Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 111053 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nurhidayati
"Penelitian ini dilatarbelakangi oleh masih banyaknya ikian-ikian yang menggambarkan perempuan berdasarkan stereotip gender. Selama ini ikian yang dianggap memojokkan perempuan tersebut mendapatkan kritik dari kalangan terbatas, seperti aktivis perempuan dan pemerhati masalah perempuan. Bagaimana tanggapan khalayak sebenarnya, dalam hal ini mahasiswa, terhadap iklan-ikian tersebut, masih perlu dikaji. Karena itu tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh informasi mengenai sikap mahasiswa terhadap iklan yang menampilkan stereotip gender tentang perempuan, dalam hal ini ikian di televisi (TV Commercial), dan ada tidaknya hubungan antara tingkat kesadaran gender seseorang dengan sikap yang dimilikinya terhadap ikian-iklan tersebut. Penelitian dilakukan dengan metode survei dengan kuesioner yang disebar kepada 100 orang responden yang berasal dari mahasiswa/i S-1 Jurusan Komunikasi FISIP UI Angkatan 1996-2000, yang berusia 17-25 tahun. Teknik penarikan sampelnya menggunakan teknik simple random sampling. Dad hasil analisa data ditemukan bahwa, responden rata-rata menunjukkan sikap negatif atau tidak mendukung terhadap iklan yang menampilkan stereotip gender tentang perempuan. Hasil analisa data dengan Pearson's Correlation ditemukan bahwa ternyata terdapat hubungan antara tingkat kesadaran gender dengan sikap seseorang terhadap ikian yang menampilkan stereotip gender tentang perempuan. Kekuatan hubungan tersebut Iemah, tetapi pasti. lni menunjukkan keberadaan faktor-faktor lain yang pengaruhnya lebih kuat dalam pembentukan sikap terhadap iklan. Namun demikian temuan tersebut menunjukkan bahwa hipotesis penelitian, yaitu semakin tinggi tingkat kesadaran gender seseorang semakin negatif sikapnya terhadap iklan, terbukti keberlakuannya. Analisa data selanjutnya dilakukan dengan Partial Correlation untuk melihat ada tidaknya pengaruh karakteristik demografis terhadap hubungan antara tingkat kesadaran gender dengan sikap terhadap iklan.Ternyata setelah dikontrol oleh jenis kelamin, hubungan keduanya menjadi tidak signifikan dan sangat Iemah, bahkan dapat diabaikan) Temuan tersebut menunjukkan bahwa hipotesis penelitian, yaitu jenis kelamin mempengaruhi hubungan antara tingkat kesadaran gender dengan sikap terhadap iklan, terbukti keberlakuannya. Sedangkan usia dan pengeluaran bulanan tidak berpengaruh sama sekali terhadap hubungan tersebut, dan temuan ini menunjukkan bahwa hipotesis penelitian, yaitu usia dan pengeluaran bulanan mempengaruhi hubungan antara tingkat kesadaran gender dengan sikap terhadap iklan, tidak terbukti. Temuan yang menarik adalah terdapat perbedaan yang signifikan antara responden berjenis kelamin lelaki dan perempuan dalam pembentukan sikap terhadap iklan dan pembentukan tingkat kesadaran gender. Responden perempuan rata-rata lebih menunjukkan sikap negatif atau tidak mendukung terhadap iklan yang menampilkan stereotip gender tentang perempuan, dibandingkan rata-rata responden lelaki. Selain itu responden perempuan rata-rata juga memiliki tingkat kesadaran gender lebih tinggi dibandingkan rata-rata responden lelaki. Temuan-temuan dari penelitian ini sedikitnya dapat memberi masukan bahwa dalam menggambarkan perempuan dalam iklan berdasarkan stereotip gender, harus berhati-hati untuk menghindari respon yang tidak baik dari khalayaknya, mengingat semakin baiknya tingkat kesadaran gender pada khalayak dengan adanya berbagai informasi tentang kesetaraan gender, terutama pada perempuan yang sering dijadikan model dan sasaran penjualan produk pada iklan."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2001
S4211
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Jova Febrina
"[ABSTRAKbr
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui perbedaan kekerasan dalam pacaran
antara perempuan remaja akhir yang memiliki stereotip gender dan tidak memiliki
stereotip gender di JABODETABEK. Kekerasan dalam pacaran adalah
penyerangan fisik atau perilaku melukai tubuh, termasuk kekerasan psikologis
dan emosional, verbal atau tersirat, yang terjadi di situasi tertutup maupun umum,
dimana perbedaan utama dengan kekerasan dalam rumah tangga adalah pada
pasangan berpacaran tersebut tidak adanya ikatan darah atau hukum (Ely,
Dulmus, & Wodarski; Burgess & Robert, dalam Schnurr & Lohman, 2008).
Sementara itu, stereotip gender merupakan kumpulan keyakinan dan budaya
mengenai karakteristik, perilaku, dan kepribadian perempuan dan laki-laki
(Archer & Llyod, 2002; Hyde, 2007). Pengukuran kekerasan dalam pacaran
menggunakan alat ukur The Conflict in Adolescent Dating Relationships
Inventory (CADRI) (Wolfe, 2001) dan pengukuran stereotip gender menggunakan
alat ukur Bem Sex Role Inventory Short-form (BSRI) (Bem, 1981) yang telah
diadaptasi oleh peneliti. Partisipan berjumlah 194 perempuan remaja akhir yang
berusia 15-22 tahun di JABODETABEK. Hasil penelitian ini menunjukkan tidak
terdapat perbedaan kekerasan dalam pacaran yang signifikan antara perempuan
remaja akhir yang memiliki stereotip gender dan tidak memiliki stereotip gender.
Namun, ditemukan adanya rata-rata nilai kekerasan tertinggi pada responden yang
memiliki stereotip gender (feminine). Berdasarkan hasil tersebut, perlu diadakan
program-program intervensi dan edukasi kepada remaja agar mengenali dan dapat
terhindar dari kekerasan dalam pacaran.;This research conducted to find the differences of dating violence between
females in late adolescent with feminine, masculine, androgyny, and
undifferentiated gender stereotype in JABODETABEK. Dating violence
defined as physical assault or acts of bodily harm, including psychological and
emotional abuse, verbal or implied, that take place in private or in social
situations, which primarily differs from domestic violence in that the dating
couple is not bound by blood or law (Ely, Dulmus, & Wodarski; Burgess &
Robert in Schnurr & Lohman, 2008) and gender stereotype defined as a set of
beliefs and cultural characteristics, behavior, and personality in females and
males (Archer & Llyod, 2002; Hyde, 2007). Dating violence measured using an
adaptation instrument, The Conflict in Adolescent Dating Relationships
Inventory (CADRI) (Wolfe, 2001) and gender stereotype measured using Bem
Sex Role Inventory Short-form (BSRI) (Bem, 1981). 194 females in late
adolescent in JABODETABEK aged 15-22 were assessed. The result shows
that dating violence and gender stereotype has no significant difference between
females with gender stereotype and without gender stereotype. But the highest
means score for dating violence found in females with stereotype gender
(feminine). Based on these result, an intervention and education program for
adolescent is necessary for any prevention against dating violence., This research conducted to find the differences of dating violence between
females in late adolescent with feminine, masculine, androgyny, and
undifferentiated gender stereotype in JABODETABEK. Dating violence
defined as physical assault or acts of bodily harm, including psychological and
emotional abuse, verbal or implied, that take place in private or in social
situations, which primarily differs from domestic violence in that the dating
couple is not bound by blood or law (Ely, Dulmus, & Wodarski; Burgess &
Robert in Schnurr & Lohman, 2008) and gender stereotype defined as a set of
beliefs and cultural characteristics, behavior, and personality in females and
males (Archer & Llyod, 2002; Hyde, 2007). Dating violence measured using an
adaptation instrument, The Conflict in Adolescent Dating Relationships
Inventory (CADRI) (Wolfe, 2001) and gender stereotype measured using Bem
Sex Role Inventory Short-form (BSRI) (Bem, 1981). 194 females in late
adolescent in JABODETABEK aged 15-22 were assessed. The result shows
that dating violence and gender stereotype has no significant difference between
females with gender stereotype and without gender stereotype. But the highest
means score for dating violence found in females with stereotype gender
(feminine). Based on these result, an intervention and education program for
adolescent is necessary for any prevention against dating violence.]"
Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2015
S59103
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ariny Ma`rifah
"This research discusses about the meaning of the text perfume ad for boys and girls which is related with gender stereotype. This research's aims are to explain type of gender stereotype in teens magazines related to sociolinguistic. Methods used in this research are qualitative to describe a staple meaning in perfume ad text and quantitative to get some description about gender stereotype forms in teenagers. Some theories that are applied are Semantics and gender theory about stereotype. The result is the meaning in perfume ad text has a relation with gender stereotype"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2009
S10760
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
cover
cover
cover
Ginazty Adhika Arsanti
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2010
S5411
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Theresia Magdalena Theofanny
"Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan hubungan peran gender dan sikap terhadap perdamaian pada emerging adults. Penelitian didasarkan pada penelitian terdahulu yang menemukan adanya perbedaan dalam sikap terhadap perdamaian beserta faktornya tergantung pada jenis kelamin individu. Peran gender mengacu pada maskulin dan feminin yang merupakan dua dari empat tipe peran gender berdasarkan tipologi Bem (1974) dan diukur menggunakan Bem Sex Role Inventory (BSRI). Sementara itu, sikap terhadap perdamaian diukur menggunakan Peace Attitude Scale (PAS). Partisipan penelitian terdiri dari 158 emerging adults berkewarganegaraan Indonesia yang berada pada usia 18-25 tahun. Hasil uji korelasi Pearson menunjukkan bahwa baik peran gender maskulin maupun feminin sama-sama memiliki hubungan yang signifikan dan positif dengan sikap terhadap perdamaian. Sekalipun begitu, kedua peran gender memiliki perbedaan skor pada faktor-faktor sikap terhadap perdamaian yang terdiri dari sociopolitical, environmentalist attitudes, personal well-being, ease with diversity, dan caring—di mana peran gender feminin ditemukan memiliki skor yang lebih tinggi daripada maskulin pada empat faktor dengan pengecualian pada faktor personal well-being. Hal ini menunjukkan bahwa sekalipun kedua peran berhubungan positif dan signifikan dengan sikap terhadap perdamaian, terdapat perbedaan berbasis gender pada faktor-faktor sikap terhadap perdamaiannya
This study aims to examine the relationship between gender roles and peace attitude in emerging adults. This research is based on previous studies which found differences in peace attitudes and its factors depending on an individual’s sex.. Gender roles refer to masculine and feminine, two out of four types of gender roles based on Bem’s typology (1974) and measured using the Bem Sex Role Inventory (BSRI), whereas peace attitudes were measured using the Peace Attitude Scale (PAS). Participants consisted of 158 Indonesian emerging aged 18-25 years. The Pearson correlation test shows that both masculine and feminine gender roles have significant and positive relationships with peace attitudes. However, the two gender roles have different scores on the peace attitude factors consisting of sociopolitical, environmentalist attitudes, personal well-being, ease with diversity, and caring—where femininity was found to have a higher score than masculinity in four factors with the exception of personal well-being. This shows that although masculine and feminine gender roles are both positively and significantly related to attitudes towards peace, there are gender-based differences in terms of the peace attitude factors."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>