Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 239201 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Panggabean, Maria Ruspita
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1992
S4050
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pasaribu, Ary Anthonius
"ABSTRAK
Kualitas layanan memiliki tiga elemen penting, yaitu kepuasan, kepercayaan dan komitmen. Untuk memberikan pelayanan yang berkualitas, marketing mix memiliki peran penting. Dalam penelitian ini, penulis berfokus pada strategi marketing mix yang diterapkan oleh Bank Sumsel Babel sebagai salah satu dari 26 bank daerah di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mengukur loyalitas sikap pelanggan Bank Sumsel Babel dan loyalitas perilaku masa depan dengan melihat hubungan antara relationship quality dan dimensi marketing mix untuk Perusahaan Jasa. Data dikumpulkan melalui kuesioner yang disebarluaskan kepada 280 nasabah Bank Sumsel Babel. Data kemudian diolah dan dianalisis menggunakan Structural Equation Modeling (SEM). Hasil penelitian menunjukkan bahwa semua hubungan kualitas (kepuasan, kepercayaan dan komitmen) memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap loyalitas sikap dan perilaku. Selanjutnya, dari semua variabel marketing mix, kualitas produk ditemukan memiliki pengaruh terbesar pada kepuasan, sedangkan variabel tempat memiliki pengaruh terbesar pada kepercayaan. Hasil penelitian ini bermanfaat sebagai masukan bagi industri perbankan dalam menilai kinerja dan membuat keputusan manajemen untuk dapat merumuskan strategi perusahaan yang tepat.

ABSTRACT
The relationship quality of services has three important elements, namely satisfaction, trust and commitment. To provide the best quality service, the marketing mix has an important role. In this study, the authors focused on the marketing mix strategy applied by Bank Sumsel Babel as one of the 26 regional banks in Indonesia. This research aims to measure the attitudinal loyalty of customers of the Bank Sumsel Babel and future behavioural loyalty by looking at the relationship between relationship quality and dimensions of marketing mix for Services Company. The data was collected through the questionnaire that was disseminated to 280 customers of Bank Sumsel Babel. The data then processed and analysed using Structural Equation Modeling (SEM). The results of the research show that all the relationship quality (satisfaction, trust and commitment) have positive and significant influence on attitudinal and behavioural loyalty. Furthermore, from all marketing mix variables, product quality is found to have the biggest influence on satisfaction, while place has the biggest influence on trust. These results are useful as inputs for banking industry in assessing performance and making management decisions to be able to formulate the right corporate strategy."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Disney
"ABSTRAK
Tesis ini membahas kegiatan business coaching pada UMKM "Ini Kertas", usaha yang bergerak di bidang usaha pembuatan kerajinan tangan dari limbah kertas, berlokasi di Citayam dan Ciputat. Produk utama UMKM "Ini Kertas" adalah hiasan dinding, tas tangan, dan pigura yang terbuat dari hasil olahan limbah kertas. Permasalahan yang dihadapi UMKM "Ini Kertas" adalah belum ada pembelian berulang atau pesanan barang dalam jumlah besar sejak didirikan tahun 2015. Tujuan dari penulisan tesis ini adalah membantu menyusun strategi bauran pemasaran untuk UMKM "Ini Kertas" berdasarkan kegiatan analisis visi-misi, benchmarking, dan survei, serta memberikan saran indikator penerapan strategi bauran pemasaran yang disusun.

ABSTRACT
This thesis discusses business coaching activities on MSME "Ini Kertas", a micro enterprise in handicrafts from waste paper located in Citayam and Ciputat. Their main products are wall decoration, hand bag, and picture frame made from recycled paper. Problem faced by the enterprise is they haven't received many order for their product since they were established in 2015. The purpose of this thesis is to formulate marketing mix strategy based on company vision and mission analysis, benchmarking, and survey, and giving the strategy performance indicator."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2018
T50404
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Edwina R. Madnawidjaja
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2001
S4073
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Cut Rifqa An Nuura
"Swamedikasi merupakan upaya masyarakat untuk mengobati diri sendiri. Pemberian informasi secara pasif dilakukan melalui pembuatan price tag pada sediaan padat obat diare dan konstipasi, sedangkan informasi secara aktif dilakukan melalui pelayanan swamedikasi kepada pasien. Tujuan dari tugas khusus ini menyediakan informasi obat pada pricetag sediaan padat departemen obat I1 sebanyak 21 sku sebagai bentuk informasi secara pasif dan untuk melakukan pemberian informasi secara aktif melalui swamedikasi kepada pasien. Metode tugas khusus yang digunakan adalah pemasangan price tag dan melakukan swamedikasi pada pasien-pasien Apotek Roxy Poltangan yang membutuhkan obat diare dan konstipasi. Hasil tugas khusus ini  menunjukkan bahwa proses pembuatan informasi produk dilakukan dengan mempertimbangkan aspek legal, keamanan, dan informasi klinis yang relevan bagi konsumen. Faktor-faktor seperti kebutuhan pasien turut mempengaruhi isi dari informasi yang ditampilkan. Implikasi dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan transparansi informasi produk di apotek, sehingga konsumen dapat membuat keputusan yang lebih informan terkait penggunaan obat diare dan konstipasi secara swamedikasi.

Self-medication is an attempt by people to treat themselves. Passive provision of information is carried out through making price tags on solid preparations of medicine for diarrhea and constipation, while active information is carried out through self-medication services to patients. The aim of this special task is to provide drug information on the solid dosage price tags of the I1 drug department as many as 21 sku as a passive form of information and to provide active information through self-medication to patients. The special task method used is placing price tags and carrying out self-medication on Roxy Poltangan Pharmacy patients who need medication for diarrhea and constipation. The results of this special assignment show that the process of creating product information is carried out by considering legal aspects, safety and clinical information that are relevant to consumers. Factors such as patient needs also influence the content of the information displayed. The implication of this research is to increase the transparency of product information in pharmacies, so that consumers can make more informed decisions regarding the use of self-medication for diarrhea and constipation.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Fransisca Agrika Lintang Astuti
"

Menjamurnya kedai kopi baik merek asing maupun lokal menjadikan persaingan usaha penjualan minuman berbahan dasar kopi menjadi hal yang tidak terelakan. Kemajuan teknologi khususnya keberadaan media sosial pada era revolusi industri 4.0 membuat pelaku usaha berlomba-lomba melakukan promosi di media sosial. Seiring semakin ketatnya persaingan usaha antara kedai kopi merek lokal dan asing, analisis media sosial memainkan peranan sangat penting sebagai instrumen dari intelijen kompetitif yang dapat digunakan sebagai dasar dalam pengambilan keputusan oleh pelaku usaha. Penelitian ini bertujuan menganalisis peranan media sosial terhadap intelijen kompetitif bagi beberapa merek kedai kopi. penelitian dilakukan terhadap 6 merek kedai kopi: Starbucks Indonesia, Maxx Coffee, Anomali Coffee, Fore Coffee, Kopi Kenangan, dan Kopi Janji Jiwa. Sumber data berasal dari akun Instagram. Metode penelitian yang digunakan adalah crawling menggunakan aplikasi Phlanx dan analisis komentar konsumen lalu mengaitkan intelijen kompetitif dengan teori AIDA model dan marketing mix. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penyusunan strategi yang tepat terkait promosi melaui media sosial dibutuhkan oleh pelaku usaha agar dapat bertahan dalam persaingan usaha yang semakin ketat.

 


The rising of coffee shops both foreign and local brands makes business competition of  coffee-based drinks business become inevitable. The presence of social media in the industrial revolution 4.0 era, makes business competition in promoting in social media. As business competition between local and foreign brand coffee shops increasingly tightens, social media analysis plays a very important role as an instrument of competitive intelligence that can be used as a basis for business decision making. This study aims to analyze the role of social media on competitive intelligence for several coffee shop brands, namely Starbucks Indonesia, Maxx Coffee, Anomaly Coffee, Fore Coffee, Kopi Kenangan, and Kopi Janji Jiwa. The data source comes from Instagram account. The research method used is crawling using Phlanx application and analysis of consumer comments and then linking competitive intelligence with the AIDA theory model and marketing mix. The results showed that the preparation of the right strategy related to promotion through social media is needed by business actors in order to survive in increasingly fierce business competition.

 

"
Depok: Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhamad Alief Iqbal
"Penelitian ini menganalisis pengaruh dari store image yang dimiliki oleh area bakery & delica Aeon Store terhadap perceived risk yang dimiliki oleh konsumennya dengan value consciousness sebagai variabel moderasi. Store image terdiri dari lima dimensi yaitu, merchandise, services personnel, convenience, store atmosphere, dan services, sedangkan untuk perceived risk terdiri dari enam dimensi yaitu functional risk, financial risk, physical risk, time risk, social risk, dan psychological risk. Pendekatan yang digunakan oleh penulis dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif dan metode survei, dengan menyebarkan kuesioner ke 100 responden menggunakan teknik penarikan sampel purposive sampling. Kriteria sampel yang digunakan adalah responden yang telah mengunjungi Aeon Store minimal satu kali dalam tiga bulan terakhir, mengetahui produk bakery & delica, dan memiliki usia diatas 18 tahun. Hasil yang didapatkan menunjukkan tidak terdapat pengaruh antara store image terhadap perceived risk dengan value consciousness sebagai variabel moderasi pada studi produk bakery & delica Aeon Store

This study analyzes the influences of store image at bakery & delica Aeon Store towards creating consumer perceived risk with value consciousness as moderator. Store image consist five dimension such as merchandise, services personnel, convenience, store atmosphere, and services. Meanwhile perceived risk consists six dimension such as functional risk, financial risk, physical risk, time risk, social risk, and psychological risk. Quantitative approach be used on this study. Researcher spread questioner to 100 respondents with purposive sampling. Criteria of sample are people who attended Aeon once in past three months, know about bakery & delica Aeon Store, and above 18 years old. Result that appeared show store image has no effect towards perceived risk with value consciousness as moderating variable at bakery & delica product Aeon Store"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2018
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Vashti Trisawati Abhidana
"Dengan berkembangnya media teknologi yang pesat, kehidupan kaum muda di berbagai belahan dunia pun cenderung berubah. Di Indonesia, dengan semakin menjamurnya televisi swasta, profesi pembawa acara (presenter) atau pun video jockey (VJ) juga mulai berkembang pesat. Mereka juga mulai diterpa dengan dunia internet, yang membawa mereka berkelana ke belahan dunia lainnya. Teknologi seakan-akan menjadi bagian dari kehidupan mereka.
Oleh karena itu penulis tertarik untuk mengkaji: Peran teknologi media dalam Budaya Kaum Muda Jakarta Selatan. Ide meneliti masalah ini karena penulis terinspirasi dengan berbagai tulisan kaum muda urban di berbagai media massa lokal maupun internasional, ulasan mengenai "Gaya Jalanan" (Street Style) di Amerika berdasarkan pengamatan dan penelitian oleh Janine Lopian-Misdom dan Joanne De Luca, serta pemildran Marshall McLuhan dalam memandang media dan masyarakat di era globalisasi.
Tujuan penelitian ini adalah, ingin mengetahui budaya kaum muda Jakarta Selatan, pandangan dan pecan teknologi media dalam kehidupan mereka, serta melihat prediksi gaga hidup kaum muda, yang diungkapkan oleh Janine Lopiano-Misdom dan Joanne De Luca telah ditemui pada budaya kaum muda Jakarta Selatan. Untuk kajian pustaka, peneliti mendasari pada pemikiran Marshall McLuhan mengenai "Global Village" dan "Understanding Media", Budaya Cyber, Budaya Populer dan Teknologi buah pikiran John Fiske, James Lull, John V. Pavlik, dan Derrick de Kerckhove, serta konsep Uses and Gratification yang dikemukakan oleh J.G Blumler dan E.Katz.
Metode penelitian dalah kualitatif dengan melakukan Focus Group Discussion (FGD) yang dilakukan di Kafe Regal, Mal Pondok Indah. Satuan Analisis adalah kelompok. Sampel dilakukan secara purposif, yaitu I kelompok pertemanan yang datang ke cafe tersebut dan diajak berdiskusi. Mereka terdiri dari laki-laki dan perempuan dengan usia 17-25 tahun. Penelitian dilakukan dari Juni sampai dengan Agustus 2000.
Sejumlah pertanyaan didiskusikan dan peneliti mengelompokkannnya pada data: (I) Demografi: Jati diri, pendidikan, penghasilan dan pengeluaran; (2) Sifat kelompok , alasan berkelompok dan hal-hal yang menyatukan mereka dalam kelompok; (3) Dimensi Gaya Hidup sesuai klasifikasi yang dikemukakan David L. Loudon dan Albert J. Della Bitta. Dalam riset ini, peneliti menambahkan konsep Cool & Funky yang didiskusikan bersama para responden. Hal ini dilakukan, karena kedua konsep ini cenderung telah menjadi bagian dari kehidupan mereka.
Peneliti berhasil mengumpulkan 8 kelompok pertemanan, terdiri 5 ski 10 orang, dengan karakteristik sbb: (I) Kelompok Konservatif, (2) Kelompok Volta!, (3) Kelompok Felksibel, (4) Kelompok Aspirasi Barat, (5) Kelompok Orientasi Barat, (6) Kelompok Pecinta Alam, (7) Kelompok Eksperimental, dan (8) Kelompok Pecinta Musik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa para kaum muda memiliki berbagai karakter individual di dalam I kelompok. Ada diantara kelompok yang diteliti memiliki kesamaan "alasan berkelompok", meskipun "sifat kelompok" mereka berbeda-beda. Opini mereka terhadap kaum muda adalah lebih terbuka, cepat dewasa, ekspresif dan lebih babas. Konsep Cool, menurut mereka adalah orang yang kepribadiannya cuek (acuh), gayanya enak dilihat, tampil apa adanya tanpa harus menarik perhatian orang. Sedangkan funky, lebih kepada penampilan yang aneh ataupun tidak seperti orang pada umumnya. Namun kedua konsep tersebut bagi mereka masih ada kerancuan satu sama lainnnya. Sebagian dari mereka memandang optimis terhadap masa depan dan sebagian lagi pesimis. Tantangan terberat adalah menjelang pasar terbuka dan masa depan negara.
Mereka cenderung mengikuti berbagai isu yang terjadi dalam masyarakat, balk itu sosial, politik, bisnis, ekonomi, budaya dan lingkungan. Media yang mereka pilih untuk mengetahui isu pertama kali bukanlah internet, seperti yang diharapkan peneliti. Untuk isu-isu tertentu seperti sosial, politik, budaya dan lingkungan, televisi menjadi pilihan pertama, namun kecil sekali dibandingkan media cetak. Namun apabila ingin mengetahui isu lebih lanjut, penggunaan internet meningkat, sedangkan televisi menurun. Alasan kuat mereka menggunakan internet karena tidak adanya keberpihakan, meskipun tidak dapat dipercaya sepenuhnya.
Media televisi menurut pendapat mereka cenderung mempengaruhi gaga hid up mereka terutama dalam penampilan dan Tara bicara. Televisi merupakan media yang mampu memberikan hiburan dan informasi. Strategi kaum muda dalam memilih acara televisi masih tetap strategi 'kedalaman', meskipun hanya sebagian saja. I kelompok kadangkala mencari Koran terlebih dahulu. 5 dari 8 kelompok yang diteliti menyatakan acara televisi belum memberikan kepuasan meskipun telah memenuhi kebutuhan mereka.
Penggunaan media internet cenderung masih dalam tahap awareness dan perannya untuk berkomunikasi/chatting dengan teman atau orang baru (hubungan personal) dan mendapatkan informasi terkini. Mereka yang memiliki minat tertentu, cenderung melakukan strategi terbatas, yaitu membuka situs yang diinginkan saja. Sedangkan Permainan video game bukanlah kebutuhan primer, tapi sepenuhnya memberikan kepuasan bila dapat memenangkan/menyelesaikan permainan dan memberikan hiburan (diversion) untuk meluar dari kegiatan sehari-hari mereka.
Dari ketiga teknologi media yang diteliti, televisi merupakan bagian dari kehidupan kaum muda yang tidak dapat dipisahkan, karena sejak kecil televisi menjadi "pengasuh" mereka. Sedangkan internet dan video game, mereka menganggap cenderung belum menjadi bagian kehidupan mereka. Bagi mereka, tidak berinternet atau main video game, kehidupan mereka sebagai anak muda tetap dapat dijalaninya.

The Role of Media Technology in Urban Youth Culture of South Jakarta - A Qualitative Study of Describing The Youth Culture at Pondok Indah Mall and The Relationship with The Media TechnologyWith the rapid development of technology media, the young generation's lifestyle tends to change throughout the world. Since the emergence of private television channels in Indonesia, new profession such as presenters or Video Jockey (VJs) have taken places in the hearts of the young generations. The Internet world also has exposed them to travel the world and have technology as a part of their lives.
This new phenomena have interest me to research: The Role of Media Technology in Youth Culture at South Jakarta. This idea also has been inspired by several articles about the urban youth culture in the local and international media, and "Street Culture" research by Janine Lopiano-Misdom and Joanne De Luca, and Marshall McLuhan's point of views about the media and society in the globalization era.
This research objective is to explore the urban youth culture at South Jakarta, their opinions and the role of media technology towards their lives, and to discover whether there any similar prediction the future youth culture in Jakarta based on Lopiano-Misdom's and Joanne De Luca's point of view. The literatures are based on Marshall McLuhan's standpoint of "Global Village" and "Understanding Media"; the Popular Culture and Technological views by John Fiske, James Lull, John V. Pavlik, and Derrick de Kerckhove, with the Uses and Gratification concepts by J.G. Blumler and E. Katz.
The research method is a qualitative study, by developing Focus Group Discussion at Kale Regal, Pondok Indah Mall. The analysis unit is by groups and the sampling is purposive by taking peer groups who hang-out in this cafe and conduct a full discussion. Each group consists of male and female, between the age from 17 to 25. The research has been held from June to August 2000.
Several questions had been divided into three types of data: (I) Demography: Biodata, education, income and expenditure; (2) Group personal traits, the reason to form a group and attributes which relate between them to be in a one group; (3) Lifestyle Dimension based on David L. Loudon's and Albert J. Della Bitta's indicators. In this research, I add the "Cool" and "Funky" concept. The reason I added this variable because these terms has becomes a part of their lives.
Researcher has managed to gather 8 groups and each group between was between 5 to 8 persons, with the characteristics as follow: (I) Conservative Group, (2) Outspoken Group, (3) Flexible Group, (4) Western Aspiration Group, (5) Western Orientation Group, (6) Nature Lovers Group, (7) Experimental Group, and (8) Music Lovers Group. Among Groups, there are several groups who have the same "reason to be in a group", although "their group's personal traits" are different.
Their opinions about themselves are: young generations are more outspoken and expressive, become mature before time, and more have freedom in a relationship. "Cool" means a person who likes to be him or herself without anything "artificial" personality. He or she has a 'style' that people love to see and be with this individual. He does not need any attention from others_ "Funky" means their looks are awkward, dare to be different but try to the grab people's attention. But they said sometimes they are confused to see the difference between cool and funky. About the future, some say with: Optimistic (37,5%) and pessimistic (37,5%) and the rest has mentioned it depends on this country's situation. They would like to be entrepreneurs in entertainment business, arts, set-up television stations, become film producers, or to be film stars themselves and models.
They tend to be interested in issues, such as social, politic, business, economy, cultural and environment. To become aware on the issues for the first time, they do not use internet. Especially for social, politics, culture and environment issues, they watch television but the percentage is under 50%. if they want to know the further more issues, they browse the internet or watch television. They said the news in the Internet is neutral, although they did not believe in it 100%.
Watching television tends to influence their lifestyle, especially in their looks and conversations. Television provides news and entertainment 4 groups still use "exhaustive" strategy to find TV shows and I group check the newspaper to find the show. Mostly of the groups said that TV shows have not satisfied them although it already provides their needs.
Browsing sites throughout the Internet tend to be in an awareness stage. The roles of browsing in the internees are for chatting with friends or discovering new friends (personal relationship) and get the latest information. If they have any specific interest, they use "restricted" strategy by only browsing limited sites. Playing video games is not a primary needs, but it gives them full satisfactory when they can win or finished the game; provide them some entertainment and filling in their spare times.
From researching three different media technologies, television cannot be separated from their every day life, because since their childhood television has became their baby-sitter. For internet and video games, they tend no to be their lifestyle. For the urban youth culture, living without Internet or video game is not a big deal."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2001
T9148
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Febbiyanti Satyabudhi
"Program televisi berkontribusi dalam memberikan penggambaran terkait segala aspek realitas mengenai suatu ruang. Pada program Indonesia Bagus Episode Kehidupan di Atas Rawa, semua penggambaran terkait kehidupan pada Rawa Paminggir didasarkan pada persepsi pembuat dan masyarakat dalam mempersepsikan Rawa Paminggir sebagai suatu entitas ruang menggunakan metode hermeneutika. Fokus dalam penelitian ini menggunakan konsep representational of space yang mana ruang dinyatakan sebagai sesuatu yang ‘dibayangkan’ hasil ciptaan kelompok dominan. Melalui konsep representational of space, sebuah media dalam bentuk program televisi dianggap mampu menciptakan suatu citra ruang yang terbentuk oleh persepsi atau bayangan dan imajinasi si pembuatnya.. Konteks besar penelitian ini adalah mata pencaharian masyarakat.
Hasil intepretasi dalam Program Indonesia Bagus Episode Kehidupan di Atas Rawa menghasilkan 6 nilai lanskap yang tersebar di tujuh tempat pada Desa Bararawa dan Desa Sapala. 6 nilai lanskap tersebut diantaranya nilai kebudayaan, nilai rekreasi, nilai sosial, nilai subsisten, nilai ekonomi, dan nilai lingkungan. Nilai kebudayaan tersebar di seluruh elemen intangible dan tangible. Nilai rekreasi dan nilai sosial muncul di elemen intangible seperti pacuan kerbau, dan sebagian elemen tangible yakni kalang & tempat penumbuk purun. Nilai subsisten tersebar di seluruh elemen vernakular. Nilai ekonomi muncul sebagian besar pada elemen vernakular seperti sungai & rawa, padang purun, dan hutan dan sebagian pada elemen tangible yakni kalang. Nilai lingkungan muncul pada sebagian elemen vernakular yakni padang purun, sungai & rawa serta hutan. Identitas Rawa Paminggir dalam konteks nilai lanskap dimaknai sebagai suatu tempat menyambung hidup yang sarat tradisi, unik dan menarik, memiliki sumber daya yang makmur, namun secara bersamaan juga terbatas karena sifatnya yang rentan.

Television program can contribute to create an image of the space. In Indonesia Bagus Program Episode Kehidupan di Atas Rawa. All the image of the space related Rawa Paminggir’s livelihood are formed through author’s perception and people’s perceptions in interpreting Rawa Paminggir as a spatial entity. This research examines how place identity produced through those perceptions use representation of space concept used hermeneutics methods. This research always based on context, which the big context is about livelihoods. Intepretation of the narrations on Indonesia Bagus produced 6 landscape values that spread on 7 segment places in Desa Bararawa and Desa Sapala. There are 6 landscape values, it consists cultural value, recreation value, social value, economic value, subsistent value, and cultural value. Cultural value is spread all over intangible and tangible elements. Recreation value and social value are appearing on intangible element such as kerbau rawa races, and tangible elements such as kalang dan tempat penumbuk purun. Subsistent value is spread on vernacular elements. Economic value appears on tangible element such as kalang and vernacular elements such as padang purun, forest, river, and swamp. Cultural value appears on vernacular element such as padang purun, river, swamp, and forst. The identity of Rawa Paminggir produced based on those values are place to live in, full of tradition, unique, interested, prosperous but at the same time limited because the susceptibility to environments.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eka Mitra Rachmawati
"Di masa pandemi COVID-19, para peserta didik di Akademi Kepolisian, yang disebut taruna, menjalani program pembelajaran jarak jauh (PJJ). Selama PJJ, taruna memiliki tuntutan akademis yang tinggi dengan rutinitas yang padat. Kondisi ini berpotensi menyebabkan munculnya academic burnout yang berdampak negatif pada individu maupun lembaga pendidikan. Berdasarkan penelitian terdahulu, ditemukan bahwa academic burnout memiliki hubungan negatif dengan beberapa faktor, diantaranya adalah academic self-efficacy dan peran dari pengajar untuk memberikan dukungan dalam proses belajar peserta didik. Penelitian ini dilakukan untuk melihat peran academic self-efficacy dalam hubungan antara persepsi dukungan makna belajar dari dosen dan academic burnout. Sebanyak 279 partisipan diperoleh dalam penelitian yang menggunakan alat ukur ‘Academic Burnout’, ‘Academic Self-efficacy’, dan ‘Persepsi Dukungan Makna Belajar dari Dosen’. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan Hayes Macro PROCESS untuk menguji model mediasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa academic self-efficacy secara parsial dan signifikan memediasi (ab = -.26, p <.001, 95% CI [-.40 s.d. -.11]) hubungan antara persepsi dukungan makna belajar dari dosen dan academic burnout. Temuan dari penelitian ini membuktikan bahwa persepsi dukungan makna belajar dari dosen berperan penting dalam meningkatkan academic self-efficacy pada taruna Akpol untuk dapat menurunkan potensi academic burnout yang dialami selama PJJ.

During the COVID-19 pandemic, students at the Indonesian Police Academy, called cadets, underwent a distance learning program. During distance learning, cadets have high academic demands with a busy routine. This condition can lead to the emergence of academic burnout, which has a negative impact on individuals and educational institutions. Previous research found that academic burnout has a negative relationship with several factors, including academic self-efficacy and the lecturer's role to provide support in learning. This research was conducted to see the role of academic self-efficacy on the relationship between perceived lecturer's meaning support in learning and academic burnout. A total of 279 participants were obtained in the study using measuring instruments 'Academic Burnout', 'Academic Self-efficacy', and ‘Perceived Lecturer's Meaning Support in Learning'. The data obtained were analyzed using Hayes Macro PROCESS to test the mediation model. The results showed that academic self-efficacy partially and significantly mediates (ab= -.26, p <.001, 95% CI [-.40 to -.11]) relationship between perceived lecturer’s meaning support in learning and academic burnout. This finding proved that the perceived lecturer’s meaning support in learning plays an important role in improving academic self-efficacy for police cadets, in order to reduce the potential of academic burnout experienced during distance learning"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2021
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>