Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 55236 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Winda Jayanthi Saragih
"Modifikasi terhadap lampu hias dengan melapiskan katalis TiO2 termodifikasi ke penutup lampu yang terbuat dari bahan kain katun untuk mendegradasi polutan udara ruangan yang dimodelkan oleh CO dari asap rokok dan formaldehida telah dilakukan. Hasil uji kinerja degradasi menunjukkan hasil bahwa CO dapat terkonversi sebesar 24% dan formaldehida sebesar 38% dalam waktu 180 menit dengan konsentrasi awal polutan tertentu. Katalis TiO2 yang dimodifikasi dengan penambahan TEOS dan urea mampu memiliki kinerja degradasi polutan di bawah sinar tampak.

Modification of decorative lamp with lampshade coated modified TiO2 catalyst to degrade indoor pollutants which are modeled with CO from cigarette smoke and formaldehyde have been conducted. The degradation test results showed that CO can be converted by 24% and 38% formaldehyde in 180 minutes with certain initial concentration. TiO2 catalyst which modified with addition of TEOS and urea could degrade pollutants under visible light."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2011
S1115
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Horison Ningsih Tamzil
"Rekayasa katalis komposit TiO2 - Abu Terbang pada pelapisan material bangunan (seperti hebel dan aluminium foil) untuk mengeliminasi polutan CO, CO2, dan NOx telah diinvestigasi. Sumber polutan diperoleh dari gas buang kendaraan bermotor (motor dengan bahan bakar premium). Komposit dikarakterisasi dengan FTIR, SEM-EDX, dan BET. Komposisi komposit optimum telah diperoleh yaitu komposit dengan komposisi 80% TiO2 - 20% abu terbang. Perlakuan awal abu terbang berhasil meningkatkan luas permukaan abu terbang dari 1,47 m2/g menjadi 2,07 m2/g.
Berdasarkan hasil regresi data uji kinerja komposit diketahui waktu yang dibutuhkan untuk mengliminasi polutan NOx di udara luar (0,5 ppm) hingga mencapai baku mutu (0,05 ppm) dengan menggunakan komposit 80% TiO2 - 20% abu terbang sebanyak 3 gram adalah 3 jam 8 menit. Pada polutan CO dan CO2 dari knalpot motor dengan konsentrasi mencapai 9% volume, tidak terlihat adanya eliminasi polutan dalam waktu uji yang cukup singkat (2 jam tanpa lampu UV dan 2 jam dengan lampu UV).

TiO2 - Fly Ash compositon construction material (such as hebel and aluminium foil) for eliminating pollutant CO, CO2, and NOx as air pollutants has been investigated. Pollutant was tame from motor vehicle exhaust gas (motorcycle with premium fuel). Composite was characterized by FTIR, SEM-EDX, and BET. Optimum pollutant elimination is obtained by using 80% TiO2 - 20% Fly Ash composite. Pre-treatment of fly ash enhanced specific surface area from 1,47 m2/g to 2,07 m2/g.
By using regression from composite data performance test, it is known that the time needed to eliminate NOx from outside air (0,5 ppm) until it’s concentration reached air quality standard (0,05 ppm) using 3 gram composite 80% TiO2- 20% Fly Ash was 3 hours 8 minutes. On pollutants CO and CO2 from exhaust motor gas with concentration 9% volume, there are no visible elimination of pollutant in a short time of testing (2 hours without UV light and 2 hours with UV light).
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S46398
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Stefania Ponxi Pamungkas
"ABSTRAK
Penghilangan polutan fenol yang sangat beracun dengan proses oksidasi fotokatalitik dengan semikonduktor TiO2 telah banyak dilakukan dan terbukti mampu mengoksidasi fenol menjadi CO2 dan H2O yang tingkat toksisitasnya jauh lebih rendah. Namun, fotokatalis memiliki daya adsorbsi yang rendah terhadap fenol, sehingga membuat laju reaksi pengubahan menjadi lambat. Metode lainnya yaitu adsorbsi. Metode ini dapat mengurangi keberadaan fenol pada perairan dalam jumlah besar, namun tidak dapat menurunkan tingkat bahaya senyawa fenol. Pendekatan yang diharap dapat menyelesaikan masalah ini adalah dikombinasikannya kedua metode ini, yaitu dengan material fotokatalis yang di-support oleh adsorben. Dalam penelitian ini digunakan adsorben karbon aktif serbuk sebagai penyangga yang akan dilapisi dengan fotokatalis TiO2 melalui metode sol-gel sehingga menghasilkan material adsorben ? fotokatalis terintegrasi (AFT).
Sol TiO2 dibuat dengan mencampur larutan A yang terdiri dari campuran TiAcAc (Aldrich 75%) 9.7 ml, etanol (Merck p.a) 23.7 ml, dengan larutan B yang terdiri dari H2O 0.71 ml, HCl pekat 0.08 ml dan etanol (Merck, p.a) 15.8 ml. Parameter-parameter yang divariasi adalah kandungan adsorben dalam uji adsorbsi (1, 2 dan 3.3 g/l), loading TiO2 dalam AFT (0, 5, 10, 15, 20, dan 25%), kandungan AFT dalam limbah (1, 1.3, 2, 3.3, dan 10 g/l), konsentrasi awal limbah (10, 30, 50, dan 60 ppm), serta dilakukan pula uji blanko. Reaksi dilakukan di Reaktor Tabung Ter-Aerasi (RTTA) dengan lampu UV dalam dan luar, serta dialirkan air pendingin dan udara pengaduk.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa peningkatan jumlah adsorben dapat meningkatkan penyisihan fenol. Pada nilai kandungan adsorben sebesar 3.3 g/l fenol sudah 90% tersisih. Peningkatan loading TiO2 dalam AFT hingga nilai tertentu juga meningkatkan penyisihan fenol, dan didapatkan nilai loading TiO2 optimum sebesar 15% yang mampu menyisihkan fenol sebesar 98%. Kandungan AFT yang ditingkatkan dalam limbah juga meningkatkan penyisihan fenol (hingga mencapai 100%) namun pada kandungan yang semakin tinggi, peningkatan penyisihan tidak signifikan. Pada nilai konsentrasi awal limbah yang semakin tinggi, penyisihan fenol menurun dan waktu yang diperlukan untuk mencapai baku mutu meningkat. Dari hasil uji blanko didapatkan bahwa proses adsorbsi dan fotokatalisis yang dilakukan AFT sebanyak 2 g/l memberi penyisihan fenol tertinggi setelah 2 jam yaitu sebesar 91.7%.

ABSTRACT
The degradation of phenol which is hazard by photocatalytic oxidation with TiO2 semiconductor has been widely investigated and proved that phenol can be transformed into CO2 and H2O that has much lower toxicity. Photocatalyst itself weakly adsorp phenol and causes low rate of transforming reaction. Another method for phenol degradation is adsorption, which can remove a lot of phenol but can?t decrease the hazardous of phenol substance. In order to solve those problems, this research combined both processes simultaneously by coated activated carbon powder as adsorbent with TiO2 through sol gel method. The material is called ?Adsorben - Fotokatalis Terintegrasi (AFT)?.
The coating of activated carbon with TiO2 was carried through evaporation of solvent. Sol of TiO2 was made by mixing solution A which consisted of TiAcAc (Aldrich 98%) 9.7 ml, ethanol (Merck p.a) 23.7 ml, with solution B which consisted of demineralized H2O 0.71 ml, HCl 0.08 ml and ethanol (Merck, p.a) 15.8 ml. The evaluated parameters were amount of adsorben in adsorption test (1, 2 and 3.3 g/l), loading of TiO2 in AFT (0%, 5%, 10%, 15%, 20%, 25%), amount of AFT in the waste system (1, 1.3, 2, 3.3, and 10 g/l), initial concentration of phenol (10, 30, 50, and 60 ppm), and also blank test. The degradation process of phenol was carried under ambient temperature in airsparged tube reactor with inner and outer UV lamps, cooling water, and also spargingair.
The adsorption test showed that degradation of phenol increased as the amount of adsorbent increased. After 2 hours, phenol was 90% degradated with 3.3 g/l activated carbon. Increasing loading of TiO2 in AFT until the optimum point (15%) was also increasing the degradation (after 6 hours, it reached 98%). The addition of AFT amount in the phenol waste caused higher degradation, but lower gradient of degradation increasing. Beside that, the higher initial concentration was, the lower degradation been, and the longer time that was needed to reach the maximum allowed concentration of phenol (0.5 ? 1 ppm). Blank test showed that simultaneous adsorption and photocatalytic process by AFT gave the best degradation among other processes. After 2 hours of test, the phenol degradation by 2 g/l AFT reached 91.7%.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2007
S49733
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Ibadurrohman
"Rekayasa dan uji kinerja alat purifikasi udara dari asap rokok yang menggabungkan fotokatalis (TiO2) dan adsorben (karbon aktif) telah dilakukan. Polutan yang digunakan sebagai model adalah CO murni, CO yang berasal dari asap rokok, campuran metanol-formaldehida, dan asetaldehida.
Hasil uji kinerja alat menunjukkan bahwa CO dapat terkonversi sebesar 75-90% menjadi CO2 dalam 10 menit. Hasil uji kinerja alat juga menunjukkan bahwa penambahan karbon aktif pada TiO2 tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap hasil uji degradasi CO. Untuk degradasi formaldehida dan asetaldehida, sebagai model polutan organik, uji kinerja alat menunjukkan bahwa proses degradasi lebih didominasi oleh adsorpsi dan proses fotokatalisisnya menghasilkan senyawa intermediate.

Device Prototyping and Performance Test for Air Purification from Cigar Smoke Pollutant Using Composite Catalyst TiO2 and Activated Carbon was done. Pure CO and that contains in cigar smoke, formaldehyde and acetaldehyde were used as pollutants in degradation purpose.
The test result showed that CO can be converted to CO2 with 75-90% conversion in 10 minutes. The test result also showed that addition of activated carbon in TiO2 did not affect the CO degradation result significantly. In the other hand, result of degradation test of formaldehyde and acetaldehyde, as organic pollutant model, showed that the process was dominated by adsorption and the photocatalytic process resulted intermediate substances.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
S52269
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Tiur Elysabeth
"Hidrogen merupakan bahan bakar alternatif yang bersih dan ramah lingkungan. Beberapa penelitian telah mengembangkan produksi hidrogen dari dekomposisi amoniak. Hal ini cukup menjanjikan, karena metode ini tidak menghasilkan CO2 dan mampu mengatasi permasalahan limbah. Amoniak merupakan sumber potensial untuk peningkatan permintaan hidrogen. Fotoelektrokatalisis merupakan teknologi alternatif untuk menghasilkan hidrogen dari dekomposisi amoniak dengan energi rendah dan ramah lingkungan. Namun, bagian terpenting pada metode ini yaitu fotoanoda yang berbasis titania nanotube perlu dimodifikasi untuk mendapatkan fotoanoda yang lebih efesien dan efektif dalam mendegradasi amoniak dan produksi hidrogen secara simultan. Tujuan utama dari penelitian ini adalah mendapatkan fotoanoda berbasis titania nanotube yang memiliki performa yang tinggi dalam mendegradasi amoniak dan memproduksi hidrogen secara fotoelektrokatalisis. Modifikasi dilakukan dengan menambahkan dopan nitrogen secara insitu saat anodisasi dan sensitasi CuO yang menggunakan dua metode yaitu insitu saat anodisasi dan successive ionic layer adsorption reaction (SILAR), kemudian menentukan loading nitrogen dan CuO yang optimal dan mengkombinasi keduanya pada titania nanotube untuk membuktikan efek sinergis dari keduanya. Selain itu, penelitian ini juga bertujuan mengajukan mekanisme yang terjadi pada proses degradasi amoniak dan produksi hidrogen secara simultan dengan metode fotoelektrokatalisis.
Pada penelitian ini dilakukan karakterisasi morfologi, spektrum serapan cahaya, kristalografi titania nanotube, bilangan oksidasi elemen penyusun fotoanoda, gugus fungsi yang terbentuk masing-masing menggunakan FESEM-EDX dan TEM, UV-Vis DRS, XRD, XPS, dan FTIR. Besar energi bandgap dan ukuran kristal dihitung menggunakan fungsi Kubelka Munk dan persamaan Scheerrer. Respon fotoelektrokimia diamati menggunakan Potensiostat dan diagnostic perubahan respon material yang dimodifikasi disajikan dalam bentuk Applied Bias Photon to current Eficiency (ABPE). Reaktor fotoelektrokatalisis (PEC) yang digunakan untuk proses degradasi amoniak dan produksi hidrogen secara simultan terdiri dari sel fotoelektrokimia yang dimodifikasi. Sel fotoelektrokimia dilengkapi dengan sumber sinar foton lampu Mercury 250W, dan jaringan yang menghubungkan reaktor dengan GC TCD untuk mengukur gas hidrogen yang terbentuk. Konsentrasi amoniak diukur menggunakan spektrofotometer dengan metode Nessler. Senyawa intermediet yang terbentuk diukur menggunakan spektrofotometer dengan metode SNI 6989-74-2009.
Hasil penelitian membuktikan bahwa titania nanotube yang dimodifikasi dengan dopan N diperoleh penyisihan amoniak dan produksi hidrogen maksimum sebesar 74.4% dan 561 mmol/m2 oleh 3N-TiNTAs. Pada perbandingan metode deposisi CuO diperoleh penyisihan amoniak maksimum sebesar 50,1% dan produksi hidrogen sebesar 392.85 mmol/m2 menggunakan CuO-TiNTAs SILAR. Produksi hidrogen tertinggi pada variasi loading CuO dicapai oleh 7CuO-TiNTAs sebesar 910.14 mmol/m2. Namun, uji kinerja pada modifikasi TiNTAs dengan kombinasi dopan N dan sensitiser CuO hanya dapat menyisihkan amoniak dan produksi hidrogen yang dihasilkan hanya sebesar 28.03% dan 66.61 mmol/m2.

Hydrogen is a clean and environmentally friendly alternative fuel. Several studies have developed hydrogen production from ammonia decomposition. It is promising because this method does not produce CO2 and can overcome waste problems. Ammonia is a potential source for increasing hydrogen demand. Photoelectrocatalytic is an alternative technology to produce hydrogen from ammonia decomposition with low energy and is environmentally friendly. However, the most important part of this method is the photoanode based on titania nanotubes needs to be modified to get the more efficient and effective photoanode in simultaneously degrading ammonia and producing hydrogen. The main objective of this research is to obtain a photoanode based on titania nanotubes, which have high performance in photoelectrocatalytic ammonia degradation and hydrogen production. Modifications were conducted by adding nitrogen dopants by in situ during anodization and CuO sensitization using two methods, namely in situ anodization and successive ionic layer adsorption reaction (SILAR), then determining the optimal loading of nitrogen and CuO and combining both on titania nanotubes to prove the synergistic effect of both of them. Additionally, this study also proposes a mechanism that occurs in the simultaneously degradation of ammonia and hydrogen production by the photoelectrocatalytic method.
In this study, the characterization of morphology, light absorption spectrum, crystallography of titania nanotubes, the oxidation number of photoanode constituent elements, functional groups formed using FESEM-EDX and TEM, UV-Vis DRS, XRD, XPS, and FTIR, respectively, were conducted. Bandgap energy and crystal size were calculated using the Kubelka–Munk function and Scherrer equation. The photoelectrochemical response was observed using a potentiostate and diagnostic changes in the response of the modified material were presented in the form of Applied Bias Photon to Current Efficiency (ABPE). The photoelectrocatalytic reactor (PEC) used for the simultaneously degradation of ammonia and hydrogen production consists of a modified photoelectrochemical cell. The photoelectrochemical cell is equipped with 250 W Mercury lamp as a photon beam source and a network connecting the reactor with GC TCD to measure the hydrogen gas formed. Ammonia concentration was measured using a spectrophotometer with the Nessler method. The intermediate compounds formed were measured using a spectrophotometer using the SNI 6989-74-2009 method.
The results showed that titania nanotubes modified with N-dopants obtained maximum ammonia removal and hydrogen production of 74.4% and 561 mmol/m2 by 3N-TiNTAs. In the comparison of the CuO deposition method, the maximum ammonia removal was 50.1% and hydrogen production was 392.85 mmol/m2 using CuO-TiNTAs SILAR. The highest hydrogen production in the CuO loading variation was achieved by 7CuO-TiNTAs of 910.14 mmol/m2. However, the performance test on modified TiNTAs with a combination of N dopants and CuO sensitizer could only remove ammonia and the resulting hydrogen production was only 28.03% and 66.61 mmol/m2, respectively.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eva Rosdiana
Depok: Universitas Indonesia, 1999
S29700
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sutar
"ABSTRAK
Fenol merupakan salah satu di antara senyawa buangan industri yang berbahaya bagi lingkunagan dan manusia. Berbagai cara telah dilakukan untuk menanggulangi masalah pencemaran air yang disebabkan oleh limbah industri. Proses pengolahan air limbah yang ideal adalah dapat menetralkan semua senyawa berbahaya yang berada dalam air limbah tanpa meninggalkan sisa limbah lagi.
Dari hasil penelitian, senyawa fenol dapat didegradasi dengan proses fotokatalitik. Proses fotokatalitik merupakan teknologi yang relatif baru dalam bidang pengolahan air limbah dan pemurnian air limbah dengan memanfaatkan semikonduktor sebagai katalis seperti TiO2. Proses fotokatalisis ini mempunyai keuntungan antara lain hasil reaksi yang dihasilkan bersifat tidak berbahaya dan dapat menggunakan sinar matahad sebagai sumber ultraviolet.
Dalam makalah Skripsi ini akan dibahas mengenai konsep degradasi senyawa fenol secara fotokatalitik dengan katalis TiO2 Serta berbagai parameter-parameter operasi yang berpengaruh terhadap laju degradasi antara lain konsentrasi katalis, konsentrasi fenol, nilai pH, penambahan karbon aktif, pengaliran udara, dan intensitas lampu. Konsentrasi katalis divariasikan dari 2 sampai 10 gram dalam 1 liter larutan. Harga pH dari larutan menjadi parameter yang penting dalam proses degradasi fenol dan didapatkan harga pH yang optimal sekitar 7. Keberadaan karbon aktif akan membantu katalis untuk meningkatkan daya adsorbsinya terhadap molekul organik, dimana jumlah katalis dan karbon aktif yang optimal adalah masing-masing 5 dan 1 gram dalam 1 liter larutan. Keberadaan oksigen yang terdapat dalam udara, sebagai penerima elektron, merupakan salah satu parameter yang dapat menaikkan laju degradasi. Dan dari hasil penelitian proses degradasi tenol dengan pengaliran udara membutuhkan waktu degradasi yang lebih cepat dibandingkan parameter yang lain.

"
2001
S49170
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alfi Syakila
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2001
S29667
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2000
S50814
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zamaya Pramestidiani
"Pencemaran udara dalam ruang merupakan permasalahan yang cukup serius dan lebih membahayakan kesehatan akibat banyaknya masyarakat yang beraktivitas di dalam ruangan dalam waktu yang lama sehingga intensitas paparannya menjadi jauh lebih tinggi. Salah satu upaya dalam meningkatkan kualitas udara adalah dengan menggunakan alat purifikasi udara yang dapat mendegradasi polutan secara efektif  melalui proses fotokatalisis terkombinasi dalam satu alat yang memiliki desain minimalis dan mudah digunakan. Kerangka dari alat purifikasi udara pada penelitian ini dibuat dengan menggunakan papan-papan akrilik dengan memiliki sekat-sekat untuk meletakkan komponen dari alat berupa blower untuk mensirkulasi udara masuk-keluar alat, generator plasma ion negatif untuk memecah polutan menjadi bentuk yang tidak berbahaya, serta membersihkan partikulat yang masih tersisa, media penyangga berupa kain filter dan karbon aktif berbentuk honeycomb yang dilapisi katalis komersil berwujud aerosol dan dilengkapi lampu UV-C sebagai sumber foton bagi proses fotokatalisis. Hasil karakterisasi SEM-EDS dan XRD menunjukkan bahwa katalis yang digunakan mengandung TiO2, Karbon, dan Besi-Kobalt. Kemudian dari karakterisasi UV-Vis DRS didapatkan band-gap energy katalis yang digunakan adalah 3.28 eV. Berdasarkan hasil pengujian degradasi polutan asap rokok, didapat kombinasi proses dengan hasil terbaik untuk purifikasi udara yaitu kombinasi antara proses fotokatalisis dengan menggunakan penyangga katalis berupa karbon aktif, lampu UV-C, dan plasma ion yang berhasil mendegradasi konsentrasi CO sebanyak 30.77%, TVOC sebanyak 90.51%, HCHO sebanyak 89.93%, PM 2.5 sebanyak 97.80%, dan PM 10 sebanyak 97.20% dalam waktu 120 menit.

Indoor air pollution is a significant concern, posing serious health risks due to prolonged exposure for people who spend a considerable amount of time indoors. One effective approach to improve air quality is by using an air purification device that can degrade pollutants through a combined photocatalytic process within a single, user-friendly, and minimalist design. The air purifier framework in this study was constructed using acrylic boards with compartments to house various components, including blowers for air circulation, negative ion plasma generators to break down pollutants into harmless forms and clean residual particulates, and filter media such as cloth filters and honeycomb-shaped activated carbon coated with a commercial aerosol catalyst. The device also includes a UV-C lamp as a photon source for the photocatalysis process. SEM-EDS and XRD characterizations revealed that the catalyst used contains TiO2, carbon, and iron-cobalt. Additionally, UV-Vis DRS characterization determined the band-gap energy of the catalyst to be 3.28 eV. Based on the pollutant degradation tests using cigarette smoke, the optimal combination for air purification was found to be the photocatalytic process using activated carbon as the catalyst support, a UV-C lamp, and plasma ions. This combination successfully degraded CO concentrations by 30.77%, TVOCs by 90.51%, HCHO by 89.93%, PM 2.5 by 97.80%, and PM 10 by 97.20% within 120 minutes."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>