Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 49473 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Jurrieins, Edwin, 1972-
Leiden : KITLV Press, 2009
384.54 JUR f
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Wininta Febri Handayani
"Penelitian ini terfokus pada fenomena program tayangan di delapan televisi swasta yang mengandung materi seksual. Materi seksual merupakan isi dari materi pornografi. Pornografi merupakan salah satu hal tertua yang ada di dunia ini. Sejak dahulu segala sesuatu yang dibalut dengan materi seksual selalu mengundang ketertarikan sekaligus perdebatan. Memasuki tahun 2002, persaingan antar stasiun televise swasta semakin tajam, terutama dalam hal memperebutkan share audience dan slot iklan komersial. Menyikapi hal ini, media televise melihat materi seksual sebagai pemikat yang sangat ampuh untuk meraih penonton dalam jumlah besar. Selain itu hal-hal yang bersentuhan dengan materi seksual akan selalu up to date dan terus dikonsumsi oleh masyarakat, walaupun dalam skala yang berbeda.
Program tayangan malam yang dimulai pukul 18:00 WIB hingga 03:00 WIB, memiliki kandungan materi seksual yang sangat kental, Beberapa mempertontonkan adegan bermaterikan seksual dalam bentuk yang vulgar, kendati sebagian lagi hanya diekspose samara-samar. Namun pada dasarnya tetap dapat menimbulkan rangasangan seksual dan mengundang birahi. Program tayangan yang dijadikan sampel penelitian ini adalah program tayangan yang telah ditentukan peneliti dengan menggunakan teori purposive random sampling di delapan stasiun televisi swasta Indonesia yaitu RCTI, SCTV, Indosiar, TM, Trans TV, ANTV, TV7, dan Lativi, yang dimulai pukul 18:00 WIB hingga 03:00 WIB.
Peneliti melihat ada keterkaitan hubungan antara iklim persaingan antar stasiun televisi swasta dalam memperbutkan share audience dan iklan komersial dengan banyaknya frekuensi pemunculan materi seksual di delapan stasiun televisi swasta tersebut. Semakin banyak frekuensi pemunculan materi seksual pada sebuah tayangan, maka semakin tinggi pula share audience dan slot iklan komersial yang diperoleh sebuah stasiun televisi swasta. Oleh karena itu saat ini tayangan bermaterikan seksual marak kita saksikan di layar televisi.
Materi seksual yang digunakan sebagai alai ukur adalah materi seksual yang diambil peneliti dari Lembaga Sensor Film (LSF). Sehingga yang diukur pada saat pencatatan atau koding adalah pemunculan materi-materi seksual tersebut pada seluruh tayangan yang dijadikan sampel.
Peneliti mengaitkan frekuensi pemunculan tersebut dengan tingkat share audience dan jumlah slot iklan komersial tayangan yang bersangkutan dengan batasan materi seksual yang telah dijelaskan pada Bab IV. Ini ditujukan untuk memperoleh deskripsi pemunculan materi seksual secara detail di delapan stasiun televisi swasta tersebut.
Pengolahan data menggunakan SPSS versi 11.0 dan hasilnya peneliti menemukan bahwa korelasi atau hubungan antara frekuensi pemunculan materi seksual dengan share audience dan jumlah slot iklan komersial menghasilkan hubungan yang signifikan dan positif nmun cukup lemah.
Kesimpulan yang diambil peneliti adalah bahwa jika frekuensi pemunculan materi seksual tinggi atau banyak tidak selamanya akan menyebabkan share audience dan slot iklan komersial meningkat karena ada beberapa ha! lain yang mempengaruhi kedua hal tersebut, misalnya jam tayang dan tema tayangan. Namun bagaimanapun juga program tayangan yang dibalut dengan materi seksual selalu menarik perhatian penonton dan mendapatkan slot iklan yang cukup besar. Sehingga program tayangan dengan materi seksual yang kental tidak akan pernah dilewatkan penonton kapanpun jam tayangnya dan apapun temanya."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2004
T14293
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sunardian Wirodono
Yogyakarta: Resist Book, 2005
384.54 SUN m
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Ana Windarsih
"ABSTRAK
Tesis ini membahas masalah imperialisme media dalam dinamika televisi
nasional Indonesia -Trans TV- khususnya, Metalui teori hegemoninya Gramsci
dianalisa bagaimana TV dapat berfungsi sebagai resistensi hegemoni dalam
menghadapi imperialisme media yang masuk melalui program TV asing.
Pengembangan identitas budaya merupakan salah satu srrategi yang diterapkan
pada stasiun teievisi nasional Trans TV, Menggunakan pendekatan studi kasus
dengan teknik pengumpulan data in depth interview dan observasi. Analisa data
secara ilustratif naratif setelah melalui tahap pengkategorian data. HasH penelitian
menunjukkan bahwa Trans TV sebagai stasiun televisi late comer
tnengembangkan produksi program secara in house (90%) dengan
mengedepankan identitas budaya lokal. Namun hal tersebut belum bisa dikatakan
mengcounter hegemoni, karena Trans TV sejak awal siaran sampai sekarang
masih tetap menayangkan program impor dalam Biaskop Trans TV. Faktor
lainnya, sebagai televisi komersial Trans TV di samping mengemban tugas
memberikan edukasi kepada masyarakat. di sisi lain tetap mengembangkan
bisnisnya yang sudah barang tentu semakin melanggengkan ideologi kapitalisme.

Abstract
The focus of this study Is media imperialism within the dynamic of
(Indonesian national television especially Trans TV. With Gramsci's theory
hegemony i1 will be investigated how television could function an agent of
counter hegemony against media imperialism that infiltrated television through its
imported programs. To Develop of cultural identity is a strategy that has been
practiced by Trans TV. This research is a qualitative research that uses data
collecting technics are in depth interview and observation. The analysis of data
collected were conducted through categorization and coding which was later
systematically written imo illustrative narrative. The research findings show that
Trans TV as a late comer among all national televisions has developed an in house
production straightly (90%), with priority on local cultural identity. But it is
difficult to agree that such an action is a counter hegemony against imported
program particularly since Trans TV is still displaying imported movies through a
special program called Bioskop Trans TV. Another is the role of Trans TV as a
commercial television. so besides its function to provide educational programs for
the society, it must also pay attention to the development of its business core
which with inevitably sustain the so called capitalism ideology."
2009
T32482
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Lazarsfeld, Paul F.
New York: Amo Press, 1971
384.54 LAZ r
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Izyumov, N.
Moscow: MIR Publishers, 1980
621.384 IZY f
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Bangsawan
"Berdasarkan Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor 29 Tahun 2009 tentang Tabel Alokasi Spektrum Frekuensi Radio Indonesia, pada pita frekuensi radio 5 GHz digunakan oleh beberapa jenis service, diantaranya adalah Dinas Tetap dan Dinas Radiolokasi. Untuk pita 5600 - 5650 MHz diperuntukkan bagi Dinas Radionavigasi Maritim, Dinas Bergerak dan Dinas Radiolokasi. Sedangkan untuk Dinas Radiolokasi yang sharing dengan Dinas Tetap di pita 5 GHz dialokasikan di pita 5250 - 5255 MHz, 5255 - 5350 MHz, 5650 - 5725 MHz dan 5830 ? 5850 MHz. Dikarenakan prinsipnya adalah sharing, maka potensi interferensi antara kedua service tersebut sangat mungkin terjadi.
Penggunaan frekuensi radio di pita 5 GHz untuk kepentingan Dinas Radiolokasi adalah sangat vital yaitu penggunaan radar cuaca untuk kepentingan penerbangan dan pemantauan cuaca sehingga potensi interferensi tersebut harus diantisipasi dengan membuat strategi mitigasi, diharapkan dengan adanya solusi strategi mitigasi ini potensi interferensi dapat diminimalkan atau dikurangi. Metode pembuatan strategi mitigasi antara Dinas Tetap (RLAN-Radio Local Area Network)) dan Dinas Radiolokasi (Radar) di pita frekuensi radio 5 GHz dilakukan dengan menggunakan framework untuk problem solving.

Based on the Regulation of the Minister of Communications and Information No. 29 of 2009 on Radio Frequency Allocation Table Indonesia, the 5 GHz radio frequency band used by some types of service, including Fixed Service and Radiolocation Service. For band 5600 - 5650 MHz is for Maritime Radionavigasi Service, Mobile Service and Radiolocation Service. As for the sharing with Fixed Service and Radiolocation Service at 5 GHz band allocated in the band 5250-5255 MHz, 5255-5350 MHz, 5650-5725 MHz and 5830-5850 MHz. Because of the principle is sharing, then the potential for interference between the two services is very likely to occur.
The use of radio frequencies in the 5 GHz band for Radiolocation Service is very vital that the use of weather radar in the interests of flight and weather monitoring, so that the interference potential to be anticipated to create mitigation strategies, is expected with this mitigation strategies potential interference can be minimized or reduced . Mitigation strategies method between Fixed Service (RLAN - Radio Local Area Network) and Radiolocation Service (Radar) in the 5 GHz radio frequency band is done by using a framework for problem solving.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
T45273
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Beffy Saskia
"Teks radio merupakan sejenis teks yang menggunakan bahasa percakapan dengan memakai bahasa sehari-hari. Teks radio harus diungkapkan dengan baik, disusun secara logis, dan mudah dimengerti. Penulis teks radio selalu membawa ideologi tersendiri yang dikemas dengan menarik dalam naskah radio. Tidak sedikit pembaca teks radio ataupun pendengar program radio yang terpengaruh dan terbentuk persepsinya atas representasi yang berhasil dibangun melalui teks radio tersebut. Penelitian ini membahas tentang strategi yang digunakan dalam teks radio Kang Guru Indonesia terhadap Australia dan Indonesia, dua negara yang dibahas dalam teks radio yang menjadi obyek penelitian. Penelitian dilakukan terhadap dua teks radio yang berbeda dengan menggunakan metode analisis wacana kritis dan analisis genre. Hasil penelitian menunjukkan adanya strategi penyandingan dalam merepresentasikan Australia dan Indonesia. Namun, terdapat ketimpangan dalam menyandingkan kedua negara dengan tendensi representasi Australia yang lebih positif dan representasi Indonesia yang lebih negatif karena terdapat ideologi orientalisme di dalam teks radio KGI. Selain itu, hasil penelitian menunjukkan adanya persamaan-persamaan dalam fungsi bagian-bagian teks radio yang berbeda. Hasil penelitian tersebut diharapkan dapat membantu membantu masyarakat untuk menjadi lebih kritis dalam mendengar, mencerna, dan mengolah suatu program siaran radio sebelum memutuskan untuk membentuk persepsi sendiri.

Abstract
Radio script is a text that uses conversational language as well as casual language that are used in daily life. It must be well-expressed, logically arranged, and easy to understand. A radio scriptwriter always brings his/her own ideology that is packed within an interesting radio script. As a result, many people who read the text or listen to the radio program are affected and form their perceptions due to the representations that are built within the radio script. This research focuses on what kind of strategies applied in Kang Guru's radio script toward Australia and Indonesia, two countries that are discussed in this research. The research analyzed two samples from different kinds of radio script by using the method of critical discourse analysis and genre analysis. The result of the research indicates that there is a comparative strategy in representing Australia and Indonesia. Nevertheless, there are imbalances in representing the two countries with a tendency of more positive representation about Australia and more negative representation about Indonesia because there is an ideology of orientalism within KGI?s radio script. In addition, the result of the research indicates that there are some similarities in the function of each part of the text among different radio scripts. By acknowledging the results of this research, it can help to improve the critical minds of the society in facing radio broadcast before deciding to form a particular perception."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2011
S522
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Jurriens, Edwin
"This article is about community radio in Indonesia. This type of radio developed as an alternative to both public radio and commercial radio after the fall of Soeharto in 1998. Two important features of community radio are that it provides all community members with equal access to information, and also enables them to participate actively in management and production. Both features enhance people's self-awareness and sense of belonging to a community. This article compares the way in which community radio creates communal feelings with Bertolt Brecht 's ideas on theatre and radio, and Walter Benjamin's theory of mass media. In the second part of the article, the conceptual tools generated by this comparative framework are used for the discussion of the ideas and practices of community radio practitioners in Central Java. The stations discussed comprise two types of community radio: one based on geographical or professional grounds, the other tied to the interests of students at university campuses (so-called campus radio). The theoretical discussion of community radio as well as the description of the Central Javanese radio stations make it clear that community radio has a democratic right and duty to exist in Indonesian society, as it enables social groups to express themselves without interference of other parties, and contributes to the variety of the Indonesian media scene."
2003
AIIJ-XXVII-72-SeptDes2003-116
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>