Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 160376 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Suwasti Dewi Anitasari
"Kemajuan zaman yang didukung dengan kemajuan teknologi menjadikan semakin terkikisnya nilai-nilai tradisional sebuah bangsa didukung dengan semakin lunturnya kesadaran akan nilai budaya para penyandangnya baik secara pribadi maupun kelompok. Namun temyata nilai adat dan budaya yang dirniliki oleh masyarakat Baduy tidak membuat kepercayaan mereka akan nilai budaya yang dimilikinya luntur bersamaan dengan terjadinya gempuran-gempuran dari luar seperti berkembanganya kegiatan wisata diwilayah ini beserta keinginan oleh orang Baduy sendiri memperoleh pengetahuan yang lebih tentang dunia luar dengan melakukan perjalanan keluar wilayah Baduy seperti Jakarta serta adanya pelanggaran-pelanggaran yang dilakukan oleh pihak luar seperti penyerabotan hak ulayat tanah Baduy dengan melakukan penebangan liar diwilayah hutan titipan atau adat orang Baduy. Sesuai dengan tujuan penulisan ini adalah untuk melihat dan memahami cara kerja dan fungsi jaringan komunikasi yang terbentuk pada masyarakat Baduy, khususnya dalam menyampaikan dan melaksanakan pesan adat yang secara tidak langsung merupakan wujud dari upaya pelestarian nilai adat dan budaya yang telah lama menjadi bagian hidup dan diturunkan oleh nenek moyang mereka, ditengah gempuran-gempuran yang datang dari luar seperti pengerusakan hutan dan penyerabotan tanah hak ulayat warga Baduy, kegiatan wisata yang terus berkembang serta dari dalam sendiri yakni keinginan warga Baduy mendapatkan pengetahuan tentang dunia luar dengan melakukan perjalanan ke wilayah luar Baduy, serta mengetahui dan memahami faktor-faktor pembentukan pola jaringan komunikasi tersebut. Metode penelitian yang dipergunakan adalah pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif. Objek pengamatan difokuskan pada masyarakat Baduy yang tinggal di wilayah Baduy Dalam-Cibeo, dimana objek yang diamati berkenaan dengan Pola Jaringan Komunikasi menyangkut Individu, Personal Network, Dyad dan Klik dengan jumlah informan sebanyak 25 orang. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui obeservasi, wawancara mendalam dan studi kepustakaan. Sedangkan teknis analisis dilakukan dengan cara mengklasifikasikan terlebih dahulu data-data yang ditemukan dilapangan. Setelah dilakukan klasifikasi melihat pola-pola komunikasi yang ada dan menganalisis dengan mencari makna yang terdapat pada data-data yang telah diklasifiskasi tersebut terhadap peran-peran yang muncul seperti star, liason, bridge, isolate maupun negelectee berdasarkan kerangka teori yang ada. Berdasarkan basil analisis dari kumpulan data yang ada serta dilihat dari gambar hubungan social pola jaringan komunikasi masyarakat Baduy khususnya Cibeo terbentuk tiga klik yakni satu klik besar dan dua klik kecil. Klik-klik tersebut terbentuk dari jalinan komunikasi yang kuat dan dinamis karena individuindividu yang berada dalam jaringan berperan sebagai penjalin memiliki himpitan yang dekat dan kekuatan ikatan tersebut terbentuk dilihat dari banyaknya waktu yang dikeluarkan oleh jalinan komunikasi, ikatan emosional antara pasangan diadik, kedekatan fisik, intensitas berkomunikasi hingga faktor kepentingan juga berpengaruh pada pembentukan klik tersebut. Sedangkan peran-peran individu yang terbentuk dalam jaringan adalah stars, bridge, liason dan negelectee. Implikasinya bahwa fungsi pola jaringan komunikasi yang biasanya sebagai difusi informasi pada masyarakat Baduy — Cibeo Pola Jaringan Komunikasi yang ada berfungsi sebagai alat filter pelestarian nilai adat dan budaya tradisionalnya."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2003
S4319
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rizadini M.
"Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh suatu gambaran tentang jaringan komunikasi dalam sebuah sistem, khususnya dalam konteks mempertahankan budaya setempat. Untuk itu dipilih jaringan yang terdapat di Banjar Pengabetan, Desa Adat Kuta, Bali. Jaringan komunikasi yang diamati difokuskan pada hubungan antara generasi tua dan generasi berikutnya dalam rangka pelestarian nilai-nilai budaya setempat. Di sini iklim komunikasi berperan penting dalam pencapaian tujuan kelompok tersebut. Dalam melihat arus-arus komunikasi dalam jaringan digunakan sosiometri sebagai alat untuk menganalisa dengan individu sebagai unit analisanya. Snowball sampling terbatas dipilih untuk mengumpulkan 20 orang responden. Dengan pola pengambilan sampel ini seorang responden secara otomatis akan merujuk pada seseorang lain dimana is biasa mengkomunikasikan suatu pesan tertentu. Dengan snowball sampling ini juga sekaligus akan terlihat arus-arus komunikasi yang membentuk jaringan. Hasil penelitian menunjukkan pesatnya pertumbuhan industri pariwisata di Bali menimbulkan kecemasan pada generasi tua akan melemahnya pengaruh budaya lokal pada anak-anak mereka. Kekhawatiran ini disampaikan kepada generasi mudanya melalui serangkaian aktivitas dalam banjar. Iklim komunikasi yang baik memperlancar pendekatan-pendekatan yang dilakukan kedua pihak untuk memperoleh pengertian yang sama tentang perlunya mempertahankan budaya lokal, sekaligus memudahkan kedua generasi untuk mencari jalan tengah. Dari iklim komunikasi tersebut terlihat adanya peran-peran penentu dalam jaringan yang merupakan tokoh-tokoh kunci dalam memperlancar tujuan banjar. Dari penelitian diperoleh kesimpulan bahwa generasi muda Bali yang tinggal dalam lingkungan banjar Pengabetan secara umum siap menghadapi pertumbuhan industri pariwisata tanpa meninggalkan budaya lokal, bahkan memanfaatkannya secara maksimal untuk keperluan pariwisata. Disamping itu sebagai pemeluk Hindu, budaya lokal takkan mungkin ditinggalkan begitu saja, karena budaya, adat, dan tradisi tidak dapat dipisahkan dari agama mereka. Lebih jauh juga terungkap bahwa dalam menjalankan ibadah, mereka ini sudah sulit membedakan mana yang termasuk dalam ritual agama dan mana yang merupakan tradisi turun-temurun."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia , 1994
S4152
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
cover
"Tulisan ini bermaksud untuk mengetahui “Bagaimana komunikasi antarbudaya etnis Sunda dalam masyarakat
multikultur?”. Untuk mengungkap fenomena tersebut penulis menggunakan metode penelitian kualitatif
dengan menggunakan model interaksionisme simbolik untuk melihat perilaku dan interaksi manusia
yang dapat diperbedakan karena ditampilkan melalui melalui simbol dan maknanya. Untuk mendapatkan
data, penulis menggunakan tiga teknik pengumpulan data, yaitu observasi, wawancara mendalam dan telaah
dokumentasi. Hasil penelitian ini menemukan telah terjadi adaptasi timbal balik antara etnis Sunda sebagai
pendatang dengan etnis Rejang sebagai pribumi. Adanya sikap saling menghargai dan menghormati antara
etnis pendatang dan pribumi memungkinkan setiap kelompok etnis tersebut untuk menjalankan kebudayaannya
masing-masing. Masyarakat dari etnis Sunda dengan Rejang saat berdialog dapat menggunakan bahasa
Sunda, bahasa Rejang atau bahasa melayu dialek Bengkulu. Hubungan antara kedua etnis tersebut sejauh
ini telah berlangsung tanpa hambatan yang berarti karena masing-masing etnis telah saling menerima apa
adanya."
384 JKKOM 1:1 (2013)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Amartya Najla Hustianisa Moeksin
"Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi pola dan peranan jaringan komunikasi Perpustakaan Umum Daerah Provinsi DKI Jakarta dalam mendukung kegiatan taman bacaan masyarakat. Metode penelitian yang digunakan adalah studi kasus dengan pendekatan kualitatif. Teknik yang digunakan dalam penentuan informan menggunakan teknik purposive sampling selanjutnya melakukan observasi dan wawancara selama Bulan April sampai Mei 2022. Kemudian teknis analisis data menggunakan model 3 tahapan coding; open coding, axial coding, dan selective coding. Pada penelitian ini ditemukan pola dan peranan jaringan komunikasi di Perpustakaan Umum DKI Jakarta. Pola yang terbentuk adalah pola all channel dan peran yang ditemukan meliputi peran bridge, cosmopolite, dan stars. Kemudian tidak ditemukan peran isolate yang menandakan bahwa pegawai tidak ada yang bersifat pasif dalam komunikasi. Perpustakaan Umum DKI Jakarta memiliki proses komunikasi tersendiri berdasarkan peran jaringan komunikasi sesuai dengan tanggung jawab dan kepentingan yang dimiliki oleh pegawai. Pola dan peranan ini tentu saja mendukung keberlangsungan TBM mulai dari kegiatan, sarana prasarana sampai dengan kualitas sumber daya manusia. Kesimpulannya adalah melalui pola dan peran jaringan komunikasi, Perpustakaan Umum DKI Jakarta dapat mengetahui pola yang digunakan selama berkoordinasi dan peran masing-masing pegawai dalam mendukung TBM. Saran yang dapat diajukan yaitu perlunya kehadiran peran Gatekeepers untuk menyaring informasi yang masuk dan diharapkan untuk penelitian yang akan datang dapat melakukan penelitian dengan komprehensif.

This study aims to identify the pattern and role of the communication network of the DKI Jakarta Provincial Public Library in supporting community-based library activities. The research method used is a case study with a qualitative approach. The technique used in further information is using the purposive sampling technique to conduct observations and interviews from April to May 2022. Then the technical analysis of the data using a model of 3 stages of coding; open coding, axial coding, and selective coding. This study found the pattern and role of network communication in DKI Jakarta Public Library. The pattern formed is an all-channel pattern and the roles found include the roles of bridge, cosmopolite, and stars. Then there is no role isolate which indicates that no employee is passive in communication. The DKI Jakarta Public Library has its communication process based on the role of the communication network following the responsibilities and interests of the employees. This pattern and role of course support the sustainability of community-based library infrastructure starting from activities and facilities to the quality of human resources. The conclusion is through the pattern and communication of the role of the network, the DKI Jakarta Public Library can find out the pattern used during coordination and the role of each employee in supporting community-based library. Suggestions that can be put forward are the need for the role of Gatekeepers to filter incoming information and it is hoped that future research can conduct comprehensive research."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2022
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Deddy Mulyana
Bandung: Rosda Karya, 2001
302.22 DED n
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Deddy Mulyana
Bandung: Remaja Rosdakarya, 1999
302.22 DED n
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Shobaruddin
"Koperasi menurut esensinya adalah suatu bentuk organisasi sosial-ekonomi yang menjadi simbol sejarah atas semangat perjuangan bangsa Indonesia untuk lepas dari kemiskinan, serta untuk merdeka dan mandiri. Salah satu jenis koperasi yang telah digariskan dalam haluan negara untuk mengembangkan perekonomian masyarakat di daerah pedesaan adalah koperasi unit desa (KUD).
Dalam dua dekade terakhir ini, KUD menunjukkan perkembangan relatif cepat. Pada akhir Pelita IV saja telah dilaporkan 1/3 dari populasi KUD telah mandiri menurut kriteria dan penilaian pemerintah. Hanya saja penilaian itu lebih mendasarkan pada pendekatan konfigurasi atau struktur fisik organisasi KUD dengan menggunakan indikator-indikator seperti kwantitas satuan organisasi, jumlah anggota KUD, angka simpanan anggota, modal usaha, volume usaha, sisa hasil usaha, serta ukuran-ukuran sejenisnya.
Akan tetapi pendekatan pada proses organisasi, misalkan saja dengan menggunakan indikator-indikator komunikasi organisasi kurang mendapatkan tempat. Pada hal pendekatan ini penting karena unsur manusia, terutama anggotanya, ditempatkan pada posisi sentral dalam penilaian atas kelangsungan hidup dan perkembangan organisasinya.
Dalam suatu konsep yang dikembangkan dalam studi-studi, komunikasi organisasi bahwa pola komunikasi manajemen organisasi berhubungan erat dengan iklim organisasi, dan budaya kerja anggotanya. Dalam konsep ini menempatkan pikiran, perasaan, kepentingan, dan pilihan tindakan manusia pendukung organisasi sebagai fokus sentralnya agar dimungkinkan tiap-tiap kegiatan organisasi dapat menjadi bagian dari totalitas hidupnya. Selanjutnya, setiap kegiatan organisasi akan dapat menjadi produk dari realisasi atas konstruksi realitas .yang terbentuk melalui interaksi para anggotanya. Dengan demikian, kelangsungan hidup dan perkembangan organisasi mendapat pijakan yang lebih kokoh.
Studi ini dimaksudkan untuk menganalisis jaringan komunikasi pada KUD dan hubungannya dengan iklim dan budaya kerjanya. Dalam studi ini, hubungan-hubungan komunikasi mengenai budidaya ternak sapi perah dianalisis dengan menggunakan pendekatan analisis jaringan komunikasi. Sedangkan hubungan antara variabel penelitian dianalisis dengan menggunakan tabel silang dan alat-alat analisis statistik yang dinggap absah sesuai dengan sifat datanya.
Dalam studi ini, penarikan sampel dilakukan dalam dua tahap. Tahap pertama adalah penarikan satuan organisasi KUD sebagai sampel yang dilakukan dengan teknik stratified sampling. Maksudnya, dari populasi KUD yang memiliki unit Sapi Perah diambil sampelnya berdasarkan strata menurut sejumlah kriteria tertentu. Tahap kedua adalah penarikan responden sampel dari tiap-tiap KUD yang telah ditetapkan dengan menggunakan teknik penarikan sampel Sampling Intact System, yaitu menarik sampel kelompok responden yang didasarkan atas wilayah administratif dan pengelompokan yang berlaku di tiap-tiap KUD yang bersangkutan. Tehnik penarikan ini diterapkan agar memungkinkan dilakukan analisis variabel-variabel jaringan pada setiap analisisnya.
Setelah dilakukan analisis data hasil penelitian lapangan diperoleh kesimpulan sebagai berikut :
1. Dari hasil analisis gambar sosiogram jaringan komunikasi menunjukkan adanya perbedaan pola jaringan komunikasi yang nyata pada KUD Kertajaya, KUD Tani Jaya, dan KUD Subur. Letak perbedaan itu terutama terletak pada peran personalia (pengurus dan karyawan) KUD dalam struktur komunikasi, jumlah responden pemencil, dan orientasi hubungan komunikasi.
2. Masing.masing dari ketiga KUD sampel yang mewakili strata berbeda menunjukkan perbedaan pola jaringan komunikasi, iklim organisasi, serta budaya kerjanya secara empiris signifikan.
3. Pola jaringan komunikasi mengenai informasi budidaya sapi perah pada KUD (unit Sapi Perah) ternyata menjadi determinan penting atas karakter iklim organisasi dan budaya kerja dalam budidaya sapi perah para peternak anggotanya. Dimensi jaringan komunikasi itu meliputi variabel-variabel jarak hubungan komunikasi, multipleksiti hubungan komunikasi, keterbukaan jaringan individu, keberhubungan jaringan individu, integrasi jaringan individu, diversiti jaringan individu, jarak hubungan komunikasi individu dengan anggota kliq personalia, serta muitipleksiti hubungan komunikasi individu dengan kliq personalia. Disamping dipengaruhi oleh variabel-variabel jaringan komunikasi, khusus dimensi budaya kerja juga dipengaruhi oleh dimensi budidaya ternak.
4. Sedangkan pola jaringan komunikasi tersebut dipengaruhi oleh dimensi individu peternak dan usaha budidaya ternak. Variabel-variabel dimensi individu yang ternyata berhubungan signifikan meliputi variabel tingkat usia peternak, variabel jenis pekerjaan pokok, dan variabel sumber inisitif berternak. Sedangkan variabel-variabel dimensi usaha budidaya ternak yang ternyata signifikan meliputi tingkatan lama berternak, umur ternak yang dimiliki, dan produksi susu segar yang dihasilkan."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1992
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dede Mahmudah
"ABSTRAK
Kritik dari masyarakat yang menuntut terjadinya perubahan dalam kinerja birokrasi pemerintah.
Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) yang berdiri sejak tahun 2004 lalu, mulai
melakukan proses RB. Secara kelembagaan, Kemkominfo melalui sejarah yang panjang.
Berdasarkan sejarahnya tersebut, Kemkominfo telah melalui berbagai perubahan nama, visi dan
misi, serta tugas pokok dari berbagai kelembagaan yang mengawali berdirinya Kemkominfo, yang
disebabkan oleh pergantian kekuasaan mulai dari orde baru, awal reformasi, hingga kabinet
pemerintahan yang berkuasa saat ini. Hal tersebut memberikan pengaruh terhadap budaya
birokrasi yang dianut para pegawainya. Banyak perubahan yang harus dilakukan untuk merubah
tataran sistem budaya kerja, dan pola pikir para pegawainya sehingga dapat mendukung kebijakan
pemerintah dalam usaha meningkatkan kualitas pelayanan publik menjadi semakin efektif dan
professional. Pelaksanaan RB yang disertai dengan pengawasan dan evaluasi, menjadi semakin
penting untuk dilaksanakan di lingkungan Kemkominfo. Selain itu perekrutan pegawai baru telah
dilakukan melalui sistem Computer Assisted Test (CAT) yang dilakukan secara online dan hasilnya
langsung dapat dilihat setelah test selesai dilakukan. Proses lelang untuk mengisi jabatan pimpinan
tinggi pratama juga dilakukan sebagai bentuk transparansi jenjang promosi jabatan. Kesejahteraan
untuk pegawai juga terus ditingkatkan dengan adanya peningkatan tunjangan kinerja serta wacana
untuk melakukan perubahan sistem penggajian pegawai. Pemahaman mengenai komunikasi
organisasi juga harus diperhatikan, sehingga peran masing-masing anggota organisasi dalam
jaringan komunikasi di dalam organisasi tersebut dapat menjadi pedoman dalam pelaksanaan tugas
dan fungsi. Sehingga tujuan dari Reformasi Birokrasi dapat dicapai bersama-sama oleh seluruh
anggota organisasi."
Jakarta : BPSDMP Kominfo , 2018
384 KOMAS 14:1 (2018)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Dewi Ladiawati
"Penelitian tentang pola komunikasi masyarakat Dayak dan pendatang ini berawal dari seringnya terjadi konflik antar masyarakat Dayak di Pontianak dan pendatang yang mengadu nasib di daerah tersebut. Konflik terbesar adalah antara masyarakat Dayak dan pendatang Madura tahun 1996, yang berhasil melumpuhkan roda perekonomian di beberapa tempat di Kalimantan Barat. Oleh sebab itu penelitian tentang komunikasi antara masyarakat Dayak dan pendatang menjadi menarik untuk dibahas.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memberikan gambaran tentang pola komunikasi antara masyarakat Dayak dan pendatang; serta mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi terbukanya komunikasi di antara mereka.
Landasan teoritis yang digunakan untuk mengkaji pola komunikasi tersebut yaitu dengan menggunakan teori-teori yang berkaitan erat dengan komunikasi antar budaya seperti teori konvergensi dan teori interaksi simbolik. Di dalam komunikasi antar budaya, pembuat pesan adalah anggota dari suatu budaya tertentu dan penerima pesan adalah anggota dari budaya lainnya, dalam penelitian ini adalah masyarakat Dayak dan pendatang Cina, Bugis, Melayu, Jawa dan Madura. Di dalam komunikasi antar budaya , berusaha mengungkapkan apa yang terjadi ketika anggota dari dua budaya yang berlainan bertemu untuk melakukan interaksi komunikasi. Apakah komunikasi berjalan lancar atau mengalami hambatan. Adanya perbedaan antara satu masyarakat dengan masyarakat lainnya , merupakan suatu ciri dari komunikasi antar budaya.
Teori lainnya yang digunakan adalah teori interaksi simbolik yang pada intinya membahas tentang suatu kemampuan manusia untuk menciptakan serta mempergunakan simbol-simbol sehingga manusia menjadi mahluk hidup yang unik, dan dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Selain itu penelitian ini juga dibahas dengan menggunakan teori konvergensi yang membahas adanya kesamaan-kesamaan dan perbedaan-perbedaan dalam kelompok masyarakat. Adanya kesamaan dan perbedaan dalam kelompok masyarakat Dayak dan pendatang dalam hal keyakinan, nilai, perilaku dan sebagainya.
Penelitian ini bersifat kualitatif dan menggunakan analisis deskriptif. Unit analisis yang digunakan adalah kpri unites Oita penelitian diperoleh dari key information melalui wawancara di lokasi penelitian.
Temuan penelitian ini menegaskan bahwa terdapat komunikasi yang efektif antara masyarakat Dayak dan pendatang Cina, Melayu, Bugis, serta Jawa, tetapi komunikasi dengan pendatang Madura berjalan kurang efektif. Komunikasi di antara mereka cenderung diwarnai prasangka dan etnosentris. Adanya komunikasi efektif dan terhambat ini disebabkan karena beberapa faktor yang mempengaruhi pembentukan komunikasi antara masyarakat Dayak dan pendatang yaitu kedekatan jarak fisik dan faktor kesamaan dalam karakteristik-karakteristik sosial budaya yang lebih berperan. Ditemukan bahwa tingkat pendidikan, status sosial ekonomi, agama dan persepsi, memiliki peran yang cukup berarti dalam terjadi atau tidaknya komunikasi efektif di antara mereka."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1998
T3916
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>