Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 206666 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Vida Aulia Budiany Parady
"Enam tahun terakhir dimana televisi swasta diizinkan di Indonesia, radio mengalami masa perkembangan yang menarik. Ancaman televisi terhadap perebutan khalayak dan pemasang iklan, telah menjadikan radio sebagai media yang spesifik dengan segmentasi khalayak sasaran yang lebih tajam. Usaha mengkhususkan diri pada kelompok pendengar tertentu ini menjadi strategi menghadapi persaingan antara radio dengan televisi atau dengan radio siaran lain yang berkembang pesat. Strategi ini juga dilakukan Radio Delta Insani FM yang memilih format oldies dengan khalayak sasaran usia 40 tahun ke atas. Persaingan antara media massa ini dapat dianalogikan sebagai persaingan antara populasi makhluk hidup yang memiliki slumber penunjang kehidupan yang sama. Analogi ini didasarkan pada suatu teori dari ilmu Ekologi modern; yaitu Teori Niche yang diterapkan dalam penelitian komunikasi massa dengan pendekatan Uses and Gratifications. Pendekatan Uses and Gratifications yang melihat bagaimana khalayak menggunakan media massa untuk memenuhi kebutuhan mereka apa harapan terhadap media dan kepuasan yang diperoleh digabungkan dengan teori Niche untuk menganalisa persaingan antara media massa dalam memenuhi kebutuhan khalayaknya. Karena itu, melalui perhitungan superioritas dari teori Niche, dapat diketahui media mana yang lebih unggul dari media saingannya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa medium televisi lebih unggul pada dimensi kognitif, sementara radio Delta unggul pada dimensi afektif. Sedangkan pada dimensi konatif, radio Delta dan televisi menunjukkan keunggulan yang sama. Akhirnya dapat disimpulkan bahwa radio Delta dan televisi dalam hal persaingan memenuhi kebutuhan khalayak ini, memiliki hubungan yang disebut interchangeability (sating mengisi satu sama lain)."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1995
S4151
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Novi Andayani Praptiningsih
"Tesis ini membahas masalah kesenjangan kepuasan pada pemirsa TVRI dan RCTI di lima wilayah Jakarta. Pembahasan kesenjangan kepuasan ini mencakup kepuasan yang dicari (gratifications sought) dan kepuasan yang diperoleh (gratifications obtained) melalui kegiatan menonton kedua saluran televisi tersebut.
Dalam penelitian ini digunakan metode survai. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara berpedoman pada daftar pertanyaan yang sebagian besar terdiri atas pertanyaan tertutup terhadap 250 responden berusia di atas 17 tahun yang menonton TVRI dan RCTI, dan bertempat tinggal di wilayah DKI Jakarta. Hasil pengumpulan data lapangan diolah dengan menggunakan program komputer SPSS (Statistical Package for Social Sciences).
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dalam hal kepuasan yang dicari (GS), tidak ada perbedaan antara pemirsa TVRI dan RCTI. Demikian pula jika dilihat berdasarkan jenis kelamin, ternyata tidak ada perbedaan GS antara pemirsa TVRI dan RCTI, baik laki-laki maupun perempuan.
Demikian halnya dengan kepuasan yang diperoleh (GO), tidak ada perbedaan GO pada pemirsa TVRI dan RCTI. Berdasarkan jenis kelamin responden, ternyata juga tidak terdapat perbedaan GO baik laki-laki maupun perempuan. Artinya, pemirsa TVRI mempunyai tingkat GO yang setara dengan pemirsa RCTI, baik laki-laki maupun perempuan.
Hasil kesenjangan kepuasan yang diperoleh dengan cara membandingkan GO TVRI dengan GO RCTI, menunjukkan bahwa tidak terdapat kesenjangan kepuasan diantara kedua saluran televisi tersebut. Ketiadaan kesenjangan kepuasan dalam setiap pernyataan yang diuji dalam penelitian ini disebabkan adanya hubungan timbal balik GS dan GO dalam perilaku konsumsi media. Di samping itu karena adanya kemiripan jawaban responden dalam preferensi dan seleksi terhadap acara televisi. Namun, jika kesenjangan kepuasan itu diuji dengan membandingkan langsung GS dan GO ternyata nampak adanya kesenjangan kepuasan antara kepuasan yang dicari (GS) dengan kepuasan yang diperoleh (GO)."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1994
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bambang Hamid Sujatmoko
"ABSTRAK
Topik kompetisi antar media sudah sering menjadi perbincangan para ahli ilmu komunikasi. Dahulu konsep yang digunakan adalah konsep fungsi alternatif ffunctional alternativel atau konsep fungsi ekivalen (functional eauivalenl. Hasil riset terdahulu menunjukkan, setiap kehadiran media baru selalu, sedikit atau banyak, mempengaruhi media yang sudah ada. Ini berarti diantara industri media juga ada iklim kompetisi yang harus diperhitungkan agar suatu media tetap eksis kehadirannya. Pada perkembangan berikutnya, seorang ahli komunikasi dari AS, John Dimmick, menemukan sebuah konsep baru untuk mengukur kompetisi antar industri media. Konsep ini. yang dinamakannya Competitive Superioritv. merupakan konsep yang didasari atas 3 konsep : Pendekatan Uses and Gratificationa. konsep functional alternative dan konsep Niche. Yang menarik, konsep Niche yang mendasari konsep Competitive Superioritv. sesungguhnya adalah konsep yang dikembangkan oleh ahli ekologi. Konsep ini intinya mempelajari segala aspek dalam lingkungan dimana populasi berinteraksi untuk mempertahankan hidupnya. Diasumsikan, sumber alam (resources) untuk mempertahankan kehidupan terbatas jumlahnya, sehingga populasi harus berkompetisi dalam merebut sumber itu agar bisa bertahan hidup. Dalam studi komunikasi massa, populasi diartikan sebagai industri media, yang hidup dalam satu lingkungan dan harus berkompetisi untuk mendapatkan sumber kehidupan yang berupa kapital/modal, jenis isi dan khalayak. Penelitian yang dilakukan Dimmick dengan menggunakan konsep ini di Ohio, menunjukkan, dalam dimensi kognitif surat kabar lebih superior dari televisi dan radio, dan televisi lebih superior dari radio. Dalam dimensi afektif, televisi lebih superior dari surat kabar dan radio, dan surat kabar lebih superior dari radio. Penulis mencoba mengaplikasikan konsep Competitive Suoerioritv untuk mengukur superioritas media radio, surat kabar dan televisi di Jakarta. Lokasi penelitian adalah di Kelurahan Kramat Pela. Metoda yang digunakan dalam penelitian ini adalah metoda survai dimana data dikumpulkan di lapangan. Tipe penelitiannya adalah deskriptif, mencoba menggambarkan secara terinci kompetisi antar industri media di Jakarta. Guna mendapatkan data, 100 responden dipilih secara ourposive untuk diwawancarai. Hasil penelitian menunjukkan bahwa, dalam dimensi kognitif surat kabar lebih superior dari televisi dan radio, dan televisi lebih superior dari radio. Sedangkan dalam dimensi afektif, televisi dan radio sama-sama superior, dan media yang paling inferior adalah suratkabar. Hasil penelitian ini sedikit berbeda dengan hasil penelitian Dimmick. Selain menunjukkan masih berbedanya kondisi dan kemajuan media massa di Indonesia dan di AS, perbedaan hasil ini juga menunjukkan penggunaan dan kepuasan khalayak mengkonsumsi media di Indonesia berbeda dengan di AS."
1991
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dian Purwaningrum
"Lingkungan stasiun radio FM di Jakarta yang padat, waktu siaran dan segmentasi khalayak sasaran yang relatif * serupa, pemilihan prime time yang hampir seragam menyebabkan terjadinya kompetisi. Dengan menggunakan teori Niche, penelitian ini mencoba melihat seberapa ketat kompetisi yang terjadi antar 10 stasiun radio FM berdasarkan format siaran musik (elemen isi) sebagai salah satu sumber kehidupan stasiun radio yang cukup signifikan. Format siaran yang ditelaah, diambil dari log siaran bulan Maret 1992 dan 1993.
Hasil penelitian menunjukkan delapan dari sepuluh stasiun radio FM di Jakarta mengaplikasikan format Top 40 dengan masing-masing variasinya. Kecenderungan yang mewarnai pola siaran musiknya adalah lebih besarnya persentase penyiaran lagu asing dibanding lagu Indonesia dan nilainya semakin bertambah pada tahun 1993. Hanya satu stasiun radio, stasiun Terminal Musik Indonesia yang persentase penyiaran lagu Indonesianya besar, TMI sama sekali tidak memperdengarkan lagu asing. bahkan stasiun radio Relevansinya jelas terlihat dari sifat spesialis yang dimiliki oleh 9 dari 10 stasiun radio pada tahun 1992 dan seluruh stasiun radio pada tahun 1993. Sifat spesialis ini mencirikan sangat tergantungnya stasiun radio FM di Jakarta terhadap satu jenis lagu tertentu.
Kecuali stasiun TMI, kecenderungan stasiun radio lain terhadap lagu asing cukup tinggi dan semakin meningkat pada tahun 1993. Sementara itu kompetisi yang terjadi dalam memperebutkan jenis lagu asing cukup ketat, karena nilai niche overlap yang diperoleh cenderung di bawah nol. Tahun 1992 kompetisi terketat terjadi pada 9 pasang stasiun radio dan melibatkan 6 stasiun radio yang tergolong peringkat atas dari sudut perolehan pendengar. Pada tahun 1993 jumlah ini meningkat menjadi 17 pasang dan melibatkan 8 stasiun radio. Hal ini mengindikasikan semakin padat dan kompetitifnya ruang kehidupan stasiun radio FM di Jakarta."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1993
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dhinita Indirawati
"Topik kompetisi antar media kini sering menjadi bahan pembicaraan, karena semakin padatnya ruang hidup media, sementara sumber alam untuk mereka mempertahankan hidup jumlahnya terbatas. Dengan menerapkan teori niche, penelitian ini melihat kompetisi yang terjadi antar sepuluh stasiun radio FM di Jakarta terhadap pendapatan (iklan), sebagai salah satu sumber hidup media massa. Iklan yang terkumpul diperoleh dari laporan bulanan Media Monitoring P.T. Citra Lintas tahun 1991-1992. Hasil penelitian menunjukkan iklan bank dan asuransi menyumbangkan porsi terbesar dibandingkan keempat iklan lain (toiletries, beverages, food dan household cleaner). 1A7alaupun demikian tidak semua radio memperoleh pendapatan terbanyak dari produk bank dan asuransi. Sebagian radio pendapatannya didominasi produk toiletries dan household cleaner. Relevansinya terlihat pada tingkat ketergantungan radio tersebut pada kategori produk tertentu relatif kecil. Tahun 1991 terdapat tiga radio yang memiliki tingkat ketergantungan yang tinggi pada kategori produk tertentu (bank dan asuransi). Tahun 1992 sembilan dari sepuluh radio menunjukkan sifat ketergantungan pada produk tertentu relatif kecil. Kecuali Radio DMC, cenderung semakin bergantung pada kategori produk tertentu (toiletries). Sementara itu kompetisi memperebutkan iklan semakin ketat. Hal ini terdapat pada seluruh radio yang diteliti. Persaingan yang ketat terjadi karena semua radio yang diteliti memperoleh pendapatan dari kategori produk yang sama."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1995
S4146
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Maryono Basuki
"Tesis ini membahas masalah diskrepansi kepuasan yang dicari (Gratifications Sought/GS) dengan kepuasan yang diperoleh (Gratifications Obtained/GO) pemirsa siaran film hiburan TVRI-1, TVRI-2, TPI, dan RCTI, di kalangan remaja daerah elit kelurahan Menteng dan remaja daerah kumuh keluraham Kwitang (Jakarta Pusat).
Sebagai kerangka teori digunakan (replikasi) model Uses and Gratifications dengan fokus bahasan pada diskrepansi antara Gratifications Sought dengan Gratifications Obtained.
Asumsi dasar pendekatan ini adalah bahwa khalayak merupakan individu aktif yang dapat secara bebas memilih media yang disukai dan bersifat kepala batu yang hanya mau menyimak pesan yang dianggap menguntungkan baginya. Selain itu, media massa dianggap bersaing dalam memenuhi kepuasan khalayak, individu khalayak dianggap mampu mengutarakan motiv serta kepentingannya, dan penilaian tentang arti kultural media dilakukan setelah meneliti orientasi khalayak.
Penelitian bertujuan untuk menjelaskan GS (sebelum memirsa TV) dan GO (setelah mengkonsumsi media) remaja daerah elit dan kumuh, mencari deskrepansi GS-GO, mencari perbedaan GS Berta GO remaja elit dengan remaja kumuh, dan membedakan film pilihan khalayak remaja elit dengan remaja kumuh.
Pelaksanaan penelitian menggunakan metode survei. Pengumpulan data kancah dilaksanakan secara kuantitatif dengan menggunakan daftar pertanyaan yang sebagian besar tertutup. Responden berjumlah 384, terdiri atas 192 dari daerah elit dan 192 dari daerah kumuh. Mereka adalah remaja berusia antara 17-21 i tahun.
Keterbatasan teoritikal penelitian adalah bahwa asumsi studi Uses and Gratifications (konsep masyarakat Harat) 'khalayak secara individual memiliki kebebasan menentukan media, yang hendak dikonsumsi' serta 'berkepala batu', diragukan berlakunya terutama di kalangan masyarakat daerah kumuh Indonesia. Selain itu, mempersaingkan penyajiah tiap media dalam membedakan kepuasan (gratification obtained) kepada khalayak (heavy-medium-light viewer) dirasakan kurang tepat, karena pemilihan saluran televisi (khususnya di Indonesia) oleh khalayak, dimana tiap saluran tidak mempunyai spesifikasi penyajian yang tajam, pada hakikatnya didasarkan pada usaha memilih film yang disukai.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa : 1) GS remaja daerah elit dan daerah kumuh didominasi oleh hasrat untuk mengurangi ketegangan, mengatasi kesepian, mengisi waktu luang, memperoleh hiburan, mencari kesenangan, dan santai. Remaja daerah kumuh mempunyai tambahan harapan agar dapat mengurangi kegelisahan dan menikmati hal-hal imajinatif yang tidak pernah dialami. 2) Remaja daerah elit dan kumuh memperoleh kepuasan mendapat hiburan dan santai dari TVRI-1, sedang dari RCTI mereka memperoleh kepuasan mengurangi ketegangan, mengatasi kesepian, mengisi waktu luang, medapat hiburan, mendapat kesenangan, dan santai. Selain itu, dari TVRI-2 remaja daerah kumuh memperoleh kepuasan mendapat hiburan, sedang dari TPI memperoleh kepuasan mendapat hiburan dan santai. 3) Deskrepansi GS-GO pada responden daerah elit dan kumuh adalah pada variabel memperoleh hiburan dan santai. Pada responden daerah elit, deskrepansi GS-GO juga terlihat pada variabel mengurangi ketegangan. Sedang pada responden daerah kumuh deskrepansi GS-GO juga terjadi pada variabel mengatasi kesepian dan mencari kesenangan. 4) Perbedaan GS remaja daerah elit dengan remaja daerah kumuh significant pada variabel harapan untuk memperoleh kepuasan dalam mengurangi ketegangan, mengatasi kesepian, mengisi waktu luang, melupakan tugas rutin, mengurangi kegelisahan, dan menikmati hal-hal imajinatif yang tidak pernah dialami. 5) Perbedaan GO remaja daerah elit dengan remaja daerah kumuh significant untuk TVRI-l, TVRI-2, TPI, dan RCTI pada variabel melupakan tugas rutin dan mengurangi kegelisahan. 6) Film pilihan remaja daerah elit sembilan judul film Barat dan dua produksi nasional. Sedang pilihan remaja daerah kumuh tujuh judul film barat dan empat produksi nasional."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1994
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Nurul Ikhsan
"Semenjak lahirnya beberapa stasiun televisi swasta di Indonesia, kecenderungan untuk memanjakan pemirsa dengan memberikan tayangan menarik, merupakan suatu keharusan guna bisa menjaring pemirsa sebanyak mungkin. Berbagai strategi diciptakan, guna bisa berkompetisi dengan lainnya. Dampaknya jika sebuah acara bisa menarik minat pemirsa maka hal ini diyakini akan memberikan pemasukan berupa iklan (bagi swasta) yang merupakan sumber penghasilannya. Skripsi ini berusaha memberikan gambaran tingkat persaingan stasiun televisi, dari sisi harapan dan kepuasan yang diperoleh. Guna menunjang hal itu dipakai Teori Niche yang menjelaskan bahwa persaingan antar media massa dapat dianalogikan sebagai persaingan antara populasi makhluk hidup yang memiliki sumber penunjang kehidupan yang sama. Penerapan teori ini, dalam penelitian komunikasi massa dilaksanakan pada pendekatan Uses and Gratification Sesungguhnya pendekatan ini menjabarkan bagaimana khalayak menggunakan media massa untuk memenuhi kebutuhan mereka yakni apa yang menjadi harapan dan apa yang diperoleh. Di sini terdapat sebuah penggabungan dengan teori Niche dalam mengamati tingkat persaingan antar stasiun TV dalam memanjakan pemirsa. Pengetahuan tentang superioritas dari Niche , dilaksanakan dalam mengetahui siapa yang unggul dalam melakasanakan hal tersebut. Hasil dari penelitian ini bahwa TVRI masih belum mampu menandingi superioritas RCTI, baik pada dimensi kognitif (informasi) dan Afektif (hiburan). Untuk TPI dalam tingkat perhatian mahasiswa belum begitu menguat. Superioritas antara SCTV, Anteve dan Indosiar bisa saling mengisi ( interchagebility ) baik dalam dimensi kognitif maupun afektif."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1996
S3998
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ervan Ismail
"Frekuensi gelombang siaran radio FM yang terbatas di ibukota Jakarta melayani audiens metropolitan yang terus berkembang sejalan pertumbuhan penduduk. Keterbatasan izin pemakaian gelombang radio FM dan besamya potensi dan variasi pendengar di Jakarta dan sekitarnya mendorong kompetisi antar radio siaran FM semakin ketat. Teori Niche menyebutkan tiga elemen pokok sumber kehidupan sebuah makhluk media massa, termasuk radio siaran. Audiences, (selain Content, dan Capital) yang sangat potensial di Jabotabek dianalisis untuk memberikan gambaran sesungguhnya kompetisi radio siaran FM. Format musik, program acara, Segmentasi dan positioning radio siaran FM dianalisis dan dibandingkan berdasarkan jumlah pendengar, target pendengar dan kemiripan content siaran.
Data diperoleh melalui pengumpulan company profile dan wawancara kepada pengurus stasiun radio serta pendengar radio, dokumentasi biro iklan, dan dokumentasi media cetak. Hasil survey RAM Frank Small dan SRI AC-Nielsen sampai 1997 dijadikan raw material data untuk melakukan penghitungan niche breadth dan niche overlap pendengar radio siaran FM. Observasi dan keterlibatan penulis dalam dunia radio siaran disertakan untuk melakukan cek dan rechek atas perolehan data sekunder.
Umumnya seluruh stasiun radio siaran FM di Jabotabek bersifat spesialis, dengan konsentrasi pendengar pada usia diantara 15-39 tahun dengan SES Cl dan B. Teori-teori komunikasi pemasaran seperti segmentasi dan positioning secara umum mulai digunakan oleh praktisi radio siaran untuk mengelola media radio secara lebih profesional yang mulai tumbuh sebagai salah satu elemen industri media di Indonesia.
Angka niche overlap yang umumnya kecil (antara kisaran O,OXX), bahkan hampir mendekati nol (dibawah 0,01), menunjukkan tingginya kompetisi antar radio siaran. Terdapat 60 pasangan stasiun radio yang memiliki nilai overlap berdasarkan SES Pendengarnya kurang dari 0,01, serta 82 pasangan stasiun radio berdasarkan Usia Pendengar. Perubahan dan dinamika format dan program acara masih terus terjadi pada stasiun radio-radio siaran FM di Jabotabek. Pemilihan format musik dan program acara bagi radio yang melakukan repositioning cenderung lebih tajam dan spesifik, bahkan sulit dihindarkan kesan follow the leader dari stasiun radio yang menjadi market leader di Jakarta. Jurnalisme radio serta sinergi horizontal dan vertikal dengan media lain semakin berkembang. Fenomena ini tentu saja akan membuat tingkat kompetisi menjadi semakin ketat bagi stasiun radio siaran FM di Jabotabek dalam melayani dua pasar sekaligus, yaitu audiens dan advertiser."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Cut Triana Dewi
"Kompetisi dalam industri media massa di Indonesia, khususnya televisi semakin ketat. Hal ini disebabkan karena munculnya semakin banyak stasiun televisi baru. Khalayak yang merupakan sumber pemasukan yang sangat berarti bagi media massa, tentu semakin diperebutkan. Dan semua stasiun televisi yang ada saat ini, berdasarkan data dari Media Scene, ada tiga stasiun yang lebih menonjol dibanding yang lainnya yaitu RCTI, SCTV, dan Indosiar. Ketiganya juga memiliki segmen pemirsa dan jenis program acara yang hampir sama. Kemampuan ketiganya dalam memenuhi kebutuhan pemirsa akan menentukan stasiun mana yang lebih unggul.
Tujuan dari studi ini adalah untuk melihat pola penggunaan media oleh pemirsa, jenis kepuasan yang dicari pemirsa, serta kepuasan yang mereka peroleh, juga tingkat persaingan diantara ketiga stasiun televisi tersebut dalam memenuhi kebutuhan pemirsanya. Kepuasan yang diperoleh pemirsa diibaratkan sebagai "niche" atau celung yang menjadi keunggulan satu stasiun televisi dibanding yang lainnya.
Ada dua landasan teori yang digunakan yaitu Uses And Gratification dan Niche Theory. Sampel dari penelitian ini adalah mahasiswa jurusan Ilmu Komunikasi Universitas Sahid angkatan 1998, 1999, dan 2000 yang berjumlah 78 orang. Metode penelitian yang digunakan adalah single cross sectional survey. Untuk melihat perbedaan tingkat kepuasan yang diperoleh pemirsa, digunakan metode analisa varians satu jalan (Oneway Anova).
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ketiga stasiun televisi lebih banyak ditonton oleh pemirsa dari kategori light viewer. RCTI lebih mendapat perhatian untuk acara musik, drama, film sari lepas, program kebudayaan dan berita dalam negeri. Indosiar lebih menarik penonton pada program komedi, kuis, dan olah raga. Sedang SCTV hanya mendapat perhatian pada program berita luar negeri. Dua kebutuhan yang sangat dicari oleh khalayak dalam menggunakan media adalah terhibur dan relaks-santai.
Hasil analisa oneway anova menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan signifikan pada kepuasan yang diperoleh dari masing-masing kelas penonton. Juga tidak terdapat perbedaan tingkat kepuasan yang diperoleh pemirsa pada ketiga stasiun televisi. Pemirsa menganggap ketiganya memiliki kemampuan yang sama dalam memenuhi kebutuhan mereka. Sehingga kita dapat mengatakan bahwa tingkat persaingan diantara RCTI, SCTV, dan Indosiar sangat tinggi karena ketiganya memperebutkan satu celung yang sama. Tidak ada celung khusus yang membuat satu stasiun lebih unggul dari yang lainnya.

Competition in mass media industry in Indonesia, specially, for television is more tightly. It is caused by the more emerging new television stations. Significantly, of courses the audiences (television watchers) as inputs more he cared with. Currently, for all existing television stations based on data from Media Scene, there are three remarkable stations than others, those are RCTI, SCTV, and Indosiar. Three those are having almost similar market segment and programs. The capability of them to satisfy their audiences will determine which station brand is leader.
The objective of this study is to see the pattern of mass media usage by audiences, the gratification sought by the audiences, and the gratification they obtained, as well as competition degree among those three stations in satisfying its audiences needs. The satisfaction they need is resembled as `niche' to be one leading television station than others. There are two theories being used : Uses and Gratification and Niche Theory.
Sample of this research is students in major Communication Science of Sahid University from generation 1998, 1999 and 2000. The total sample is 78 students. The used research method is single cross sectional survey. To see the differences on satisfaction level of audiences had been applied one way analysis of variance (One Way Anova).
This research result had indicated that more numerously, all three stations had been watched by the audiences from light viewer category. RCTI more having attention from programs of music, drama, non serial film, culture and domestic news. Indosiar that of comedy program, quiz, and sport. Whereas, SCTV that of foreign news. Two necessities being wanted by audiences in using mass media is feeling enjoy and relax.
Significantly, analysis result of one way Anova had indicated there is no difference on satisfaction being obtained by each audience category. Neither found the difference of satisfaction level obtained by audiences of all three television stations. The audiences had supposed that those three television stations having same capability in satisfying their needs. Hence, we may say that competition degree among RCTI, SCTV and 1ndosiar is very high because they should win one similar niche. There is no special niche making one station is leader than others."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2001
T1445
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>