Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 128903 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Kresna Mutia
"Optimasi uji imunofluoresensi untuk mendeteksi dan membedakan serotipe virus dengue telah dilakukan. Berdasarkan hasil, galur sel Vero76 merupakan sel terbaik untuk visualisasi dengan konsentrasi optimum antibodi primer yaitu 3,5 µg/ml untuk 4G2 (Anti Flavivirus), 3,8 µg/ml untuk 15F3 (Anti DEN1), 4,1 µg/ml untuk 3H5 (Anti DEN2), 4,4 µg/ml untuk 5D4 (Anti DEN3), dan 5,8 µg/ml untuk 1H10 (Anti DEN4), antibodi sekunder FITC sebesar 10 µg/ml, dan 7 µg/ml untuk antibodi dilabel Alexa Fluor. Uji sensitivitas menunjukkan bahwa uji imunofluoresensi mampu mendeteksi virus hingga 10-3 (0,001) plaque forming unit (PFU)/ml. Uji spesifisitas menunjukkan antibodi monoklonal yang diproduksi spesifik terhadap setiap serotipe.

Optimization of immunofluorescence assay (IFA) for detecting and serotyping dengue virus had been done. The results showed that Vero76 cell line was the best cell for visualization, with optimum concentration for primary antibody was 3.5 µg/ml for 4G2 (Anti Flavivirus), 3.8 µg/ml for 15F3 (Anti DEN1), 4.1 µg/ml for 3H5 (Anti DEN2), 4.4 µg/ml for 5D4 (Anti DEN3), and 5.8 µg/ml for 1H10 (Anti DEN4), while for FITC-labelled secondary antibody was 10 µg/ml, and 7 µg/ml for Alexa Fluor-labeled antibody. The sensitivity showed that IFA were able to detect viruses up to 10-3 PFU/ml. The specificity assay demonstrated that the monoclonal antibodies were specific to each serotype."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2011
S824
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Tika Widayanti
"Infeksi dengue DENV adalah penyakit yang diperantarai nyamuk yang manifestasinya dapat mengarah pada dengue hemorrhagic fever DHF dan/atau dengue shock syndrome DSS yang dapat mengakibatkan kematian. Di Indonesia, DHF sudah endemis dan menjadi penyakit yang terjadi sepanjang tahun. Protein non struktural-1 NS1 dari DENV diketahui merupakan biomarker dalam diagnosis dengue karena protein ini bersirkulasi dalam darah selama fase akut penyakit. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan antibodi monoklonal mAb untuk mendeteksi antigen NS1 dari DENV serotipe 3 DENV3. Sel hibridoma penghasil mAb diperoleh dengan memfusikan sel B dari mencit yang diimunisasi dengan antigen NS1 yang diekspresikan pada sel CHO-K1 dengan sel PAI myeloma. Seleksi hibridoma dengan ELISA indirect diperoleh 16 klona yang berpotensi menghasilkan antibodi anti-NS1.
Tujuh klona terbaik dipilih untuk dikarakterisasi dengan metode IFA terhadap antigen rekombinan NS1 dan hasilnya 6 klona positif menunjukkan reaksi sinyal fluoresens. Klona mAb 4-2D, 4-4F, dan 2-7A diuji terhadap protein NS1 native dari DENV1, DENV2, DENV3, dan DENV4, dan ketiga mAb tersebut mampu mengenali secara spesifik protein NS1 dan tidak bereaksi terhadap protein virus yang lain. Terdapat reaktivitas silang dengan 3 serotipe lainnya yang mengindikasikan bahwa mAb yang diujikan mengenali epitop lestari antigen NS1. Analisis prediksi epitop NS1 juga dilakukan secara in silico terhadap beberapa strain DENV lainnya. Namun, studi lebih lanjut mengenai pemetaan epitop dan afinitas pengikatan antigen-antibodi perlu dilakukan untuk menentukan mAb yang paling potensial sebagai bahan baku kit diagnostik.

Dengue DENV is a mosquito borne infection disease which its manifestation can be lead to a lethal dengue hemorrhagic fever DHF and or dengue shock syndrome DSS . In Indonesia, DHF has been endemic and the disease occurs throughout the year. Non structural 1 NS1 protein of DENV is known to be a biomarker in dengue diagnosis since the protein is abundantly circulating in the blood during acute phase of the disease. The aim of this study to develop monoclonal antibodies mAbs derived from DENV3 to detect NS1. Hybridoma mAb producing cells were obtained by fusing B cells from an immunized mice with NS1 antigen expressed on CHO K1 cells, with PAI myeloma cells. Hybridoma selection with indirect ELISA showed 16 clones that could be potentially produce anti NS1 antibodies.
Seven up to sixteen clones were selected to be characterized by IFA against recombinant NS1 antigen and the result showed 6 clones produce fluorescence signals. Clones mAb 4 2D, 4 4F, and 2 7A were tested against native NS1 proteins from DENV1, DENV2, DENV3, and DENV4, and these mAbs were able to recognize specifically NS1 protein and did not react against other viral proteins. There is a cross reactivity within 3 other serotypes which initially indicate that mAbs recognizes the conserved epitopes determinant of the NS1 antigen. Epitopes prediction analysis was also performed in silico against several others DENV strains. However, further studies of epitope mapping and antigen antibody binding affinity are necessary to determine the most potential mAbs for diagnostic tools.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2017
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mamuaya, Bambino Bismara
"Angka kejadian infeksi dengue tinggi di Indonesia, dan Jakarta untuk lebih spesifiknya. Virus dengue terdiri dari 4 serotipe, yang serotipe 1 (DENV-1), 2 (DENV-2), 3 (DENV-3), dan 4 (DENV-4). Sampai saat ini, penanganan infeksi dengue masih mengandalkan diagnosis dini. Meskipun reverse transcription polymerase chain reaction (RT-PCR) masih sebagai baku emas, metode ini cenderung mahal dan sulit untuk dilakukan. Inilah alasan untuk pengembangan berbagai tes cepat, termasuk diantaranya SD Bioline Dengue Duo. Dengan demikian, evaluasi SD BIOLINE Dengue Duo akan bermanfaat dalam dunia klinis. Peneliti menggunakan sampel serum yang diambil dari masyarakat, menguji sampel tersebut menggunakan SD BIOLINE Dengue Duo, dan membandingkannya dengan baku emas [reverse transcription polymerase chain reaction (RT-PCR) dan isolasi virus pada lini sel C6/36)]. Ditemukan bahwa sensitivitas, spesifisitas, NPV, dan PPV SD BIOLINE Dengue Duo untuk mendeteksi demam berdarah serotype campur dan tidak diketahui adalah 100%. Dalam infeksi DENV-4, SD BIOLINE Dengue Duo menunjukkan sensitivitas 60% dan spesifisitas 100%.

Dengue infection incidence remained high in Indonesia, and Jakarta to be more specific. Dengue virus consists of 4 serotypes, which are dengue serotype 1 (DENV-1), 2 (DENV-2), 3 (DENV-3), and 4 (DENV-4). Until now, management of dengue infection still relies on early diagnosis. Although Reverse transcription polymerase chain reaction (RT-PCR) remains as a gold standard diagnostic method, this method is costly and difficult to set up. These issues are the reasons for the development of various rapid tests, including SD Bioline Dengue Duo. Evaluation of SD BIOLINE Dengue Duo would therefore be beneficial in the clinical setting. Researchers used serum sample taken from the community, tested the samples using SD BIOLINE Dengue Duo, and compare it with the gold standard [Reverse Transcription - Polymerase Chain Reaction (RT-PCR) and virus isolation in cell line C6/36)]. It was found that the sensitivity, specificity, NPV, and PPV of SD BIOLINE Dengue Duo for detection of dengue of mixed and unknown serotype were 100%. In infection of DENV-4, SD BIOLINE Dengue Duo showed a sensitivity of 60% and specificity of 100%.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2014
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Annisa Sholiha
"Protein NS3 pada Dengue Virus DENV Serotipe 3 DENV-3 adalah protein nonstruktural yang memiliki berat molekul 72 kDa dan bertanggung jawab dalam siklus replikasi virus dengue. Protein tersebut dapat dijadikan kandidat vaksin rekombinan subunit penyakit Demam Berdarah DBD . Penelitian ini bertujuan untuk validasi hasil kloning gen NS3 DENV-3 ke vektor pYES2/CT sebelumnya, ekspresi dan purifikasi protein rekombinan dari sel Saccharomyces cerevisiae. Uji validitas dengan metode PCR dan analisa sekuensing DNA menunjukkan bahwa gen NS3 DENV-3 pada klon 2 dan 11 memiliki validitas yang tinggi terinsersi pada plasmid pYES2CT >90. Hasil ekspresi transforman Saccharomyces cerevisiae pYES2/CT dengan metode SDS PAGE dan Western Blot menunjukkan adanya pita spesifik berukuran 72 kDA pada sampel 2A dan 8B. Hasil purifikasi sampel yang sudah terverifikasi ekspresinya sampel 2A dengan mekanisme elusi gradien menunjukkan adanya protein spesifik yang terelusi dengan menggunakan elution buffer yang mengandung imidazol konsentrasi 350 mM.

DENV 3 NS3 Protein is a non structural protein with molecular weight approximately around 72 kDA and responsible for replication cycle dengue virus. This protein could be a candidate for subunit recombinant vaccine of Dengue Haemorrhagic Fever DHF. The aims of this study were to validated the previous cloning result of DENV3 NS3 gene into pYES2 CT vector, expressed and purified the recombinant protein from Saccharomyces cerevisiae cells. The result of validity tests with PCR method and DNA sequencing showed NS3 gene in clone 2 and 11 had high validity were inserted on plasmid pYES2 CT 90. The result of the expression in transformant Saccharomyces cerevisiae pYES2 CT with SDS PAGE and Western Blot methods showed there was a specific band with size 72 kDa in clone 2A and 8B. The result of verified clone clone 2A with gradient elution mechanism showed there was a specific protein that was eluted by elution buffer which contained 350 mM imidazole."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2016
S66851
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Genanda Fisabilila
"ABSTRAK
Infeksi virus Dengue DENV masih menjadi masalah kesehatan global. Tingginya angka infeksi dan belum adanya vaksin maupun obat spesifik terhadap virus Dengue meningkatkan risiko kematian yang ditimbulkan. Tanaman Gonystylus bancanus banyak terdapat di wilayah Indonesia yang memiliki efek analgesik, antialergi, antiinflamasi, antibakteri, dan antivirus. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas ekstrak daun Gonystylus bancanus dalam menghambat pertumbuhan virus Dengue serotipe 2 DENV-2 . Penelitian dilakukan secara in vitro menggunakan sel Huh 7.5 yang diinfeksi DENV-2 dengan multiplicity of infection m.o.i 0,5. Sampel penelitian terdiri dari kultur sel terinfeksi DENV-2 sebagai kontrol positif dan kelompok perlakuan dengan ekstrak daun Gonystylus bancanus pada konsentrasi 20 g/mL, 10 g/mL, 5 g/mL, 2,5 g/mL, dan 1,25 g/mL. Aktivitas antivirus dinilai berdasarkan jumlah fokus virus yang terbentuk pada proses immunostaining. Diperoleh hasil bahwa seluruh konsentrasi ekstrak daun Gonystylus bancanus yang diujikan secara signifikan menghambat replikasi DENV-2 p < 0,05 . Aktivitas penghambatan replikasi DENV-2 berbanding lurus dengan konsentrasi uji ekstrak daun Gonystylus bancanus dengan hambatan replikasi tertinggi terjadi pada konsentrasi 20 g/mL yang dapat menekan pertumbuhan virus sebesar 46,10 . Penelitian lebih lanjut dapat dilakukan untuk mengetahui senyawa spesifik pada ekstrak Gonystylus bancanus yang memiliki kemampuan menghambat replikasi DENV-2 maupun fase replikasi DENV-2 yang dihambat.

ABSTRAK
Dengue Virus DENV infection remains a global health problem. Since the high infection rate without any specific vaccine or antiviral yet increase the mortality risk. Gonystylus bancanus plant which widely available in Indonesia having analgesic, antialergic, antiiinflamatory, antibacterial, and antiviral property. This research aims to investigate the leaf extract of Gonystylus bancanus in inhibiting DENV serotipe 2 DENV 2 replication using Huh 7.5 cells infected by DENV 2 with multiplicity of infection m.o.i 0.5 in vitro. Sample of this research consist of DENV 2 infected cell culture as positive control and the treatment groups of Gonystylus bancanus leaf extract given in 20 g mL,10 g mL, 5 g mL, 2,5 g mL, and 1,25 g mL concentration. Antiviral activity was examined based on foci forming unit using immunostaining method. The statistic analysis shows that various concentrations of given Gonystylus bancanus natural extract are significantly inhibit the DENV 2 replication p 0,05 . Inhibitory activity towards the DENV 2 are directly proportional to the concentration of given Gonystylus bancanus leaf extract with maximum inhibition activity in 20 g mL concentration which able to inhibit 46,10 of the viral replication. Further research could be conducted to investigate the specific compounds of Gonystylus bancanus extract which inhibit the DENV 2 replication and the specific replication phase of DENV 2 inhibited by it."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2016
S70333
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Akhmadzhon Fakhriddinov
"Demam Dengue (DD) dan Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit yang tersebar luas. Penelitian ini dilakukan untuk mengembangkan kandidat vaksin dengue nasional berbasis protein sub unit prM/E DEN-4. Protein prM/E adalah kompleks unik yang berperan penting dalam perakitan virus dan modulasi fusi. Penelitian telah dilakukan dengan metode Gateway cloning system untuk menklon gen prM/E dalam plasmid cloning pDONR221 kemudian dilakukan subkloning dan dipindahkan gen prM/E ke dalam plasmid eksperesi pET-55-DEST. Ekspresi protein prM/E dilakukan di dalam E.coli BL21 (DE3) dengan induksi Isoprophyl-β-D-thiogalactopyranoside (IPTG). Pendeteksian poliprotein Gag hasil ekspresi dilakukan dengan metode Sodium Dodecyl Sulphate Polyacrilamide Gel Electrophoresis (SDS-PAGE). Setelah protein prM/E berhasil dideteksi kemudian protein prM/E dipurifikasi dengan menggunakan metode immobilized metal affinity chromatography (IMAC) di bawah kondisi denaturasi. Hasil penelitian yaitu protein prM/E dapat diekspresikan dalam E.coli BL21 (DE3) dengan berat molekul ~75 kDa.

Dengue Fever is an infectious disease caused by one of the four serotypes of dengue virus (DENV). Until now, no licensed vaccines or antivirus is available commercially. Because of that, this research was aimed to develop candidate vaccine dengue based on protein subunit pre-membrane and Envelope (prM/E). Protein prM/E is a unique complex which has important role in virus assembly
and host cell entry. The recombinant protein development was done using Gateway cloning system. This was used to clone the prM/E gene into pDONR221 plasmid. The cloned gene was then transferred into pET-55-DEST expression plasmid. Expression of protein prM/E was perfomed in E. coli BL21 (DE3) with inducer Isoprophyl-β-D-thiogalactopyranoside (IPTG). Sodium Dodecyl Sulphate Polyacrilamide Gel Electrophoresis (SDS-PAGE) method was used to detect the expressed prM/E protein. Upon detection of prM/E protein with SDS-PAGE, the recombinant protein was purified by using immobilized metal affinity chromatography (IMAC) method under denature condition. Using these methods, the prM/E protein was successfully expressed in E.coli BL21 (DE3) with a molecular weight ~75 kDa."
Universitas Indonesia, 2016
S62059
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
R. Indah Kendarsari
"Penelitian dengue secara in vitro banyak dilakukan untuk mengetahui mekanisme pasti patogenesis infeksi degue. Namun, sedikitnya informasi mengenai karakter pertumbuhan virus dengue pada galur sel model menjadi salah satu faktor pembatas. Karakterisasi pertumbuhan kinetik dilakukan untuk mengetahui dengan melihat karakter pertumbuhan kinetik virus dengue pada galur sel C6/36, Vero76, MDCK, 293, HepG2, dan A549. Parameter pertumbuhan virus dengue pada tiap sel diketahui dengan melihat kecepatan replikasi, ekspresi protein NS1, dan deteksi genom virus dengue. Hasil uji kinetik menunjukkan adanya perbedaan profil pertumbuhan tiap serotipe virus dengue pada tiap galur sel, dengan pertumbuhan relatif lebih tinggi pada sel A549 dibandingkan dengan galur sel lainnya. Hasil uji ELISA menunjukkan ekspresi protein NS1 pada sel A549 meningkat seiring peningkatan titer virus. Keberadaan RNA genom virus dengue pada sel A549 dikonfirmasi menggunakan RT-PCR. Dengan demikian, keseluruhan hasil penelitian ini menunjukkan virus dengue mampu tumbuh dengan baik pada galur sel A549, sehingga dapat digunakan sebagai galur sel mamalia alternatif untuk propagasi dan penelitian infeksi virus dengue lebih lanjut.

In vitro dengue research has been routinely used to study the pathogenesis of dengue infection. The little information about the growth characteristics of dengue viruses in various cell lines model has become the limiting factor of dengue research. Dengue virus growth characterization was conducted to determine the growth kinetics of dengue viruses in several cell lines i.e. in C6/36, Vero76, MDCK, 293, HepG2, and A549 cell lines. Growth characteristics of dengue virus in each cell were measured by looking at the rate of replication, NS1 protein expression, and detection of dengue virus genome. The replication kinetic assay indicated the difference growth characteristics of each serotype of dengue virus in each cell line, with the relatively higher growth was observed in A549 cell line compared to other cell lines. ELISA result showed an increased expression of NS1 protein in A549 cell in parallel with increasing viral titer. The presence of dengue virus RNA genome in A549 cells was confirmed using RTPCR assay. This study observed the ability of dengue viruses to grow well in A549 cell line and this cell line could be used as an alternative mammalian cell line for propagation and further study of dengue virus infection."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2011
S1404
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Fadila Asmaniar
"Dalam beberapa tahun terakhir, Demam Berdarah Dengue (DBD) telah menjadi isu utama di antara masalah kesehatan di seluruh dunia. DBD adalah infeksi nyamuk yang bermanifestasi dalam berat penyakit seperti flu, dan mungkin berkembang menjadi komplikasi yang berpotensi mematikan yang disebut Dengue Syok Syndrome. Dengue sering ditemukan di daerah tropis dan sub-tropis di seluruh dunia, terutama di daerah perkotaan dan semi-perkotaan. Dalam konkordansi untuk metode diagnostik dan pengembangan vaksin, variasi genetik terjadi. Di sini dianalisis genom 2 DENV menggunakan perangkat lunak Gentyx dalam rangka untuk mencari tahu apa genotipe dari DENV 2 serotipe.
Penelitian ini mengambil desain studi cross sectional di Jakarta 2010. Sampel diambil dari pasien DBD yang serum diuji dengan RT-PCR sebagai standar emas untuk mengkonfirmasi apakah pasien menderita DBD atau tidak. Sampel populasi dicurigai pasien DBD dari 5 kota di Jakarta dengan usia mereka mulai dari 14 sampai 60 tahun.
Penelitian ini dilakukan untuk mengevaluasi karakteristik pasien dengue dan genotipe virus dengue. Selain itu, kami merancang primer untuk memperkuat dan mensekuens genom virus dengue galur Indonesia.
Hasilnya menunjukkan bahwa perempuan memiliki jumlah yang sedikit lebih tinggi dibandingkan laki-laki dengan DBD telah dikonfirmasi. DENV 2 ditemukan menjadi serotipe yang paling beredar di Jakarta. Selanjutnya, 14 sampai 20 tahun adalah kelompok paling dominan di antara semua kelompok umur. Disarankan untuk melakukan penelitian lebih dari DENV 2 di Indonesia yang menggunakan cakupan yang lebih luas dari provinsi dan angka sampel yang lebih banyak.

In the past few years, Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) has been a major issue among the worldwide health problems. DHF is a mosquito-borne infection that manifests in severe flu-like illness, and it might progress to a complication potentially leading to mortality termed as Dengue Shock Syndrome. Dengue is a frequent virus in tropical and sub-tropical regions, especially in urban and semi-urban areas. In concordance with diagnostic methods and vaccine development, genetic variation takes place. In this study we analyze the DENV 2 genome using Gentyx software in order to find out what the genotypes of DENV 2 serotypes are.
This research was designed in cross sectional study, taking place in Jakarta 2010. The samples were taken from DHF patients whose blood serum was tested by RT-PCR. The population sample were suspected DHF patient from 5 cities in Jakarta with their ages ranging from 14 to 60 years old. The study is conducted to evaluate the dengue patient's characteristics and genotype of dengue viruses. Moreover, we designed the primer to amplify and sequence Indonesian strain dengue virus genomes.
The result demonstrated that women have slightly higher numbers of confirmed DHF than male. DENV 2 is found to be the most circulating serotype in Jakarta. In addition 14 to 20 years old was the mot predominant among all of age groups. It was suggested to conduct more research of DENV 2 in Indonesia using wider coverage of province and also larger numbers of samples.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2013
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Cita Christine Mayorita
"Saat ini, demam berdarah sudah menjadi masalah kesehatan di seluruh dunia. Penyakit ini makin sering terjadi bahkan seringkali menyebabkan kematian khususnya di beberapa negara Asia termasuk Indonesia. Tujuan dari penelitian adalah untuk mengetahui genotipe virus dengue serotype 1 di Indonesia sebagai dasar untuk turut ambil bagian dalam pengembangan diagnostik dan vaksin dari virus dengue.
Riset ini terdiri dari 100 responden yang terdiri dari pria dan wanita berusia antara 14-60 tahun. Semua sampel dipilih secara konsekutif dan virus dengue yang digunakan dalam riset ini dipilih secara acak pada bulan Maret 2010- Desember 2010. Kemudian dilanjutkan dengan proses sequencing pada bulan Januari 2011 sampai bulan Oktober 2011 yang bertempat di Departemen Mikrobiologi dengan metode cross sectional.
Hasil dari penelitian ini adalah virus dengue serotype 1 yang berasal dari strain Indonesia termasuk dalam golongan genotype 4. Saran yang dapat diberikan untuk riset selanjutnya adalah datanya harus lebih dilengkapi terlebih untuk data yang berasal dari berbagai provinsi di Indonesia.

Currently, dengue fever has become a worldwide health problem. This disease occurs more and more frequently and often cause death, especially in some Asian countries including Indonesia. The purpose of this study was to determine the genotype of dengue virus serotype 1 in Indonesia as a base to take part in the development of diagnostics and vaccines of the dengue virus.
This research consisted of 100 respondents consisting of men and women aged between 14 to 60 years. All samples were selected by consecutive and dengue viruses used in this study were randomly selected in March 2010 to December 2010. Afterwards, the next step was sequencing process in January 2011 to October 2011 in the Department of Microbiology by using cross sectional method.
The result of this study was dengue virus serotype 1 strains originating from Indonesia belonged to genotype 4. The suggestion for further research is the quantity of data should be increased especially for data collected from various provinces in Indonesia.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Indah Saraswati
"Indonesia merupakan negara pertama ditemukannya penyakit demam berdarah, yaitu pada tahun 1968. Hingga pada tahun 2004, beberapa studi menemukan bahwa virus dengue serotipe 3 (DENV-3) merupakan penyebab demam berdarah paling dominan dan menyebabkan gejala yang paling berat.
Tujuan dari studi ini adalah untuk mengetahui genotype dari DENV-3 di Jakarta yang berguna untuk diagnosis awal dan pengembangan vaksin. Ditambah lagi, primer yang di rancang di penelitian ini berguna untuk penelitian demam berdarah berikutnya. Riset ini diambil dari 100 pasien demam berdarah rawat inap di RSCM dan pengumpulan setiap data dibantu oleh lembaga Eijkman. Sampel diambil dengan consecutive sampling dan dianalisis menggunakan Genetyx v5.1.
Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa mayoritas virus dengue serotipe 3 yang ditemukan di Indonesia termasuk dalam genotipe I yang hampir identik dengan dengue virus serotipe 3 dari Thailand. Selain itu, ditemukan bahwa tingkat pasien demam berdarah pada anak-anak lebih tinggi disbanding pasien dewasa. Namun berdasarkan uji chi-square, ditemukan bahwa kategori jenis kelamin, umur dan daerah Jakarta tidak terdapat hubungan signifikan dengan terjadinya demam berdarah.
Para peneliti diharapkan untuk melakukan penelitian lebih lenjut untuk melakukan sequencing lebih banyak lagi dan tidak hanya dilakukan di Jakarta saja tetapi di daerah lain, karena tingkat pasien demam berdarah yang tinggi di Indonesia.

Indonesia was the first country where dengue hemorrhagic fever (DHF) was found in 1968. Ever since, the increasing cases were reported every year, and this became a major concern of health problem worldwide. In addition, dengue virus (DENV) serotype 3, which cause the most severe clinical manifestation among other dengue virus strands, was found as the most predominant DENV in Indonesia.
This study aimed to find the genotype of the dengue virus in Jakarta to become the base in the development of vaccine and molecular diagnostic. Moreover, this study designed the primer of DENV for future laboratories research. This study was participated by 100 suspected dengue patients in RSCM and data collection was conducted by Eijkman, the research institute. Samples were taken by consecutive sampling and analysed by Genetyx v5.1.
The results gave information that a majority of virus dengue serotype 3 in Indonesia was consisted of genotype I, which is identical with dengue virus serotype 3 in Thailand. Furthermore, we found that the incidence of pediatric dengue patients is higher than adults. However, in accordance with the chi square test, there is no significant relationship between different patient’s categories (gender, age, region).
It is expected that, DNA sequencing for other DENV-3 should be inspected further in Jakarta and this research should also be done in other areas in Indonesia as this country is one of the countries with high yield of dengue evidence.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2014
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>