Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 200156 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ajeng Zahrah
"Televisi menampilkan representasi dunia lewat berbagai acaranya seperti sinetron, film, berita, dll. Refleksi stereotip gender pun dapat ditemukan pada televisi. Televisi pun sering mendukung gagasan-gagasan yang beredar dalam masyarakat mengenai apa yang disebut maskulin (yang menunjukkan sifat kelaki-lakian) dan feminin (yang menunjukkan sifat keperempuanan). Hal ini mencakup apa yang boleh/tidak boleh, pantas/tidak pantas dilakukan oleh perempuan dan laki-laki. Kebanyakan masyarakat mengharapkan tidak cukup seseorang tersebut menjadi laki-laki, namun is harus juga terlihat maskulin. Karakter seorang laki-laki umumnya dinilai dan bagaimana mereka bersikap tegas, bagaimana mereka menunjukkan `kejantanannya' dan ketika laki-laki tidak menunjukkan karakter feminin, entah dari cara berpakaian, perilaku, cara bicara maka masyarakat atau lingkungan sosialnya biasanya langsung mengadakan penolakan dengan menghukum, mengejek atau mencerca mereka. Penampilan pria yang feminin sebenarnya tidak asing bagi penonton televisi. Namun laki-laki yang feminin sering kali ditampilkan sebagai suatu yang dianggap lucu karena `Iceanehan' mereka. Tentu saja mereka dianggap sebagai penyimpangan terhadap konsep maskulin yang sudah terkonstruksi secara sosial di masyarakat. Tema-terra yang hadir di televisi biasanya mendukung gagasan tersebut. Televisi sebagai bagian dan kapitalisme sedikit sekali mendukung tema-tema minoritas sebagai wujud keberpihakannya pada yang berkuasa. Penelitian ini mengambil dua episode dari talk show Angin Malam RCTI yaitu "Badan Rambo, Hati ..." dan "Anakku Lain" sebagai kasus yang kan diteliti. Selain dipengaruhi oleh rutinitas media, teks media yang dihasilkan juga dipengaruhi oleh faktor individu, ideologi yang dimiliki masyarakat serta institusi-institusi lainnya seperti pengiklan. Metode analisis yang dipakai adalah Critical Discourse Analysis (CDA). Dan CDA yang dipakai adalah pada tingkat teks adalah metode analisis Norman Fairclough. Pada tingkat teks, penelitian ini memakai framing Pan dan Kosicki. Teknik ini dipilih karena bisa melihat strukstur sintaksis, skrip, tematik, dan retoris. Struktur-struktur tersebut dapat memperlihatkan bagaimana pembuat teks menyusun peristiwa, menceritakan peristiwa, mengungkapkan pandangannya atas peristiwa, serta menekankan arti tertentu ke dalam berita sehingga penelitian ini dapat melihat tanda-tanda simbolik diluar bahasa tertulis, dalam hal ini citra visual yang menjadi karakteristik program televisi. Analisis intertekstual dilakukan untuk melihat bagaimana teks `berdialog' dengan teks yang datang sebelumnya mengenai konsep maskulinitas. Hasil analisis menunjukkan adanya frame Laki-laki tidak harus berotot dan kuat. Ini bertentangan dengan tuntutan bahwa laki-laki harus mempunyai sikap mental yang jantan dan macho. kemudian frame laki-laki tidak harus selalu macho, laki-laki boleh saja menangis hal tidak sesuai dengan nilai-nilai dan sifat kejantanan yang identik dengan lakilaki yaitu laki-laki dianggap harus pemberani, tidak boleh cengeng atau menangis, tidak pengecut, karena laki-laki dianggap bukan makhluk melankolis dan sentimentil. Juga frame laki-laki digambarkan punya sisi feminin dengan pekerjaan yang menurut pandangan publik adalah pekerjaan yang berkarakter feminin, seperti koki, desainer, perias, dll. Hal ini bertentangan dengan norma maskulinitas tradisional yaitu harus menghindari feminitas. Yang terakhir frame laki-laki bisa saja berdandan. Ini bertentangan dengan sifat laki-laki yang di refleksikan oleh masyarakat bahwa laki-laki tidak terlalu memperhatikan penampilan. Analisis pada tingkat discourse practice menjelaskan kaitan antara faktor pembuat teks, dalam hal ini Razak Satari, dengan keterbukaan gender yang ditampilkannya dalam kedua episode Angin Malam tersebut. Hasil analisis ini juga menemukan pengaruh kapitalisme dalam penayangan episode-episode Angin Malam. Konteks historic dalam penelitian tampak dalam analisis sociocultural dimana masyarakat patriarki yang masih mengacu pada konsep maskulin dan feminin sebagai logika dualistik dan lingkungan kapital melingkupi media televisi dalam menampilkan program-program di RCTI. Kesimpulannya, dalam tingkat mikro terjadi representasi feminitas pada sosok pria. Hal ini dalam level discourse dipandang sebagai topik yang fenomenal karena terjadi konflik sehingga dianggap akan menarik pemirsa, karena pada tingkat makro (sociocultural) konsep maskulin sudah terlanjur mapan terkonstruksi dan feminitas pada sosok pria masih merupakan tema yang tidak populer di tengah masyarakat. Pada gilirannya kapitalisme turut mendorong lahirnya teks tersebut ditengah-tengah mapannya konsep maskulinitas di tengah masyarakat dan media, dalam kasus ini lewat industri televisi."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2003
S4328
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Chory Angela Wijayanti
"Tesis ini membahas kontruksi realitas sosial penutupan lokalisasi Dolly dan Jarak di Surabaya, melalui program talk show Primetime News di Metro TV, serta peran media massa sebagai ruang publik ideal pada realitas sosial berpotensi konflik tersebut. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan paradigma kritis, yang menggunakan metode analisis wacana kritis milik Norman Fairclough.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa media membentuk representasi, relasi, dan identitas pihak-pihak yang terlibat dalam wacana. Selain itu, pekerja media, rutinitas media, organisasi media, dan extra media menjadi faktor yang mempengaruhi kontruksi realitas sosial.
Temuan lain adalah adanya pengaruh keberadaan waktu prime time dalam industri televisi, serta munculnya dehumanisasi dalam peliputan terkait prostitusi. Program ini menjadi upaya Metro TV dalam menciptakan ruang publik sebagai media untuk diskursif inklusif, untuk mencegah terjadinya konflik. Meski demikian, faktor ekonomi menjadi penghalang untuk membentuk ruang publik dengan kondisi yang ideal.

This thesis discusses construction of social reality, the closing of localozation "Dolly and Jarak" in Surabaya, through a talk show program "Primetime News" on Metro TV, as well as the role of mass media as an ideal public sphere related to that social reality potential conflict. This study is a qualitative research with a critical paradigm, which uses Norman Fairclough’s critical discourse analysis method.
The results showed that the media shape representations, relationships, and the identity of the parties involved in the discourse. In addition, media workers, media routines, media organizations, and extra-media are the factors that affect the construction of social reality.
Other findings, there is the influence of the existence of a prime time in the television industry, and the emergence of dehumanization in prostitution-related reporting. This program is a Metro TV efforts in creating a public space as a medium for discursive inclusive, to prevent conflict. However, economic factors become a barrier to form a public space with ideal conditions.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2015
T44462
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2005
S4760
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Afgiansyah
"Berkaitan dengan pelaksanaan Pemilu 2004, RCTI menggunakan Aa Gym sebagai presenter talk show politik berjudul "Ada Aa Gym". Pemanfaatan Aa Gym dalam sebuah talk show politik memang bisa membawa dampak positif. Keberadaannya yang cukup dikenal oleh masyarakat dan bahasanya yang membumi bisa menjadi sarana efektif dalam pendidikan politik pada masa itu. Namun, apakah pemilihan Aa Gym dalam program tersebut murni sebagai sarana edukasi bagi masyarakat untuk pendidikan politik? Atau Aa Gym hanya dimanfaatkan untuk kepentingan industri agar program tersebut mampu meraih rating tinggi? Penelitian ini ditujukan untuk mengkaji hal tersebut. Dalam studi ini penulis menggunakan metode Critical Discourse Analysis (CDA) model Norman Fairclough. Analisis ini menekankan pada konsep Communicative Events dan Order of Discourse yang akan dijalankan dengan menghubungkan tiga dimensi yang ada dalam communicative events, yaitu: teks, praktek wacana (discourse practice), dan praktek sosiokultural (sociocultural practice). Unit observasi penelitian ini adalah 2 episode Program "Ada Aa Gym" yang dipergunakan sebagai sampel. Pada level teks, peneliti menggunakan metode framing model Gamson dan Modigliani. Hasil kajian dari metodologi tersebut kemudian dikaitkan dengan beberapa teori antara lain: Wacana dan ldeologi, Politik Ekonomi Media, Teori Isi Media, Fungsi Sosial Media, Realitas Media, serta Teori Media Massa dalam Komunikasi Politik. Hasil penelitian mengungkapkan bahwa pemanfaatan Aa Gym sebagai tokoh agama oleh industri media tidak hanya menguntungkan satu pihak karena Aa Gym sebagai seorang ulama juga memerlukan media untuk menyampaikan pesan-pesannya. Hal tersebut menunjukkan satu interaksi timbal balik antara seorang tokoh agama sebagai penuntun umat islam dalam menjalankan kehidupan sesuai dengan ajaran agama dan industri media yang memerlukan respon khalayak dalam jumlah besar untuk meraup keuntungan melalui pengiklan.

In the time when Indonesia held a General Election on 2004, TV stations in this country were competing to produce talk show related to politics and campaign. RCTI was one of them. This national TV station was using a popular Islamic figure to become a host in a political talk show. He was known as Aa Gym and the show called "Ada Aa Gym". Indeed it may bring a positive impact to the audience. His existence was really known by the community. He really knew how to speak to the nation. And we know that Indonesia has the largest Moslem Community in the world. For that reason, he may become an effective means in political education for Indonesian. The question is, did Aa Gym were purely used to educate the community for political education? Or, did Aa Gym become a "product" of TV industry to gain ratings? This research aimed to study those questions. The observation unit of this research is the "Ada Aa Gym" show. Two episodes of the show were taken as sample. The study is using the Critical Discourse Analysis (CDA) method from Norman Fairclough. CDA stressed on the patterns of access to discourse (order of discourse) and Communicative Events. The Method articulates a three-dimensional framework for studying discourse where the aim is to map three separate forms of analysis onto one another: analysis of language texts, discourse practice, and sociocultural practice. To analyze the text, this research is using a methodology called framing by Gamson and Modigliani. These methodology were afterwards connected with several theories in part: Discourse and Ideology, The Political Economy of The Mass Media, Media Contents, Social Function of the Media, Mass Media and The Construction of Meanings, and Mass Media in Political Communication. This research found that the using of Islamic figure by the media has given advantage for both side. TV Industry needs a charismatic religious figure to gain ratings, while Aa Gym as a Moslem scholar need the media to distribute the message as taught in Islam. It shows a reciprocal interaction between a religious figure as Moslem's guide to live the social life in the way of Islam and the media industry that need public response in large quantities to scoop up the profit through the advertiser.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2005
S4264
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2004
S4948
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jaya Wina Santiya
"Gerakan politik emak-emak menjadi salah satu fenomena utama selama masa kampanye Pemilu Presiden 2019. Perempuan yang sebelumnya berada di ruang domestik, kini menyuarakan aspirasinya di ruang politik. Kehadiran gerakan politik perempuan ini menimbulkan perdebatan apakah perempuan sudah menjadi agen utama atau hanya dipolitisasi saja. Tulisan ini berusaha melihat bagaimana media mengkonstruksi partisipasi perempuan dalam gerakan politik. Talk show dipilih sebagai medium yang dianalisis. Bentuknya sebagai wawancara politik memungkinkan berbagai isu dikontestasikan. Tulisan ini melihat narasi apa yang dikonstruksi dan bagaimana narasi tersebut dibangun melalui perancangan talk show. Talk show yang diobservasi adalah program Rosi di Kompas TV. Tulisan ini menemukan talk show Rosi mengkonstruksikan gerakan politik emak-emak sebagai gerakan yang tidak terlepas dari kepentingan agenda pemenangan calon presiden. Narasi yang dibawa masih berkutat pada peran gender tradisional perempuan sebagai Ibu. Rosi juga berusaha menunjukan partisipasi perempuan dalam gerakan politik perlu berjalan untuk kepentingan pemberdayaan perempuan dan bukan hanya politisasi demi kepentingan partai dan elit politik.

The political movement of `emak-emak` (midwives) is one of the highlights during 2019 Presidential Election campaign in Indonesia. It highlighs how women is not only in domestic space but started to enter the political space. This movement brings debate whether woman already have their agency or just being politicized. This paper aims to analyze how television talk show as a media construct the participation of woman in political movement. Talk show is chosen due to its form as political interview where ideas and issue could be discussed. It analyzes Rosi; political talk show program which aired in Kompas TV. It looks at what narration is created and how it is built through the designing of the show. The key founding is, Rosi constructed the politics of `emak-emak` as a movement that is vulnerable to the interest and agenda of winning the presidential candidates. The narration of this movement still revolved arround women traditional gender role as mothers. Thus, to balance this Rosi tries to remind the audience that women participation in political movement should walk hand in hand with women empowerment and to not be politicized by political party and elites."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2019
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
"Understanding human needs is not an easy job. These needs are not always easily detectable. People sometimes do not aware their needs or wants especially in entertainment field. As a professional corporation, the hard work must flow after the other with creativity to create something interesting and long lasting product which can fulfil consumers needs and wants. Kick Andy as one unique talkshow at Metro Tv try to be a market leader for talkshow program , by using something, targeting, and positioning (STP). from segmenting Kick Andy programme chose audiences from middle up class because of some factor in this show, such as high education level talk show and topic in every show. The programme promise give the best shot in entertaining and gaining the knowledge more deeper exact from the source. Now , Kick Andy be an icon and be the most popular talk show in Indonesia, it can see from the share and television rating. It means that the target maket have been reach in chosen segment. The positioning words always remember in Kick Andy's are "Use your heart not the brain solely in seeing an event"."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"Understanding human needs is not an easy job. These needs are not always easily detectable. People sometimes do not aware their needs or wants especially in entertainment field. As a professional corporation, the hard work must flow after the other with creativity to create something interesting and lost lasting product wich can fulfil consumer needs and wants. Kick Andy as one unique talkshow at Metro Tv try to be a market leader for talkshow program, by using segmenting, targeting, and positioning (STP). From segmenting Kick Andy programme chose audiences from middle up class because of some factor in this show, such as high education level talk show and topic in every show. The programme promise give the best shot in entertaining and gaining the knowledge more deeper exact from the source. Now, Kick Andy be an icon and be the most popular talk show in Indonesia, It can see from the share and television rating. It means that the target market have been reach in chosen segment. The positioning words always remember in Kick Andy's are “Use your heart not the brain solely in seeing an event”. "
TEMEN 5:1 (2010)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Ranny Surya Maharani Soeharnis
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2010
S5341
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Muthia Hasna
"Penelitian ini bertujuan menganalisis representasi feminitas perempuan berdasarkan gender sebagai dampak dari globalisasi yang ditampilkan dalam drama televisi Jepang For You in Full Blossom (2007) dan Pretty Proofreader (2016) serta drama televisi Korea Full House (2004) dan Fight for My Way (2017). Perempuan modern terkait feminitas, dihadapkan dengan maskulinitas dalam struktur masyarakat Jepang dan Korea. Dengan unit analisis perilaku, penampilan, dan gaya hidup, penelitian antardisiplin ini menganalisis representasi dari keempat drama televisi sebagai korpus penelitian. Metode analisis isi digunakan sebagai teknik penelitian untuk membuat simpulan yang sahih dan dapat direplikasi dari teks ke konteks penggunaannya, melalui empat tahapan: merumuskan tujuan dan konseptualitas, menyusun kategorisasi unit sampling, mencatat unit sampling, dan terakhir mengkaji hasil pencatatan dengan memberikan interpretasi. Hasil penelitian keempat drama televisi tersebut merepresentasikan perempuan Jepang dan Korea sebelum dan sesudah 2010 sebagai titik pergeseran perilaku dan penampilan perempuan dalam nilai-nilai feminitas yang dihadapkan dengan maskulinitas di Asia Timur. Perempuan Jepang dan Korea memahami tuntutan masyarakat untuk berbaur demi menjaga harmoni yang menjadi nilai penting dalam masyarakat Asia Timur, tanpa mengesampingkan individualitasnya.

This study aims to analyze the representation of women’s femininity according to gender as the impact of globalization shown in the Japanese television dramas For You in Full Blossom (2007) and Pretty Proofreader (2016), and Korean television dramas Full House (2004) dan Fight for My Way (2017). Modern women related to femininity faced masculinity in Japanese and Korean social structures. With behavior, appearance, and lifestyle as analysis units, this interdisciplinary study analyzed the representation in those four television dramas as the corpus of research. The context analysis method is used as a research technique to make a valid and replicable conclusion from text to the usage context through four steps: formulate the purpose and concept of research, arrange a set of sampling unit categorizations, record the sampling unit, and study the data record by giving the interpretation. The study shows that these four television dramas represented Japanese and Korean women before and after 2010 as a shift point of behavior and appearance in femininity values faced masculinity values in East Asia. Japanese and Korean women acknowledged the requirements to mingle in their society to maintain harmony as one of the essential values in East Asian society without neglecting their individualities.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>