Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 167731 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Muhammad Novel Hidayat
"ABSTRAK
Untuk mendapatkan temperatur pendinginan yang rendah diperlukan perbedaan tekanan yang tinggi. Perbedaan tekanan yang sangat tinggi mengakibatkan kerja kompresor semakin berat. Hal ini mengakibatkan turunnya efisiensi dari sistem refrijerasi sehingga perlu menggunakan sistem refrijerasi cascade. Pada pengeringan beku vakum diperlukan temperatur pendingin yang rendah pada evaporator yang berfungsi sebagai cold trap. Pengeringan beku vakum memerlukan energi untuk proses pengeringan dengan sublimasi sebesar 2870kJ/kg.s, dengan memanfaatkan panas buang kondenser sebagai pemanas dapat mengurangi waktu pengeringan. Oleh karena itu, perlu dilakukan analisa perubahan temperatur dan massa aliran refrijeran pada metode ini agar dapat mengetahui efisiensi sistem dan mengurangi energi yang dikonsumsi selama proses pengeringan berlangsung.

ABSTRACT
For reach of low refrigeration temperature is needed high difference pressure. High difference pressure cause increase compressor work. It is reduce efficiency of refrigeration system so need to use cascade refrigeration system. In freeze vacuum drying, is needed low refrigeration temperatur on evaporator which in function as cold trap. Freeze vacuum drying need energy for drying process by sublimation is 2870kJ/kg.s, by using heat loss condenser as heater can reduce drying time. Because of that, it is need to analyze of temperature change and flow rate refrijerant in this method to find out system efficiency and decrease energy consumption when drying process."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2011
S1124
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Surya Fikri Utomo
"Kegiatan pengobatan dan penelitian biomedis membutuhkan cold storage untuk menyimpan spesimen biomedis seperti sel induk (stem cells), sperma, darah dan organ-organ lainnya dalam jangka waktu yang cukup lama. Organ-organ tersebut membutuhkan ruang pendingin yang mampu mencapai temperatur -130°C atau lebih rendah yang disebut ultra low cold storage (Aprea, 2009).
Sejatinya, refrigeran jenis CFC (Chloro-Fluoro-Carbon) memegang peranan penting dalam perkembangan sistem refrigerasi. Refrigeran CFC memiliki banyak keutamaan-keutamaan yang pada waktu itu sangat menguntungkan untuk dipergunakan sebagai komoditas refrigerant dunia. Penelitian pendahuluan simulasi dan eksperimental mesin pendingin cascade dua tingkat dengan refrigeran ramah lingkungan telah terbukti mampu mencapai -80oC (Nasruddin, 2008 & 2009), sehingga bila dilakukan penelitian lebih lanjut akan mencapai temperatur lebih rendah dari -100°C dengan mesin pendingin autocascade.
Pada percobaan ini hasil yang didapat adalah temperatur optimum yang mampu dicapai adalah -42°C, dengan pressure diatas 2 bar dengan komposisi propane 1100 gr dan ethane 200 gr. Meski high-system sudah dapat dikatakan baik, dengan mencapai -31°C, namun low-system masih perlu penelitian lebih lanjut mengenai komposisi refrijeran yang baik.

Medicine and biomedical research activities require cold storage to store the biomedical specimens such as stem cells, sperm, blood and other organs within a period of time. These organs require cooling chamber which is able to reach temperatures 130°C or lower, called ultra low cold storage (Aprea, 2009).
Indeed, refrigerant type CFC (Chloro-Fluoro-Carbon) plays an important role in the development of the refrigeration system. CFC refrigerants has many virtues which at that time was very advantageous to be used as the world refrigerant commodity. Preliminary simulation studies and experimental cascade refrigeration machine with two levels of environmentally friendly refrigerants have proven capable of achieving, -80°C (Nasruddin, 2008 & 2009), so if further investigation to reach temperatures lower than 100 oC with the engine-cooling autocascade.
In this experiment the results obtained are able to achieve the optimum temperature is -42°C, a pressure above 2 bar with a composition of 1100 gr propane and 200 gr ethane. Although high-system are well enough, reaching -31°C, but the low-system still needs further research on the best refrigerant composition.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S42135
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fajri Octadiansyah Umar
"Berbagai percobaan pressure drop aliran dua fasa pada pipa minichannel telah dilakukan. Selain mendapatkan data eksperimental, banyak peneliti juga membandingkan data eksperimen mereka, bahkan menambahkan data peneliti lain ke korelasi yang ada. Tujuan pada eksperimen ini untuk mengenal karakteristik pressure drop pada aliran dua fasa dengan menggunakan pipa horizontal minichannel dan refrijeran propane (R290), eksperimen ini menggunakan 18 korelasi yang ada dimana terbagi menjadi dua metode untuk mencari nilai pressure drop, yaitu metode separated dan homogeneous. Kondisi eksperimen ini menggunakan pipa horizontal dengan diameter dalam 3 mm, untuk mass flux divariasikan dari 50 hingga 180 kg/m2 s, sedangkan untuk heat flux divariasikan 5 hingga 20 kW/m2, temperature saturasi divariasikan 10 hingga 11 oC dan vapor quality 0 hingga 1. Hasil pada eksperimen ini berhasil mendapatkan korelasi terbaik dalam memprediksikan data eksperimen, yaitu korelasi milik Sun dan Mishima (2008) dengan mean absolute error sebesar 27,64 %.

Various experiments on the pressure drop of the two-phase flow boiling in the mini channel tube has been carried out. In addition to obtaining data on experimental pressure drop, many researchers have also compared their experimental data, and even added the data of other researchers to existing correlations. The purpose of this experiment is to identify the characteristics of the pressure drop in a two-phase flow using a horizontal minichannel pipe and a propane refrigerant (R290), this experiment uses 18 existing correlations which are divided into two experiments using a horizontal pipe with an inner diameter of 3 mm, for mass flux. varied from 50 to 180 kg / m2s, while for heat flux it was varied from 5 to 20 kW/m2 , saturation temperature was varied from 10 to 11 oC and vapor quality was 0 to 1. This experiment managed to get the best correlation in predicting experimental data,the correlation of Sun and Mishima (2008) with a mean absolute error of 27.64%."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Buyung Zainal Abidin
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1991
S36334
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gavin Cakraditya
"Tulisan dan penelitian ini dilakukan untuk melakukan perbandingan performa dari chiller dengan refrigerant R290 saat sebelum dan sesudah menggunakan sub-cooler/heat exchanger. Sehingga dapat memberikan perkiraan seberapa besar dampak penggunaan sub-cooler pada performa chiller. Penelitian ini dilakukan dalam rangka membantu pengembangan pemakaian chiller hidrokarbon di Indonesia, dimana minatnya sudah cukup tinggi dengan sifatnya refrigerant yang ramah lingkungan serta memiliki performa pendinginan yang lebih tinggi dari chiller dengan refrigerant R22 yang saat ini banyak digunakan. Melalui riset ini ditemukan bahwa penggunaan Sub-Cooler memberikan dampak kenaikan performa sebesar 6.9% pada beban pendinginan sedang, namun tidak memberikan perubahan signifikan pada performa saat beban pendinginan rendah.

The purpose of this research is to compare the performance of R290 hidrocarbon Chiller with sub-cooler and without sub-cooler, so that could give an estimation on how significant the impact made by sub-cooler in increasing chiller performance. This research also intended to helps the development of hydrocarbon chiller in Indonesia, which it's environmentally friendly and have higher performance than chiller with R22 as it's refrigerant. By doing this research, it was found that the use of sub-cooler when using it on medium cooling load operation could increase performance by 6.9%, but did not have significant effect in performance when using it on low cooling load operation."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Richardo Ariyanto
"Salah satu cara untuk meningkatkan efisiensi perangkat AC adalah dengan mengubah sistem menjadi Air Conditioner Water Heater (ACWH). Kalor yang dikeluarkan oleh sistem sebagai hasil dari kondensasi refrigeran akan ditangkap dan selanjutnya digunakan untuk memanaskan air, meningkatkan efisiensi dari perangkat AC. Penelitian ini menghasilkan suatu konsep sistem kendali yang dapat mengatur mode aliran refrigeran pada sistem ACWH, baik menuju air cooled condenser maupun menuju condenser water heater. Temperatur serta tekanan refrigeran pada sisi discharge kompresor serta temperatur pada tangki pemanas air dideteksi oleh perangkat akuisisi data, yang selanjutnya diolah dengan menggunakan aplikasi LabVIEW pada komputer. Aplikasi mengirimkan perintah kepada relay katup solenoid refrigeran yang mengatur aliran refrigeran ke condenser water heater. Perintah kepada relay ditransmisikan dengan metode komunikasi serial melalui perangkat mikrokontroler Arduino. Hasil pengujian untuk setpoint temperatur air panas 45°C, sistem berhasil mempertahankan temperatur air antara 45.6 °C dan 44.6°C. Rancang bangun sistem kendali yang dihasilkan memudahkan pengguna dalam mengoperasikan serta menampilkan status alat ACWH, dan memastikan komponen alat ACWH berjalan dalam batas aman selama dalam proses pemanasan air.

One of the methods that can be used to increase the efficiency of an Air Conditioning system is to convert it into an Air Conditioner Water Heater (ACWH) system. The heat released by the system due to refrigerant condensation will be captured and further used to heat the water, increasing the efficiency of the air conditioning device. This research resulted in a control system concept that can regulate the refrigerant flow mode in the ACWH system, both to the air-cooled condenser and to the condenser water heater. The data acquisition device detects the refrigerant's temperature and pressure on the compressor's discharge side and the temperature in the water heater tank, which is then processed using the LabView application on the computer. The application sends commands to the refrigerant solenoid valve relay that regulates the refrigerant flow to the condenser water heater. Commands to the relay are transmitted by serial communication method through Arduino microcontroller devices. Test results for a hot water temperature setpoint of 45°C, the system successfully maintained a water temperature between 45.6°C and 44.6°C. The resulting control system design makes it easier for users to operate and display the status of the ACWH system. It ensures that the components of the system run within safe limits during the water heating process."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Dani Arsanto
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2001
S37091
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Bimo Pratomo
"Korasi pada sistem pendingin mesin otomotif sering terjadi pada komponen-komponen ferrous di dalam sistem, dan mengganggu proses kerja keseluruhan dari mesin. Untuk mengatasi hal ini sering ditambalnkan inhibitor-inhibitor korosi ke dalam air pendingln. Pendingan mesin (engine coolant) sebagaf aditif air pendingin mengandung inhibitor-inhibitor korosi untuk mengataai hal di atas.
Penambahan Ethyleneglycol sebagai antibeku ke dalam pendlngin mesin dimalrsudlran agar kendaraan dapat bekerja sepanjang tahun, tidak terkecuali pada musim dingin. Diketahui bahwa ethylene glycol dapat menyebabkan korosi Sebagai contoh adalah graphitization' pada besi tuang dan dezmc.iflcatlon pada lfunlngan.
Penelitian ini mencoba untuk mellhat pengaruh sifat korosif pendingin mesin yang mengandung ethylene glycol dengan yang tidak mengandung ethylene glycol terhadap logam-logam yang biasa terdapat di dalam sistem pendingin mesin otomotif. Enam jenis logam dibuat dalam dua hubungan trigalvanllc, lalu dicelup di dalam media celup selama 336 jam pada temperatur konstan 7100, dan di dalam kondisi aerasi sifat korosif dilihat dan laju korosi yang diperoleh.
Dari hasil penelitian secara umum, terlihat laju korosi yang besar dari logam Dafa, besi tuang. aluminum, dan solder di dalam larutan korosif tanpa penambahan pendingin mesin . Kuningan dan tembaga memHlln? laju korosi yang relatif kecil karena sifat tahan korosi mereka yang tinggi. Setelah penambaban pendingin mesin sebesar 30 Z ke dalam larutan korosif terlihat penurunan dengan drastis semua laju korasi logam."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1996
S41182
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Firdaus
"Salah satu metode yang dapat digunakan pada pengering semprot adalah kombinasi antara pengering semprot dengan dehumidifier. Sistem dehumidifier bertujuan mengurangi kelembaban serta meningkatkan temperatur udara lingkungan sebelum masuk ke sistem pengering semprot, Pemanfaatan sistem ini dapat menghemat konsumsi energi.Tujuan Pada Penelitian kali ini adalah untuk mengetahui kondisi optimum konsumsi energi spesifik total yang terdapat pada sistem kombinasi antara pengering semprot dengan dehumidifier dengan menggunakan analisa simulasi termodinamika dengan refrijeran R 407 C dan CFD untuk sistem dehumidifier dan ruang pengering pada pengering semprot. Penelitian diawali dengan simulasi termodinamika dan CFD dengan Variasi temperatur udara 60 ?, 80 ?, 100 ?, 120 ?, dan 140 ?. Variasi kelembaban udara 0.00763 kgv/kgda, 0.01065 kgv/kgda, 0.0147 kgv/kgda, dan 0.0227 kgv/kgda variasi temperatur titik embun 10 ?, 15 ?, 20 ?, dan 27 ? . Dan variasi laju udara adalah 150 lpm, 300 lpm, dan 450 lpm.Berdasarkan penelitian yang telah diakukan, didapatkan bahwa dew point, temperatur udara keluar pemanas dan temperatur kondensor berpengaruh terhadap konsumsi energi spesifik total. Laju pengeringan terbesar terjadi pada udara dengan kelembaban udara pada temperatur titik embun 10 ?, laju udara 450 lpm, dan temperatur udara 140? dan Konsumsi energi spesifik terendah dari sistem terbesar didapatkan pada Temperatur Kondensor 60? dan 70?.

One method that can be used in a spray dryer is a combination of a spray dryer with a dehumidifier. The dehumidifier system aims to reduce moisture and increase the air temperature of the environment before entering the spray drying system. Utilizing this system can save energy consumption.The objective of this research is to know the optimum condition of total specific energy consumption in combination system of spray dryer with dehumidifier by using thermodynamic simulation analysis with refrigerant R 407 C and CFD for dehumidifier and spray drying system in spray dryer. The research begins with thermodynamic and CFD simulations with variations of air temperature 60 , 80 , 100 , 120 , and 140 . Air humidity variations are 0.00763 kg kg, 0.01065 kgv kgda, 0.0147 kgv kgda, and 0.0227 kgv kgda dew point temperature variations 10 , 15 , 20 , and 27 . And the variations in air rates are 150 lpm, 300 lpm, and 450 lpm.According in this research, it is found that the dew point, heater exit air temperature and condenser temperature have an effect on total specific energy consumption. The highest rate of drying occurs in air with air humidity at dew point temperature 10 , air rate 450 lpm, and air temperature 140 and the lowest specific consumption of the largest system is found in Condenser Temperature 60 and 70."
Depok: Universitas Indonesia, 2017
S68449
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>