Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 139362 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Tracy Yoanna
"Penelitian ini ingin melihat kultur yang berada di balik proses produksi pembuatan artikel The Most Powerful Businesswomen in 2001 pada majalah Swasemabada yang mereka terbitkan sebagai edisi khusus di tahun 2002. Penulis ingin melihat bagaimana tarik menarik berbagai kepentingan di dalam media, yaitu antara kepentingan media sebagai organisasi yang mencari keuntungan dan idealisme jurnalis, pada saat mereka menulis mengenai kelompok marjinal yaitu perempuan. Penulis menggunakan kerangka pemikiran cultural production yang membongkar kultur di balik setiap keputusan yang dilakukan pekeija media. Kultur ini yang mempengaruhi setiap keputusan dan kultur ini dihasilkan dari rutinitas media sehari-hari. Sedangkan Shoemaker dan Reese digunakan untuk melihat faktor-faktor yang mempengaruhi dalam proses produksi media yang pada akhirnya mempengaruhi isi media. Jika Shoemaker dan Reese berguna untuk melihat hal-hal yang bersifat normatif dalam proses produksi sebuah artikel, maka cultural production adalah alat yang mengupas apa sebenarnya kultur yang bermain di balik proses produksi sebuah artikel yang membahas perempuan. Penelitian ini menggunakan kerangka berpikir feminis sosialis yang percaya bahwa ketidakadilan penggambaran perempuan yang selalu diletakkan pada sektor domestik merupakan hasil konstruksi sosial. Dengan metode penelitian case study tentunya data didapatkan dengan wawancara, dan observasi. Wawancara dilakukan dengan tiga orang redaktvsr penulis artikel serta seorang redaktur eksekutif dan kepala bidang riset. Hasilnya, terlihat bahwa kognisi sosial jurnalis cukup berpengaruh dalam keputusan penulisan yang mereka lakukan. Informan pertama yang hidup dengan kebudayaan Jawa, terbiasa dengan peran perempuan yang terutama adalah di rumah tangga. Maka pada saat ia menulis tentang perempuan yang aktif berkarir, ia selalu menceritakan bagaimana kehidupan keluarga mereka yang tetap harmonis. Informan kedua, sebagai laki-laki ia melihat bahwa perempuan berkarir adalah hebat karena mereka berhasil di rumah dan di karir. Ia juga terbiasa dengan pembagian tugas di rumah yang dilakukannya bersama istri. Sebagai lak-laki ia hanya mengurusi keuangan serta masalah pendidikan anakanak.. Sedangkan untuk urusan keseharian ia percayakan sepenuhnya pada istri. Maka pada saat ia menulis tentang perempuan ia tetap menekankan bahwa perempuan berkarir harus tetap feminin dan memiliki jiwa keibuan. Sedangkan informan ketiga yang telah memegang konsep kesetaraan gender ternyata harus kalah pada saat berhadapan dengan kepentingan media. Di saat ia menolak untuk menulis sebauh artikel yang menurutnya meletakkan perempuan dalam porsi tak adil, temyata ia harus kalah dengan keputusan rapat sebagai pemegan wewenang di majalah Swasembada. Penelitian ini juga melihat bahwa rapat penentuan isi, yang diikuti para pemegang wewenang dan tidak mengikutsertakan jurnalis temyata menjadi pemegang keputusan terutama sehingga jika ada pembahan atau ketidaksetujuan dari para jurnalis, jurnalis tak bisa berbuat apa-apa dan tetap harus bisa menerima hasil rapat. Dan ideologi yang dipegang para anggota rapat tersebut, yaitu redaktur eksekutif dan kompartemen, adalah bahwa perempuan berkarir yang sukses adalah mereka yang berhasil mencapai posisi puncak pada perusahaan besar dan tetap memiliki keluarga yang harmonis. Maka ideologi inilah yang akhirnya menang dan tertulis pada majalah Swasembada."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2004
S4359
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Woro Retno Mastuti
"Kakawin Manuk Abha (KMA) adalah sebuah teks Jawa Kuno yang ditulis pada awal abad ke-20, di Banjar Munduk, Singaraja (Bali). Teks KMA merrupakan teks label, yang menceritakan tingkah laku, watak dan sifat manusia dengan burung-burung sebagai tokohnya. l okoh utamanya adalah burung Cangak dan Manuk Abha. Dikisahkan, Manuk Abha terbang dari sangkar emasnya di pulau Bali menuju ke pulau Jawa mencari kekasihnya, si Ayam Jago. 1)alam perjalanan pencarian itu, is bertemu Cangak yang mengaku Ayam Jago. Ia juga bertemu dengan bermacam-macam burung dengan berbagai karakter, Sebagai sebuah teks Jawa Kuno muda, persajakan KMA masih mengikuti aturan persajakan kakawin. Hal itu menunjukkan bahwa penulis menguasai teknik persajakan kakawin. Penulisnya tidak diketahui. Ajaran moral yang terkandung di dalamnya antara lain. ajaran tentang kesetiaan, kebohongan, persahabatan, keteguhan hati. Berbagai macam burung juga diindetiiikasi dalam KMA. Misalnya, burung Bangau. Beo. Kpudang, Palatuk, Puler, Prejit, Jalak, dan lain-lain."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1993
T37421
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Universitas Indonesia, 2005
TA1294
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Mattulada, H. Andi
Jakarta: Dirjen Dikti. Depdikbud RI, 1979
306.52 MAT p (1)
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Ulil Abshar
"Pada dasarnya istighosah adalah sebuah praktik ritual keagamaan yang bersifat individual. Akan tetapi bersama beijalarmya waktu istighosah tidak hanya sebatas pada ritual keagamaan saja tetapi lebih dari itu. Perubahan praktik ini dipengaruhi oleh pemaknaan yang berubah, sesuai kondisi sosial politik dimana istighosah itu dilaksanakan. Karenanya tidak bisa dipungkiri bahwa istighosah merupakan fenomena budaya yang harmonis, ia berubah bersama perubahan konteksnya. Memahami makna istighosah sebagai sebuah budaya harus disertai dengan pemahaman konteksnya. Pemahaman atas konteks inipun harus dilihat secara jeli agar makna yang terkandung dalam istighosah terbaca secara menyeluruh. Pembacaan makna istighosah dalam kontinuitas perubahan konteks inilah yang menjadi tujuan penelitian ini.
Istighosah merupakan ciri khas Nahdlatul Ulama -NU-, sebuah oraganisasi sosial keagamaan yang beranggotakan para intelektual tradisional islam -santri dan kyai- di awal abad XX. NU lahir dengan misi menyelamatkan tradisi sebagai wariasan leluhur. NU mempunyai prinsip dasar al-muhafadhoh alal qadimish sholeh wal ahdu bil jadidil ashlah artinya NU senantiasa menjaga segala hal yang baik yang berasal dari leluhur dan pendahulu, serta tidak menutup pada hal-hal baru yang lebih baik Kesetiaan NU terhadap praktik tradisi ini tidak akan memudar selama tradisi itu membawa pada kebaikan. Diantara tradisi tersebut adalah istighosah. Istighosah bagi NU adalah cagar budaya yang wajib dilestarikan disamping sebagai warisan leluhur, istighosah juga dipercaya sebagai wahana permohonan kemenangan oleh kaum muslim kepada Allah Yang Kuasa.
Dari kelahirannya NU adalah sebuah organisasi Islam yang membawa gerbong tradisionalis, sehingga tarkenal dengan organisasinya kaum sarungan dan orang pesantren. Di tengah maraknya modernitas NU mencoba bertahan dan tetap tegar menghadapi benturan-benturan modernitas. Hingga suatu saat di kala orde baru berkuasa NU terkena dampak kegigihannya membela tradisional, hingga semua aset yang ada di NU dibekukan oleh pemerintah. Di satu sisi NU tidak bisa bergerak leluasa dan di sisi lain NU memang tidak mempunyai kekuasaan. Karenanya NU hanya bisa bergerak melalui jalur kultural. Karenanya NU memilih istighosah sebagai jalan kultural tersebut hingga pada suatu saat istighosah menjadi ikon perlawanan dan resistensi NU terhadap pemerintah. Istighosah tidak lagi sebatas praktik ritual individual tapi sudah berubah manjadi sebuah praktik politik pemaknaan yang beroperasi merebut makna dalam gelanggang kontestasi, yang oleh peneliti dikatakan sebagai praktik politik kultural.
Dalam kenyataannya politik kultural tidak hanya terlihat dari perebutan makna yang terungkap dalam dunia wacana, akan tetapi politik kultural tersebut turut pula didukung dan dikontruksi oieh identitas-identitas islighosah. Mulai dari tema yang diangkat, ekpresi busana para peserta istighosah hingga doa dan tokoh ulama yang hadir. Kesemuanya semakin mengukuhkan keberadaan istighosah sebagai praktik politik kultural bukan politisasi agama."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2006
T17217
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bandung: Fakultas Seni Rupa dan Desain ITB Bandung, 2012
KULTURA 1:1 (2012)
Majalah, Jurnal, Buletin  Universitas Indonesia Library
cover
Komaruddin
Bandung: Alumni , 1973
658.5 KOM a
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Abdul Haris
Jember: Al-Bidayah, 2018
492.7 ABD l
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Yadrifil
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1996
LP-Pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Bambang Yuwono
"ABTSRAK
Industri migas sektor hulu merupakan salah satu penopang utama perekonomian nasional. Peranan penting ini sangat bergantung pada tersedianya cadangan migas yang menjamin kelangsungan produksi. Estimasi jumlah cadangan dan peningkatan konsumsi domestik dapat merubah status Indonesia menjadi "net oil importer" apabila tidak ditemukan cadangan baru. Dalam upaya menghindari atau menunda status tersebut, telah dilakukan peningkatan daya tarik investasi untuk melakukan aktivitas eksplorasi dengan dikeluarkannya paket-paket insentif untuk memperbaiki elemen-elemen perjanjian eksplorasi dan produksi migas.
Paket-paket insentif tersebut memperbaiki elemen-elemen perjanjian untuk memperluas peluang kontraktor dalam memperoleh keuntungan dalam upaya meningkatkan dayatarik investasi rnigas. Namun kebijaksanaan ini dipandang masih mengecewakan oleh para kontraktor. Belakangan ini banyak usulan yang diajukan kepada Pertamina untuk memperoleh insentif diluar yang tercantum dalam paket paket insentif. Lebih jauh lagi, telah berkembang issue mengenai insentif tambahan dengan dalih untuk mempertahankan iklim investasi. Untuk mengukur dayatarik investasi perjanjian eksplorasi dan produksi migas Indonesia dipertukan analisa dan perbandingan dengan sistem-sistem lainnya dalam kompetisi global.
Analisa dan perbandingan dengan beberapa sistem di dunia menunjukkan keunggulan komparatif sistem Indonesia. Penggunaan data primer yang diaplikasikan kedalam masing-masing sistem menunjukkan bahwa sistem Indonesia menjanjikan "returns on in-vestment" yang lebih tinggi dibanding sistem lainnya.
Analisa terhadap issue-issue insentif yang berkembang, antara lain konsolidasi pajak, insentif marginal field dalam wilayah kerja yang sudah berproduksi, dan peningkatan net split kontraktor, menunjukkan bahwa issue-issue ini tidak sejalan dengan spirit kerjasama yang saling menguntungkan.
Dalam kondisi tertentu terdapat insentif yang tidak dapat terealisir sepenuhnya oleh kontraktor akibat mekanisme perjanjian itu sendiri. Insentif DMO Fee sebesar harga pasar selama 60 bulan pertama masa produksi dalam banyak kasus tidak dapat terealisir sepenuhnya, terutama untuk produksi lapangan pertama dalam suatu wilayah kerja Insentif ini akan dapat direalisir sepenuhnya dengan realisasi insentif dimulai pada saat sudah tersisa sejurnlah produksi untuk dibagi antara Pertamina dan kontraktor.
Selain itu pemberian insentif interest recovery memerlukan kriteria yang jelas dan dituangkan dalam peraturan formal untuk menghindari pemberian insentif ini kepada wilayah kerja yang tidak membutuhkan."
1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>