Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 12023 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rindyantika Arsanty
"Depresi pasca melahirkan adalah salah satu gangguan mood yang dialami wanita pada periode pasca melahirkan. Gangguan mood ini dapat disebabkan oleh berbagai macam faktor risiko salah satunya adalah tipe persalinan. Terdapat empat tipe persalinan secara spesifik, yaitu persalinan vaginal spontan, vaginal instrumental, bedah caesar terencana, dan bedah caesar gawat darurat. Keempat tipe persalinan secara spesifik tersebut dapat dikategorikan ke dalam dua kelompok tipe persalinan secara umum, yaitu tipe persalinan biasa dan persalinan luar biasa.
Tujuan utama penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan risiko masing-masing tipe persalinan terhadap kemunculan gangguan depresi pasca melahirkan. Penelitian ini merupakan studi lapangan dengan disain crosssectional yang menggunakan alat ukur deteksi Edinburgh Postnatal Depression Scale (EPDS) dan kuesioner demografi sebagai alat pengumpul data. Penelitian dilakukan pada 357 orang wanita pasca melahirkan yang memiliki bayi berusia satu hingga 12 bulan. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan teknik statistik inferensial one-way ANOVA pada SPSS 13.0.
Hasil penelitian pada tipe persalinan secara spesifik menunjukkan tidak terdapat perbedaan depresi yang signifikan antara wanita yang mengalami persalinan vaginal spontan, vaginal instrumental, bedah caesar elektif, dan bedah caesar gawat darurat terhadap kemunculan depresi pasca melahirkan. Sementara, hasil penelitian pada tipe persalinan secara umum menunjukkan terdapat perbedaan yang signifikan antara wanita yang mengalami persalinan biasa dengan wanita yang mengalami persalinan luar biasa terhadap kemunculan depresi pasca melahirkan.

Postnatal depression is one of mood disorder associated with childbirth. There are many risk factors for postnatal depression, which one of them is mode of delivery. Specifically, the modes of delivery were clustered into four groups i.e spontaneous vaginal, instrumental vaginal, elective caesarean, and emergency caesarean delivery. But in general, those modes of delivery could be clustered into two common groups i.e normal delivery and abnormal delivery.
This research aims to find out whether each mode of delivery both of specifically or generally, has significant differences on the risk of developing postnatal depression. It is a field study with cross-sectional design using the Edinburgh Postnatal Depression Scale (EPDS) and demographic questionnaire as tools for collecting data. A total of 357 women living in Jabodetabek area and having infants whose age one to 12 months old participated in this research. Aqcuired data was analyzed using oneway ANOVA as the inferential statistics techniques in SPSS 13.0.
First investigation showed that there was no significant difference between women having spontaneous vaginal, instrumental vaginal, elective caesarean, and emergency delivery on the risk of developing postnatal depression. Nevertheless, in general modes of delivery there was significant difference between women having normal delivery and abnormal delivery on the risk of developing postnatal depression.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2010
S3687
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rini Hapsari Santosa
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2010
S3637
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sylvia D. Elvira
Jakarta: Balai Penerbit , 2006
618.24 SYL d
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Roswiyani
"Postpartum depression atau Depresi Pasca Melahirkan (DPM) merupakan salah satu bentuk depresi yang dialami oleh satu di antara 10 ibu yang melahirkan anak pertama. DPM berlangsung pada tahun pertama hingga 2 tahun setelah kelahiran anak. DPM merupakan salah satu masalah kesehatan mental yang dapat menimbulkan masalah dalam hubungan ibu dan anak, gangguan psikopatologis pada anak dan keterlambatan perkembangan anak. Perempuan yang mengalami DPM cenderung diliputi perasaan sedih sehingga kurang peka untuk memberikan afek positif pada anaknya. Intensitas kesedihan tinggi sering disertai keinginan untuk bunuh diri atau membunuh bayinya sendiri. Keadaan ini menimbulkan dampak buruk bagi seluruh anggota kelurga karena ibu cenderung menarik diri dan menolak merawat bayi, sehingga anak mengalami kekurangan kasih sayang.
Penelitian kualitatif guna memperoleh informasi tentang penyebab DPM dan hal-hal yang membantu mengatasi DPM ini menggunakan metode wawancara mendalam dan melibatkan 4 subjek sukarelawan yang mengalami depresi setelah melahirkan. Panduan wawancara dilandasi oleh panduan dari Rosenberg, et al (2003) dan National Mental Health Association, (2003).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa 3 dari 4 subjek mengalami DPM; 1 subjek mengalami babyblues, dengan gejala mirip DPM namun hanya berlangsung seminggu. Gejala DPM meliputi (a) gejala sesak napas, mual hingga muntah, (b) perasaan bersalah terhadap bayi mereka, (c) kurang mampu merawat diri, (d) mudah tersinggung, (e) mencemaskan bayi secara berlebihan atau bersikap kurang peduli terhadap bayi, disertai (f) menurunnya motivasi, (g) enggan bersosialisasi, dan (h) sulit mengambil keputusan. Ragam penyebab DPM meliputi (a) ketidakbahagiaan pemikahan, (b) perasaan tidak mampu menyusui bayi, (c) stress akibat peningkatan berat badan, (d) pengalaman masa kecil yang tidak menyenangkan, (e) kurangnya dukungan emosional dari suami, (f) stres pengasuhan bayi, (g) tekanan sosial ekonomi, (h) kecemasan selama kehamilan. Hal-hal yang dapat membantu subjek mengatasi DPM meliputi dukungan sosial dan emosional selama periode kehamilan dan kelahiran. Dukungan sosial mencakup dukungan dari (a) pasangan, (b) keluarga dan (c) teman dekat dalam bentuk (a) pemberian informasi, bantuan selama menjalani kehamilan dan kelahiran, serta (b) bantuan pengasuhan bayi. Dukungan emosional terbesar diperoleh dari pasangan dalam hal (a) pemberian afeksi dan (b) komunikasi selama masa kehamilan dan kelahiran."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2006
T16820
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Shields, Brooke
Bandung :: Qanita, 2007
128 SHI dt
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Andi Nirmala Sari
"Penelitian ini menyoroti fenomena Depresi Pasca Melahirkan (DPM) yang lebih dikenal sebagai kelainan kejiwaan yang terjadi pada perempuan di masa nifas. Akan tetapi dibalik anggapan tersebut, justru tersimpan realitas bahwa reaksi depresi ini dapat muncul karena terjadi ketimpangan antara ekspektasi sosial atas peran simbolis perempuan sebagai ibu dengan realitas yang harus perempuan hadapi dalam kesehariannya. Berangkat dari perspektif inilah penelitian ini mengangkat bagaimana ketimpangan tersebut begitu halus ditanamkan dalam kesadaran dan memproduksi praktik kekerasan simbolik yang memanifestasi kasus DPM. Manifestasi ini hampir tidak pernah tertangkap dalam kesadaran karena masyarakat pada umumnya lebih melihat gejala DPM sebagai ketidaksiapan seorang perempuan menyandang peran ibu. Penelitian ini kemudian dilakukan dengan menggunakan paradigma critical constructionism, pendekatan kualitatif dan strategi fenomenologi deskriptif. Adapun pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode wawancara mendalam dan observasi. Informan ditentukan dengan menggunakan teknik snowball sampling pada penyintas DPM yang tergabung dalam komunitas Mother Hope Indonesia. Penelitian ini menghasilkan temuan bahwa praktik kekerasan simbolik telah terjadi sejak kecil, jauh sebelum perempuan memasuki fase melahirkan. Pengalaman perempuan di masa lalu menyiratkan persetujuan menjadi korban kekerasan simbolik di arena berikutnya. Perempuan menjadi lebih rentan mengalami kekerasan simbolik pada pengalaman pertamanya menjadi seorang Ibu karena pembentukan kapitalnya sebagai Ibu masih minim. Kapital simbolik perempuan sebagai Ibu direbut oleh para aktor sosial lainnya yang lebih dulu memiliki pengalaman menjadi ibu dan membuat perempuan kesulitan memenuhi standar ekspektasi sosial. Hal ini kemudian semakin melanggengkan kesadaran palsu bahwa ketika perempuan tidak mampu memenuhi ekspektasi sosial terkait peran istri dan peran ibu maka perempuan menjadi biang atas kegagalan yang terjadi. Rasa frustasi karena kekerasan simbolik yang diberlakukan tersebut kemudian menormalisasi bentuk kekerasan lainnya.

This research highlights the Postpartum Depression (PPD) phenomenon, better known as psychiatric disorders that occur in women in the postpartum period. Depression reaction can arise because there is an inequality between social expectations of the womens symbolic role as mothers and the reality that women must face in their daily lives. This study then focused on how those inequalities were rooted subtly in consciousness and produced symbolic violence practices that manifested the PPD case. The manifestation is rarely caught in consciousness because the community, in general, sees the PPD symptoms as the lack of a woman to have their mothers role. This research then carried out by using the critical constructionism paradigm, qualitative approach and descriptive phenomenology strategy. The research data collection method was carried out by in-depth interviews and observations. The informants were determined using snowball sampling techniques on PPD survivors, the members of the Mother Hope Indonesia community. This research produces findings that the practice of symbolic violence has occurred since childhood, long before women enter the postpartum period. Womens experiences in the past imply agreement to be a victim of symbolic violence in the next arena. Women become more vulnerable to experience symbolic violence during their first motherhood experience because their lack of capital to become a mother. The womens symbolic capital as mothers has also been taken away by other social actors who already have the experience of being mothers. It was hard for women to gain the same capital. When women are unable to meet social expectations related to the mother's role, it perpetuates misrecognition that the woman becomes the source of failure. Those false awareness triggers frustration because the symbolic violence practices normalize the other forms of violence."
Jakarta: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Puji Swastika Sari
"Penelitian ini bertujuan mengetahui hubungan keikutsertaan ibu datum kelas antenatal dengan pengalaman persalinan pada ibu pascamelahirkan yang dilakukan di ruang Merpati rumah sakit Intemasional Bintaro. Metode penelitian yang digunakan deskriptif korelasi, dengan instrumen penelitian berupa kuisioner. Sampel yang digunakan yaitu ibu pascamelahirkan sebanyak 38 responden.
Hasil penelitian ini antara lain: 71% responden keikutsertaan dalam kelas antenatal baik, dan 66% responden yang mengikuti kelas antenatal mempunyai pengalaman persalinan balk. Hasil penelitian yang didapat yaitu bahwa ada hubungan yang bermakna antara keikutsertaan ibu dalam kelas antenatal dengan pengalaman persalinan pada ibu pascamelahirkan (p Value= 0,005), oleh karena itu peneliti berharap ibu dapat mengikuti kelas antenatal guna mempersiapkan persalinannya."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2008
TA5635
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Rizqie Putri Novembriani
"Depresi pasca persalinan merupakan gangguan suasana hati nonpsikotik yang paling umum dan terjadi setelah melahirkan, dan memiliki dampak jangka panjang merugikan bagi hubungan ibu dan anak. Rendahnya dukungan sosial merupakan faktor yang cukup konsisten dilaporkan sebagai faktor risiko depresi pasca persalinan. Studi ini bertujuan untuk mengeksplorasi besarnya risiko depresi pasca persalinan akibat kurangnya dukungan sosial pada wanita menurut paritas di Indonesia. Penelitian ini bersifat kuantitatif dengan sampel penelitian 136 ibu yang berada dalam periode 6 minggu hingga 6 bulan setelah persalinan dan tinggal di wilayah kerja Puskesmas Sumbersari Kabupaten Jember, dan dibagi menjadi dua kelompok (primipara dan multipara).
Hasil penelitian pada primipara diketahui hubungan dukungan sosial dan kejadian depresi pasca persalinan tidak signifikan, dengan p value=0,562 dan OR 1,822 (95% CI 0,239-13,874), sedangkan pada kelompok multipara didapatkan p value=0,014 dan OR 11,493 (95% CI 1,630-81,041). Studi menunjukkan bahwa pada kelompok primipara tidak ditemukan hubungan yang signifikan antara dukungan sosial terhadap kejadian depresi pasca persalinan setelah dikontrol oleh variabel perancu. Sebaliknya, pada kelompok multipara ditemukan hubungan yang signifikan antara dukungan sosial dan depresi pasca persalinan, di mana ibu multipara yang kurang mendapat dukungan sosial berisiko 11,5 kali mengalami depresi pasca persalinan dibandingkan dengan ibu multipara dengan dukungan sosial yang baik.

Postpartum depression is the most common non-psychotic mood disorder that occurs after delivery and has a long-term adverse effect on the relationship between mother and child. Low social support is a fairly consistent factor reported as a risk factor for postpartum depression. This study aims to explore the magnitude of the risk of postpartum depression due to a lack of social support according to parity in Indonesia. This is quantitative research with a sample of 136 mothers who were in a period of 6 weeks to 6 months after delivery and lived in the working area of the Sumbersari Public Health Center Jember and were divided into two groups (primipara and multipara).
The results of the study on primipara found that the relationship between social support and postpartum depression was not significant, with p-value=0.562 and OR 1.822 (95% CI 0.239-13.887), while the multipara group has a p-value of 0.014 and OR 11.493 (95% CI 1.630 -81,041). The study showed that in the primiparous group, no significant relationship was found between social support for postpartum depression after being controlled by confounding variables. In contrast, there was a significant relationship between social support and postpartum depression in the multipara group, in which multiparous mothers with a lack of social support are 11.5 times more likely to develop postpartum depression compared to multiparous mothers with adequate social support."
2020
T54969
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Shopiati Merdika Nugraha
"Usia merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi terjadinya keluhan depresi pasca melahirkan. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi perbandingan keluhan depresi pasca melahirkan antara ibu remaja dengan ibu dewasa di Tasikmalaya. Metode dalam penelitian ini adalah deskriptif korelatif dengan pendekatan cross sectional, melibatkan 106 ibu pasca melahirkan di Tasikmalaya yang dipilih dengan teknik stratified random sampling. Penelitian ini menggunakan instrumen Edinburgh Postnatal Depression Scale.
Hasil penelitian diperoleh presentase ibu remaja lebih banyak mengeluhkan depresi pasca melahirkan, dan hasil analisis statistik menunjukkan tidak ada perbedaan keluhan depresi pasca melahirkan antara ibu remaja dengan ibu dewasa. Namun ada perbedaan keluhan postpartum blues antara ibu remaja dengan ibu dewasa di Tasikmalaya (p=0,032; α= 0,05). Penelitian ini direkomendasikan untuk meningkatkan usaha preventif dan promotif dalam meningkatkan kesehatan ibu pasca melahirkan agar meminimalkan risiko depresi pasca melahirkan.

Age is one of factors that affect the occurrence of postpartum depression complaints. The purpose of this study was to identify the difference of postpartum depression complaints between adolescent mothers and adult mothers in Tasikmalaya. The method of research in this study was descriptive correlative with cross sectional approach, involving 106 postpartum mothers, collected by stratified random sampling technique. This study used the instrument of Edinburgh Postnatal depression Scale.
The results showed that the adolescent mothers had more postpartum depression complaints, and the data analysis showed there were no difference of postpartum depression complaints between adolescent mothers and adult mothers. But this study showed there was a difference of postpartum blues complaints between adolescent mothers and adult mothers in Tasikmalaya (p=0,032; α=0,05). This study recommended to improve the preventive and promotive actions to increase the postpartum maternal health in order to minimize the risk of postpartum depression."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2016
S64189
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lori Oktavia
"ABSTRAK
Kehamilan, persalinan dan menjadi seorang ibu merupakan pengalaman
penting dalam kehidupan seorang wanita. Pada sebagian besar wanita, memiliki
seorang anak adalah peristiwa yang sangat membahagiakan karena peristiwa ini
dianggap sebagai pemenuhan tertinggi bagi identitas mereka sebagai wanita.
Namun demikian, pada sebagian wanita lainnya, peristiwa tersebut dapat pula
menimbulkan gangguan-gangguan yang mempengaruhi kesehatan mental mereka.
Hal ini terjadi karena proses persalinan dan masa sesudahnya merupakan keadaan
yang cukup berat bagi sang ibu. Perubahan-perubahan yang terjadi baik di dalam
maupun di luar tubuh para ibu tersebut dapat menjadi faktor penyebab timbulnya
gangguan emosi pasca persalinan. Dalam penelitian ini, gangguan emosi yang
akan diteliti adalah gangguan depresi pasca persalinan. Gangguan ini umumnya
j
terjadi dalam kurun waktu beberapa minggu hingga beberapa bulan setelah
persalinan dan ditandai dengan simtom seperti: mudah menangis, merasa tidak
berguna, bersalah, merasa lelah berkepanjangan dan gangguan tidur.
Menurut hasil beberapa penelitian, penderita depresi pasca persalinan
lebih banyak terdapat pada mereka yang kurang mendapatkan dukungan sosial >
dari orang-orang di sekitarnya. Dari sini, timbul asumsi peneliti tentang adanya
hubungan antara dukungan sosial dengan ada/tidaknya gangguan depresi pasca
persalinan. Namun, mengingat dukungan sosial itu sendiri adalah suatu konsep
yang luas, maka yang difokuskan pada penelitian ini adalah dukungan sosial yang diterima secara nyala (enacted support), yaitu pemberian bantuan yang benarbenar
terjadi dalam suatu situasi yang spesifik (Collins et al, 1993). Adapun
Permasalahan yang hendak dijawab dalam penelitian ini adalah : apakah ada
hubungan yang signifikan antara jumlah dan kepuasan terhadap dukungan sosial
yang diterima secara nyata dengan ada/tidaknya gangguan depresi pasca
persalinan.
Penelitian dilakukan terhadap 35 oreng responden. Adapun responden
dalam penelitian ini adalah wanita pasca persalinan yang berusia 20-35 tahun,
pendidikan minimal SMU/sederajat, melahirkan bayi yang sehat dan tidak
prematur dan tidak memiliki sejarah gangguan psikiatrik di masa lampau.
Pengukuran variabel-variabel yang hendak diteliti dilakukan dengan
menggunakan kuesioner, yang terdiri dari kuesioner yang mengukur jumlah dan
kepuasan terhadap dukungan sosial yang diterima serta instrumen BDI (Beck
Depression Inventory) yang mengukur simtom depresi pasca persalinan.
Sedangkan untuk menganalisis data guna menjawab permasalahan utama di atas,
digunakan perhitungan korelasi biserial.
Dari hasil penelitian, ditemukan bahwa ada hubungan yang signifikan
antara jumlah dukungan emosional, penghargaan, instrumental dan informasi
yang diterima secara nyata, dengan ada/tidaknya gangguan depresi pasca
persalinan pada ibu dewasa muda. Selain itu, ditemukan pula hubungan yang
signifikan antara kepuasan responden terhadap bentuk dukungan emosional,
penghargaan, instrumental dan informasi yang diterimanya, dengan ada/tidaknya
gangguan depresi pasca persalinan.
Saran peneliti, untuk masa yang akan datang sebaiknya dilakukan
penelitian yang lebih mendalam tentang gangguan emosi yang dialami oleh para
ibu pada masa pasca persalinan, misalnya dengan menggunakan metode penelitian
secara kualitatif, sehingga dapat diperoleh informasi yang lebih banyak tentang
masalah gabgguab emosi pasca persalinan ini dan bagaimana cara pencegahannya."
2002
S3106
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>