Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 153896 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Narita Gianini Apsari
"Skripsi ini merupakan penelitian deskriptif-analitik yang menggunakan pendekatan kualitatif Tujuannya jalan menggambarkan dan menganalisa bagaimana produsen sebuah radio seperti HRFM 87,6 Jakarta memproduksi isi siarannya, dilihat dari segi ideologi produsen, kultur dan khalayak, serta kekuatan politik dan ekonomi yang melingkupinya saat ini. Radio dianggap memiliki kodrat yang unik untuk mempengaruhi khalayak, bahkan claim menggeser-geser nilai, gaya hidup dan tingkat keterlibatan terhadap medium radio itu sendiri. Dengan sifat ubiquitous (keberadaan dimana-mana), tidak berlebihan jika radio dijuluki sebagai the mover of participation, public opinion, political movement, mass action, capital market and social transformation. Karena radio siaran pertama-tama harus bersifat lokal, informasi yang didistribusikan juga sifatnya harus lokal, artinya, meskipun bermuatan internasional dan nasional tetapi memang dibutuhkan oleh khalayak lokal. Program harus dirancang agar khalayak yang tersebar di suatu kawasan teritorial tertentu dapat benar-benar mengalami kehadiran stasiun radio secara tepat guna, tidak merasa asing bahkan merasakan ikut memiliki serta berkepentingan. Penelitian ini menggunakan metode discourse, dengan melihat produksi isi pesan berdasarkan pada teks atau suara. Selain itu teks dan suara dianalisa berdasarkan semiotik, dimana yang dilihat adalah proses produksi media yang dipengaruhi oleh kultur audiensnya, ideologi institusinya, serta kekuasaan (power) yang terbangun. Hasil penelitian didukung dengan pengamatan terhadap obyek penelitian dan program siaran. Hard Rock FM sebagai radio yang mewakili subkultur young adult, memproduksi pesannya dengan cara-cara tertentu yang disesuaikan dengan karakteristik audiens dan berdasarkan ideologi yang mereka anut. Melihat pemakaian bahasa sebagai implikasi praktek sosial, bahasa disituasikan dalam relasi yang dialektik. Dialektik disini, maksudnya bahasa dibentuk secara sosial, namun bahasa juga membentuk secara sosial. Makna-makna yang diproduksi oleh radio dibentuk secara sosial, karena dari interaksi sehari-hari antara produser acara, marketing, dan penyiar dengan lingkungan kantor mereka sendiri dan kondisi sosial yang mereka alami, mereka dapat mengetahui hal-hal apa yang menjadi concern audiensnya, faktor-faktor apa yang menarik bagi audiensnya, dan cara berkomunikasi yang bagaimana yang dapat memenangkan perhatian mereka dan dapat ditangkap dengan tingkat salah interpretasi yang terminin. Interaksi antar agen manusia (pekerja media dan audiens) terus menghasilkan struktur, sehingga perubahan sosial menghasilkan interaksi simbolik antara media dengan audiensnya. Dari sini, media tidak hanya memenuhi dan men-supply kebutuhan akan informasi, kebaruan maupun hiburan, namun media juga menciptakan kebutuhan."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2001
S4213
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Staya Saraswati
"Penelitian ini mengungkap ideologi laten yang ada di balik program acara radio Guys' Talk yang disiarkan Hard Rock FM 87,6 Jakarta. Penelitian menggunakan analisis kritis wacana Norman Fairciough. Model analisis ini mengubungkan tiga dimensi dalam communicative events, yaitu teks, praktik wacana (discourse practice), dan praktik sosiokultural (sociocultural practice). Penelitian ini menemukan bahwa Guy's Talk secara taat asas menyampaikan ideologi kebebasan seksual dengan menampilkan seks sebagai sesuatu yang bebas, individual, subyektif, dan hedonis."
2004
TJPI-III-2-MeiAugust2004-73
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Satya Saraswati
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2003
S4397
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Alhafiz
"Persaingan antar stasiun televisi di Indonesia semakin ketat. Dengan jumlah stasiun swasta yang bersiaran nasional sebanyak 10 stasiun, berakibat stasiun-stasiun tv berusaha mendapatkan iklan sebanyak-banyaknya, karena iklan merupakan penghasilan atau sumber hidup utama stasiun tv swasta di Indonesia.
Tuntutan iklan juga diikuti dengan tuntutan jumlah penonton yang besar atau ditunjukkan melalui rating. Karena itu program-program televisi selalu ditujukan untuk mendapatkan rating sebesar-besarnya.
TV7 merupakan stasiun televisi yang merupakan anak perusahaan dari Kelompok Kompas Gramedia. Kompas sebagai induk memiliki sejarah dan kultur yang khas, yang selalu berpihak pada masyarakat kecil dengan menunjukkan unsur-unsur human interest dalam tulisannya.
Program Peristiwa pertama kali dirancang untuk memotret masalah human interest, sehingga tak jauh dari gambaran yang dimiliki Kompas. Namun tuntutan rating, topik-topik human interest, dinilai kurang laku, sehingga dilakukan perubahan topik dan mengangkat tema seks sebagai jualan utama program.
Keberhasilan topik seks ini ditunjukkan dengan peningkatan rating dan peningkatan jumlah iklan yang diraih program Peristiwa. Ini ditunjukkan dengan tingginya rating topik seks dibanding topik Iainnya.
Tujuan penelitian adalah untuk memberikan gambaran bagaimana proses produksi isi media dalam program Peristiwa, bagaimana konsumsi khalayak dan faktor apa saja yang mempengaruhi isi media.
Pada penelitian, metode yang digunakan serta analisisnya bersifat kualitatif deskriptif, dengan studi kasus pada program Peristiwa di TV7.
Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara mendalam, analisis isi media, analisis percakapan redaksi, analisis dokumen dan data AC Nielsen, dan focus group discussion.
Dalam penelitian ini dilakukan analisis isi terhadap isi media, dimana tergambar apa yang disebut liputan seks dan non seks, serta keberhasilan topik seks mendapatkan rating cukup baik.
Sementara analisis wacana untuk memberikan gambaran yang lebih dalam bagaimana teks terbentuk. Analisis dilakukan selain melalui analisis teks, juga melalui analisis produksi isi media, analisis konsumsi khalayak dan analisis sosial budaya.
Program Perisitiwa setiap pekannya melakukan produksi isi media yang merupakan proses rutin yang terjadi hampir di semua media dengan memiliki karakteristik masing-masing. Produksi isi media dan pemilihan topik seks dipengaruhi oleh awak redaksi sendiri, dan yang paling berperan adalah produser program. Dalam analisis percakapan redaksi dan produksi naskah dan gambar tergambar wacana yang terjadi dalam pemilihan topik program. Secara tidak langsung wacana yang terjadi di redaksi juga dipengaruhi oleh tuntutan rating dan iklan, dimana seluruh awak dituntut membuat program yang berorientasi pada rating.
Program Peristiwa TV7 menggambarkan bagaimana redaksi harus tunduk pada selera pasar, dan mengabaikan idealisme saat program ini dibangun sebelumnya. Faktor tujuan organisasi mencapai keuntungan (iklan) sangat berperan dalam level individu (producer) untuk mengambil pilihan isi media."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2003
T11999
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Satya Sawaswati
"Penelitian ini mengungkap ideologi laten yang ada di balik program radio Guys' Talk yang disiarkan Hard Rock FM 87.6 Jakarta. Penelitian menggunakan analisis kritis wacana Norman Fairclough. Model analisis ini menghubungkan tiga dimensi dalam communicative events, yaitu teks, praktik wacana (discourse practice) , dan praktik sosiokultural (socioculktural pratice). Penelitian ini menemukan bahwa Guy's Talk secara taat asas menyampaikan ideologi kebebasan seksual dengan menampilkan skesk sebagai sesuatu yang bebas, individual, subjektif dan hedonis."
2004
JPIN-III-2-MeiAugust2004-73
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Dadan Iskandar
"Permasalahan tesis ini difokuskan pada peran para awak redaksi dalam memproduksi isi media, khususnya dalam rapat redaksi, mengingat rapat tersebut dapat merupakan mekanisme yang memungkinkan munculnya preferensi ideologis dalam menempatkan berita, terutama di halaman depan. Dalam konteks Indonesia, khususnya & dalam masa transisi, mekanisme demikian belumlah terlalu jelas arah preferensi ideologisnya. Kalau demikian halnya, bagaimana awak redaksi memadukan nilai-nilai tematis, kebijakan surat kabar secara konsisten, lalu mengklaim menggunakan kriteria berita objektif untuk memutuskan penetapata (priming dan framing) berita? Bagaimana pula peran faktor lainnya?
Aspek yang ditelaah dalam kerangka teori adalah seputar text dan talk sebagai sebuah wacana dengan perspektif ekonomi-politik kritis. Karena itu, text dan talk tidak hanya dianalisis secara tekstual, tetapi juga diintertekstualitaskan dengan produksi dan konsumsi teksnya. Terakhir, diintelektualitaskan dengan praktek sosial budaya, khususnya berkenaan dengan pers di Indonesia. Hal ini dilakukan untuk memperoleh gambaran yang lebih komprehensif mengenai proses produksi isi media dalam rapat redaksi.
Secara metodologis, permasalahan tersebut dikaji dengan pendekatan kritis dengan menerapkan teknik observasi partisipan, wawancara mendalam, analisis framing, aralisis percakapan dan analisis intelektual.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Media Indonesia cenderung menampilkan pemberitaan kasus Bank Bali dalam frame "skandal money politics" dibanding frame "pemulihan ekonomi" maupun "prosedur legal formal". Frame 'skandal' senyatanya merupakan akhir dari rantai komunikasi yang pada tahap rapat redaksi telah dipancangkan. Bahwa pilihnn `skandal' merupakan suatu kesengajaan, dengan mengelaborasi eksemplar-eksemplar `skandal' yang melibatkan orang nomor satu, ketika menugaskan awak redaksi yang berposisi paling rendah. Bahwa priming atas kasus Bank Bali lebih merupakan inisiatif pemilik Media Indonesia yang merangkap menjadi Pemimpin Umum dan kesediaan bawahannya (awak redaksi) menjalankan inisiatif tersebut karena alasan ekonomis, di antaranya. Bahwa kesediaan para editor bukanlah tanpa perjuangan melawan keseragaman isi media, sehingga priming isi Media Indonesia merupakan dinamika struktur dalam memproduksi isi Media Indonesia.
Tehadap pemberitaan kasus Bank Bali, banyak perhatian yang diberikan khalayak Media Indonesia di Jabotabek, karena kasus ini dikaitkan dengan para pemegang kekuasaan yang tengah mendapat sorotan tajam dari publik dan sejalan dengan semangat reformasi. Di samping itu, kasus ini pemulihan ekonomi yang menjadi keprihatinan seluruh lapisan masyarakat. Dengan memberitakan kasus Bank Bali diharapkan oplah Media Indonesia meningkat. Nyatanya tidak selalu demikian.
Di sisi lain, kemenangan PDI Perjuangan dari Golkar (dalam pemilu Juni 1995 telah memberi landasan untuk mengungkap sisi buruk Golkar yang selama 32 tahun lalu tak bisa diungkap dengan leluasa. Sebaliknya, memberi landasan untuk bergantung pada PDI Perjuangan, dengan membingkai PDI-P sebagai pahlawan. "
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2000
T3027
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rizal Yusacc
"Proses produksi sebuah tayangan media secara umum merupakan proses rutin yang berlaku di semua media dengan karakteristik masing-masing. Unsur gambar dan suara, serta narasi dan wawancara merupakan proses teknis yang selalu menjadi syarat sebuah berita media elektronik televisi. Namun selain memiliki unsur kesamaan teknis, terbentuk pula perbedaan mencolok dalam segi isi. Karena itu meski sebuah sumber atau peristiwa secara garis besar sama, namun media memiliki karakteristik isi berita yang berbeda satu sama lain. Media menyebutnya "angle" berita.
Proses penentuan angle berita jelas menjadi proses rutin yang harus dijalani media sebagai bagian dari proses manajemen internal redaksi tersebut. Proses penentuan angle tersebut dipengaruhi oleh berbagai faktor baik dari masing-masing individu, organisasi, nara sumber, bahkan dari ideologi yang berlaku di mana media tersebut berada. Khusus bagi stasiun televisi komersial, proses produksi kemudian sangat ditentukan oleh posisi media secara ekonomi. Keberadaan mereka ditentukan oleh Rating dan Sharing program, sehingga pengelola dan pemilik media bergantung pada gerak komersial perusahaan, Serta kepentingan ekonomi institusi.
Ini membuat proses menyusun sebuah tayangan berita sangat ditentukan oleh arah dan tujuan yang akan dicapai. Jurnalisme televisi sebenarnya secara lugas mengacu pada jurnalisme berimbang dengan mengolah unsur kreatifitas untuk menghidupkan isi berita dalam format gambar bergerak. Namun idealisme tersebut tak selamanya berjalan mulus karena berbagai kepentingan ekonomi tersebut.
Anteve menyusun tayangan berita lebih cenderung pilihan komersial, yaitu berdasarkan selera pasar, dengan menjadi pelopor berita kriminal. Namun dalam perjalanannya, saat melalui sebuah proses politik, tayangan berita andalan Anteve berubah menjadi berita politik. Proses inilah yang kemudian diikuti dan ditelaah.
Melalui pemahaman terhadap proses produksi di redaksi inilah maka penelitian ini ditujukan untuk secara dekriptif mencari tahu apakah praktek editorial dalam menyeleksi berita dapat diterima secara rasional dan dapat dipertanggungjawabkan; dan sebuah program tayangan menyajikan laporan secara obyektif demi untuk kepentingan khalayak pemirsanya. Sehingga dalam konsep studi kasus memorandum 1 DPR menuju memorandum 2 DPR, bisa diketahui apakah tayangan Cakrawala Anteve turut berusaha mendorong lahirnya memorandum 2 DPR yang mengarah pada Sidang Istimewa MPR.
Dari tujuan tersebut, melalui rangkaian analisa terhadap proses framing isi berita dan wacana kritis atas dialog yang berlangsung pada pertemuan redaksi baik secara formal maupun informal, ditelaah berdasarkan praktek wacana (Fairlough) dan faktor isi pesan (Shoemaker). Artinya, metodologi dalam penelitian ini dilakukan secara analisa framing, guna mendapati tindakan-tindakan komunikatif yang berlangsung terhadap hasil berita yang ditayangkan. Sementara percakapan dalam rapat redaksi juga dianalisa untuk mendapati rangkaian pola pertimbangan dan alasan pemilihan berita tersebut. Dan diketahui secara pasti, bahwa media televisi sangat dipengaruhi oleh kepentingan ekonomi, hingga cenderung mengabaikan kepentingan pemirsanya."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2003
T12431
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Feni Fasta
"Ketika perusahaan memperluas kekuasaannya pada berbagai media yang berbeda, pengalaman empirik kerap menunjukkan bahwa kepemilikan silang justeru membuat informasi lebih serupa dan memihak pemodal dibandingkan sebelumnya.
Penelitian ini menyandarkan diri pada kajian ekonomi politik media kritis, berupaya mengeksplorasi kontestasi antara kepemilikan silang Nary Tanoesoedibjo dengan pemberitaan di RCTI, TRIJAYA FM dan TRUST mengenai kasus NCD Fiktif yang dialaminya, dominasi dan hegemoni struktur terhadap agensi dalam mempengaruhi isi berita, berikut pola yang terbentuk karena itu.
Temuan yang didapat melalui wawancara rahasia dengan awak newsroom, pengamatan dan analisis isi media, sangat menarik_ Di sini, peneliti menemukan bahwa media massa yang bernaung di bawah Media Nusantara Citra (MNC), subholding Bimantara yang mengurusi bidang multimedia dan penyiaran, dapat disebut sebagai contoh yang memadai untuk menggambarkan bagaimana kontestasi, dominasi dan hegemoni terjadi. Newsroom yang sejatinya harus independen dan jauh dari intervensi struktur, justeru menjadi corong. Pada akhirnya, wujud isi media tetap penuh dengan pemberitaan yang dipesan untuk kepentingan pemiliknya. Pola yang terjadi adalah pola yang pada intinya mendukung Hary Tanoesoedibjo sebagai sosok yang tidak bersalah, sebagai korban dan menuding pihak-pihak lain sebagai 'brutus' yang menjatuhkan citra dirinya sebagai taipan media massa di Indonesia.
Secara akademis, penelitian ini dapat dijadikan sebagai pemicu tumbuhnya ide untuk meneruskan penelitian dengan topik yang mengarah pada kasus kasus tertentu. Selain itu, berguna untuk pembuktian teori-teori dalam kajian ekonomi politik media. Secara praktis, dapat menggugah dan meneguhkan kesadaran para jurnalis dan mungkin pemilik jaringan lintas media massa bahwa penyajian isi media massa berkaitan dengan tanggungjawab moral dalam pembentukan opini publik.

When corporations expand their control over many different kinds of media (cross ownership) , they speak glowingly of providing richer public choices in information. But the empiric experience has been the common control of different media makes those media more alike than ever.
This research positioning itself to the critical political economy approach, tried to explore the contestation between Hary Tanoesoedibjo's cross ownership with the news in RCT1, TR1JAYA FM, and TRUST about NCD Fictive case of his own, domination and hegemony structure to the agency in persuading the news content, including the pattern which is made by.
What was found from the secret interview with newsroom personel, observation and media content analysis, very interesting. Here, the research found that mass medium which are standing under Media Nusantara Citra (MNC), Bimantara subholding which is care for multimedium field and broadcasting, can be take as a good example to describe how contestation domination and hegemony are happened. Newsroom which should be independent and far from structural intervension, became edge. Though once it happened a self dispute inside the journalist, in the end the news content still full with the news that are ordered for the owner self business. The exist frame was frame which is supporting Hary Tanoesoedibjo as innocent being, as victim and suspecting another sides as "Brutus" that tried to destroyed his image as king of mass media in Indonesia.
In academic way, this research can be set as provocation of idea to continuing the research with theme that leads to selected cases. Besides, it is.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2006
T21887
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Istin Marlena Dewi
"Berawal dari asumsi media bahwa adanya korelasi yang kuat antara apa yang diagendakan oleh media massa dan isue yang menjadi agenda publik menjadi akan semakin berpengaruh terhadap pemberitaan di media massa menjelang maupun akhir masa kampanye pemilu presiden. Kencenderungan sementara yang diperlihatkan media mengarah kepada munculnya media dengan kekuatan maupun kecenderungan politik tertentu.
Fokus penelitian ini tentang bagaimana sesungguhnya pemberitaan pemilihan presiden disajikan oleh surat kabar Kompas, Media Indonesia dan Koran Sindo dan bagaimana implikasinya terhadap ketahanan Nasional. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian analisis isi dengan pendekatan kuantitatif dan wawancara mendalam.
Dalam penelitian ditemukan bahwa berdasarkan kategori faktualitas, akurasi, kelengkapan dan relevansi tidak ada perbedaan yang signifikan dalam penyajiannya sedangkan untuk kategori nilai informasi terdapat perbedaan yang signifikan terhadap ketiga media surat kabar tersebut dalam penyajiannya serta ada implikasinya terhadap ketahanan nasional di dalam isi pemberitaan pilpres yang disajikan kepada masyarakat atau khalayak.
Peneliti menyarankan media masa cetak sebagai salah satu komunikator masa di Indonesia, sebaiknya tetaplah menjadikan diri sebagai wadah pendidikan moral dan politik untuk bisa menjadi netral, independen, dan pelaksana kontrol yang efektif. Mengurangi kecendrungan media terhadap politik tertentu dengan cara memperlihatkan sisi ketokohan, kharisma sosok kandidat calon presiden secara berimbang, tanpa mengesampingkan pemberitaan kandidat calon lainnya merupakan hal yang penting guna membentuk kondisi pencitraan politik yang sehat, sehingga menjadi faktor yang turut mempengaruhi perubahan perilaku pemilih.

Starting from the assumption that the media has strong correlation between what is upload by the mass media and issue is on the agenda of the public in the presidential election campaign. The media shown a tendency to the emergence of the media with the power for specific political leanings.
The focus of this research about how exactly the presidential election news presented by the newspaper Kompas, Media Indonesia and the Koran Sindo and what is its implications for national resilience. The type of research is the research wish content analysis with quantitative method and in-depth interviews.
Research results obtained by category in correlation that factuality, accuracy, completeness and relevance there was no significant difference in the presentation, while for the category value of information. There are significant differences between the three newspaper in its presentation, and there are implications for national security on the content of the election presented to the public.
The researcher suggests that the print media, as one of the communicators in Indonesia, should still make themselves as moral and political education forum and has to be a natural, independent, and implementing effective control. The media has also to be independent from certain political by showing the personal and charismatic figure of the presidential candidate in a balanced way. Candidates, reporting is essential in order to establish a healthy political image; conditions; thus becoming factors that influence voter behavioral change.
"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2016
T46693
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Corry
"Perkembangan media massa yang semakin marak juga turut mempengaruhi keberadaan media massa rohani Kristen termasuk majalah. Sebenarnya media massa rohani bukanlah hal yang baru karena pada dasarnya gereja membutuhkan media untuk menyampaikan pesan agama kepada umatnya. Sasaran yang hendak dicapai salah satunya adalah para remaja dan kaum muda Kristen. Hal ini didasari karena para remaja dan kaum muda adalah generasi penerus yang disiapkan oleh gereja untuk menyongsong masa depan dan menjadikan mereka sebagai calon-calon pemimpin. Untuk mencapai tujuan tersebut maka majalah rohani Kristen remaja berusaha menyampaikan muatan agama dengan kemasan yang menarik bagi para pembacanya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana fungsi dan peranan Majalah Rajawali sebagai media rohani untuk para remaja. Peneliti juga berusaha melihat seperti apa Tatar belakang para jurnalis yang bekerja di sana dan faktor apa yang paling dominan dalam membentuk karakteristik mereka. Selain itu peneliti juga ingin mengetahui faktor-faktor produksi mana yang paling dominan antara level rutinitas, organisasi dan ekstramedia. Penelitian ini ditunjang dengan konsep-konsep utama mengenai fungsi utama media massa dan peranan media massa rohani, pola produksi media, konsep majalah dan perkembangan majalah rohani di Indonesia serta karakteristik remaja menurut sudut pandang agama Kristen. Selain itu penelitian yang menggunakan paradigma postpositivis serta pendekatan kualitatif ini bersifat deskriptif. Metode penelitian yang dipilih ada dua yaitu wawancara mendalam dan observasi partisipasi dengan magang selama dua minggu di kantor redaksi Rajawali. Dan hasil penelitian menunjukkan bahwa Rajawali menjalankan fungsi dan peranannya baik sebagai media massa pada umumnya dan media massa rohani pada khususnya. Fungsi dan peranan yang paling dominan adalah Rajawali merupakan sumber informasi terhadap segala sesuatu yang berkaitan dengan agama Kristen yang sering menjadi pertanyaan dan keresahan yang dihadapi oleh para remaja dan kaum muda Kristen. Selain itu fungsi yang tidak kalah penting adalah sebagai media hiburan bagi para pembacanya dengan cara mengemas pesan agama bukan sesuatu yang 'berat' tetapi bisa dijadikan alternatif bacaan yang sangat informatif dan edukatif. Sedangkan faktor yang membentuk karkateristik orang-orang di balik media Rajawali pada dasarnya ada dua yaitu faktor internal yang terdiri atas pendidikan rohani, dukungan keluarga,kepedulian terhadap para remaja, keinginan untuk melayani. Sedangkan faktor lainnya adalah eksternal yang berasal dari lingkungan kerja, rutinitas ibadah yang diwajibkan oleh pemimpin umum, respon para. pembaca. Faktor produksi media yang dominan antara level rutinitas media, organisasi dan ideologi ada dua yaitu faktor bisnis dan faktor kebijakan yang meliputi organisasi media. Dan penelitian ini bisa dikatakan bahwa visi dan misi sebuah majalah rohani Kristen untuk remaja memang murni melakukan pelayanan bagi perkembangan dan pertumbuhan iman pembacanya. Visi dan misi ini bisa dicapai jika memang pihak dibalik media ini merupakan orang-orang yang memiliki komitmen penulis terhadap pelayanan dan didukung oleh situasi lingkungan kerja yang kondusif. Selain itu faktor bisnis meskipun tidak menjadi prioritas tptap harus dikelola dengan baik agar bisa menjangkau pembaca sampai ke seluruh pelosok Indonesia. Satu hal yang terpenting juga adalah mengenai sistem organisasi media yang harus dikelola lebih teratur dengan pembagian kerja yang jelas. Kesimpulannya faktor produksi media yang paling dominan di sebuah majalah rohani Kristen adalah rutinitas media dan organasisasinya.

The rapid development of mass media has influenced the existence of Christian mass media, including magazines. In fact, Christian mass media has existed for centuries as it is required to convey the gospel to theircbelievers. The main targeted audience is Christian youth. The reason behind this is that the churches have a mission to prepare the youth to be highly potential leaders of the next generation. In order to accomplish that mission, most Christian youth magazines make an effort to convey religious contents in a way that appeals to young people. This research's aim is to investigate the functionality and role of Rajawali magazine as a religion media for the youth. The researcher has also attempted to observe the journalists' background and other possible dominant factors that have built their characters. In addition, the researcher also wanted to observe the most dominant production factors, whether it be the level of routine, organization or extramedia. The research is supported by the major concepts regarding the major functions of religion mass media and its role, media production pattern, the concept of magazines and the expansion of religion magazines in Indonesia and also youth characteristics in accordance with the Christian point of view. Additionally, this research utilises the postpositivis paradigm through the descriptive qualitatiive method. There are two research methods that have been utilized, intensive interviews and an observatory internship of two weeks at Rajawali redactor office. Referring to the outcomes of the study, Rajawali is proven to have accomplished its function and role to serve as a mass media for both the public in general and Christians in particular. The most dominant function and role of Rajawali is to serve as a source of most Christianity related issues which many Christian youth have to deal with in their day-to-day lives. Another important function is to serve as an entertainment media for the readers by presenting religious messages in the form of informative and educative readings. In relation to the factors that characterized the people behind Rajawali media, there are basically internal and external factors. The internal factors consist of religion education, family support, youth caring, and the desire to minister. Some of the external aspects may include working environment, religious routines which have been assigned by the public leader and the readers' response. The two most dominant media factor which include the media routine, organization and extramedia are business and the media owner's policy. The outcome of the study shows the vision and mission of a Christian youth magazine is purely to assist in the development and the growth of faith of the readers. This vision and mission can be accomplished provided that the people behind the media are fully committed to the ministry and supported by a highly motivating working environment. While the business aspect may not be of high priority, it still requires to be well maintained in order to reach readers all parts of Indonesia. It is also imperative that the media organization system is maintained more effectively through comprehensive and segmented job descriptions for each department. In conclusion, the most dominant media production factors in a Christian magazine are media routine and its organization.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2005
S4262
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>