Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 172842 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nurul Ikhsan
"Semenjak lahirnya beberapa stasiun televisi swasta di Indonesia, kecenderungan untuk memanjakan pemirsa dengan memberikan tayangan menarik, merupakan suatu keharusan guna bisa menjaring pemirsa sebanyak mungkin. Berbagai strategi diciptakan, guna bisa berkompetisi dengan lainnya. Dampaknya jika sebuah acara bisa menarik minat pemirsa maka hal ini diyakini akan memberikan pemasukan berupa iklan (bagi swasta) yang merupakan sumber penghasilannya. Skripsi ini berusaha memberikan gambaran tingkat persaingan stasiun televisi, dari sisi harapan dan kepuasan yang diperoleh. Guna menunjang hal itu dipakai Teori Niche yang menjelaskan bahwa persaingan antar media massa dapat dianalogikan sebagai persaingan antara populasi makhluk hidup yang memiliki sumber penunjang kehidupan yang sama. Penerapan teori ini, dalam penelitian komunikasi massa dilaksanakan pada pendekatan Uses and Gratification Sesungguhnya pendekatan ini menjabarkan bagaimana khalayak menggunakan media massa untuk memenuhi kebutuhan mereka yakni apa yang menjadi harapan dan apa yang diperoleh. Di sini terdapat sebuah penggabungan dengan teori Niche dalam mengamati tingkat persaingan antar stasiun TV dalam memanjakan pemirsa. Pengetahuan tentang superioritas dari Niche , dilaksanakan dalam mengetahui siapa yang unggul dalam melakasanakan hal tersebut. Hasil dari penelitian ini bahwa TVRI masih belum mampu menandingi superioritas RCTI, baik pada dimensi kognitif (informasi) dan Afektif (hiburan). Untuk TPI dalam tingkat perhatian mahasiswa belum begitu menguat. Superioritas antara SCTV, Anteve dan Indosiar bisa saling mengisi ( interchagebility ) baik dalam dimensi kognitif maupun afektif."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1996
S3998
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
A.G. Sudibyo
"Perkembangan industri media massa di Indonesia dalam kurun waktu sepuluh tahun terakhir ini pesat sekali. Penanaman modal secara besar-besaran telah dilakukan oleh para pemilik modal khususnya sejak diijinkannya televisi swasta di Indonesia. RCTI, SCTV ,TPI , ANTV dan INDOSIAR adalah stasiun-stasiun televisi swasta yang ada di Indonesia. Kondisi ini menyebabkan terjadinya persaingan atau kompetisi di antara ke lima stasiun televisi swasta tersebut untuk berebut pemirsa.
Salah satu cara untuk merebut pemirsa ialah dengan menampilkan program-program yang menarik agar banyak ditonton dan memperoleh Rating tinggi. Peranan rating di sini menjadi sangat penting, karena biasanya para produsen akan memasang iklan-iklan di acara-acara yang ratingnya tinggi. Di sinilah kelima stasiun andalannya.
Tujuan penelitian ini ialah untuk mendapatkan gambaran mengenai niche breadth dan niche overlap dari ke lima stasiun televisi swasta tersebut. Untuk mengukur televisi swasta tersebut berkompetisi untuk menampilkan program-program tingkat kompetisi di antara ke-lima stasiun tersebut dalam penelitian ini digunakan teori Niche. Teori ini telah berulang kali digunakan untuk mengukur tingkat kompetisi antar media massa. Dalam penelitian ini Pengukuran dilakukan derrgan menghitung Niche Breadth dan Niche Overlap terhadap program-program yang ditayangkan ke-lima stasiun televisi swasta tersebut.
Dari penghitungan Niche Breadth diperoleh hasil bahwa dua stasiun televisi yaitu RCTI dan SCTV mengarah ke pola Generalis, sedangkan tiga stasiun yaitu TPI, ANTV dan Indosiar mengarah ke pola Moderat. Namun demikian ada pola spesifik yang ditujukkan oleh masing-masing stasiun televisi swasta tersebut. RCTI dan SCTV menonjol dalam program beritanya. TPI dan ANTV mnonjol dalam program musiknya sedangkan Indosiar menonjol dalam program musik dan sinetronnya.
Dari penghitungan Niche Overlap diperoleh hasil tingkat persaingan atau kompetisi yang ketat terjadi antara RCTI dan SCTV. Persaingan antara ke-dua stasiun televisi swasta tersebut terutama terdapat di dalam program-program siaran beritanya. Sedangkan tingkat persaingan yang paling rendah terjadi antara RCTI dan ANTV. "
1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Vida Aulia Budiany Parady
"Enam tahun terakhir dimana televisi swasta diizinkan di Indonesia, radio mengalami masa perkembangan yang menarik. Ancaman televisi terhadap perebutan khalayak dan pemasang iklan, telah menjadikan radio sebagai media yang spesifik dengan segmentasi khalayak sasaran yang lebih tajam. Usaha mengkhususkan diri pada kelompok pendengar tertentu ini menjadi strategi menghadapi persaingan antara radio dengan televisi atau dengan radio siaran lain yang berkembang pesat. Strategi ini juga dilakukan Radio Delta Insani FM yang memilih format oldies dengan khalayak sasaran usia 40 tahun ke atas. Persaingan antara media massa ini dapat dianalogikan sebagai persaingan antara populasi makhluk hidup yang memiliki slumber penunjang kehidupan yang sama. Analogi ini didasarkan pada suatu teori dari ilmu Ekologi modern; yaitu Teori Niche yang diterapkan dalam penelitian komunikasi massa dengan pendekatan Uses and Gratifications. Pendekatan Uses and Gratifications yang melihat bagaimana khalayak menggunakan media massa untuk memenuhi kebutuhan mereka apa harapan terhadap media dan kepuasan yang diperoleh digabungkan dengan teori Niche untuk menganalisa persaingan antara media massa dalam memenuhi kebutuhan khalayaknya. Karena itu, melalui perhitungan superioritas dari teori Niche, dapat diketahui media mana yang lebih unggul dari media saingannya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa medium televisi lebih unggul pada dimensi kognitif, sementara radio Delta unggul pada dimensi afektif. Sedangkan pada dimensi konatif, radio Delta dan televisi menunjukkan keunggulan yang sama. Akhirnya dapat disimpulkan bahwa radio Delta dan televisi dalam hal persaingan memenuhi kebutuhan khalayak ini, memiliki hubungan yang disebut interchangeability (sating mengisi satu sama lain)."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1995
S4151
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Cut Triana Dewi
"Kompetisi dalam industri media massa di Indonesia, khususnya televisi semakin ketat. Hal ini disebabkan karena munculnya semakin banyak stasiun televisi baru. Khalayak yang merupakan sumber pemasukan yang sangat berarti bagi media massa, tentu semakin diperebutkan. Dan semua stasiun televisi yang ada saat ini, berdasarkan data dari Media Scene, ada tiga stasiun yang lebih menonjol dibanding yang lainnya yaitu RCTI, SCTV, dan Indosiar. Ketiganya juga memiliki segmen pemirsa dan jenis program acara yang hampir sama. Kemampuan ketiganya dalam memenuhi kebutuhan pemirsa akan menentukan stasiun mana yang lebih unggul.
Tujuan dari studi ini adalah untuk melihat pola penggunaan media oleh pemirsa, jenis kepuasan yang dicari pemirsa, serta kepuasan yang mereka peroleh, juga tingkat persaingan diantara ketiga stasiun televisi tersebut dalam memenuhi kebutuhan pemirsanya. Kepuasan yang diperoleh pemirsa diibaratkan sebagai "niche" atau celung yang menjadi keunggulan satu stasiun televisi dibanding yang lainnya.
Ada dua landasan teori yang digunakan yaitu Uses And Gratification dan Niche Theory. Sampel dari penelitian ini adalah mahasiswa jurusan Ilmu Komunikasi Universitas Sahid angkatan 1998, 1999, dan 2000 yang berjumlah 78 orang. Metode penelitian yang digunakan adalah single cross sectional survey. Untuk melihat perbedaan tingkat kepuasan yang diperoleh pemirsa, digunakan metode analisa varians satu jalan (Oneway Anova).
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ketiga stasiun televisi lebih banyak ditonton oleh pemirsa dari kategori light viewer. RCTI lebih mendapat perhatian untuk acara musik, drama, film sari lepas, program kebudayaan dan berita dalam negeri. Indosiar lebih menarik penonton pada program komedi, kuis, dan olah raga. Sedang SCTV hanya mendapat perhatian pada program berita luar negeri. Dua kebutuhan yang sangat dicari oleh khalayak dalam menggunakan media adalah terhibur dan relaks-santai.
Hasil analisa oneway anova menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan signifikan pada kepuasan yang diperoleh dari masing-masing kelas penonton. Juga tidak terdapat perbedaan tingkat kepuasan yang diperoleh pemirsa pada ketiga stasiun televisi. Pemirsa menganggap ketiganya memiliki kemampuan yang sama dalam memenuhi kebutuhan mereka. Sehingga kita dapat mengatakan bahwa tingkat persaingan diantara RCTI, SCTV, dan Indosiar sangat tinggi karena ketiganya memperebutkan satu celung yang sama. Tidak ada celung khusus yang membuat satu stasiun lebih unggul dari yang lainnya.

Competition in mass media industry in Indonesia, specially, for television is more tightly. It is caused by the more emerging new television stations. Significantly, of courses the audiences (television watchers) as inputs more he cared with. Currently, for all existing television stations based on data from Media Scene, there are three remarkable stations than others, those are RCTI, SCTV, and Indosiar. Three those are having almost similar market segment and programs. The capability of them to satisfy their audiences will determine which station brand is leader.
The objective of this study is to see the pattern of mass media usage by audiences, the gratification sought by the audiences, and the gratification they obtained, as well as competition degree among those three stations in satisfying its audiences needs. The satisfaction they need is resembled as `niche' to be one leading television station than others. There are two theories being used : Uses and Gratification and Niche Theory.
Sample of this research is students in major Communication Science of Sahid University from generation 1998, 1999 and 2000. The total sample is 78 students. The used research method is single cross sectional survey. To see the differences on satisfaction level of audiences had been applied one way analysis of variance (One Way Anova).
This research result had indicated that more numerously, all three stations had been watched by the audiences from light viewer category. RCTI more having attention from programs of music, drama, non serial film, culture and domestic news. Indosiar that of comedy program, quiz, and sport. Whereas, SCTV that of foreign news. Two necessities being wanted by audiences in using mass media is feeling enjoy and relax.
Significantly, analysis result of one way Anova had indicated there is no difference on satisfaction being obtained by each audience category. Neither found the difference of satisfaction level obtained by audiences of all three television stations. The audiences had supposed that those three television stations having same capability in satisfying their needs. Hence, we may say that competition degree among RCTI, SCTV and 1ndosiar is very high because they should win one similar niche. There is no special niche making one station is leader than others."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2001
T1445
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Prelia H.M
"Mulai akhir tahun 2001 hingga awal tahun 2002 ini jumlah stasiun televisi di Indonesia mengalami peningkatan, dari 6 buah (TV.RI, RCTI, SCTV, TPI, In.:iosiar dan ANTV) menjadi 11. Lima pemain baru dalam aunia pertelevisian di Indonesia adalah Metro TV, Trans TV, TV7, Global TV, dan Lativi. Tentu saja bertambahnya jumlah
stasiun televisi swasta yang sumbe pemaSukan utamanya adalah ik1an ini membawa masalah baru bagi dunia pettelevisian Indonesia, khususnya bagi masing-masing stasiun televisi itu sendiri. Apalagi mulai tahWl 2002 ini TVRI akan berganti status dari yayasan
menjadi perseroan, sehingga · orientaSmya pWl beralih ke bisnis. Hal ini akan mengakibatkan J!ersaingan antanne ia-televisi, baik dalam memperebutkan iklan maupun dalam memperebutkan audience, yang berarti masing-masing stasiun televisi ters ebut harus dapat menyajikan pro~-program yan berkualitas yang diminati penonton. sehingga
perusahaan-perusahaan pengiklan teytarik untuk memasang iklan produk peru.sahaannya pada saat program- rogram tersebut ditayangkan.
Oleh karena itu, komJ?etisi ant tasiun televisi swasta di Indonesia tahun ini merupakan suatu hal yang menarik untuk ditinjau, baik dari segi pendapatan melalui iklan, maupun dari program-program yang ditayangkrumya, khususnya program hiburan, karena
dengan bertarnbahnya "pemain baru" di .. dunia pertelevisian Indonesia saat ini, semua stasiun televisi akan sibuk bersaing dalam ·menyajikan program-program yang berkualitas, UD:tuk sebanyak-banyaknya menarik perhatian pemirsa, yang pada gilirannya akan menarik minat perusahaan-perusahaan pengiklan untuk memasang iklannya di stasiun televisi yang bersangkutan.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan gambaran mengenai Niche Breadth dan Niche Overlap dari stasiun-stasiun televisi swasta yang berkedudukan di Jak;uta dalam menayangkan program-program acara hiburan dan dalam menayangkan ik1an-ikl~m pi'oduk.
Teori yang digunakan dalani penelitian mengenai tingkat kompetisi antara stasiun-stasiun televisi swasta di Indonesia ini adalah teori Niche, yang telah berulang kali digunakan untuk mengukm tingkat kompetisi antara industri-industri media massa. Dalam penelitian 1n1, pengukuran dilakukan dengan menghitung nilai Niche Breadth dan Niche Overlap masing-masing stasiun televisi swasta dalam menayangkan program-progran hiburan, program-program sinetron/film/sandiwara, serta iklan-iklan produk.
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan suatu gambaran mengenai tec·ii Ekologi yang telah diterapkan oleh Dimmick dan Rothenbuhler (1984) untuk mengarr.ati tingkat kompetisi yang terjadi antarindustri media, dalam hal ini di.J1'1at dari segi type of content
dan capital.
Berdasarkan hasil perhitungan terhadap Niche Breadth, baik dalam hal program acara hiburan maupun iklan produk, pada umumnya stasiun televisi swasta di Indone ;ia berpola Generalis atau Moderat dalam menayangkan program hiburan dan iklan produknya.
Artinya, walaupun mereka memiliki target audience, pada akhimya mereka memilih pola Generalis dalam menayangkan program ln'buran dan iklan produk, karena pada kenyataannya pola seperti itulah yang paling banyak mendatangkan keuntung;m. Hal ini terlihat dari keunggulan Indosiar dalam memperoleh jatah iklan dan audience karena
karakteristiknya yang berusaha melayani semua segmen khalayak, dan kecendemngan pada Metro TV, sebuah televisi swasta berformat berita, yang kini mulai ikut mE :nayangkan program sine~on/film/sandiwara, kuis, infotainment, variety show serta musik.
Dari basil perhitungan terhadap Niche Overlap antarstasiun televisi swasta, umumnya terlihat persaingan yang cukup ketat antarstasiun televisi swasta di Indonesia, baik dalam menayangkan program acara liiburan maupun dalam menayangkan iklan prod lk. Hal ini
disebabkan oleh jumlah stasiun televisi swasta dewasa ini yang tidak sesuai dengan pertumbuhan "kue iklan" perusahaan-perusahaan. Oleh karena itu, stasiun tele visi swasta baik yang sudah lebih dulu mengudara maupun yang baru, harus dapat met uuik minat
pemirsa sebanyak-banyaknya deng program-program yang menarik dan berkualitas, karena para pengiklan akan memasang ik:Jannya J?ada stasiun-stasiun tele isi y:mg banyak ditonton. ntuk itu para pengelola stasiun televi~ swasta harus mengetahui rr inat, selera
dan kebutuhan pemirsanya. Maka dibutuhkan target audience yang 'elas aga r programprogram acaranya dapat ditujukan pada lapisan masyarakat tertentu, sehingga memudahkan para pengelola stasiun televisi swasta dalam menentukan program-program acaranya. Para pengiklan pun akan ikut dimudahkan dengan 'target audience yang jelas tersebut, untuk
menentukan di stasiun mana mereka memasang iklannya."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2002
S4058
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bambang Hamid Sujatmoko
"ABSTRAK
Topik kompetisi antar media sudah sering menjadi perbincangan para ahli ilmu komunikasi. Dahulu konsep yang digunakan adalah konsep fungsi alternatif ffunctional alternativel atau konsep fungsi ekivalen (functional eauivalenl. Hasil riset terdahulu menunjukkan, setiap kehadiran media baru selalu, sedikit atau banyak, mempengaruhi media yang sudah ada. Ini berarti diantara industri media juga ada iklim kompetisi yang harus diperhitungkan agar suatu media tetap eksis kehadirannya. Pada perkembangan berikutnya, seorang ahli komunikasi dari AS, John Dimmick, menemukan sebuah konsep baru untuk mengukur kompetisi antar industri media. Konsep ini. yang dinamakannya Competitive Superioritv. merupakan konsep yang didasari atas 3 konsep : Pendekatan Uses and Gratificationa. konsep functional alternative dan konsep Niche. Yang menarik, konsep Niche yang mendasari konsep Competitive Superioritv. sesungguhnya adalah konsep yang dikembangkan oleh ahli ekologi. Konsep ini intinya mempelajari segala aspek dalam lingkungan dimana populasi berinteraksi untuk mempertahankan hidupnya. Diasumsikan, sumber alam (resources) untuk mempertahankan kehidupan terbatas jumlahnya, sehingga populasi harus berkompetisi dalam merebut sumber itu agar bisa bertahan hidup. Dalam studi komunikasi massa, populasi diartikan sebagai industri media, yang hidup dalam satu lingkungan dan harus berkompetisi untuk mendapatkan sumber kehidupan yang berupa kapital/modal, jenis isi dan khalayak. Penelitian yang dilakukan Dimmick dengan menggunakan konsep ini di Ohio, menunjukkan, dalam dimensi kognitif surat kabar lebih superior dari televisi dan radio, dan televisi lebih superior dari radio. Dalam dimensi afektif, televisi lebih superior dari surat kabar dan radio, dan surat kabar lebih superior dari radio. Penulis mencoba mengaplikasikan konsep Competitive Suoerioritv untuk mengukur superioritas media radio, surat kabar dan televisi di Jakarta. Lokasi penelitian adalah di Kelurahan Kramat Pela. Metoda yang digunakan dalam penelitian ini adalah metoda survai dimana data dikumpulkan di lapangan. Tipe penelitiannya adalah deskriptif, mencoba menggambarkan secara terinci kompetisi antar industri media di Jakarta. Guna mendapatkan data, 100 responden dipilih secara ourposive untuk diwawancarai. Hasil penelitian menunjukkan bahwa, dalam dimensi kognitif surat kabar lebih superior dari televisi dan radio, dan televisi lebih superior dari radio. Sedangkan dalam dimensi afektif, televisi dan radio sama-sama superior, dan media yang paling inferior adalah suratkabar. Hasil penelitian ini sedikit berbeda dengan hasil penelitian Dimmick. Selain menunjukkan masih berbedanya kondisi dan kemajuan media massa di Indonesia dan di AS, perbedaan hasil ini juga menunjukkan penggunaan dan kepuasan khalayak mengkonsumsi media di Indonesia berbeda dengan di AS."
1991
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aris Budianto
"Tarif interkoneksi antar operator di era kompetisi, merupakan masalah yang cukup komplek. Pemerintah sebagai regulator berkepentingan untuk membuat formulasi tarif interkoneksi yang adil, dimana perhitungannya harus berbasis biaya dan sebanding dengan resources yang digunakan. Tarif interkoneksi yang mencerminkan cost-based charge diperoleh melalui studi biaya bottom-up dengan kerangka teori-nya forward looking-incremental cost. Studi biaya tersebut menghasilkan beban biaya layanan tiap operator. Formulasi tarif interkoneksi diidentifikasian melalui berbagai faktor, dimana faktor-faktor tersebut dapat mempengaruhi besaran tarif interkoneksi. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi besaran tarif interkoneksi diperoleh melalui suatu analisa. Faktor-faktor tersebut antara lain: beban biaya layanan tiap operator (Bon ), lama waktu existing tiap operator (AEon ), dan tarif terhadap diferensiasi jarak tiap operator (ATJn ).

The interconnection charge among operators in era competition has a lot of complex problems. The government as a regulator has an obligation to make a rule of interconnection charge. The interconnection charge must be the cost-based and the proportional by resources each operator. The interconnections charge on cost-based is identified from the cost study's the bottom-up approach by the theoretical framework's the forward looking incremental costs. The costs-study approach produced the services cost each operator. The formulation of interconnection charge is identified by some factors, which these factors affected a number of interconnection charge. The factors affected a number of interconnection charge, is identified by the analysis. These factors are the services costs each operator (ATJn), the time-scope of existing each operator (ATJn) and the charge of differentiation distance each operator (AEon)."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
T1104
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sukardi
"Thesis ini membahas masalah diskrepansi kepuasan yang dicari (GS) dan kepuasan yang diperoleh (GO) responden atas tayangan film hiburan di TVRI, RCTI, TPI, SCTV, ANTEVE, INDOSIAR terhadap pelajar SMA Negeri di Kodya Pekanbaru - Riau. Sebagai kerangka teori digunakan model uses and gratifications dengan pokok bahasan pada diskrepansi antara Gratification Sought (GS) dengan Gratification Obtained (GO), khususnya untuk aspek diversion (pengalihan) dan exictement (kesenangan). Yang dijadikan anggapan dasar dalam model uses and gratification adalah pemirsa sebagai individu berperan aktif dan bebas memilih media serta tayangan yang dianggap menguntungkan dan bersifat kepala batu. Persaingan dari stasiun televisi swasta dalam penayangan programnya juga mempengaruhi pemirsa untuk pemenuhan kepuasan,karena untuk publikasi programnya telah digunakan media cetak.
Penelitian bertujuan untuk menjelaskan GS sebelum menonton TV dan GO setalah menonton TV diantara responden, mencari diskrepansi GS dan GO dari sajian media televisi. Pelaksanaan penelitian dilakukan dengan menggunakan metode survey,pengumpulan data dilakukan secara kuantitatif dengan menggunakan daftar pertanyaan tertutup dan sebagaian kecil terbuka. Responden berjumlah 200, terdiri dari pria 71 dan wanita 123. Konsep khalayak secara individual memiliki kebebasan menentukan media televisi yang hendak ditonton dan berkepala batu dikalangan pelajar SMA Pekerbaru dapat diterima. Karena TVRI dan RCTI,SCTV,TPI,ANTV dan Indosiar sudah memupunyai spesifikasi penyiaran, sehingga khalayak dapat memilih tayangan yang menjadi kesenangannya.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa : 1). Film nasional lebih disenangi oleh responden.2). Saran responden, perlu peningkatan mutu film nasional dalam bidang tehnik pembuatan, thema cerita, bintang pemerannya. 3). GS responden lebih banyak pada aspek "untuk mengisi waktu luang", mengatasi kesepian, mencari hiburan, dan mencari kesenangan. 4). Media TV yang paling banyak digunakan untuk mencari kepuasan adalah RCTI, SCTV dan Indosiar. 5). Kepuasan yang diperoleh (GO) dapat diperoleh dari RCTI, SCTV untuk mengatasi kesepian,mengisi waktu luang, mengurangi ketegangan, memperoleh kesenangan, dan memperoleh hiburan. 6). Dari TVRI dan TPI responden kurang dapat memperoleh kepuasan, dan dari ANTV serta Indosiar hanya beberapa aspek kepuasan yang diperoleh. Perbedaan GS dan GO terjadi pada TVRI, TPI dan ANTV, sedangkan pada RCTI, SCTV dan Indosiar tidak terjadi perbedaan, dengan demikian harapan untuk memperoleh kepuasan dengan menonton film hiburan dapat terpenuhi pada RCTI,' SCTV dan Indosiar untuk semua aspek Diversion (Pengalihan) dan exictemen (kesenangan)."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
A.G. Sudibyo
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1989
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ayub Khalid
"Pelanggan atau pemakai Internet sebagai media komunikasi dan transaksi di Indonesia masih rendah sekali jika dibandingkan dengan negara-negara di kawasan Asia-Pasific. Hal ini disebabkan oleh kondisi lingkungan telekomunikasi Indonesia yang masih memprihatinkan, misalnya kurangnya infrastruktur di bidang telekomunikasi, kurangnya kerangka regulasi untuk dunia maya, kurang memadainya sistem keamanan di Internet dan rendahnya tingkat sosial budaya masyarakat akan penggunaan Internet.
Untuk meningkatkan kemajuan pemakaian Internet sebagai media komunikasi dan transaksi perlu strategi yang tepat dalam rangka pengembangan lingkungan telekomunikasi Indonesia. Dimana alat bantu yang digunakan untuk menentukan strategi tersebut adalah berupa matrik EFAS/IFAS dan SWOT Analysis serta metric grand strategic.
Startegi yang seharusnya diterapkan untuk kemajuan pemakain Internet sebagai media komunikasi dan transaksi adalah meningkatkan sosial budaya masyarakat akan pemakaian Internet dengan cara menyediakan fasilitas-fasilitas Internet di tempat umum (perpustakaan sekolah, mesjid, gereja, dll) dan meningkatkan keyakinan masyarakat akan pemakaian Internet dengan cara menggunakan sistem security yang memadai (bisa menjamin kerahasiaan, keotentikan dan keabsahan pesan pihak yang melakukan komunikasi dan transaksi misalnya dengan menggunakan tanda tangan digital). Selain itu strategi yang lain adalah membuat badan regulator yang independen untuk menjamin perlakuan yang tidak fair terhadap operator-operator swasta dan ISP-ISP yang ada.

Subscribers or users of Internet as media communication and e-transaction are currently still much lower than other countries within Asia-Pacific region. They are due to lack of telecommunication infrastructure, lack of frame regulation, lack of secure system for Internet and lack of socio-culture of community to use the Internet.
It is imperative that the strategy is designed to enhance users/subscribers of Internet. The exact strategy is determined by metric EFAS/IFAS, SWOT Analysis and Metric Grand Strategy.
There are some strategies to increase subscribers/users of Internet for communication and e-transaction. The first strategy is to develop socio-culture of Indonesia community using the Internet within preparing Internet facility in the public place (ex: library, mosque, church and etc). The second strategy is to increase community confident using the Internet within implementation of the best secure system for Internet (ex: use digital signature). The last strategic is to build the Independent Regulator Body (IRB) that avoid or protect the private operators and others ISPs from treat or unfair action.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2003
T14599
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>