Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 111230 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Aryanti Rianom
"ABSTRAK
Penelitian ini merupakan studi semiotik yang dilakukan pada film karya sutradara Garin Nugroho yang berjudul Bulan Tertusuk Ilalang. Penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan tiga hal yang berhubungan dengan proses semiosis yang terjadi pada penyampaian pesan dalam film: tanda yang dipergunakan untuk mengemas makna krisis tradisi dalam masyarakat modernisasi dalam film, beserta motif dibalik penyampaian pesan oleh sutradara dalam membuat film. Permasalahannya, apakah Garin Nugroho menunjukkan adanya krisis tradisi dalam masyarakat melalui simbol-simbol Budaya Jawa yang dipergunakannya. Permasalahan ini termasuk kajian Ilmu Komunikasi karena terdapat suatu proses penyampaian pesan (message; oleh pengirim pesan (sender) terhadap penerima (receiver) . Penelitian semiotik ini menggunakan dua teori utama Peirce untuk Analisis Semiotik dalam film Bulan Tertusuk Ilalang dan dari Charles Sanders sistem tanda Kenneth Burke untuk menganalisis motif komunikator untuk membuat film yang begitu sarat tanda namun sekaligus dengan narasi yang minimum. Melalui Analisis Semiotik Peirce ditemukan bahwa Nugroho dalam mengemas pesan dapat dilihat dalam kode sinematis dan non-sinematis/ dimana hubungan antara tanda yang dipergunakan Garin kodeindex atau sutradara menggunakan dalam budaya Jawa untuk tanda dan obyeknya dapat berbentuk iconr symbol. Dalam sinematografinya, konsep-konsep yang dikenal mengungkapkan pengaruh budaya itu dalam masyarakat. Melalui Analisis Pentad Burke, diketahui tujuan (purpose) Garin Nugroho sebagai agent yang hendak menunjukkan adanya krisis pada tradisi Jawa terhadap masyarakat yang telah dipengaruhi modernisasi. Purpose ini direpresentasikan oleh act berupa penggunaan simbolsimbol dalam Budaya Jawa yang menunjukkan bentuk kekuasaan yang mengekang pada tradisi Keraton-Solo beserta konflik yang terjadi sebagai akibat dari tradisi ini. Beberapa contoh bentuk kekuasaan yang mengekang tersebut adalah metode pengajaran yang kaku dan keras oleh Waluyo sebagai guru sanggar kesenian, serta Ayah Ilalang yang selalu harus menghukum dengan melukai. Dengan menganalisis film yang mengangkat hubungan antara Bulan, Ilalang dan Waluyo sebagai guru mereka berdua, terlihat bahwa simbol-simbol Budaya Jawa yang dipergunakan cara sebagai tanda-tanda dalam film menggambarkan tradisi yang bersifat mengekang dan mengalami krisis sebagai akibat dari perkembangan masyarakat yang hidup didalamnya."
2000
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gita Fara Praditya
"Skripsi budaya berjudul Dunia Batin Wanita Jawa dalam Film Opera Jawa karya Garin Nugraho di bawah bimbingan Bp. Prapto Yuwono, M.Hum. Program Studi Jawa FakuItas llmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2007. Film Opera Jawa adalah fiilm terbaru karya sutradara Garin Nugroho. Film ini adalah hasil intrepretasi modem Garin Nugroho terhadap cerita Ramayana yang hadir di Jawa. Berkisah tentang Siti, Setyo dan Ludiro yang merupakan representasi dari Dewi Sinta, Rama dan Rahwana. Dalam film Opera Jawa, Garin Nugroho menggunakan kesenian dan kebudayaan Jawa sebagai medium dalam mengungkapkan gagasan dan ekspresinya. Oleh karenanya, film ini merniliki bentuk sebagai sebuah film musikal gamelan yang menggunakan gamelan sebagai musik pengiring film dan tembang-tembang Jawa sebagai dialog dalam film. Dalam skripsi ini penulis melakukan analisis terhadap simbol-simbol yang hadir dalam film Opera Jawa. Analisis yang dilakukan oleh penulis menggunakan teori Hermeneutik dari Dilthey dan Scheieiermacher. Dari kesebelas simbol yang diangkat, disimpulkan makna-makna simbolis dari setiap unsur simboI. Makna _makna simbolis tersebut digunakan untuk melihat nilai-nilai yang terkandung dalam setiap unsur simbol yang berkaitan dengan tokoh wanita dalam Opera Jawa, yakni tokoh Siti. Nilai-nilai tersebut menjelaskan tentang dunia batin tokoh Siti, yang merupakan seorang wanita Jawa, dalam film Opera Jawa."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2007
S12355
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alvina Tamarine
"Ze Noemen Me Baboe adalah film dokumenter karya Sandra Beerends yang mengangkat cerita Alima, seorang pribumi yang bekerja sebagai pembantu untuk keluarga Belanda. Film dokumenter ini juga tidak jauh berbeda dan memiliki pola-pola yang mirip dengan film dokumenter sejarah lainnya. Perbedaan film Ze Noemen Me Baboe dengan film dokumenter sejarah lainnya adalah sudut pandang film ini diceritakan oleh seorang baboe, seorang dari kelas sosial rendah. Penelitian ini dibuat dengan tujuan untuk menunjukkan bagaimana representasi budaya Jawa dari sudut pandang orang Belanda dalam film dokumenter Ze Noemen Me Baboe. Teori yang digunakan untuk penelitian ini adalah teori semiotika oleh Roland Barthes. Data yang digunakan adalah film dokumenter berjudul Ze Noemen Me Baboe karya Sandra Beerends yang dirilis pada tahun 2019. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif dengan teknik pengumpulan data penelusuran pustaka dan observasi. Hasil yang didapatkan setelah analisis yang dilakukan adalah budaya Jawa direpresentasikan sebagai kelompok masyarakat tradisional yang kaya akan tradisi dan bangsa yang terjajah dari sudut pandang masyarakat Belanda.

Ze Noemen Me Baboe is a documentary by Sandra Beerends that tells the story of Alima, a native who works as a maid for a Dutch family. This documentary is also not much different and has similar patterns to other historical documentaries. The difference between Ze Noemen Me Baboe and other historical documentaries is that the point of view of this film is told by a baboe, a person from a low social class. This research was made with the aim of showing how Javanese culture is represented from the perspective of the Dutch in the documentary Ze Noemen Me Baboe. The theory used for this research is the semiotic theory by Roland Barthes. The data used is a documentary titled Ze Noemen Me Baboe by Sandra Beerends released in 2019. The method used is descriptive qualitative method with data collection techniques of literature search and observation. The results obtained after the analysis carried out are that Javanese culture is represented as a traditional community group rich in traditions and a colonized nation from the perspective of Dutch society."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Intan Sari Boenarco
"Mengumpulkan dan meneliti perangko Uni Soviet bukan hanya sekedar hobi. Melalui kajian ilmiah yang tepat, maka perangko dapat dijadikan sebagai lahan eksplorasi bahasa dan budaya. Secara khusus, skripsi ini bertujuan untuk menguraikan tanda_tanda informasi yang digunakan pada keanekaragaman desain dan warna perangko Uni Soviet tahun 1951-1955. Terlebih dahulu, perlu adanya pengumpulan dan pemilihan korpus data untuk menentukan jumlah .simple. Untuk selanjutnya, metode analisis isi yang dilakukan terhadap perangko Uni Soviet memberikan gambaran mengenai banyak sektor kehidupan di segala bidang, misalnya pemerintahan, sosial, budaya, atau bahasa. Pada akhirnya, analisis akan sampai pada kesimpulan tentang tanda verbal (teks bahasa), tanda nonverbal (gambar berupa ikon, indeks, simbol), dan tanda paralinguistik (warna dan penulisan) dengan fungsi penggunaannya masing-masing pada perangko Uni Soviet tahun 1951-1955. Pada akhir pembahasan, kajian semiotik dalam analisis tanda perangko memungkinkan timbulnya interpretasi sebagai salah satu inti dari skripsi ini. Perangko Uni Soviet tidak hanya menjadi media informasi, karena digunakan untuk kepentingan tertentu seperti propaganda clan menumbuhkan sikap heroisme. Dengan demikian, secara intensif dan sistematik, perangko diptrgunakan untuk menyatakan sesuatu, membawa pecan yang leas. Sederhana namun pengaruhnya luar biasa."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2008
S14955
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Bunga Riska Nizam
"Masyarakat Belanda telah mengenal dongeng-dongeng populer sejak lama. Pada tahun 2008, sebuah buku kumpulan dongeng terbit di Belanda. Buku ini terdiri dari tujuh dongeng populer yang kisahnya telah dimodifikasi oleh Naema Tahir dengan memberikan sentuhan-sentuhan Islami pada tiap kisahnya. Analisis terhadap karya Tahir ini bertujuan untuk menemukan dan memaknai simbol dan tanda-tanda Islami yang terdapat dalam ketujuh dongeng tersebutdengan menggunakan pendekatan semiotika."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2010
S15836
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
P.M. Laksono
"Pemahaman mengenai struktur masyarakat Jawa dirasakan sangat perlu bagi penelitian tentang pengaruh terobosan unsur-unsur sosial budaya Barat terhadap Jawa. Berkenaan dengan hal ini, maka abad XIX merupakan periode yang sangat penting diperhatikan. Sebab pada masa ini berlangsung perubahan-perubahan di dalam masyarakat Jawa yang digerakkan oleh penumpangan kekuasaan langsung kolonial Belanda di Jawa. Peneliti bermaksud menganalisis tradisi dalam kerangka suatu struktur masyarakat. Disini tradisi ditempatkan sebagai bagian dinamis dalam struktur itu. Pendekatan serupa ini tentu saja belum jelas, karena struktur masyarakat yang merupakan medan bagi berlakunya tradisi sering ditafsirkan secara berlainan."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1984
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
P.M. Laksono
"Pemahaman mengenai struktur masyarakat Jawa dirasakan sangat perlu bagi penelitian tentang pengaruh terobosan unsur-unsur sosial budaya Barat terhadap Jawa. Berkenaan dengan hal ini, maka abad XIX merupakan periode yang sangat penting diperhatikan. Sebab pada masa ini berlangsung perubahan-perubahan di dalam masyarakat Jawa yang digerakkan oleh penumpangan kekuasaan langsung kolonial Belanda di Jawa.
Untuk menjelaskan masalah di atas dari segi perekonomian, J.H. Boeke (1910) mengajukan konsep dualisme ekonomi. Konsep ini telah membawanya sampai pada suatu anggapan bahwa penetrasi kolonial terhadap Jawa sebagai suatu ekspansi yang statis. Artinya di Jawa secara barsarnaan ada ekonomi Timur (Jawa) yang tetap tidak berkembang dan ekonomi Barat (Belanda) Kapitalistik yang berkembang tanpa menyerap yang pertama. Dalam hal ini Jawa menanggapi ekspansi ekonomi Barat dengan ledakan penduduk sambil mempertahankan nafkah per kepalanya, sehingga ekonomi Jawa dikatakan statis.
Konsep Boeke itu banyak mendapat serangan justeru pada dasar metodenya. Karena ia telah melihat pertemuan antara Jawa dan Belanda dengan dua tolok ukur yang berbeda, yang pertama dengan standar hubungan sosial dan yang kedua dengan standar ekonomi kapitalistik, sehingga disimpulkan bahwa Jawa dilandasi mentalitas homososial dan Belanda dilandasi homoeconomicus. Dengan demikian ia telah menyatakan bahwa ekonomi Belanda berbeda dengan ekonomi Jawa menurut alat analisa yang berbeda."
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 1984
T17540
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
P.M. Laksono
Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 1985
306 Lak t
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
P.M. Laksono
Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 1985
306 Lak t
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Adhi Sulistyo
"Topik religiusitas merupakan salah satu topik yang sedang hangat dibicarakan di dalam masyarakat serta kerap kali menimbulkan polemik. Padahal, religiusitas di Indonesia memiliki keunikan-keunikannya sendiri termasuk religiusitas  masyarakat Jawa pesisir Selatan. Film Siti adalah salah satu film yang menggambarkan religiusitas masyarakat Jawa pesisir Selatan. Berdasarkan latar belakang tersebut, penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan realitas religiusitas masyarakat Jawa pesisir Selatan dalam film Siti yang menunjukkan salah satu keunikan religiusitas yang ada di Indonesia dan berbeda dengan daerah Jawa lainnya. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif deskriptif dengan teori representasi dari Hall (1995), pendekatan sastra serta analisis melalui teori religi Jawa Rahyono (2015). Hasil penelitian ini adalah bahwa religiusitas masyarakat Jawa pesisir Selatan digambarkan sebagai penganut agama Islam Jawa yang sinkretis atau lebih dikenal dengan nama Agama Jawi  atau Kejawen berdasarkan analisis menggunakan pendapat dari Koentjaraningrat (1984). Hal ini dibuktikan berdasarkan penggambaran para tokoh cerita dalam film yang percaya  terhadap makhluk halus dan suka mengganggu, mempercayai alam (dalam konteks film ini: laut), yaitu dianggap mempunyai kekuatan dan berdampak besar bagi kehidupan, serta memiliki keyakinan kuat terhadap Tuhan. Kesimpulan penelitian ini adalah bahwa film Siti menggambarkan religiusitas masyarakat Jawa pesisir Selatan memiliki keunikan tersendiri berbeda halnya dengan religiusitas masyarakat Jawa pesisir Utara dan pedalaman.

Religiosity is one of the topics that is currently trending in the community and often causes polemic. In fact, religiosity in Indonesia has its own uniqueness including the religiosity of the people of the South coast Java. Siti is one of the movie that depicts the religiosity of the people in the South coast Java. Based on this background, this study aims to reveal the reality of the religiosity of the people of the South coast of Java in the movie Siti, which shows one of the uniqueness of religiosity in Indonesia and is different from other Javanese regions. The method used in this research is descriptive qualitative method with the theory of representation from Hall (1995), literary approach and analysis through Javanese religious theory from Rahyono (2015). The result of this study is that the religiosity of the people of the South coast of Java is depicted as Javanese Muslims who are syncretistic, better known as Jawi or Kejawen, based on analysis using the opinion of Koentjaraningrat (1984). This is proven based on the portrayal of the characters in the film who believe in spirits who disturb human life, who trust nature—in the context of this film; the sea, which is considered to have power and have a major impact on life, as well as having a strong belief in God. The conclusion of this research is that the movie Siti depicts the religiosity of the people of South coast of Java that has its own uniqueness that is different from the religiosity of the Javanese from the North Coast and inland area.

 

"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2020
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>