Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 159829 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Aditya Wira Perdana
"Metode Controlled Source Audio Frequency Magnetotelluric (CSAMT) memanfaatkan sumber buatan guna mendapatkan sinyal yang stabil dengan cara menginjeksikan arus dari transmitter dan diterima oleh receiver. Menggunakan frekuensi yang telah diatur yaitu frekuensi 6400 Hz - 2 Hz dengan target kedalaman > 1 km dan lama waktu pengukuran 30 menit pada setiap titik pengukuran. Hasil pengukuran yang didapat berupa medan magnet dan medan listrik yang ditangkap oleh receiver kemudian dengan persamaan Cagniard diperoleh nilai resistivitas semu. Pengukuran dilakukan di daerah ?A? dengan sistem hidrotermal tipe epitermal. Dari data lapangan dilakukan proses editing dan smoothing menggunakan software CMTpro kemudian dilakukan inversi menggunakan Bostik Inversion pada software MTSoft2D
Penggunaan metode CSAMT ini didukung dengan metode geofisika lain seperti IP, resistivity, dan magnetik. Metode CSAMT dapat memberikan gambaran bawah permukaan dengan penetrasi yang lebih dalam zona penyebaran emas serta didukung metode IP, resistivity dan magnetik untuk mendapatkan korelasi pada kedalaman yang lebih dangkal. Hasil pengolahan ditampilkan secara 2D dengan software surfer 9 dan 3D dengan software Geoslicer-X. Terdapat korelasi hasil CSAMT dengan respon resistivitas > 350 Ohm.m pada kedalaman 400 meter serta diperkuat dari data pendukung metode resistivity dengan resistivitas > 350 Ohm.m dengan respon profil magnetik yang berundulasi, dan nilai PFE tinggi > 4%, yang merupakan zona silifikasi pada lintasan 8 dan 9.

Controlled Source Audio Frequency Magnetotelluric (CSAMT) method is using an artificial to obtain a stable signal by injecting current from the transmitter and received by the receiver. Using preset frequency is 6400 Hz frequency - 2 Hz with a target depth of> 1 km and a long measurement time of 30 minutes, in each point of measurement. The measurement results obtained a magnetic field and electric field. and then use the equation Cagniard to get an apparent resistivity values. Measurements were taken in the area ?A? with type epithermal hydrothermal system. From the field data editing and smoothing process is carried out using software CMTpro. For the inversion is using a Bostik Inversion method with MTsoft2D.
CSAMT method is supported by other geophysical methods such as IP, resistivity and megntic. CSAMT method can provide subsurface with a deeper penetration of the gold zone, supported method for distributing IP, resistivity and magnetic fields to obtain the correlation in the lower depth. The processing results is present in 2D with surfer 9 and 3D software with software Geoslicer-X. There is a correlation of results with a response CSAMT resistivity > 350 Ohm.m at a depth of 400 meters and reinforced the supporting data with the resistivity method resistivity > 350 Ohm.m with an undulation magnetic response profile, and high PFE values > 4%, which is a silicified zone on lines 8 and line 9.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2011
S1148
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Achmad Gunawan Wibisono
"

Emas (gold) adalah komoditas berharga yang digunakan di banyak industri. Di Indonesia berdasarkan terdapat 15 Produsen Emas. Salah satu produsen terbesar yaitu PT Antam, Tbk. (“ANTAM”) dengan unit bisnis UBPP LM. Proses produksi Logam Mulia emas masih manual, salah satunya didalam bisnis proses manufacturing di UBPP LM mulai weighing sampai dengan engraving terdapat beberapa aktifitas non value added, belum adanya standarisasi cycle time dan digitalisasi yang menyebabkan loss time serta operator memerankan peranan penting didalam proses produksi sehingga apabila terjadi kesalahan dapat menyebabkan ketidaksesuaian produk yang dihasilkan. Tujuan penelitian ini untuk melakukan analisa rekayasa ulang Proses dengan usulan improvement dan target terdapat standarisasi cycle time dan diharapkan terdapat peningkatan produksi dalam proses Produksi Logam Mulia Emas. Mengidentifikasi waste yang ada didalam tahapan proses dengan pendekatan Value Stream Mapping (VSM). serta Optimasi tata letak (relayout) demi memenuhi kapasitas produksi Logam Mulia Emas ANTAM.


Gold is a valuable commodity used in many industries. In Indonesia, there are 15 gold producers based on records. One of the largest producers is PT Antam, Tbk. ('ANTAM') with its business unit UBPP LM. The production process of precious gold metal is still manual, and one of the businesses process that involves the manufacturing process at UBPP LM, from weighing to engraving, has several non-value added activities due to the lack of cycle time standardization and digitalization, which causes loss of time. Operators play an important role in the production process, and errors on their part can result in product non-conformity. The purpose of this research is to perform a process reengineering analysis with proposed improvements and target of achieving cycle time standardization and an increase in production in the production process of precious gold metal. This involves identifying waste in the process stages using a Value Stream Mapping (VSM) approach and optimizing the layout to meet the production capacity of Antam.

 

"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dwiky Adisakti
"

Skripsi ini berjudul “Analisis Pengaruh Geopolitical Oil Price Index, Global Gold Price, dan Variabel Makroekonomi Global Terhadap Pasar Saham Syariah dan Konvensional di Indonesia Dengan Metode QARDL” bertujuan untuk memahami bagaimana kondisi global geopolitik dan ekonomi yang mempengaruhi pasar saham syariah dan konvensional di Indonesia. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain deskriptif. Sampel penelitian adalah indeks saham syariah dan non-syariah (konvensional) pada periode 2011-2020. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah Quantile Autoregressive Distributive Lag-Error Correction Model (QARDL-ECM). Hasil penelitian ini menemukan bahwa terdapat signifikansi antara geopolitical oil price risk, global Gold Price, global interest rate, dan global exchange rate dengan pasar saham syariah dan konvensional pada kondisi pasar yang berbeda dalam jangka panjang dan jangka pendek.


The thesis titled "Analysis the Impact of the Geopolitical Oil Price Index, Global Gold Price, and Global Macroeconomic Variables on the Sharia and Conventional stock Markets in Indonesia Using the QARDL Method" seeks to investigate the influence of global geopolitical and economic factors on Indonesia's sharia and conventional stock markets. This study adopts a quantitative approach with a descriptive design, utilizing the sharia and non-sharia (conventional) stock indices for the period 2011-2020 as the research sample. The research employs the Quantile Autoregressive Distributive Lag-Error Correction Model (QARDL-ECM) methodology. The findings indicate significant relationships between geopolitical oil price risk, global Gold Price, global interest rate, and global exchange rate with sharia and conventional stock markets under diverse market conditions in both short and long terms.

 

"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gestafiana
"Otak merupakan target utama pajanan merkuri yang dapat mengganggu organ lain karena merkuri organik merupakan neurotoksik yaitu racun terhadap sistem saraf pusat terutama pada bagian korteks dan serebellum sehingga dapat menimbulkan gangguan keseimbangan tubuh. Salah satu sumber pencemaran terbesar merkuriberasal dari pertambangan emas skala kecil PESK yang dilakukan oleh masyarakat.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kadar merkuri dalamrambut terhadap gangguan keseimbangan tubuh pada masyarakat terpajan merkuri. Desain studi yang digunakan adalah cross sectional, pemilihan sampelmenggunakan sistem teknik total sampel dengan data kadar merkuri dalam rambutmenggunakan data sekunder penelitian sebelumnya. Jumlah sampel dalam penelitianini adalah 58 responden. Pengukuran gangguan keseimbangan tubuh menggunakantes Romberg. Hubungan antara kadar merkuri rambut, gangguan keseimbangantubuh dan karakteristik individu umur, pekerjaan, lama tinggal, indeks massa tubuhdan konsumsi ikan diuji menggunakan regresi logistik, chi square dan independen ttest.
Hasil menunjukkan kadar merkuri rambut yang melebihi batas normal > 2 ppm sebanyak 31 orang 53,4 dan yang mengalami gangguan keseimbangan tubuh pada masyarakat sebanyak 37 orang 63,8 .Secara statistik terdapat hubungan yang signifikan antara kadar merkuri rambut dengan gangguan keseimbangan tubuh dengan p value 0,010 sebanyak 25 orang 80,6 responden dengan kadar merkuri > 2 ppm mengalami gangguan keseimbangan tubuh.Responden dengan kadar merkuri > 2 ppm, berisiko mempunyai gangguan keseimbangan tubuh sebesar 6 kali dibandingkan responden dengan kadar merkurirambut le; 2 ppm setelah dikontrol variabel umur. Untuk penelitian berikutnya disarankan untuk melakukan pengukuran udara di sekitar lokasi PESK sebagai referensi pajanan merkuri yang masuk melalui jalur inhalasi.

Brain is the main target of mercury exposure that can interface other organs because organic mercury is a neurotoxic that is toxic to the central nervous system, especially in the cortex and cerebellum so can cause disturbance of the body 39 s balance. One of the largest sources of mercury contamination come from artisanal and small scale gold mining ASGM conducted by the community.
This study aims to determine the relationship between levels of mercury in hair against body balance disorders in community exposed to mercury.This study used cross sectional design, sample selection used total sampling technique. Data of mercury levels in hair used secondary data from previous research. The number of samples in this study were 58 respondents. Measurement of body balance disorders using Romberg test. The relationship between mercury level in hair, body balance disorders and individual characteristics age, occupation, length of stay, body mass index and fish consumption were tested using chi square,independent T test and logistic regression.
The results showed hair mercury levels exceeded normal limits of 2 ppm as many as 31 people 53.4 and those with disturbance of body balance in community were people 63.8 . Statistically, there was a significant correlation between hair mercury level with body balance disorder p value 0.010 , proved by as many as 25 people 80,6 respondents with mercury level 2 ppm had disturbance of body balance. Respondents with mercury levels 2ppm, risk to have body balance disorders 6 times compared to respondents with mercury levels in hair le 2ppm after controlled by age variable. For further research it is suggested to conduct airborne measurements around the ASGM location as a reference for mercury exposure which is enter through the inhalation pathway.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2017
T47582
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kresna Wardhana
"Seiring dengan perkembangan zaman dan tuntutan pemenuhan kebutuhan hidup, manusia terkadang melupakan pentingnya kelestarian fungsi lingkungan. Kegiatan masyarakat dalam pemenuhan kebutuhan hidup ini banyak yang mengabaikan arti penting lingkungan dalam menunjang kehidupan mereka. Kegiatan masyarakat yang sangat merugikan lingkungan yang sedang marak berkembang di Kalimantan Barat adaiah pertambangan emas. Pertambangan emas yang dilakukan ini secara ilegal karena tidak memiliki ijin dari pejabat yang berwenang. Aktivitas pertambangan ini dikenal dengan sebulan Pertambangan Tanpa Ijin (PETI) bahan galian emas. PETI berkembang dari pertambangan rakyat yang dilakukan secara tradisional yang semakin lama semakin berkembang menjadi pertambangan emas yang menggunakan peralatan semi mekanis dan pelakuknya juga tidak hanya masyarakat setempat tetapi juga para pendatang terutama berperan sebagai pemodal.
Kegiatan PETI ini sangat merugikan baik bagi Pemerintah maupun Pemerintah Daerah dan dampak lingkungan yang diakibatkannya sangat mengkhawatirkan kelangsungan hidup generasi yang akan datang. Dampak lingkungan akibat aktivitas PETI ini antara lain: kegiatan PETI dilakukan dengan membongkar lahan puluhan hektar sehingga mengubah keseimbangan ekosistem yang berpengaruh secara signiiikan terhadap terjadinya kerusakan jenis, spesies dan habitat flora dan fauna Proses pemisahan bijih emas dari batuannya menggunakan logam berat merkuri atau air rakya yang limbahnya langsung di buang ke tanah dan aliran sungai di sekitar lokasi PETI , selain itu juga berdampak pada lingkungan sosial bempa konflik sosial yang pelik seperti berkembangnya prostitusi, perjudian dan perkelahian antar kelompok serta kriminalitas lainnya.
Berdasarkan dampak yang ditimbulkan oleh PETI, maka PETI harus diatasi minimal menguranginya dan bahkan menghilangkannya. Untuk melaksanakan penertiban terhadap PETI peranan Pemerintah, dalam hal ini lembaga-lembaga lingkungan, sangat diperlukan sehingga perkembangan PETI dapat dicegah dan kelestarian fungsi lingkungan tetap terpelihara. Namun demikian dalam pelaksanaan tugasnya lembaga-lembaga lingkungan yang berada di Kalimantan Barat belum maksimal. Berkaitan dengan hal tersebut maka peranan lembaga yang berkaitan dengan pengendalian dampak Iingkungan sebagai akibat dari aktivitas PETI yang ada di Kalimantan Barat perlu dikaji dan ditelaah lebih lanjut peran dan efektivitasnya.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui:
1. Fungsi, tugas dan wewenang kelembagaan lingkungan dalam menangani dampak lingkungan akibat aktivitas PETI emas berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
2. Mengidentifikasi dan mengkaji faktor-faktor yang mempengaruhi efektivitas kelembagaan yang dilihat dari hasil kerja Tim Penertiban PETI emas dan kendala atau hambatan dalam penertibannya.
3. Keadaan sosial ekonomi dan budaya masyarakat terutama dilihat dan keadaan tingkat pendapatan dan pola perilaku masyarakat di sekitar lokasi PETI.
Penelitian bersifat diskriptif dengan menggunakan metode pendekatan kualitatif yang dilaksanakan di Kalimantan Barat. Pengumpulan data dilakukan melalui observasi, observasi serta dan wawancara kepada informan yang berkompeten yang ditetapkan berdasarkan teknik purposive sampling.
Hasil penelitian menunjukan bahwa belum adanya lembaga pemerintah yang mempunyai fungsi, wewenang dan bertanggungjawab terhadap PETI. Penanganan PETI dilakukan oleh Tim Penertiban PETI yang keanggotaannya terdiri atas unsur pejabat pemerintah yang terkait. Tim Penertiban PETI kurang efektif dalam melaksanakan tugas dan fungsinya. Hal tersebut dapat dilihat dari kegiatan penyuluhan, pembinaan, pengawasan dan penertiban PETI yang dilakukan selama tahun 1996 - 2000, tidak kontinyu dan tidak merata di semua lokasi PETI. Selain itu tidak dapat menghilangkan PETI dan mencegah kerusakan Iingkungan akibat PETI, justru perkembangan PETI dan kerusakan lingkungan cenderung terus meningkat setiap tahunnya.
Jumlah PETI selama tahun 1996-2000 rata-rata setiap tahun yaitu 1.781 kelompok, dengan tingkat perkembangannya meningkat 3,1 % per tahun. Jumlah tenaga kerja yang terserap rata-rata setiap tahun 16.391 orang setiap tahun dengan tingkat penyerapan tenaga kerja PETI meningkat 27,6 % per tahun. Volume kerusakan tanah dan pasir yang tergali setiap tahun rata-rata 3.359.687 m3 dengan tingkat kerusakannya meningkat 10,8 % per tahun. Luas areal lokasi penambangan yang rusak setiap tahun rata-rata 1.378,4 Ha dengan tingkat kerusakannya meningkat 8,3 % per tahun, dan penggunaan Air Raksa (Hg) dalam kegiatan PETI yang tersebar dan mencemari lingkungan berjumlah 4,1 ton per tahun dengan tingkat penggunaannya meningkat 6,2 % per tahun.
Keadan sosial ekonomi masyarakat, terutama mengenai pendapatan masyarakat di sekitar lokasi PETI, yaitu rata-rata pendapatan pekerja atau buruh PETI Rp. 25.000,- sampai Rp.35.000,- per hari kerja. Pendapatan masyarakat bukan pekerja PETI di sekitar lokasi PETI rata-rata Rp. 25.000,- sampai Rp. 50.000,- per hari kerja. Pcndapatan bersih mandor PETI rata-rata Rp. 35.000, sampai Rp 50.000,- per hari kerja. Kurang efektifnya Tim Penetiban PETI dalam menangani PETI dipengaruhi oleh berbagai faktor antara lain 2 Iokasi PETI, operasi penertiban, perijinan, penegakan hukum, pendanaan, dan kegiatan Kontak Karya atau Kuasa Pertambangan.
Dari hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa: Efektivitas kelembagaan lingkungan dalam penanganan PETI di Kalimaman Barat masih rendah. Hal tersebut dapat dilihat dari semakin meningkatnya perkembangan PETI dan semakin meningkatnya kerusakan lingkungan yang diakibatkan oleh PETI. Belum efektifnya lembaga-lembaga tersebut dalam melaksanakan penerliban PETI disebabkan oleh beberapa faktor yaitu: lokasi, operasi penertiban, perijinan, penegakan hukum, pendanaan dan faktor kegiatan KK dan KP. Meningkatnya perkembangan PETI berpengaruh terhadap peningkatan pendapatan masyarakat di sekitar lokasi PETI. Selain itu, dampak sosial budaya yang ditimbulkan PETI adalah meningkatnya kriminalitas, gangguan keamanan dan ketertiban masyarakat seperti perjudian, minuman keras dan prostitusi di sekitar lokasi PETI.

Accompanying industrial development and rising demands for the peoples needs have evenrually caused neglect in environmental protection. In pursuing their daily needs, the community easily forget the importance of theliving environment in supporting their living existence. Illegal gold mining activities undertaken by the local people in the traditional and primitive way (PETI) are at present spreading in large areas of West Kalimantan, due to lack of effective control by local authorities. It has been noted that such activities that are now using semi mechanical tools are not merely undertaken by the local populations, but also undertaken by people coming &om outside the region, especially by those who are also attracted to provide financial backups to these activities.
The illegal gold mining uncontrolled activities are evidently very harmful both to the national and regional interests as well, and might leave for the next generation living in the region a completely ruined areas. Extensive areas of land which once were rich in various kinds of plants and wild life. A devastated in search of some gold and natural habitat of various flora and fatma are wasted, left unfit for any use. What is particularly distratrous is the use of mercury to extract the gold, which alter having been used is disposed into the surrounding lands or in to the nearby rivers, resulting in pollution, affecting the flora and fauna. These gold mining activities are also the root of several social disturbances like prostitutions, gambling, fights between community groups, and any other kinds of criminality.
lt is obvious, that the undersirable effects of the gold mining must be minimized as much as possible. The responsible authorities should by all means undertake possible actions to overcome the problems. Government environmental protection agencies should be particularly called upon to take direct control to preserve the environment. However, it was noted that in the execution of their tasks, local environment agencies were perceived as not being effective enough. Within this framework of thinking the roles of existing local agencies related to the environmental impact control of illegal gold mining should be reviewed and evaluated in terms of their roles and effectiveness. A more effective method of control must be deviced for West Kalimantan to obtain actual results, particularly in connection with the continuing and still increasing activities ofthe people in their search for gold.
The objective of the study is:
1. To review the function, task and power of existing local environmental protection authorities to elliminate the adverse results of illegal gold.
2. To review and identify factors that inhibit effective perfomance of the gold environmental agencies to reduce adverse effect of illegal gold mining upon the environment under the existing regulations.
3. To study social and economic condition of the population in the affected areas in terms in term of their income.
The study is of descriptive nature and adopts a qualitative approach while being undertaken in West Kalimantan. Reliable sources of information include observation, partipatory observation and interview with competent respondents by way of purposive sampling.
The results reveals that so far competent and accountable agencies for the control of illegal gold mining activities were not effectively in function. Control is being carried out by PETI special task force officials in the affected areas.The rather poor control results are revealed by less sufficient extension services, guidelines, supervisions and mining control during 1996 until 2000, due to the absence of regular and on-the-spot control in all PETI areas. Illegal gold mining activities continued to grow in number every year.
During 1996-2000, there were 1,781 groups of people actively involved in illegal gold mining operations, showing an increase of 3,1 % each year.A total of 16,391 men were absorbed each year at average, with an annual ancrease of 27,6%.Annual average volume of earth exvacated amounted to 3,359,683 m3,thus damaged areas increased 10,8 % each year. About 1,378.4 hectares of mining location were damaged each year, increasing by 8,3% annually. Extensive pollution by mercury used in mining opertaions amounted to 4.1 tons per year, increasing by 6,2% annually.
The socio-economical conditions of the population, particularly those near the mining locations working as field labourers, earn daily wages of Rp.25,000- Rp.35,000, whereas those involved in other activities earn average daily wages of Rp.25,000-Rp.50,000. A mining foreman may earn Rp.35,000-Rp.50,000 per day. Less effective mining control results are mainly due to the spreaded and distant locations, lack of control and of good lincesing systems, weak law enforcement, insufficient financing and the statuss of Contract of Work and Mining Authorization activities.
The following conclusion may be drawn from the result of the study; The control of mining acttivities in West Kalimantan by the authorized agencies remains less effective, as indicated by continuing increase of illegal gold mining activities by the local communities in several areas, and the expanding environmental damage caused by the activities. Failure of the local authorities of enforce effective control is due to the absence of well-planned rules and regulations, licensing systems, insufficient fluids, and widespreads mining locations, which generated criminal activities, gambling, use of alcoholics drinks, prostitutions and disorder, reprensting social pathology as negative social impact of illegal gold mining activities.
"
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2003
T11078
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Surya Aji Pratama
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2009
FIS.066/09 Pra a
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Farkhan Khoir
"Komoditas emas yang tinggi serta lapangan poduksi Pongkor yang sudah beroperasi sejak puluhan tahun lalu membuat perlu ditemukannya zona potensi baru untuk produksi pertambangan emas. Untuk mengetahui zona mineralisasi emas dan kemenerusannya, maka dilakukan studi geofisika dengan menggunakan metode Time Domain Induced Polarization (TDIP) dan magnetik. Data TDIP yang terdiri dari data resistivitas dan chargeabilitas diinterpretasi untuk menentukan zona alterasi dan mineralisasi bawah permukaan yang dikorelasi dengan data magnetik yang telah di inversi 3D sehingga mendapatkan parameter suseptibilitas.
Berdasarkan nilai resistivitas di daerah penelitian, zona alterasi argilik diduga memiliki nilai <50 Ohm.m dan zona alterasi silisifikasi diduga memiliki nilai >50 Ohm.m. Nilai chargeabilitas zona mineralisasi diindikasikan memiliki nilai 100-810 m.sec. Zona mineralisasi di daerah penelitian memiliki nilai suseptibilitas berkisar antara -0.073 hingga -0.021 cgs. Dari ketiga parameter tersebut, diduga zona mineralisasi terdapat di bagian Timur daerah penelitian dan berorientasi Utara-Selatan searah dengan orientasi sesar utama.

The high gold commodity as well as the Pongkor production field that has existed since last year made it necessary to find a new potential zone for gold mining production. To find out the zone of gold mineralization and its continuity, then conducted geophysical studies by using the methods of Time-Domain Induced Polarization (TDIP) and magnetic. TDIP data consisting of resistivity and chargeability data are interpreted to determine alteration zones and subsurface mineralization that are correlated with magnetic data that has been inversed in 3D to obtain susceptibility parameters.
Based on the value of resistivity in the area of research, the argilic alteration zones are thought to has a value of < 50 Ohm. Silisification alteration zones supposedly has the value > 50 Ohm. m. The value of the chargeability zone of mineralized indicated has a value of 100-810 m sec. Research in the area of mineralized zone have a value in the range suseptibilitas -0073 to -0.021 cgs. From those parameter of the mineralized zone, it is assumed that the mineralization zone is in the eastern part of the study area and oriented North-South direction with the orientation of the main fault.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Septi Dhanik Prastiwi
Yogyakarta: Diva Press, 2018
622.342 2 SEP p
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Nasyithoh Fatimiyah
"Nanopartikel emas semakin diminati oleh para peneliti karena sifat elektronik, optik, dan kimia yang unik dari partikel emas berskala nano. Namun, dalam pembuatan AuNP, bahan kimia yang dapat merusak lingkungan digunakan, sehingga dalam beberapa tahun terakhir pendekatan sintesis hijau telah dikembangkan. Dalam penelitian ini, AuNP dibuat dengan menggunakan ekstrak kacip fatimah yang memiliki karakterisasi dan stabilitas yang baik. Sintesis AuNP menggunakan larutan HAuCl4 30% dan ekstrak kernip fatimah dengan konsentrasi 5%, 10%, dan 15%, diaduk selama 5 menit dengan kecepatan 300 rpm, dan ditambahkan larutan natrium sitrat sebagai capping agent. Karakterisasi dilakukan dengan menggunakan alat pengukur pH, spektrofotometer UV-VIS, Particle Size Analyzer (PSA), dan Transmission Electron Microscopy (TEM). Uji stabilitas dilakukan. AuNP disimpan pada suhu kamar selama 56 hari. Hasil sintesis AuNP dengan konsentrasi ekstrak 5% terbentuk pada 535,50 nm dengan daya serap 0,720 A, pH 3,83, ukuran partikel 59,93 ± 1,35 nm, nilai polidispersitas 0,463 ± 0,06, a Potensi zeta -31,0 ± 7,44 mV, dan ditemukan morfologi berbentuk bola, pentagonal, dan tidak beraturan. Pada uji stabilitas AuNP dengan konsentrasi ekstrak 5%, 10%, dan 15% selama 56 hari yang diamati menggunakan spektrofotometer UV-VIS dan PSA, ditemukan bahwa AuNP dengan konsentrasi ekstrak 5% memiliki stabilitas yang lebih baik daripada AuNP dengan konsentrasi ekstrak 10% dan 15%. . Sintesis AuNP menggunakan ekstrak kacip fatimah memiliki karakterisasi dan stabilitas yang baik pada konsentrasi ekstrak 5%, diaduk selama 5 menit dengan kecepatan 300 rpm dan ditambahkan natrium sitrat sebagai capping agent.

Gold nanoparticles are increasingly in demand by researchers due to the unique electronic, optical and chemical properties of nanoscale gold particles. However, in the manufacture of AuNP, chemicals that can damage the environment are used, so in recent years a green synthesis approach has been developed. In this study, AuNP was prepared using an extract of the fatimah kacip which has good characterization and stability. Synthesis of AuNP using 30% HAuCl4 solution and kernip fatimah extract with a concentration of 5%, 10%, and 15%, stirred for 5 minutes at a speed of 300 rpm, and sodium citrate solution was added as a capping agent. Characterization was performed using a pH measuring device, UV-VIS spectrophotometer, Particle Size Analyzer (PSA), and Transmission Electron Microscopy (TEM). Stability test was carried out. AuNP was stored at room temperature for 56 days. The results of the synthesis of AuNP with a concentration of 5% extract were formed at 535.50 nm with an absorption capacity of 0.720 A, pH 3.83, a particle size of 59.93 ± 1.35 nm, a polydispersity value of 0.463 ± 0.06, a zeta potential of -31, 0 ± 7.44 mV, and the morphology is spherical, pentagonal, and irregular. In the AuNP stability test with an extract concentration of 5%, 10%, and 15% for 56 days, which was observed using a UV-VIS and PSA spectrophotometer, it was found that AuNP with an extract concentration of 5% had better stability than AuNP with an extract concentration of 10% and 15%. . Synthesis of AuNP using kacip fatimah extract has good characterization and stability at a 5% extract concentration, stirred for 5 minutes at a speed of 300 rpm and sodium citrate is added as a capping agent."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Atiqoh Prakasi
"Bank Mega Syariah (BMS) sebagai lembaga keuangan melaksanakan fungsinya sebagai lembaga penyalur dana masyarakat melalui produk-produk pembiayaannya. Salah satu produk pembiayaan yang disediakan oleh BMS adalah Gadai Emas iB yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan dana bagi masyarakat baik untuk kegiatan produktif maupun konsumtif. Pokok permasalahan dalam skripsi ini adalah bagaimana pelaksanaan gadai emas di Bank Mega Syariah dan apakah pelaksanaan gadai emas di Bank Mega Syariah sesuai dengan Fatwa DSN-MUI tentang Rahn dan Rahn Emas atau tidak. Berdasarkan penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan gadai emas di Bank Mega Syariah sudah sesuai dengan syariah karena telah sesuai dengan apa yang diatur dalam Fatwa DSN-MUI yang berdasarkan Al-Qur‟an dan Hadits. Penelitian ini menggunakan metode penelitian yuridis normatif dengan tipe penelitian evaluatif yang memberikan evaluasi mengenai pelaksanaan gadai emas di Bank Mega Syariah. Dalam menyelenggarakan gadai emas, BMS harus selalu berpedoman kepada Fatwa DSN-MUI, dan Perundang-undangan di bidang perbankan khususnya perbankan syariah dengan selalu menjunjung tinggi prinsip kehati-hatian.

Bank Mega Syariah (BMS) as a financial institution carrying out its function as an institution for channeling public funds through its financing products. One of financing products held by BMS is Gold Pawning aiming to provide funds needed by society, for both productive activity or consumtive activity. Main issues in this undergraduate thesis namely, how the implementation of gold pawning in Bank Mega Syariah is, and whether its implementation is appropiate with Fatwa of National Sharia Board-Indonesian Council of Ulama about Rahn and Gold Rahn or not. Based on this research can be conclude that implementation of gold pawning in Bank Mega Syariah has appropriate with Fatwa of National Sharia Board-Indonesian Council of Ulama that based on Al Qur‟an and Hadits.The method used in this undergraduate thesis is a normative juridical method with evaluation research type that provide evaluations about the implementation of gold pawning in Bank Mega Syariah. In carrying out this program, BMS always must be guided by Fatwa of National Sharia Board-Indonesian Council of Ulama, banking legislations especially sharia banking, and also carrying out prudent banking principle."
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2012
S1186
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>