Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 142479 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Mohammad Nuryazidi
"Islam sebagai sebuah realitas historis, sosiologis, dan kultural, tidak pernah tunggal dan monolitik. Monolitas Islam hanya terdapat pada level Al-Quran; persisnya ketika kitab suci ini berbicara dengan dan dalamnya dirinya sendiri. Tetapi, aktualisasi pesan-pesan Islam bisa terjadi hanya apabila Al-Quran telah ditafsirkan dan diperjelas, tidak saja dengan menggunakan hadis-hadis Nabi Muhammad SAW, melainkan juga dengan ijtihad para ulama, yang sering dipengaruhi konteks sosio-historis, dan kultural tertentu. Ketika intervensi seperti ini terjadi, tidak bisa dihindari muncul berbagai coral: paham, aliran, dan mazhab. Adanya kelompok Islam pinggiran dalam realitas masyarakat tersebut kemudian diangkat oleh media massa. Salah satu media massa yang mengangkat realitas ini adalah majalah Gatra. Majalah Gatra mewadahi realitas mengenai Islam pinggiran dalam artikel pemberitaannya. Realitas tentang adanya kelompok Islam pinggiran yang ada dalam masyarakat diangkat oleh majalah Gatra dengan menggunakan frame tertentu. Ada interaksi berbagai kepentingan, nilai-nilai, dan latar belakang dalam proses seleksi terhadap realitas tentang kelompok Islam pinggiran Kepentingan, nilai-nilai, dan ideologi sebuah media massa kemudian akan menentukan bagaimana realitas itu akan disajikan kepada khalayak-nya. Berdasarkan temuan penelitian, terlihat Gatra mengangkat realitas kelompok Islam pinggiran sebagai fakla yang hidup di tengah masyarakat. Kelompok Islam Pingsan adalah fakta orpnis yang hidup dan sudah menjadi bagian dari masyarakat. Stabil pandang yang dipakai adalah quint pandang kelompok Islam pinggiran itu sendiri. Gatra menggambarkan kelompok Islam pinggiran sebagaimana kelompok Islam pinggiran itu sendiri digambarkan. Namun, apa yang dilakukan oleh Gatra hanya sebatas mendeskripsikan tentang kelompok Islam pinggiran Gatra tidak mempunyai otoritas untuk memberikan judgement terhadap keberadaan kelompok Islam pinggiran. Otoritas formal dan legal hanya dimiliki oleh lembaga. keagamaan, dalam konteks Islam dan Indonesia, otoritas itu dimiliki oleh Majelis Ulama Indonesia, Gatra sebagai media massa hanya bisa. mencerminkan realitas tentang kelompok Islam pinggiran."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2004
S4199
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Rina Puspitasari
"Skripsi ini membahas representasi Islam pada suatu media, dalam hal ini, pada dua artikel berita pada Situs Jurnal Perempuan dengan analisis wacana kritis (AWK). Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode penelitian kualitatif dengan desain deskriptif dan metode AWK Norman Fairclough yang menitikberatkan analisis pada teks, praktik wacana, dan praktik sosiokultural. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat penggambaran yang negatif dan tidak benar (misrepresentasi) terhadap Islam, yakni terdapat distorsi dalam pemberitaan tentang Islam oleh media tersebut. Dengan demikian, disarankan bahwa dalam memberi pemberitaan, media seharusnya jujur, seimbang, netral, serta memihak kepada kebenaran.

This thesis discusses representation of Islam in a media, specifically in some news articles on website of Jurnal Perempuan with critical discourse analysis (CDA). This research uses qualitative research method with descriptive design and method of CDA by Norman Fairclough. There is misrepresentation of Islam in the result of the research. There is distortion in that news articles. So, there is advice: news on each media, need the honesty, the balance, the neutral, also the right."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2011
S104
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Rianne Kartikasari Subijanto
"Semenjak peristiwa serangan pada dua gedung kembar tertinggi di dunia, World Trade Center di Manhattan, New York, dan gedung Pentagon pada tanggal I1 September 2001, berita mengenai Islam dan ajaran-ajarannya semakin banyak memenuhi halaman-halaman media cetak dan juga menjadi pembicaraan utama di media-media elektronik. Islam menjadi penting untuk dibahas dan dibicarakan salah satunya karena para tersangka pelaku penyerangan merupakan orang Islam. Apalagi penyerangan tersebut seringkali diberitakan terkait dengan salah satu ajaran agama Islam, yaitu Jihad. Pembicaraan Islam dalam media menjadi menarik untuk dikritisi dengan adanya teori Orientalisme Edward Said (1978). Dalam Orientalisme, Said mengatakan bahwa Islam selama bertahun-tahun direpresentasikan secara negatif, diidentitaskan sebagai the other of us (Barat) dan dikonstruksikan memiliki hubungan yang tidak setara, yaitu sebagai kelompok yang membahayakan, harus direpresentasikan, dan dididik. Dengan didasarkan pada konsep wacana yang dikembangkan Foucault, Said menjelaskan bahwa kelompok yang berwenang merepresentasikan Islam ini, dalam hai ini Barat, mempertahankan kekuasaannya atas Islam dengan menciptakan wacana publik yang dominan. Dengan alasan di atas, penelitian ini membandingkan dan menganalisis sistem representasi Islam dalam media Barat seputar tragedi 11 September 2001. Korpus penelitian diambil dari sebuah media berbahasa Inggris yang sudah mapan, yaitu TIME. Data, yaitu dua buah artikel, diambil dari TIME edisi dua bulan sebelum tragedi 11 September 2001 dan edisi dua bulan sesudah tragedi tersebut. Data kemudian dianalisis dengan menggunakan metode Analisis Wacana Kritis Norman Fairclough, sebuah pendekatan yang memungkinkan peneliti untuk menyelami ideologi yang terpendam dalam teks. Hasil penelitian menunjukkan bahwa telah terjadi perubahan sistem representasi Islam oleh TIME di dalam dua artikelnya. Pada artikel edisi sebelum tragedi 11 September 2001, Islam direpresentasikan sebagai kelompok radikal yang membahayakan dan melakukan kegiatan kriminal atas nama agama, diidentitaskan sebagai `mereka' dan dikonstruksikan memiliki hubungan yang tidak setara dengan `kami', Barat. Namun, pada artikel TIME edisi sesudah tragedi 11 September 2001, Islam direpresentasikan memiliki dua pandangan yang kontras, yaitu Islam moderat dan Islam ekstrimis. Islam moderat direpresentasikan sebagai kelompok yang memiliki kehidupan `normal' dan modern, dikonstruksikan identitas dan hubungannya sebagai bagian dari `kami', Barat. Sebaliknya, Islam ekstrimis tetap memiliki karakteristik yang sama dengan kelompok radikal yang direpresentasikan dalam artikel sebelum tragedi 11 September 2001. Sebagai kesimpulan, dalam artikel TIME edisi sesudah tragedi 11 September 2001, TIME memberitakan Islam dengan lebih obyektif dengan melihat sisi lain dari Islam yang tidak sama dengan radikalisme yang selama ini menjadi fokus perhatian pemberitaannya."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2004
S14031
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Era Media Informasi, 2014
320 GATRA
Majalah, Jurnal, Buletin  Universitas Indonesia Library
cover
Anis Maharani
"Buletin berita kriminal menjadi program andalan di stasiun-stasiun televisi swasta di Indonesia. Produksi berita kriminal secara massal membuat media membutuhkan aliran informasi terus-menerus dari sumber yang kredibel dalam menangani masalah kriminalitas. Dari sinilah timbul kerja sama media dan kepolisian untuk memproduksi berita 'criminal. Penelitian ini berusaha melihat proses produksi berita kriminal menghasilkan representasi polisi jagoan yang selalu berhasil menangani kasus-kasus kejahatan dalam program buletin berita kriminal di stasiun-stasiun televisi swasta di Indonesia. Teori yang digunakan untuk melihat bagaimana proses konstruksi dan interaksi agen-agen dalam struktur pemberitaan kriminal adalah Teori Social Construction of Reality yang dikemukakan oleh Peter L. Berger dan Thomas Luckmann. Sedanglcan untuk melihat interaksi antaragen digunakan Teori Strukturasi yang dikemukakan oleh Anthony Giddens. Metode penelitian yang digunakan adalah Critical Discourse Analysis yang dikemukakan oleh Norman Fairclough. Dengan menggunakan kerangka CDA, analisis penelitian ini dibagi menjadi tiga level, yaitu teks, discourse practice dan sociocultural practice. Untuk menganalisis level teks, digunakan perangkat framing milik Gamson dan Modigliani. Temuan penelitian ini menunjukkan bahwa posisi polisi yang superior dalam masyarakat Indonesia juga menempatkannya di posisi dominan dalam struktur pemberitaan }criminal. Sedangkan posisi media yang berfungsi sebagai pemberi informasi kepada publik, dalam interaksinya dengan polisi memiliki peran yang lemah karena media sangat tergantung pada informasi kepolisian untuk memberitakan insiden-insiden 'criminal. Rasa ingin tahu masyarakat terhadap penanganan masalah-masalah kriminalitas yang berkaitan langsung dengan kehidupan mereka diekspos media semata-mata demi kepentingan meraih keuntwigan dengan mengklaim bahwa mereka berusaha menjalankan fungsi sebagai pemberi informasi. Dengan mengetahui proses produksi berita 'criminal, masyarakat bisa menilai bahwa kualitas dan orientasi pemberitaan masalah kriminalitas tidak lagi didasarkan pada fakta dan fungsi media massa sebagai pemberi informasi. Dalam pemberitaan kasus-kasus kejahatan dalam program Sergap —sebagai objek kajian penelitian ini— telah terjadi pertarungan kepentingan antaragen yang berperan dalam proses produksi berita 'criminal. Agen yang dominan, yaitu polisi berpotensi untuk mengatur pemberitaan agar tidak merugikan citra lembaga tersebut. "
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2004
S4234
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anantya
"Penelitian ini merupakan critical discourse analisis tentang representasi penampilan remaja putri dalam majalah berlisensi asing. Studi in dilatarbelakangi oleh menjamurnya-majalah-majalah perempuan berlisensi asing dalam pasar media beberapa tahun belakangan ini. Masing-masing majalah menawarkan representasi penampilan perempuan yang 'berbeda' dari pakem yang selama ini sudah dibentuk oleh majalahmajalah wanita lokal. Untuk itu, penelitian ini dimaksudkan untuk memberikan gambaran mengenai penampilan perempuan, khususnya remaja, dalam majalah berlisensi asing dengan mengambil studi kasus majalah Seventeen. Peneliti berusaha untuk menjawab dua pertanyaan utama, yaitu (1) Bagaimanakah majalah Seventeen edisi Indonesia merepresentasikan penampilan remaja perempuan dalam majalahnya? (2) Landasan ideologis yang bagaimanakah yang melatar belakangi representasi penampilan penampilan remaja perempuan dalam majalah Seventeen edisi Indonesia? Peneliti berusaha untuk melihat permasalahn dari sisi ideologi kapitalistik melalui pendekatan ekonomi politik serta memandang gejala representasi penampilan remaja melalui model Shoemaker dan Reese mengenai isi media. Pengumpulan data pada penelitian multidimensional ini dilakukan sesuai pemikiran Fairclough, untuk melihat wacana dan perubahan sosial yang terjadi dalam masyarakat. Analisis dilakukan dalam tiga level, yaitu analisis teks, discourse practice dan sosiocultural. Untuk menganalisis wacana, digunakan metode framing analisis dengan model Gamson dan Modigliani. Model ini dipergunakan karena artikel yang diteliti dalam jenjang teks berbentuk feature. Untuk jenjang discourse practice, data diperoleh melalui wawancara mpendalam dengan wakil pemimpin redaksi dan sumber-sumber sekunder. Sedang untuk jenjang sociocultural practice, data diperoleh melalui studi literatur. Penelitian dilakukan pada delapan issue Seventeen edisi tahun 2001-2002. Berdasar basil analisis yang diperoleh, meskipun ideologi yang ditawarkan oleh Seventeen tergolong ideologi dalam dunia majalah remaja di Indonesia yang mengetengahkan bahwa remaja tidak perlu mengikuti tuntutan masyarakat untuk menjadi cantik. Namun pada kenyataannya, kebiasaan pekerja media, kebijakan perusahaan dan tuntutan komersialisasi majalah (Seventeen) sebagai sebuah industri pers tak dapat dihindari. Hal-hal tersebut ternyata mempengaruhi bentuk isi majalah yang ternyata masih menampilkan penampilan remaja yang serupa dengan tampilan remaja pada majlah-majalah remaja lokal yang sudah ada sebelumnya. Sebagai sebuah institusi bisnis, Seventeen juga hares mengejar keuntungan dan untuk memenithi tuntutan kapital, Seventeen 'terpaksa sedikit berbelok' dan mengikuti arus mainstream majalah remaja yang sudah ada di Indonesia. Dengan masih cenderung menampilkan representasi penampilari remaja yang mementingkan segi fisik dan mengikuti standar penampilan (kecantikan) yang ditentukan oleh budaya kapitalis. Dalam hal ini idealisme Seventeen pada akhirnya tampak melunakkan diri terhadap kebutuhan dan tuntutan pasar."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2002
S4271
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan pemahaman yang jelas dan menyeluruh mengenai representasi aktor perempuan di dalam wacana berita surat kabar...."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Atin Parihatin
"Latar belakang dilakukannya penelitian ini adalah keingintahuan penulis bagaimana sebuah majalah perempuan Islam merepresentasikan peran dan kedudukan seorang perempuan Islam. Selama ini pendapat yang berkembang, menjadikan agama sebagai salah satu faktor di balik ketimpangan relasi gender yang dialami seorang perempuan. Sebagai bagian yang besar dalam ummat, mestinya perempuan menjadi aset berharga bagi kelangsungan kebangkitan Islam. Tujuan penelitian ini adalah bagaimana Ummi menerjemahkan kedudukan dan peran perempuan Islam dan ideologi apa yang mempengaruhinya Kerangka pemikiran yang digunakan dalam penelitian ini antara lain berupa realitas bahwa media memiliki fungsi yang signifikan dalam masyarakat sebagai sumber dominan bagi masyarakat untuk memperoleh tidak hanya gambaran, melainkan juga citra realitas sosial. Penulis juga menyoroti faktor-faktor yang mempengaruhi isi media untuk melihat bagaimana proses yang terjadi, sehingga Ummi menghasilkan wacana mengenai peran dan kedudukan perempuan Islam sedemikian rupa. Metode yang digunakan adalah analisis isi kualitatif dan analisis wacana. Analisis isi kualitatif diarahkan untuk menjawab pertanyaan yang pertama dan analisis wacana ditujukan untuk menjawab pertanyaan yang kedua. Berkaitan dengan tujuan pertama, hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Majalah Ummi merepresentasikan peran perempuan Islam dalam dua kerangka besar, yaitu peran perempuan di ruang domestik meliputi perannya sebagai ibu dan istri, dan perannya di ruang domestik sebagai pelaku dakwah (da'i) di masyarakat. Sementara dalam kedudukannya dalam Islam, terepresentasikan dengan melihat bagaimana Ummi menerjemahkan konsep kepemimpinan laki-laki. Penulis sendiri kemudian menemukan turunan dari tiga kerangka besar itu menjadi frame-frame turunan yang menunjukkan ibu, istri, da'i macam apa yang dikonstruksikan oleh Majalah Omni. Berkaitan dengan tujuan kedua, dapat disimpulkan bahwa nilai-nilai yang mengarah pada ideologi revivalisme Islam yang relatif tampak menonjol. Secara rinci, indikasi-indikasi tersebut muncul pada dalam analisis praktek wacana dan praktek sosial budaya. Kedua analisis tersebut menunjukkan bahwa majalah Ummi lahir dengan dilandasi misi berdakwah kepada masyarakat, untuk merepresentasikan nilai-nilai ajaran Islam dengan merujuk kepada kemurnian Al Quran dan Sunnah, dengan pendekatan pada kondisi dan realitas yang ada namun tetap menjadikan kehidupan Nabi SAW, sahabat, tabi'in, dan salafussalih sebagai teladan. Dalam analisa ini terbaca bahwa Ummi memiliki keyakinan bahwa Islam memberikan posisi dan kedudukan yang mulia pada seorang perempuan, meliputi apapun peran yang dijalaninya. Kemunculan Majalah Ummi seiring dengan bergeliatnya pergerakan kebangkitan Islam di Indonesia pada akhir kekuasaan Orba sebagai sebuah unintended consequences dan perubahan kebijakan pemerintahan Soeharto. Temuan-temuan dalam penelitian ini, menekankan arti penting penafsiran ajaran agama dengan kesesuaian konteks dan realita sehingga tidak menghasilkan bias yang merugikan salah satu bagian masyarakat yang mestinya mendapatkan apa yang semestinya mereka miliki."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2004
S4242
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tony Hotland
"Gerbang abad 21 telah terbuka dan dibaliknya kita pun menemukan
satuan-satuan kecil pola budaya yang sedikit banyak terfragmentasi, terkontaminasi,
tersegmentasi dalam upaya mereka mendefinisikan diri, atau lebih tepatnya mencari
idertitas di r" yang mulai tercabik-cabik dibalik hebohnya globalisasi, intemasionalisasi
ataL:pun universalisasi, yang tidak hanya membentuk seouah desa global tetapi juga
mar1usia global dengan kesadaran global. Maka, semua kriteria kebudayaanpun terserap
yanu juga mempengaruhi hal-hal yang terkesan sepele seperti aQa itu cinta, keindahan,
kecantikan atau ketampanan yang universal.
Per:~elitian ini berusaha melihat bagaimana sebuah majalah pria
menbingkai maskulinitas. Unit analisa yang dia bil adalah majalah Men's Health edisi
Januari sampai Juli 2002. Unt k melakukan hal tersebut, dilakukan dengan analisa
diskursus kritis (Critical Discourse· Analysis). Analisa model ini berusaha melihat
keterkaitan antara tiga level yaitu level teks, discourse practice (produksi dan konsumsi
meciia) dan level sociocultural practice.
Dalam menganalisa isi media, banyak faktor yang terkait didalamnya.
Fakto;-faktor tersebut berkisar da;i faktor pekerja media sebagai lr.dividu, f
orga~nisas i, faktor rutini~as media, faktor dari luar media, sampai ke faktor ideologi. Posisi
mecia yang tidak C:iapat dihindarkan sebagai i nsi:i~usi bisnis pun ikut mempengaruhi isi
medianya.
Analisa yang dilakukan pada level teks menghasilkan 4 buah bingkai
maskulinitas yaitu bingkai seksi dan berotot, bingkai Don Juan, bingkai kesehatan dan
bingkai bisnis.
Analisa discourse practice melihat hubungan antara teks dan proses
proc uksi konsumsi media. Status majalah Men's Health sebagai media waralaba
mempengaruhi proses produksi isi media karena 60 persen edisi lokal merupakan
adaptasi dari edisi internasional yang di'lokal'kan dengan menambahkan sumber-sumber
loka;: Oari analisa ini terlihat bahwa faktor organisasi, audiens, pengiklan dan ideologi
media ikut mempengaruhi isi media. Faktor-faktor tersebut mempengaruhi isi media
dennan caranya sendiri sehingga menghasilkan sebuah edisi majalah Men's Health Komodifikasi yang terjadi dalam majalah Men's Health meliputi komodifikasi
isi, audiens dan pekerja media. Dengan analisa ekonomi politik media (komodifikasi) ini,
terlihat posisi Men's Health sebagai sebuah institusi bisnis yang memperhitungkan
keuntungan yang akan didapat ketika mempersiapkan dan meram!.! sebuah edisi maja!ah.
Kapitalisme global mendapatkan keuntungan dari tampilan laki-laki seperti yang ada di
majalah Men's Health melalui ekspansi produk-produk bermerk internasional dan sirkulasi
yan!J meningkat diberbagai negara.
Analisa socio cultural dikaitkan dengan situasi kapitalisme media Indonesia,
konstruksi gender, budaya fetishisme dan narsisme dalam masyarakat. Kapitalisme
industri mengakibatkan komoditas pemujaan tubuh menjadi salah satu sarana
menghasilkan dan melipatgandakan kapital. Konstruksi gender menghasilkan konsep
feminin dan maskulin, yang kemudian tumbuh menjadi stereotip dalam masyarakat.
Konstruksi maskulinitas terjadi sejak dini melalui sosialisasi dari berbagai pihak dan
menjadi tuntutan sebuah budaya dari para laki-lakinya.
Fetishisme aan narsisme, yang memfokuskan pada bentuk dan penampilan
fisik juga menjadi faktor hadimya maskulinitas dala masyarakat dan timbulnya
kom.odifikasi maskulinitas. Media serta medium lainnya secara sadar ataupun tidak telah
ikut mengkampanyekan wacana p~mujaan tubuh ini sehingga memberikan perasaan tidak
nyaman bagi populash.mengenai penampilan dan perannya dalam masyarakat.
Dalam konteks globalisasi, dimana batasan waktu dan tempat semakin
teratasi, dunia tumbuh menjadi sebuah desa global. Media-media pun kini melakukan
ekspansi ke seluruh penjuru dunia dan ikut menyebarkan budaya dan nilainya sendiri yang
dibc:wa dari tempat ia berasal. Maskulinitas dalam majalah Men'S Health juga dilihat
sebagai sebuah ekspansi budaya dari Amerika Serikat. Konsekuensinya adalah bahwa
media tidak semata dilihat sebagai respo dari l
kek11atan untuk membentuk masyarakat"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2002
S4064
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
A. Yusdianti Tenriawali
"Penelitian ini membahas tentang representasi korban kekerasan dalam teks berita daring Tribun Timur. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengidentifikasi bentuk strategi wacana yang digunakan wartawan dalam memosisikan korban kekerasan dalam teks berita pada situs Makassar.tribunnews.com. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan menggunakan metode deskriptif. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan analisis wacana kritis. Sumber data dalam penelitian ini adalah teks berita kekerasan dalam situs berita daring Tribun Timur dengan data berupa teks berita yang dianggap merepresentasikan korban kekerasan. Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan teknik dokumentasi dan teknik catat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bentuk kebahasaan berita adalah kata yang mengandung strategi wacana inklusi berupa strategi wacana nominasi dan identifikasi. Pada teks berita, korban kekerasan laki-laki cenderung ditampilkan dengan strategi nominasi yang menampilkan korban dengan apa adanya. Namun untuk korban kekerasan perempuan terlihat cenderung ditampilkan dengan strategi identifikasi yang menampilkan korban sebagai pihak yang tidak berdaya. Korban laki-laki dalam teks berita daring Tribun Timur cenderung lebih dilindungi dibandingkan korban perempuan. hal tersebut dapat mengindikasikan bahwa wartawan Tribun Timur masih cenderung menganut ideologi patriarki.

This study discussedabout the representation victims of violence in the online news textofTribun Timur online news. The purpose of this study wasidentifingthe form of discourse strategies which was used by journalists topositionedthevictims of violence in the news text on Makassar.tribunnews.com site. This research wasqualitative research by using descriptive method. this research usedcritical discourse analysis approach. Sources of the data in this study was taken from thetext of violence news-thatrepresentedthe victims of violence-which had written in the online news site Tribun Timur.The data collection in this research were using documentation and record technique. The results showed that the form of news language wasthe word that containedinclusivediscourse strategy such asstrategy of nomination and identification. In the news texts, the nomination strategy appeared in male violance victims as natural while identification strategy appeared in women violence victims as weakness one.e. Male victims,in the online news text,tendedto be more protected than female . It had indicatedthat Tribun Timurjournalists tendedto adherethe ideology of patriarchy."
Ambon: Badan Pengembangan dan Pembinaa Bahasa, 2018
400 JIKKT 6:1 (2018)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>