Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 132536 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Agnesia Christina
"Skripsi ini membahas hubungan yang berkaitan antara gaya hidup dengan rasio lingkar pinggang panggul orang dewasa. Tujuan umum dari penelitian data sekunder ini adalah mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi rasio lingkar pinggang panggul pada orang dewasa di Kecamatan Rumbia Kabupaten Lampung Tengah 2010. Penelitian data sekunder ini merupakan penelitian dekskriptif dengan desain studi cross-sectional yang dilakukan kepada 102 responden di Kecamatan Rumbia Kabupaten Lampung Tengah tahun 2010. Hasil penelitian data sekunder ini menunjukan sebanyak 53,9% responden beresiko rasio ingkar pinggal panggul.
Berdasarkan hasil analisis antar variabel terlihat kelompok umur, jenis kelamin, indeks massa tubuh, dan kebiasaan merokok adalah variabel yang berhubungan dengan rasio lingkar pinggang panggul. Penulis menyarakan agar ada program yang memantau status gizi orang dewasa setiap bulan, lalu menjaga agar adanya keseimbangan antara asupan makanan dan aktivitas fisik yang dilakukans sehingga menjaga agar indeks massa tubuhnya selalu dalam kelompok normal, dan bagi peneliti selanjutnya diharapkan dapat menggunakan variabel yang lebih bervariasi dan sampel yang lebih besar.

The focus of this study is association between life style and waist hip ratio in adults. Major purpose of this study is knowing the risk factor for waist hip ratio adults in Rumbia Sub-District, Central Lampung District 2010. The study of secondary data is descriptive study with cross sectional method whiches did with 102 sample in Rumbia Sub-District, Central Lampung District 2010. The result of this secondary data study is show 53,9% respondent have risk to waist hip ratio.
Based from the result, the analysis between variables, is show classification of age, gender, body mass index, and smoking are the variables have association with waist hip ratio. The author suggest for health services there is a program that can be used to control the nutritional status every month, and then there is a balance between intake and physical activity to make a normal nutritional status and for the next researchs can use a more different variable with more sample.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Sugeng Wiyono
"Saat ini Indonesia tengah mengalami transisi demografi dan transisi epidemiologi. Beberapa cirinya antara lain di satu sisi terjadi penurunan angka kematian bayi dan anak karena penyakit infeksi, namun dipihak lain karena kemajuan bidang ekonomi dan meningkatnya pelayanan kesehatan maka terjadi peningkatan jumlah populasi penduduk tua.
Hasil studi indeks massa tubuh di dua belas kota besar di Indonesia (1996) bahwa prevalensi overweight mencapai 16-22.5% dan 4% diantaranya menderita obesitas. Obesitas mencerminkan kandungan lemak tubuh. Lemak tubuh yang berhubungan dengan penyakit jantung koroner adalah lemak tubuh yang spesifik terdapat didalam rongga perut. Selain obesitas, untuk deteksi penyakit jantung- koroner sering diukur melalui kadar kolesterol. Gambaran kadar kolesterol dapat dilihat dari beberapa temuan, antara lain oleh penelitian Tim Monica Jawa Tengah (1996) yakni rata-rata Kolesterol Total sebesar 204.0 mg/dl. Sementara penelitian di Yogyakarta (1996) diperoleh rata-rata kadar Kolesterol Total sebesar 201.9 mg/dl, rata-rata kadar Kolesteol LDL sebesar 128.1 mg/dl dan rata-rata kadar Kolesterol HDL sebesar 52.6 mg/dl.
Untuk mengetahui kandungan lemak secara spesifik yang terdapat didalam rongga perut dapat dilihat dari nilai rasio lingkar pinggang-lingkar pinggul/waist to hip ratio. Selanjutnya oleh penulis berasumsi bahwa lemak yang terkandung didalam rongga perut berhubungan dengan kadar kolesterol.
Dalam penelitian ini diperoleh nilai rata-rata rasio lingkar pinggang-pinggul (RLPP) sebesar 0.86 dengan standar deviasi 0.06. Jika dikelompokkan berdasarkan Bray, maka 8.5% responden laki-laki termasuk kategori RLPP risiko (>0.95) dan 64.3% responden perempuan termasuk kategori RLPP risiko (0.80).
Responden memiliki rata rata Kolesterol Total sebesar 208.37 mg/dl, dan rata-rata Kolesterol LDL sebesar 136.48 mg/dl dengan standar deviasi sebesar 37.52 mg/dl, serta rata-rata Kolesterol HDL sebesar 44.80 dengan standar deviasi 10.42 mg/dl.
Rasio lingkar pinggang pinggul secara bermakna berhubungan dengan Kolesterol Total. Kadar Kolesterol Total meningkat sejalan dengan meningkatnya nilai RLPP setelah dikontrol oleh IMT dan Umur. RLPP, IMT dan Umur secara bermakna berkontribusi sebesar 11.00% tehadap kadar Kolesterol Total. Kontribusi RLPP sebagai variabel independen utama dalam persamaan terhadap Kolesterol Total sebesar 29.0%.
Rasio lingkar pinggang pinggul secara bermakna berhubungan dengan Kolesterol LDL. Kadar Kolesterol LDL meningkat sejalan dengan meningkatnya nilai RLPP setelah dikontrol oleh IMT dan Umur. RLPP, IMT dan Umur secara bermakna berkontribusi sebesar 6.10% tehadap kadar Kolesterol LDL. Kontribusi RLPP sebagai variabel independen utama dalam persamaan terhadap Kolesterol LDL sebesar 26.2%.
Rasio lingkar pinggang pinggul secara bermakna berhubungan dengan Kolesterol HDL. Kadar Kolesterol HDL menurun sejalan dengan meningkatnya nilai RLPP setelah dikontrol oleh umur dan merokok . RLPP, umur dan merokok secara bermakna berkontribusi sebesar 11.00% tehadap kadar Kolesterol HDL. Kontribusi RLPP sebagai variabel independen utama dalam persamaan terhadap Kolesterol HDL sebesar 46.0%.
Peningkatan 1 unit RLPP meningkatkan 51.0 mg/dl Kolesterol Total, peningkatan 1 unit IMT meningkatkan 2.49 mg/dl Kolesterol Total, peningkatan 1 unit Umur meningkatkan 0.72 mg/dl Kolesterol Total. Peningkatan 1 unit RLPP meningkatkan 16.95 mg/dl Kolesterol LDL, peningkatan 1 unit IMT meningkatkan 1.65 mg/dl Kolesterol LDL, peningkatan 1 unit Umur meingkatkan 0.61 mg/dl Kolesterol LDL. Peningkatan 1 unit RLPP menurunkan 17.75 mg/dl Kolesterol HDL, dan merokok dapat menurunkan 5.80 mg/dl Kolesterol HDL.
Berdasarkan temuan tersebut selanjutnya direkomendasikan untuk dilakukan pemasaran sosial sebagai wahana kampanye untuk skrining lemak dalam rongga perut melalui pengukuran lingkar pinggang dan lingkar pinggul. Penyuluhan menurunkan berat badan bagi individu yang mengalami kegemukan dan penyuluhan berhenti merokok serta mencegah merokok. Juga perlu dilakukan penelitian lanjutan secara analitik dengan rancangan kasus kontrol khusus bagi penderita kegemukan.

The Relationship between Waist to Hip Ratio and Cholesterol Levels among Adult Population in Surakarta City 1996Now days, Indonesia has been in transition period both in demography and epidemiology. Several signs are identified, for example in one hand, among children, the infant mortality rate and infections diseases decrease but in another hand the prospect to have a long life in the old population improve because of better economics and health services.
The results of body mass index studies from twelve big cities in Indonesia (1996) show that the prevalence of overweight was ranged 16-22.5% and 4% for obesity. Obesity reflects the body fat contained in the body. The body fat that related to coronary heart diseases is body fat, specifically found in stomach hollow. Besides obesity, the blood cholesterol level is commonly used for early detecting of coronary heart diseases.
The study in cholesterol levels has been reported in several areas, e.g. MONICA research team 1996 found that the average total cholesterol in Central lava was 204.0 mg/dl and in Yogjakarta (1996) was 201.9 mg/dl whereas the average of LDL cholesterol and HDL cholesterol were 128.1 mg/dl and 52.6 mg/dl, respectively in Yogjakarta area.
The ratio of waist to hip specifically describes the fat level in stomach hollow. This study is aimed to evaluate the relationship between fat in stomach hallow and the level of cholesterol using total cholesterol, LDL cholesterol and HDL cholesterol.
This study found that the average of waist and hip ratio (RLPP) among the population aged 25-64 years was 0.86 ± 0.06. The result also shows that based on Bray's classification, 8.5% was categorized as population at risk in man (more than 0.95) and for women was 64.3% (more than 0.80). In addition, the total cholesterol level was208.37 ± 40.67mg/dl, LDL cholesterol was 136.48 + 37.52 mg/dl and HDL cholesterol was 44.80 ± 10.42mg/dl.
The relationship between RLPP and Total cholesterol is statistically significant. Increasing total cholesterol is likely increases RLPP controlled by BMI and age. The contribution of RLPP, BMI and age to total cholesterol are 11.0%. Independently, RLPP as a main variable contributes 29.0% to total cholesterol.
RLPP is significant correlated to the LDL cholesterol. Increasing LDL cholesterol is likely increases RLPP controlled by BMI and age. The contribution of RLPP, BMI and age to LDL cholesterol are 6.1%. RLPP as a main variable contributes 25.2% to LDL cholesterol, independently.
In HDL cholesterol found that HDL is statistically significant to RLPP. Increasing LDL is likely increases RLPP controlled by age and smoking status. The contribution of RLPP, age, and smoking status to HDL cholesterol are 11.0%. RLPP as a main variable contributes 46.0% to HDL cholesterol, independently.
Interestingly, this study suggested that the increase of 1 unit RLPP would increase 51.0 mg/dl of total cholesterol. The increase of 1 unit of IMT would increase 2.49 mg/dl of total cholesterol and the improvement of 1 unit of age would increase 0.72 mg/dl of total cholesterol. For LDL cholesterol, 1 unit RLPP would increase 16.95 mg/dl of LDL cholesterol. The increase of 1 unit of IMT would increase 1.65 mg/dl of LDL cholesterol and the improvement of 1 unit of age would increase 0.61 mg/dl of LDL cholesterol. For HDL, 1 unit RLPP would decrease 17.75 mg/dl of HDL cholesterol. The increase of 1 unit of smoking status would decrease 5.8mg/d1 of HDL Cholesterol.
In conclusion, maintaining an ideal body weight, decreasing the rate of fat stomach hollow development and not smoking are the best way for preventing the increase of LDL cholesterol and the- decrease of HDL cholesterol. It can be recommended that routine assessment of waist and hip in normal population may be socialized as indices to control fat stomach hollow levels. In addition, non-formal education in relation to normal body weight and stop smoking as well as prevent smoking would be prioritized. Furthermore, it is recommended for further investigation using case-control with the same topic in regard to RLPP and cholesterol.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2002
T9969
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Namanda
"Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yang menggunakan desain cross sectional dan bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan rasio total kolesterol/K-HDL dan rasio K-LDL/K-HDL. Penelitian ini memanfaatkan data penelitian Strategi Nasional yang dilakukan Sartika (2010) mengenai Faktor Resiko Dislipidemia pada Dewasa Urban (Kota Depok, Jawa Barat) dan Dewasa Rural (Kecamatan Rumbia, Kabupaten Lampung Tengah). Populasi penelitian ini adalah semua orang dewasa laki-laki maupun perempuan yang berusia 35-60 tahun yang menetap/tinggal di wilayah rural. Hasil penelitian menunjukkan 27,3% responden memiliki rasio total kolesterol/K-HDL yang tinggi dan 13,1% responden memiliki rasio K-LDL/K-HDL yang tinggi.
Hasil analisis bivariat menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara Indeks Massa Tubuh (IMT) dengan rasio total kolesterol/K-HDL dan rasio KLDL/K-HDL. Hasil analisis multivariat menunjukan bahwa tingkat stress, pengetahuan, sikap, asupan protein, asupan lemak, asupan sayuran hijau, gula darah puasa dan IMT secara signifikan dapat memprediksi rasio total kolesterol/K-HDL.
Hasil analisis multivariat juga menunjukan bahwa asupan sayuran hijau, gula darah puasa, dan IMT secara signifikan dapat memprediksi rasio K-LDL/K-HDL. Peneliti menyarankan kepada petugas kesehatan setempat melakukan pengecekan profil lipid darah secara rutin dan membuat program KIE sehingga dapat menambah wawasan mengenai faktor resiko terjadinya dislipidemia.

This study is a quantitative study using cross sectional design and aims to determine the factors related to ratio of total cholesterol / HDL ratio and KLDL/ K-HDL. The study relied on National Strategy data conducted by Sartika (2010) on Risk Factors for Dyslipidemia in Adults Urban (City of Depok, West Java) and Adult Rural (District thatch, Central Lampung regency). This study population is all adult men and women aged 35-60 years who lived / live in rural areas. The results showed 27.3% of respondents have a ratio of total cholesterol / HDL high-K and 13.1% of respondents have a high ratio K-LDL/K-HDL.
The results of bivariate analysis showed that there was a significant association between body mass index (BMI) with the ratio of total cholesterol / HDL ratio and K-K-LDL/K-HDL. The results of multivariate analysis showed that levels of stress, knowledge, attitudes, intake of protein, fat intake, intake of green vegetables, fasting blood sugar and BMI significantly predicted the ratio of total cholesterol / HDL-C.
The results of multivariate analysis also showed that intake of green vegetables, fasting blood glucose, and BMI significantly predicted KLDL/K-HDL ratio. Researchers suggested that local health officers to check the blood lipid profile regularly and make IEC program that can add insight into the risk factors of dyslipidemia.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Tjahjo Harsojo
"Penelitian ini mempelajari hubungan rasia lingkar pinggang-pinggul (RLPP) dengan persen lemak tubuh (PLT) pada orang dewasa. Variabel lain (konfounding) yang diteliti adalah : indeks massa tubuh (IMT), umur, jenis kelamin, suku bangsa, indeks aktivitas, dan kebiasaan merokok. Analisis menggunakan data sekunder hasil Survei Gizi dan Kesehatan Pada orang Dewasa (kerjasama Direktorat BGM Depkes RI dan FKM-Ul, Juni 1996) di 6 kota, yaltu : Medan, Padang, Bandung, Jogyakarta, Denpasar, dan Ujung Pandang.
Desain penelitian adalah cross-sectional. Pemilihan responden (sampel) menggunakan rancangan klaster dua tahap, yaitu : (1) probability proportionate to size (PPS) untuk memilih Waster, (2) simple random sampling (SRS) untuk memilih rumah-tangga (responden). Responden yang digunakan sebagai unit analisis sebanyak 713 orang (laki-laki = 230 orang, perempuan = 483 orang), yang merupakan sub-sampel dari penelitian Direktorat BGM Depkes RI.
Analisis regresi berganda (multiple regression analysis) digunakan untuk membangun model prediksi PLT dengan RLPP. Proses pemodelan digunakan teknik backward elimination procedure. Untuk mengetahui validitas RLPP dilakukan analisis sensitifitas (Se) dan spesifisitas (Sp).
Hasil penelitian menunjukkan terdapat korelasi positif antara RLPP dengan PLT, IMT, dan umur (p <0,01). Rata-rata RLPP, umur, dan indeks aktivitas pada laki-laki Iebih tinggi dibanding perempuan (p <0,01). Sebaliknya, PLT dan IMT perempuan lebih tinggi dibanding laki-laki (p X0,01).
Dari proses pemodelan, terpilih model terbaik dengan persamaan regresi: PLT = 25,16 + 8,08 RLPP + 7,03 IMT + 4,48 UMLIR - 12,94 SEX; dimana IMT (0=tidak berisiko dengan IMT <25,0; 1=berisiko dengan IMT 25,0); UMUR (0=tidak berisiko dengan umur s 40 tahun; 1=berisiko dengan umur >40 tahun) dan SEX (0=perempuan, 1=laki-laki). Modes dapat menduga PLT orang dewasa (umur z 18 tahun) dengan kemampuan moderat (R2 = 0,6773) dan kesalahan menduga PLT ± 5,05%. Tampak pada model bahwa variabel suku bangsa, indeks aktivitas, kebiasaan merokok tidak memberi kontribusi terhadap model (p X0,05).
Uji validitas model menunjukkan model cukup reliabel, karena penyusutan (shrinkage) dari R2 relatif kecil (0,008).
Dengan menggunakan pedoman skrining umum, RLPP dapat dipakai sebagai alat untuk deteksi overweight dan obesitas dengan kemampuan moderat. Pada laki-laki dengan titik potong RLPP 0,90 (Se = 70,6; Sp = 51,2), sedangkan pada perempuan dengan titik potong RLPP 0,88 (Se = 59,4; Sp = 53,0).
Mengingat RLPP dapat digunakan untuk deteksi overweight dan obesitas, perlu dilakukan upaya pemasyarakatan ukuran antropometri ini. Sebagai uji coba dapat dipilih daerah sentinal sekaligus untuk melakukan validasi ulang dengan parameter lain (klinik dan biokimia) yang lebih lengkap. Sambil menunggu hasil validasi ulang, RLPP dapat dipakai terintegrasi dengan penggunaan IMT sebagai alai pemantauan status gizi orang dewasa.

Prediction Model of Body Fat Percentage in Adult by Waist Hip RatioThe relationship between waist hip ratio (WHR) and body fat percentage (°/o BF) in adult was explored in this study. Confounding variables learned in this study were : body mass index (BM!), age, sex, ethnic, activity index and smoking habit. Data was obtained from the survey of nutrition and health in adult, which was a collaboration of Nutrition Directorate - Ministry of Health and The Faculty of Public Health - University of Indonesia, June 1996 in 6 cities : Medan, Padang, Bandung, Jogyakarta, Denpasar, and Ujung Pandang.
The study design was cross sectional. Respondent was selected by 2 stages cluster method : (1) cluster was chosen by probability proportionate to size, (2) the respondent was selected by simple random sampling. A sub sample of 713 respondent (230 male and 483 female) were used in the analysis.
Percentage of body fat prediction model from WHR was built by multiple regression analysis using a backward elimination procedure. Sensitivity (Se) and Specificity (Sp) analysis was performed to test the validity of WHR.
There was a correlation between WHR with percentage of body fat, BMI and age (p <0.01). Mean of WHR, age, and activity index of male was higher than female (p <0.01). On the contrary, mean of %BF and BMI in female was higher than male (p <0.01).
The best fit model was : %BF = 25.16 + 8.08 WHR + 7.03 BM1 + 4.48 AGE - 12.94 SEX; where BMI (0=low risk with BMI <25.0; 1=risk with BMI z 25.0); AGE (0=low risk with age40 year; 1=risk with age >40 year) and SEX (0=female; 1=male). This model predict adult (~ 18 year) percentage of body fat, with moderate power (R2 = 0.6773) and standard error of estimate %BF ± 5.05%. Activity index, ethnic, and smoking habit didn't contribute to the model (p >0.05). Validity testing showed that the model is reliable since the shrinkage of R2 is very small (0.008).
WHR could be used in overweight and obesity detection, has a moderate power. The male cut off point is 0.90 (Se = 70.6; Sp = 61.2), and cut off of female is 0.88 (Se=59.4; Sp=63.0).
Since WHR is a new parameter in overweight and obesity detection, so it needs social marketing. A sentinel area could be used in WHR trial and revalidate it by other parameters such as biochemical and clinical examination. It is recommended that in the monitoring of adult nutritional status, WHR is used a long with BMI measurement.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sudarmani Djoko
"ABSTRAK
Rasio lingkar pinggang lingkar pinggul (RLPP) adalah salah satu ukuran antropometri yang dapat menggambarkan distribusi lemak dalam tubuh khususnya timbunan lemak di rongga perut. Hasil berbagai penelitian menunjukkan bahwa peningkatan RLPP merupakan resiko terhadap penyakit kardiovaskuler dan diabetes melitus. RLPP dan kegemukan secara sinergis merupakan resiko terhadap non insulin dependent diabetes mellitus.
Penelitian ini menggunakan data sekunder dari survey status gizi orang dewasa di 12 kotamadya.yang merupakan kerjasama antara Direktorat Bina Gizi Masyarakat Depkes RI dengan Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Indonesia tahun 1996. Penelitian ini bertujuan mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan RLPP dan resiko RLPP dengan menggunakan kasus Padang. Responden penelitian ini adalah orang dewasa yang berumur > 18 tahun. Variabel-variabel bebas yang dipelajari hubungannya dengan RLPP adalah umur, sex, lipida darah (kolesterol, LDL kolesterol, HDL kolesterol dan trigliserida), indeks massa tubuh (IMT), kebiasaan merokok, aktifitas fisik dan konsumsi energi. Dalam penelitian ini dilakukan analisa univariat, bivariat dan multivariat.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa rata-rata RLPP adalah 0,85, bila dirinci menurut sex, maka RLPP laki-laki adalah 0,85 dan perempuan adalah 0,83. Bila dikaitkan dengan resiko RLPP terhadap penyakit degeneratif maka 50% responden mempunyai RLPP yang beresiko. Bila resiko tersebut dirinci menurut sex maka proporsi perempuan yang beresiko lebih besar (59%) daripada laki-laki (13,6%).
Dalam analisis bivariat RLPP ternyata berhubungan dengan umur, IMT, dan konsumsi energi. Hasil analisis multivariat menunjukkan bahwa RLPP behubungan dengan umur, sex, IMT dan interaksi sex dengan IMT. Hal ini menunjukkan bahwa IMT besar peranannya dalam menentukan variasi RLPP.
Berdasarkan hasil penelitian maka disarankan agar dimasyarakatkan pentingnya mempertahankan berat badan ideal dengan melakukan pemantauan berat badan dan tinggi badan sejak dini. Kegiatan penimbangan balita dapat dilanjutkan pada umur-umur berikutnya melalui Usaha Kesehatan Sekolah (UKS). Dalam penelitian ini ditemukan bahwa proporsi perempuan yang beresiko lebih besar daripada laki-laki, maka perlu dilakukan upaya pencegahan dan promosi untuk mempertahankan berat badan ideal pada perempuan melalui organisasi kewanitaan seperti PKK, Darmawanita, Kowani dan lain-lain.

ABSTRACT
Correlates of Waist Hip Ratio In Adult (Padang Case)Waist hip ratio (WHR) is an anthropometric measurement that describes the body fat distribution mainly to central ( high WHR) or peripheral ( low WHR) adipose tissue region. Recent research has demonstrated that increased waist hip ratio is a risk of the development of cardiovascular disease and non insulin dependent diabetes mellitus (NIDDM) and it seemed that waist hip ratio synergistic with obesity for risk of NIDDM.
This study analized secondary data of Survey of nutrional status in adult in 12 cities in Indonesia (especially Padang sub sample). The survey was a collaboratif study between Nutrition Directorate Ministry of Health and faculty of Public Health University of Indonesia, in 1996. Data analysis was done on 220 respondents after cleaning for the outliers.
The aim of the study is to determine the factors that correlate with WHR such as sex, age, cholesterol, LDL cholesterol, HDL cholesterol, trigliserid, body mass index, smoking habits, physical activity, and energy consumption in adult (age > 18 years) in Padang. The risks of WHR for degeneratif deseases were also evaluated.
The results showed that there was a WHR difference between men and women (p<0,05) which is 0,85 in men and 0,83 in women. The risk of WHR for degenerative diseases was occured in 50% of the respondents. Women had bigger risk WHR percentage (59%) to men ( 13,6%). Bivariate analysis showed that WHR had a positive correlation with age, body mass index and energy consumption. Multiple linear regression analysis revealed that age, sex, body mass index and the interaction of sex and body mass index was associated with WHR. This means that body mass index has a great influence on WHR variation.
Based on the result it is suggested that the Ministry of Health should encourage the people to maintain their ideal weight in order to prevent the development of degenerative diseases from early childhood by monitoring their height and weight regularly. This attempt should also be addressed to adult nutritional status especially to women which could be done through the women organization such as Darmawanita, PKK, and Kowani.
"
1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Afip Permana
"Hipertensi merupakan salah satu penyakit tidak menular (PTM) yang menjadi bagian dari masalah kesehatan masyarakat baik di dunia maupun di Indonesia. Hipertensi dikenal sebagai the silent killer yang berdampak pada tingginya angka kematian akibat penyakit jantung dan pembuluh darah. Hipertensi primer meliputi kurang lebih 90-95% dari semua kasus hi pertensi. Beberapa studi menunjukkan bahwa seseorang yang mempunyai kelebihan berat badan mempunyai risiko yang lebih besar terkena hipertensi. Rasio lingkar pinggang panggul (RLPP) merupakan pengukuran antopometri yang lebih tepat untuk menditeksi faktor risiko penyakit kardiovaskuler.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Hubungan obesitas sentral (rasio lingkar pinggal panggul) dengan kejadian hipertensi primer pada jemaah calon haji (JCH) Kabupaten Sumedang tahun 2012. Penelitian dilakukan dengan desain cross sectional analitik dengan menggunakan data hasil pemeriksaan kesehatan jemaah haji Kabupaten Sumedang tahun 2012. Analisis multivariat menggunakan cox regression. Hasil analisis data diperoleh proporsi hipertensi primer pada JCH Kabupaten Sumedang Tahun 2012 sebesar 22,2 % dan RLPP berisiko pada JCH sebesar 36,5%.
Hasil multivariat menunjukan bahwa obesitas sentral pada JCH ( RLPP > 0,90 pada laki -laki dan > 0,85 pada perempuan) berisiko sebesar 1,9 kali (PR=1,879 ;95% CI 1,378 ? 2,561) untuk menderita hipertensi primer bila dibandingkan JCH yang tidak obesitas sentral ( RLPP ≤ 0,90 pada lakilaki dan ≤ 0,85 pada perempuan) setelah dikontrol variabel umur, pendidikan dan riwayat hipertensi dalam keluarga. Perubahan gaya hidup, peningkatan aktivitas fisik dengan berolah raga secara teratur dapat mengurangi dan mencegah terjadinya obesitas sentral sehingga menurunkan angka hipertensi primer.

Hypertension is one of the non-communicable diseases which became part of the public health problem in the world and in Indonesia. Hypertension is known as the silent killer that contributes to the high mortality rate due to heart and vascular disease. Primary hypertension covers approximately 90 -95% of all cases of hypertension. Several studies have shown that a person who is overweight have a greater risk of developing hypertension. Waist to hip ratio (WtHR) is a more precise measurement antopometri to detect risk factors for cardiovascular disease.
This study aims to determine the Association between abdominal obesity (waist to hip ratio) and incident primary hypertension among hajj pilgrims in Sumedang District, 2012. The study was conducted with a cross-sectional design using data results of medical examinations hajj pilgrims in Sumedang District, 2012. Multivariate analysis using Cox regression. Results of data analysis, the proportio n of primary hypertension in pilgrims hajj Sumedang District in 2012 is 22.2% and the central obesity is 36.5%.
Multivariate results showed that abdominal obesity in pilgrims hajj (WtHR > 0.90 in men and > 0.85 in women) had 1,9 risk (PR = 1.879, 95% CI 1.378 to 2.561) to get primary hypertension when compared with who did not ( WtHR ≤ 0.90 in men and 0.85 in women ≤) after controlled variables age, education and a family history of hypertension. Healthy lifestyle, increased physical activity with regular exercise can reduce and prevent abdominal obesity and it is expected to reduce the prevalence of primary hypertension.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Asep Jalaludin Saleh
"Penelitian ini mengenai faktor-faktor risiko kejadian hipertensi pada dewasa di Pedesaan. Tujuan umum penelitian ini yaitu untuk mengetahui gambaran hipertensi dan faktor risiko terjadinya hipertensi pada orang dewasa penduduk pedesaan di Kecamatan Rumbia Kabupaten Lampung Tengah tahun 2011. Penelitian ini merupakan studi deskriptif analitik dengan menggunakan desain cross sectional yang dilakukan pada bulan November 2010 dan merupakan Analisi data Sekunder yang pengambilan datanya dilakukan pada bulan Pebruari 2011. Sampel penelitian adalah semua orang dewasa yang berusia 35-60 tahun yang tinggal di daerah pedesaan Kecamatan Rumbia Kabupaten Lampung Tengah sebanyak 114 responden. Analisis yang digunakan pada penelitian ini yaitu analisis univariat dan bivariat. Analisis bivariat menggunakan uji chi square.
Hasil penelitian menunjukkan prevalensi Hipertensi sebesar 47.4% sedangkan hasil analisis bivariat variabel yang bermakna pada penelitian ini adalah Kebiasaan minum kopi, kebiasaan merokok dan status gizi yang berhubungan dengan hipertensi.
Saran yang diberikan agar adanya penyuluhan dan pelatihan mengenai pencegahan hipertensi dengan menerapkan pola hidup sehat seperti tidak merokok, meningkatkan aktivitas fisik dengan berolahraga, senam dan berjalan, mengurangi konsumsi makanan tinggi natrium serta menjaga berat badan normal. Dalam penelitian selanjutnya untuk variabel kebiasaan minum kopi bukan dari FFQ saja tetapi diharapkan melihat dari jenis, frekuensi, jumlah dan lamanya minum kopi. Selain itu juga diharapkan dapat menggunakan sampel yang lebih besar dalam penelitian selanjutnya.

This study of risk factors hypertension in adults in Rural Areas. The general objective of this research is to know the description of hypertension and risk factors of hypertension in adult rural population in Sub thatch Central Lampung District in 2011. This research is analytical descriptive study using cross sectional design conducted in November 2010 and is a Secondary Data Analysis of the data collection carried out in February 2011. The samples were all adults aged 35-60 years who live in rural areas of Central Lampung District Sub thatch of 114 respondents. The analysis used in this analysis, univariate and bivariate analysis. Bivariate analysis using chi square test.
Results showed the prevalence of hypertension of 47.4% while the bivariate analysis significant variables in this study is the habit of drinking coffee, smoking habits and nutritional status associated with hypertension.
Suggestions are given for the extension and training on the prevention of hypertension by adopting a healthy lifestyle such as not smoking, increasing physical activity through exercise, gymnastics and walking, reduce the consumption of foods high in sodium and maintain normal weight. In further research to variables instead of coffee drinking habits of the FFQ alone but is expected to see from the type, frequency, amount and duration of drinking coffee. It is also expected to use a larger sample in future research."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2011
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eka Setya Ardiningsih
"Hiperglikemia merupakan masalah di Indonesia yang jumlahnya semakin meningkat dan berdampak pada tingginya angka kematian penduduk. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi faktor-faktor yang berhubungan dengan hiperglikemia pada orang dewasa di Kota Depok dan Kabupaten Lampung Tengah. Kedua daerah tersebut memiliki prevalensi hiperglikemia cukup tinggi, yaitu sebesar 14.4% di Kota Depok dan 7.7% di Kabupaten Lampung Tengah.
Desain penelitian adalah crossectional menggunakan data penelitian Strategi Nasional mengenai Faktor Risiko Penyakit Tidak Menular 2010 dengan jumlah sampel 362 orang dewasa.
Analisis data dilaksanakan dengan Regresi Logistik Ganda dan pada permodelan akhir menunjukkan variabel lokasi penelitian (OR=11.9, 95% CI 2.04 – 69.39), tingkat pendidikan (OR= 11.25, 95% CI 1.99 – 63.44), dan asupan lemak (OR=3.44, 95% CI 1.04 – 11.44) memiliki hubungan signifikan terhadap hiperglikemia.
Lokasi penelitian memiliki nilai OR tertinggi sehingga merupakan faktor yang paling dominan terhadap hiperglikemia pada orang dewasa di Kota Depok dan Kabupaten Lampung Tengah. Kemudian terdapat enam variabel perancu (konfounder) yaitu variabel usia, variabel obesitas berdasarkan lingkar pinggang, variabel asupan energi, variabel konsumsi nasi, konsumsi mi, dan konsumsi singkong.

Hyperglycemia is a problem in Indonesia, which is increasing and contributes to the high mortality rate of the population. This study aimed to identify factors associated with hyperglycemia in adults in Depok and Central Lampung regency. Both of these areas have a high prevalence of hyperglycemia, which amounted to 14.4% in Depok and 7.7% in Central Lampung regency.
The study design was cross-sectional study used data on the National Strategy for Communicable Diseases Risk Factors in 2010 with 362 samples of adults.
Data analysis was performed with logistic regression modeling and the result shows the location of the study (OR = 11.9, 95% CI 2.04 - 69.39), educational level (OR = 11.25, 95% CI 1.99 - 63.44), and fat intake (OR = 3.44, 95% CI 1.04 to 11.44) have statistical relationship with hyperglycemia.
Location of the study had the highest OR value that is the most dominant factor for hyperglycemia in adults in Depok and Central Lampung regency. Then there are six confounding variables include age, obesity based on waist circumference, energy intake, rice consumption, noodle consumption, and cassava consumption.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
S52528
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nani Yuliwati
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2011
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ida Ruslita Amir
"Banyak cara yang dapat dipergunakan untuk mengetahui keadaan gizi seseorang. Salah satu cara adalah dengan mengukur Indeks Massa Tubuh (IMT ).
Dengan mengetahui IMT dapat diketahui apakah berat badan seseorang lebih atau kurang. Keadaan gizi kurang atau lebih dapat terjadi karena ketidak seimbangan gizi. Selanjutnya keadaan gizi selain dapat ditentukan oleh konsumsi energi juga dapat ditentukan oleh komposisi zat gizi yang dikonsumsi sehari-hari.
Penelitian ini merupakan bagian dari survei status gizi orang dewasa di 12 kota besar di Indonesia (kerja sama Direktorat Bina Gizi Masyarakat Depkes dengan FKM - UI. Penelitian dilakukan di Kotamadya Bandung Jawa Barat dengan desain penelitian potong lintang (Cross Sectional). Pengumpulan data dilakukan pada bulan Juli 1996.
Sebagai sampel adalah orang dewasa ( umur 5 18 tahun) sebanyak 382 orang yang terdiri dari 43,97% laki-laki dan 56,03% wanita
Tujuan dari mempelajari Indeks Massa Tubuh orang dewasa dan hubungannya dengan gaya hidup. Variabel yang diteliti meliputi konsumsi makanan, (total energi, persentase karbohidrat terhadap energi, persentase lemak terhadap total energi), indeks aktifitas fisik (alktifitas waktu bekerja, waktu olah raga dan waktu luang), kebiasaan merokok dan tingkat stres. Selain itu juga dilihat karakteristik seperti jenis kelamin, umur, tingkat pendidikan, tingkat ekonomi dan keadaan kesehatan.
Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata IMT orang dewasa sebesar 23,165 ± 3,721 Disamping itu diketahui juga bahwa prevlensi gizi kurang pada orang dewasa adalah sebanyak 10,7% sedangkan gizi lebih sebanyak 29,4%.
Rata rata konsumsi total energi adalah 1885 kalori dengan persentase karbohidrat terhadap total energi adalah 58,70 %. Selanjutnya persentase lemak terhadap total energi adalah 28,30 %.
Dari hasil analisis bivariat diketahui bahwa variabel yang mempunyai hubungan yang bermakna dengan IMT adalah total energi, jenis kelamin, indeks aktifitas fisik waktu bekerja dan kebiasaan merokok. Sedangkan dari hasil analisis multivariat diketahui bahwa variabel yang paling dominan berhubungan dengan IMT adalah aktifitas fisik waktu bekerja.
Berdasarkan hasil tersebut , disarankan kepada pengambil keputusan di bidang kesehatan untuk mulai menyusun rencana dan program pencegahan dan penanggulangan masalah gizi, terutama masalah gizi lebih pada orang dewasa. Program yang mungkin dapat dilakukan antara lain adalah program penyuluhan melalui organisasi masyarakat, perkantoran dan perusahaan .
Disamping perlu pula dipikirkan untuk melakukan langkah penanggulangan secara dini untuk para remaja dan anak sekolah yang merupakan generasi penerus bangsa. Kegiatan penanggulangan kebiasaan merokok perlu pula digalakkan melalui larangan merokok di tempat -tempat tertutup, perkantoran dan lain sebagainya.
Selain itu disarankan juga agar dalam melaksanakan Pedoman Umum Gizi Seimbang (PUGS), diharapkan dalam penjelasan tentang jumlah konsumsi makanan terutama persentase lemak dari total dapat diberikan dengan angka yang lebih spesifik menurut keadaan gizi sasaran.
Saran bagi peneliti yang akan mempelajari faktor yang mempengaruhi IMT, agar mengukur aktifitas fisik dengan metode yang lebih sesuai dengan kondisi orang Indonesia.
Daftar Pustaka : 53 ( 1974-1996)

Relationship Between Lifestyle and Body Mass Index in Adults in Municipality of Bandung, 1996Nutritional status can be measured by many methods and one of them is measuring Body Mass Index ( BMI ). Based on BMI we would know if someone had over nutrition or under nutrition. These are outcomes of failure in energy balance. Total energy consumption is not the only factor that influenced nutrition status but also by nutrient composition in the daily diet.
This study use secondary data according to nutrition and health survey in adult (cooperation between Ministry of Health and Faculty of Public Health, University of Indonesia), was being held in municipality of Bandung, West Java.
Design of study was across sectional and data were collected on July,1996. Total sample were 382 persons aged 18 - 86 years old, consist of 43,97 % male and 56,03 % female.
The main purpose of this study is to find out adult's BMI and the correlation to life style.The variable consist of food consumption (total energy, percentage of carbohydrate to total energy, percentage of fat to total energy), physical activity index (activity on working hours, activity on exercises and activity on spare time), smoking habit and level of stress. Beside all the factors above, characteristics of respondent was also observed, such as sex, age, education and economic level, and status of health.
This study showed that average of BMI was 23,165 ± 3,72 and the prevalence of under nutrition in adult was 10,7% and for over nutrition was 29,4 % (based on nutrition standard of Ministry of Health ). The average of total energy was 1885 calories, mainly derived from 58, 70 % carbohydrate and 27,25 % fat. Based on bivariate analysis, total energy, sex, index of physical activity on working hours and smoking habit showed significant correlation with BMI, while multivariate analysis showed that the most dominant variable to BMI was physical activity on working hours.
According to this result it is suggested to decision maker in health program to develop plans and programs for prevention and treatment of nutrition problems, especially over nutrition in adults. The programs that could be suitable are dissemination of information through community organization, offices and trade companies. Beside that, it is also have to be considered to make early treatment for teenager and school children who were the next generation in this country. Activities to overcome smoking habit should be enhanced through prohibition of smoking in closed room, offices etc. Beside that, it also suggested implementation of the Indonesian Nutrition Guideline (Pedoman Umum Gizi Seimbang), delivery of information about total food consumption , especially percentage of fat should be delivered with more specific scored based on nutrition status of population/target. Suggestion for the researcher which will study about factors that influence BMI is that physical activity should be measured with methods that suitable for Indonesian people.
References : 53 ( 1974 -1996 )
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>