Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 105846 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ela Laelasari
Jakarta: FK dan Ilmu Kesehatan UIN, 2012
363.7 ELA d (1)
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, 2005
551.06 INT
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2001
S6299
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Ririn Safiadi Wahid
"Pelabuhan Merak terletak pada Selat Sunda yang memisahkan Samudra Hindia dan Laut Jawa. Kondisi ini membuat arus laut pada Selat Sunda tinggi dengan kecepatan arus 2,4 knot yang dapat membuat kapal sulit bersandar dan membahayakan struktur dermaga salah satunya fender. Maksud dari tugas akhir ini adalah menghitung gaya fender akibat arus sehingga mendapatkan spesifikasi fender yang sesuai serta memberikan solusi olah gerak kapal agar waktu pelayanan kapal satu jam pada Pelabuhan Merak terpenuhi.
Tugas akhir ini dilakukan dengan pengambilan data primer dan data sek:under. Data primer didapat dengan cara observasi lapangan seperti berlayar dari Pelabuhan Merak menuju Pelabuhan Bakauheni dan sebaliknya untuk melakukan pengamatan di anjungan kapal untuk mengetahui data Global Positioning System (GPS), kondisi kapal berlayar, dan kondisi kapal sandar dan tolak menuju dan dari pelabuhan, melakukan pengukuran dermaga, dan melakukan wawancara. Sedangkan data sekunder yang didapat yaitu data arus serta pasang surut suralaya, data fasilitas pelabuhan dan data kapal. Data primer dan sekunder ini kemudian diolah yang hasil perhitungannya digunakan untuk dibandingkan dengan kondisi yang ada pada Pelabuhan Merak saat ini.

Port of Merak is located in Sunda Strait that separate Indian Ocean and Java Sea. These condition make sea current in Sunda Strait becomes high with maximmn speed 2,4 knots which can make ship difficult and dangerous to pier structure especially fender. The purpose of this final project is to calculate force due to current to get appropriate specification of fenders and provide solution of ship maneuvering to get one hour services at port of merak fulfilled.
The final project is accomplished by taking primary and secondary data. Primary data was obtained by field observation as sailing from Port of Merak to Port of Bakauheni and vice versa to do observation in the Bridge of Ship to collect data from Global Positioning System (GPS), condition of the ship sailed, and the condition of the ship approach and departure to and from the port, taking measurement in dock and conduct interviews. While secondary data was obtained are sea current data, tidal of Suralaya, port facilities and ship data. The primary and secondary data will be processed that the result of calculation is used to be compared with the condition that existed in Port of Merak today.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2011
S53412
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Syamsurizal
Jakarta: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1982
S33226
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2021
930.1 DAR
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Hidayatul Astar
"Penelitian ini merupakan kajian variasi bahasa Melayu di Riau Daratan dan di Riau Kepulauan. Kajian ini bersifat komparatif, membandingkan bahasa Melayu di dua wilayah Riau tersebut. Yang dibandingkan adalah perbedaan etimon dan realisasi vokal dan konsonan pada suku kata pertama dan kedua. Bahasa Melayu yang dibandingkan itu terdapat di i S daerah pengamatan, 9 di Riau Daratan dan 9 di Riau Kepulauan.
Hasil kajian ini membuktikan bahwa bahasa Melayu di Riau Daratan lebih variatif daripada bahasa Melayu di Riau Kepulaun. Buktinya adalah banyak glos yang memiliki etimon lebih banyak di Riau Daratan daripada di Riau Kepulauan. Di samping itu, realisasi vokal dan konsonan, juga menunjukkan ada kecenderungan lebih bervariasi bahasa Melayu di Riau Daratan. Kebervariasian bahasa Melayu di Riau Daratan itu disebabkan oleh kemungkinan adanya pengaruh atau unsur pinjaman dari bahasa lain, antara lain, bahasa Minangkabau, Jawa, dan Sunda. Ada penanda khas antara bahasa Melayu di Riau Daratan dan di Riau Kepulauan. Penanda itu, antara lain, adanya etimon bahasa lain lebih banyak di Riau Daratan daripada di Riau Kepulauan, bunyi vokal tengah swa terdapat di Riau Kepulauan, dan realisasi konsonan [t] di Riau Kepulauan dan [k] atau [?] di Riau Daratan pada akhir berian glos tertentu.

This research is a study of the variation of Malay language in the Riau Land and the Islands of Riau. This is a comparative study, to compare Malay language in two regions of Riau. This study compares the difference of etimon and the vowel and consonant realization on the first and second syllable. On the Malay language, there are eighteen research point area, nine of them are in the Riau Land and the rest are in the Islands of Riau.
The result finding proves that Malay language in are more variation than the Malaya language in the Islands of Riau. The evident show that there many gloss with more etimons in the Riau Land morever, the realization of vowel and consonant, show that the Malay language in the Riau Land has tend to have more variations. The variations from other languages such as the influence of, Minangkabau, Javanese, and Sundanese. There is a special sign between the Malay language in Riau Land and the Islands of Riau. One of signs is that there are more etimons of other languages in Riau Land than in the Islands of Riau. In the Islands of Riau there are the sound of middle vowel swa and the consonant realization [t] and [k] or [?] in the Riau Land on the second on the syllable of the certain given gloss."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2007
T17241
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fathiri Mulki
"Tesis ini menjelaskan mengenai implikasi reformasi kebijakan sektor kehutanan yang diterapkan oleh pemerintah Indonesia karena adanya dorongan dari lembaga keuangan multilateral, IMF (International Monetary Fund) agar pemerintah Indonesia melakukan liberalisasi sektor kehutanan, terutama alur perdagangan kayu bulat produksi hutan Indonesia. Ruang lingkup pembahasan dari penelitian ini akan mencakup pembahasan mengenai kebijakan IMF dalam merumuskan program penyesuaian struktural (SAP, Structural Adjustment Programme) sektor kehutanan Indonesia. Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah untuk mengetahui implikasi apakah yang kemudian timbul dari reformasi kebijakan pengelolaan sektor kehutanan Indonesia tersebut.
Tesis ini diawali dengan menjelaskan gambaran umum mengenai sejarah kebijakan pengelolaan hutan Indonesia sejak masa pemerintahan kolonial Belanda hingga masa pemerintahan Orde Baru. Tesis ini juga menjelaskan mengenai latar belakang keterlibatan IMF dalam isu lingkungan global hingga akhirnya merumuskan kebijakan-kebijakan yang berkaitan dengan isu lingkungan sebagai prasayarat pencairan dana pinjaman bagi negara-negara debitor.
Periodisasi penelitian ini dimulai pada tahun 1998 hingga tahun 2001, yakni pada saat sektor kehutanan Indonesia berada dalam program penyesuaian struktural IMF. Dalam menjelaskan implikasi kebijakan SAP IMF terhadap kerusakan hutan Indonesia, penulis menggunakan konsep Sustainable Development yang digagas oleh Komisi Bruntland sejak tahun 1983 dan konsep Aktor Organisasi Internasional yang dikemukakan oleh Gareth Porter dan Janet Welsh Brown.
Kedua konsep ini menunjukkan bahwa terjadi pertentangan dalam memaknai pembangunan ekonomi di sebuah negara. Konsep sustainable development menempatkan pembangunan ekonomi sejajar dengan kelestarian lingkungan,sedangkan konsep aktor organisasi internasional memiliki power untuk memaksa suatu negara untuk menerapkan kebijakan pembangunan ekonomi yang dibuat aktor organisasi internasional tersebut, meskipun kebijakan tersebut berdampak negatif bagi sektor lingkungan di negara tersebut.
Penulis menggunakan metode penelitian deskriptif untuk menggambarkan implikasi kebijakan penyesuaian struktural IMF terhadap proses pengrusakan sektor kehutanan Indonesia. Data yang digunakan berupa data sekunder yang telah dipublikasikan, seperti buku, jurnal, dokumen, artikel, media cetak, dan juga laporan data statistik yang telah dikumpulkan dari penelitian terdahulu maupun laporan yang diberikan oleh instansi pemerintah atau organisasi resmi lainnya yang relevan dengan penelitian yang akan disusun.
Data sekunder ini diperoleh baik melalui perpustakaan umum, instansi pemerintah, media cetak maupun elektronik, koleksi pribadi penulis, situs internet, dan sebagainya. Metode analisis data yang akan digunakan oleh peneliti adalah metode analisis data kuantitatif yang kemudian akan dianalisa lebih lanjut untuk melihat bagaimana hasil interpretasi pengolahan data.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa kebijakan program penyesuaian struktural sektor kehutanan Indonesia yang diusung oleh IMF, terutama liberalisasi perdagangan kayu bulat produksi hutan Indonesia, berimplikasi negatif bagi keberadaan hutan alam Indonesia. Asumsi awal IMF agar harga kayu Indonesia dapat bersaing di pasar internasional serta untuk mengefisienkan penggunaan bahan baku kayu tidak terbukti. Yang terjadi justru tingkat kerusakan hutan (deforestasi) yang meningkat secara siginifikan pada saat kebijakan tersebut dilaksanakan.

This thesis explains about the implication of reformation in forestry policy that implemented by Indonesian government under the conditions set by IMF to liberalize forestry sector in Indonesia, especially in log trading. Analysis in this study include the IMF's policy in formulating the Structural Adjustment Program (SAP) in forestry sector. The purpose of this thesis is to describe the implications from that policy reformation.
The thesis beginning from the history of Indonesian forestry management policy since colonial government period until Orde Baru government. This thesis also explains the historical background of IMF concern on global environmental issues to formulate policies that related to environmental issues as conditions of loan disbursement to debtor countries. This study examines the forestry sector of Indonesia under the SAP during 1998-2001.
Analysis in this study uses Sustainable Development concept that has been initiated by Bruntland Commission since 1983 and the concept of international organizations as actors developed by Gareth Porter and Janet Welsh Brown. Both concepts show that there is disagreement in defining the economic development in the country. Sustainable Development concept puts economic development equally environmental reservation, meanwhile in the second concept, the international organizations has power to encourage state to implement their economic development policy, even though their policy has negative impact to the environment.
The study uses descriptive research method to describe the implications of IMF?s SAP to the deforestation in Indonesia. Analysis in this study based on published secondary data such as books, journals, documents, articles, news paper, and statistics data collected from previous study or official reports. This thesis uses quantitative data analysis approach in collecting, processing and interpreting the data.
The result of this study shows that the IMF?s SAP in forestry sector, especially the liberalization of log trading in Indonesia, has increased deforestation level in this country. The objectives of that policy initially were to increase the price competitiveness of Indonesian log in international market and to reduce the uses of log. in fact, both objective were not achieved and on the contrary has caused the level of deforestation in Indonesia getting worse."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2007
T22913
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>