan manfaat dari dampak-dampak tersebut bagi perusahaan maupun bagi lingkungannya. Komitmen perusahaan atau korporasi untuk bertanggung jawab terhadap dampak-dampaknya dapat mencakup pada aspek-aspek: ekonomi atau pasar, sosial, dan lingkungan hidup (Tripple Bottomline), yaitu profit (keuntungan), People (masyarakat), Planet (lingkungan); menjadi "tetangga yang baik" dengan memberikan maslahat (good cause) kepada masyarakat dan sebagai warga korporasi yang baik (good corporate citizen) menyumbang pada aspek pembangunan berkelanjutan (sustainable development). Tanggung Jawab Sosial Lingkungan Perusahaan (TJSLP) berpotensi menjadi wujud kontribusi menyeluruh dari dunia usaha terhadap pembangunan berkelanjutan, dengan mempertimbangkan dampak ekonomi, sosial dan lingkungan dari kegiatannya."
Jakarta: The Ary Suta Center, 2025
330 ASCSM 68 (2025)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Halomoan, Yopy
"Program Community Development (CD) sebagai bentuk tanggung jawab sosial perusahaan terhadap masyarakat merupakan program yang bertujuan menciptakan masyarakat yang mandiri. Kemandirian masyarakat yang tinggal di wilayah Industri merupakan penopang keberlangsungan sebuah Industri karena itu program CD yang dilakukan perusahaan merupakan komitmen untuk membangun masyarakat yang semakin mandiri. Tulisan ini menggambarkan bagaimana pelaksanaan dari Corporate Social Responsibility (CSR) eksternal perusahaan Pulp dan Paper di Kecamatan Kragilan, Kabupaten Serang, Provinsi Banten. Terdapat 4 dimensi dari aspek CSR yang dijelaskan dalam tulisan ini antara lain Akuntabilitas, Community Involvement, Perlindungan HAM, dan Lingkungan. Salah satu bentuk pelaksanaan CSR yang dilakukan adalah program CD. Program CD yang dilakukan oleh perusahaan ini dibagi ke dalam 5 bidang yaitu : Bidang Tenaga Kerja, Bidang Pendidikan, Bidang Keagamaan, Bidang Kesehatan, dan Bidang Sosial Kemasyarakatan. Penelitian ini mengukur efektivitas pelaksanaan CSR dan Program CD dengan menggunakan kriteria efektivitas pelaksanaan CSR dan program CD yang ideal dan dikombinasikan dengan kriteria penerima manfaat kegiatan melalui survey. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan kombinasi teknik pengumpulan data wawancara mendalam dan survey untuk mendapatkan data kuantitatif. Pengumpulan data kuantitatif dilakukan dengan cara menarik sampel kepada 20 orang responden secara purposive sampling ? ditetapkan terlebih dahulu wilayah dan masyarakat penerima program untuk dijadikan kerangka sampel kemudian dilakukan pemilihan responden sesuai dengan kriteria yang ditentukan, sedangkan data kualitatif diperoleh dengan cara melakukan wawancara mendalam kepada 16 orang informan. Secara umum perusahaan sudah menjalankan kegiatan CSR dan Program CD secara rutin setiap tahun yang dapat dilihat dari rencana kegiatan perusahaan dan laporan kegiatan tahunan perusahaan. Perusahaan memiliki kegiatan CD yang rutin dan terpola sejak tahun 1993 dan dimulai dengan bidang pendidikan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa program CD yang dilakukan kurang mendorong masyarakat menjadi mandiri yang dapat dilihat dari beberapa hal berikut : kurangnya penambahan lembaga atau organisasi masyarakat yang menerima program CD, kurang jumlah program CD yang langsung diberikan kepada lembaga atau organisasi masyarakat dan kurangnya ruang dialog antara perusahaan dan masyarakat dalam merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi program CD. Ketiga hal ini lah yang harusnya di perbaiki dimasa yang akan datang agar kegiataan CD yang dilakukan lebih mengarah kepada kemandirian masyarakat.

Program of Community Development (CD) as Corporate Social Responsibility to society is program with aim to create self-supporting society. Reliance Society who live in Industrial region is supporter for sustainable a Industry in consequence CD program by company is commitment to develop society which is realiance progressively This article is description how execution of Eksternal Corporate Social Responsibility (CSR) of Pulp and Paper company in District Of Kragilan, Sub-Province Serang, Province Banten. There are 4 dimension of aspect of CSR which explain in this article for example Akuntabilitas, Community Involvement, Protection of HAM, and Environment. One of the execution of CSR is program of CD. Program of CD conducted by this company is divided into 5 area that is : Labour, Educational, Religious, Health, and Social area. This research measure effectiveness execution of CSR and Program of CD by using the effectiveness idealness criterion execution of CSR and program of CD and combined with receiver through benefit criterion by survey. This research use approach qualitative with technique combination data collecting of deep interview and survey to get quantitative data. Quantitative data collecting done by drawing sample to 20 responder people by purposive sampling - before hand by drawing specified area and society receiver of program to be made sample framework sampel is later; then conducted election by random to specify responder goals, while data is qualitative obtained by deep interview to 16 informan people. In general company have run activity of CSR and Program of CD routinely every year which earn to be seen from plan activity of annual activity report of company. Company have activity of CD routine and pattern since year 1993 and started with with educational area. Result of research of showing that program of CD done less push society become self reliance which can be seen from some matters following : lack of addition of society organization or institute accepting program, less amount of programs which is was direct to be passed to society organization or institute and lack of room dialogued between society and company in planning, executing, and evaluating program. Third of this matter must be improve a period to to come so that activity of CD more to society reliance. "
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2007
T19484
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anita Bar Yusuf
"Sumber dari permasalahan sosial bangsa Indonesia adalah kemiskinan. Dengan keterbatasan yang dimiliki pemerintah saat ini maka diperlukan pelibatan berbagai pihak untuk mengatasi permasalahan tersebut. Salah satunya adalah dunia usaha ? dalam hal ini adalah PT Pertamina Geothermal Energy Area Kamojang. Sebagai salah satu perusahaan BUMN, diwajibkan untuk menjalankan program PKBL sebagai wujud TSP - selain tugas utamanya mencari keuntungan bagi kelanjutan operasionalisasi perusahaan. Program Kemitraan (PK) merupakan bantuan philantropy bagi pengembangan usaha kecil melalui pemberdayaan agar dapat mandiri sehingga mampu memenuhi kebutuhan hidup diri dan keluarga - selain mampu menyerap tenaga kerja sehingga diharapkan dapat mengurangi masalah pengangguran dan mengentaskan kemiskinan. Salah satu faktor yang mempengaruhi keberhasilan suatu program adalah pelaksanaan yang cenderung bersifat top down sehingga kurang melibatkan partisipasi masyarakat. Partisipasi di sini merupakan keterlibatan masyarakat dalam suatu program pengembangan masyarakat. Partisipasi ini penting mengingat partisipasi berhubungan dengan keberhasilan suatu program. Untuk itu, tujuan penelitian ini adalah melihat pelaksanaan Program Kemitraan, partisipasi mitra binaan perajin kulit dalam Program Kemitraan tersebut serta faktor-faktor pendorong dan penghambat dalam partisipasi tersebut. Penelitian ini dilakukan terhadap Program Kemitraan di PT Pertamina Geothermal Energy Area Kamojang yang mempunyai komitmen untuk mengedepankan kebutuhan masyarakat. Pemilihan pada perajin kulit dan kelurahan Kota Wetan karena perkembangan industri kulit di daerah ini cukup potensial - baik dalam jumlah unit usaha, penyerapan tenaga kerja dan nilai investasinya. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif yang menghasilkan data deskriptif melalui rangkaian studi kepustakaan, wawancara mendalam (in dept interview) tidak terstruktur dengan para informan. Pemilihan informan dilakukan secara purposive sampling dan dipilih sebanyak 9 informan yang terdiri dari: Kepala PKBL/manajer Humas (1 orang), Petugas Program Kemitraan (1 orang), mitra binaan perajin kulit (4 orang), Lurah (1), Dinas Koperasi serta Dinas Industri dan Perdagangan (masing-masing 1 orang). Secara umum, PK telah dilakukan melalui tahapan pengembangan masyarakat yaitu dari tahap persiapan, assessment, perencanaan, pelaksanaan dan monitoring/evaluasi. Dalam pelaksanaan Program Kemitraan ini, partisipasi mitra binaan dilakukan pada tahap pelaksanan dan monitoring/evaluasi program.Dalam tahap tersebut mitra binaan melakukan assessment dan perencanaan usaha (melalui proposal pinjaman), menerima kegiatan pembinaan dan monitoring/evaluasi bersama petugas PK). Pembinaan belum menumbuhkan pemberdayaan mitra binaan dan monitoring/evaluasi belum menjadi bahan untuk feed back bagi perbaikan program. Dengan demikian, PK masih bersifat top-down. Faktor-faktor yang mendorong partisipasi adalah ada keinginan untuk mengembangkan usaha, persyaratan yang mudah dan adanya manfaat dari kegiatan pembinaan yang dilakukan. Selain itu, pendekatan/komunikasi yang baik dari petugas PK. Sedangkan faktor-faktor yang menghambat partisipasi adalah komunikasi yang kurang baik antara mitra binaan - petugas PK, mentalitas mitra binaan. Selain itu, kurangnya tenaga di PK, sifat sentralistis Program Kemitraan dan seringnya pergantian petugas di Program Kemitraan. Saran yang bisa diajukan di sini adalah perlu melakukan koordinasi dengan pemerintahan daerah setempat, mengaktifkan paguyuban sebagai sarana komunikasi, melakukan monitoring/evaluasi sebagaimana fungsinya, dan perlu adanya tenaga profesional yang kompeten di bidang pengembangan masyarakat.

A source of social problem in Indonesia is a poor situation. With the lack of government limitation, need to joint other party to solve the poor problem. One of the party is business people, in this case is PT Pertamina Geothermal Energy Area of Kamojang. As a Government business body, called BUMN, they must be run a partnership program which is called Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) to in-line with Corporate Social Responsibility or it named Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (TSP), otherwise as a core benefit business for corporate planning and development. Partnership program (Program kemitraan) is a philanthropy aids to develop and empowerment a small home industry to be an independence business, as far as they can survive to live a family and local worker. The program design to reduce a jobless dan poverty as a core of poor problems A factor effect to the successful program is execution program which it?s tends to the top and down statements however its a less community participation. In this case, participation mean of local community participation in their community development program. The participation is very important cause of its related to successful program. So, the goal of this research is to know an execution of Partnership Program, participation of a leather home industry as a partner in this program and also any factor of accelerate and lack of the program. The research is dedicated to the partnership program at PT Pertamina Geothermal Energy Area of Kamojang, which is commit to focus in local interest. The choice of leather art home industry in Kota Wetan because they have a potential market in quantity of small bussiness, a worker adoption and investation budget. The research use a qualitative method which is produce a descriptive data by doing a literature study, in depth interview with the informant. A choice of informant by doing a purposive sampling from 9 informant as describe as a Head of PKBL/ Humas Manager (1 person), Staff of PKBL (1 person), a leather art home industry (4 persons), Head of Local District or Lurah (1 person), Cooperation Department of Garut/ Dinas Koperasi (1 person), Local Industry and Trade Department/Dinas Industri dan Perdagangan (1 person). In general, Partnership Program executed with a phase of community development as a prepare phase, assessment phase, planning phase, execution phase, monitoring/evaluating phase. The community participation was doing in execution and monitoring phase. In this phase, the partners have been bussiness assessment and planning (especially with fill-in proposal form), accaptance a tutorial and assistance program, and monitoring/evaluating program with the staff. But this assistance program not in growing a empowerment of partner, and the monitoring/ evaluating report are not as a feed back to revision program. Or we can say a partnership program is only top down statement. Any factors that can be accelerating to the partnership program are needed to business growth by the community; low and easy criteria access, the benefit from this program.The other is a nice personal relationship and communication from the staff. Meanwhile, pursuer factors of participation are lack of personal communications between partner and staff, partner mentality, lack of program staff, centrality rule in Partnership Program, and highly staff change in Partnership Program As a suggestion in this case is doing coordination with local government, establish a local organization (paguyuban) as a central of information and communication, and doing monitoring/evaluating program as a rule function repeatedly and also engagement of the professional staff in community development study.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2008
T24645
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Eduardus Bramono
"Tanggungjawab Sosial Perusahaan / Corporate Social Responsibility (CSR) merupakan suatu konsep yang kini mulai banyak didengar dan banyak dibahas oleh berbagai pihak. Ketenarannya terutama muncul akhir ? akhir ini, yang nampak dengan semakin banyak diadakannya acara ? acara yang bertemakan CSR. Konsep ini sendiri masih mengundang banyak pendapat pro dan kontra, terutama dalam kaitannya dengan kinerja perusahaan, terutama dari segi finansialnya. Penelitian-penelitian yang ada masih memberikan hasil-hasil yang beragam. Hal ini tentunya memberikan suatu keraguan bagi perusahaan yang akan menerapkan maupun yang sudah menerapkan konsep ini. Dengan demikian suatu penelitian yang melihat keterkaitan diantara keduanya menjadi sesuatu yang penting.
Penelitian dengan sampel 120 orang dari 4 perusahaan tambang ini menghasilkan suatu kesimpulan bahwa tidak terdapat hubungan secara langsung antara performa CSR dengan performa finansial perusahaan, dengan kata lain bahwa performa CSR tidak memberikan andil terhadap baik / buruknya performa finansial perusahaan. Diluar dari segi ? segi teknis penelitian, terdapat 2 hal yang harus menjadi perhatian dari hasil tersebut. Yang pertama adalah apakah konsep CSR sudah ada didalam masyarakat Indonesia sebelumnya, sehingga sudah menjadi suatu kewajaran? Yang kedua, apakah masih mungkin melihat kinerja perusahaan hanya melulu dari sisi ekonomis - finansialnya saja? Penelitian lebih lanjut kearah tersebut sangat diperlukan."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2008
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Farih Romdoni Putra
"Pasal 33 ayat (3) UUD 1945 pada prinsipnya membebankan kewajiban kepada negara untuk menggunakan sumber daya alam untuk kemakmuran rakyat. Salah satu sumber daya alam di Indonesia yang melimpah adalah sumber daya tambang. Perusahaan, baik swasta maupun Badan Usaha Milik Negara (BUMN), yang bergerak di bidang pertambangan sangat banyak jumlahnya di Indonesia. Perusahaan swasta yang bergerak di bidang pertambangan tersebut berdasarkan Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas, Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007, dan Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara diberikan kewajiban melaksanakan tanggung jawab sosial, sedangkan untuk perusahaan BUMN yang bergerak di bidang pertambangan selain tunduk pada peraturan perundang-undangan di atas juga tunduk pada ketentuan tanggung jawab sosial yang ada di Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2003 tentang Badan Usaha Milik Negara. Peraturan perundangundangan serta pelaksanaan tanggung jawab sosial pada perusahaan BUMN yang bergerak di bidang pertambangan lebih baik jika dibandingkan dengan perusahaan swasta. Tidak semua perusahaan swasta yang bergerak di bidang pertambangan melaksanakan tanggung jawab sosialnya. Oleh karena itu, peraturan perundangundangan yang mengatur tanggung jawab sosial bagi perusahaan swasta perlu diperbaiki agar kemakmuran rakyat dapat tercipta.

Article 33.3 of Indonesia Constitution 1945 constitute government to use natural resources for wealthy of the people. One of its kind is mining resources. There are many mining company, even private or state owned enterprises (BUMN) in Indonesia. Pursuant to Law No. 40 2007 concerning Company, Law No. 25 2007 concerning Investment, and Law No. 4 2009 concerning Mineral and Coal Mining, private mining company have obligation to do corporate social responsibility, however for BUMN also bound with Law No. 19 2003 concerning BUMN. Corporate social responsibility regulation for BUMN is better than corporate social responsibility regulation for private mining company. Not all private company do their corporate social responsibility obligation. Corporate social responsibility regulation for private mining company must be revised for people welfare."
Jakarta: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2014
T41378
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maria Dian Nurani
"ABSTRAK
Tanggung jawab sosial perusahaan (Corporate Social Responsibility -
CSR) merupakan isu hangat beberapa tahun terakhir ini, baik di seluruh dunia
maupun di Indonesia. Beragamnya konsep, definisi dan pemahaman mengenai
CSR menimbulkan perbedaan dalam menilai keberhasilan, keefektivan dan
manfaat program CSR, baik bagi perusahaan pelaksananya, maupun bagi
penerima program (beneficiaries), dan bagi Iingkungan hidup. Peraturan yang
disusun oleh pemerintah untuk memberikan kepastian dalam pelaksanaan CSR,
justru ditolak oleh kalangan bisnis karena ketidakjelasan dan ketidakkonsistenan
pasal-pasalnya serta ketidakpastian yang ditimbulkannya bagi kalangan
pengusaha. Sementara itu secara internasional, sedang disusun panduan
standar, yaitu ISO 26000 Guidance on Sociai Responsibility yang diharapkan
mampu menjadi dasar bagi pelaksanaan CSR di setiap negara.
Sinar Mas Group adalah satu dari sedikit perusahaan di Indonesia yang
aktif dalam pengembangan draft ISO 26000 dan dalam tim kajian Ps. 74 UU No.
40/2007. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana proses
pemahaman dan penentuan sikap (organizationai information processing) terjadi
di Sinar Mas Group terhadap standar dan peraturan tersebut, serta bagaimana
peran boundary spanner. Hasilnya diharapkan dapat berkontribusi bagi
pengembangan ilmu komunikasi, khususnya komunikasi organisasi, serta dapat
digunakan sebagai bahan rekomendasi bagi perusahaan Iain dalam
meningkatkan kemampuannya memahami informasi Iingkungan sehingga
mampu bertindak dengan tepat demi mempertahankan hidup dan keunggulan
kompetitifnya sambil pada saat yang sama membenkan manfaat bagi
masyarakat dan Iingkungan hidup. Hasil penelitian juga dapat digunakan sebagai
bahan rekomendasi bagi pemerintah dalam upayanya mendorong perusahaan
melakukan Ianggung jawab sosialnya, tanpa bertentangan dengan instrumen
Internasional dan tanpa mengurangi, bahkan meningkatkan daya saing
Indonesia. Hasil penelitian juga bisa digunakan sebagai bahan rekomendasi bagi
NMC SR, LSM, dan asosiasi bisnis dalam upaya mereka melakukan sosialisasi
dan advokasi mengenai tanggung jawab sosial dengan Iebih efektif dan efisien.
Kerangka pemikiran dari penelitian ini adalah: organisasi sebagai suatu
institusi, dituntut tetap hidup dan bertumbuh di dalam situasi yang terus berubah
dengan kecepatan dan akselelasi yang semakin tinggi. Pemrosesan inforrnasi
mengenai Iingkungan eksternal merupakan aktivitas kunci manajerial organisasi
Hal ini penting bagi adaptasi dan periahanan hidup jangka panjang. Isu
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (Corporate Social Responsibility - CSR)
dengan standarisasi dan peraturannya, merupakan salah satu isu Iingkungan
yang perlu diperhatikan perusahaan sebagai bagian dari upayanya untuk
bertahan hidup dan berkembang.
Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode kualitatif. Teknik
pengumpulan data dengan observasi partisipasi moderat, wawancara mendalam,
wawancara tidak terstruktur, dan studi dokumentasi. Sampel sumber ditentukan
secara purposive, yaitu GM CSR Enhancement, GM Comorate Govemance, GM
Public Relations, dan Komisaris lndependen. Analisis data dilakukan dengan
data reduction, data display dan verification.
Hasil penelitian menunjukkan proses pemahaman dan penentuan sikap
teljadi melalui tahapan yang nampak sederhana, namun sesungguhnya
kompleks dan merupakan proses iterasi terus-menerus. Penentu dari proses ini
adalah kesiapan dari boundary spanner secara individu dan kesiapan organisasi
tempat ia bekerja. Di Sinar Mas proses ini terjadl dengan menggunakan berbagai
media komunikasi, baik yang berfungsi untuk menginformasikan, mengatur,
membujuk, dan mengintegrasikan dengan menggunakan pesan task,
maintenance, human, dan pesan inovatif. Arah komunikasi ke atas, ke bawah,
dan ke samping, baik secara formal maupun informal. ISO 26000
diinterpretasikan merupakan peluang keunggulan kompetitif sekaligus tantangan,
dengan respons: perubahan internal dan mempengaruhi kondisi Iingkungan.
Sementara Pasal 74 UU No.40l2007 diintepretasikan merupakan tantangan
dengan respons: mempengaruhi kondisi Iingkungan. Dari hasil penelitian
didapatkan ternyata peran boundary spanner dan peran change agent
dibawakan oleh orang yang sama sehingga hasilnya tidak optimal.
Berdasarkan penelitian tersebut diberikan rekomendasi perbaikan dalam strategi
komunikasi internal dan eksternal, serta strategi komunikasi untuk memperbaiki
kesalahan persepsi yang terjadi. Rekomendasi lain yang diberikan adalah
perlunya dimasukkan aspek sustainability, yang rnerupakan jiwa ISO 26000, ke
dalam visi misi setiap unit bisnis Sinar Mas, serta dalam media komunikasi
internal dan eksternal. ETF sebagai wadah pelaksana tanggung jawab sosial di
Sinar Mas juga disarankan untuk memperjelas identitas dirinya. Rekomendasi
bagi perusahaan lain, pemerintah maupun bagi Iembaga-Iembaga yang berminat
melakukan kampanye kepada perusahaan-perusahaan agar mau melakukan
CSR, juga diberikan."
2007
T17364
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Frista Marcellia Bregina
"ABSTRAK
Penelitian tesis ini merupakan hasil analisis hukum tentang kebijakan efisiensi furlough yang dilakukan oleh PT. Freeport Indonesia pada tahun 2017 yang dikaitkan dengan kewajiban perusahaan dalam melaksanakan tata kelola perusahaan yang baik dan tanggung jawab sosial dan lingkungan terhadap setiap keputusan perusahaan dan kegiataan operasional perusahaan berdasarkan Peraturan Perundang-undangan di Indonesia.

ABSTRACT
This thesis is the results of a legal analysis about PT. Freeport furlough efficiency policy in 2017 which is associated with company's obligation to implement good corporate governance and corporote social responsibility in company's decision and company's operational activities based on Indonesia's law regulation."
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ari Sujatmiko
"Program kemitraan usaha mikro kecil dan menengah adalah salah satu bentuk tanggung jawab sosial (Corporate Social Responsibility/CSR) perusahaan, khususnya Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Skripsi ini mengkaji pelaksanaan program kemitraan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) menurut Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2003 tentang Badan Usaha Milik Negara dan pelaksanaannya dalam bentuk program kemitraan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) yang dilakukan oleh PT. Bank Mandiri Tbk. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah yuridis normatif. Pelaksanaan program kemitraan BUMN diamanatkan dalam ketentuan Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2003 tentang Badan Usaha Milik Negara dan Peraturan Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara Nomor Per-05/MBU/2007 tentang Program Kemitraan Badan Usaha Milik Negara dengan Usaha Kecil dan Program Bina Lingkungan sebagai peraturan pelaksananya. Pada intinya ketentuan tentang pelaksanaan Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) wajib memperhatikan antara lain mengenai kriteria calon mitra binaan, kewajiban BUMN pembina dan mitra binaan, sumber dana program kemitraan, mekanisme penyaluran dana, kualitas pinjaman dan lain sebagainya. Pelaksanaan program kemitraan PT. Bank Mandiri Tbk. telah sesuai dengan ketentuan peraturan yang berlaku. Hal ini dapat dilihat dari kewajiban yang telah dipenuhi PT. Bank Mandiri Tbk. sebagai BUMN pembina sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara Nomor Per-05/MBU/2007 tentang Program Kemitraan Badan Usaha Milik Negara dengan Usaha Kecil dan Program Bina Lingkungan. Namun dalam ketentuan yang mengatur mengenai program kemitraan dan bina lingkungan tidak diatur mengenai sanksi bagi BUMN yang tidak melakukan progam kemitraan dan bina lingkungan.

Partnership Program is one form of Corporate Social Responsibility (CSR), particularly State-Owned Enterprise (SOE). This thesis examines the implementation Partnership Program of Micro, Small and Medium Business as a Corporate Social Responsibility (CSR) in the law number 19 Year 2003 about State-Owned Enterprise and implementation partnership Program of Micro, Small and Medium Business as a Corporate Social Responsibility (CSR) at PT. Bank Mandiri Tbk. A method used in analyze this case is a normative juridical. The implementation partnership program of SOE is contained in the law number 19 Year 2003 about State-Owned Enterprise and Minister of State Enterprises Regulation No. PER-05/MBU/2007, dated 27 April 2007, on the Partnership Program of SOE with Small Business and Environmental Development Program as the rule?s executioner. In essence the implementation partnership program and environmental development program must be observe criteria of partners, liabilities of SOE and partners, source of funds, mechanism of channeling funds, quality of loan, etc. Bank Mandiri?s Partnership Program has been in accordance with a regulation. It can be seen from the obligations have been performed PT. Bank Mandiri Tbk. as a SOE builder regulated as Minister of State Enterprises Regulation No. PER-05/MBU/2007, dated 27 April 2007, on the Partnership Program of SOE with Small Business and Environmental Development Program. But then in provisions of the partnership program is not arranged sanctions for the SOE that doesn?t do partnership program and environmental development program."
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2012
S42530
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Claudia Friska Stefanie
"Skripsi ini membahas mengenai pengaruh pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan terhadap profitabilitas pada perusahaan-perusahaan yang termasuk di dalam industri ?dosa?, dengan citra baik perusahaan sebagai variabel mediasi. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah pengungkapan tanggung jawab social perusahaan (dengan proksi oleh GRI G4 kategori sosial), marketing investment, return-on-asset ratio, dan total aset.
Penelitian ini menggunakan 145 sampel observasi, dari 29 sampel perusahaan yang terklasifikasikan sebagai industri ?dosa? yang terdaftar dalam BEI, Philippines Stock Exchange, dan Singapore Exchange dalam kurun periode 5 tahun (2011-2015).
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan memiliki pengaruh yang positif terhadap citra baik perusahaan. Selain itu, tanggung jawab sosial juga berpengaruh positif terhadap profitabilitas melalui citra baik perusahaan. Sehingga citra baik merupakan variabel yang memediasi pengaruh antara tanggung jawab sosial terhadap profitabilitas.

This thesis is discussed about the effect of corporate social responsibility disclosure reporting towards corporate profitability for companies that classified as sin industry, with the corporate image as a mediation variable. Variables used are corporate social responsibility reporting (with the proxy of GRI GR social category), marketing investment, and return-on-asset ratio.
This thesis is using 145 observation sample, from 29 companies that classified as sin industry that are listed in Indonesian Stock Exchange, Phillipines Stock Exchange, and Singapore Exchange in 5 year periods (2011-2015).
The result of this thesis implies that CSR reporting has a positive effect on corporate image. Besides, CSR reporting also has a positive effect on profitability through the corporate image. So corporate image is a variable that mediates the effect of CSR reporting on profitability.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2016
S64021
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>