Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 140530 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dhinda Prinita Sari
"Penelitian ini bertujuan untuk mengurangi waktu penyalaan dan emisi CO dari biobriket (biomassa ? batubara) dengan melibatkan variasi komposisi biomassa. Hal ini dikarenakan biomassa memiliki kandungan volatile matter yang lebih tinggi dan kadar karbon yang rendah. Pada penelitian ini dilakukan variasi komposisi biomassa sekam padi dan jerami padi dengan kadar 0%, 25%, 50%, dan 100% pada biobriket sehingga dapat dibandingkan secara relatif terhadap briket batubara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variasi komposisi biomassa berpengaruh signifikan terhadap waktu nyala dan reduksi emisi CO. Untuk waktu ignisi, paduan terbaik didapat oleh 50% sekam padi : 50% batubara dengan waktu ignisi 3.67 menit dan 50% jerami padi : 50% batubara dengan waktu ignisi 8 menit sedangkan briket 100% batubara membutuhkan 10.16 menit untuk menyala. Untuk emisi CO, paduaan terbaik didapat oleh 50% sekam padi : 50% batubara dengan emisi CO rata-rata 687.38 ppm dan 25% jerami padi : 75% batubara dengan emisi CO rata-rata 792.92 ppm sedangkan emisi CO rata-rata briket batubara adalah 1239.

This research aims to reduce the time of ignition and CO emissions from biobriquette (biomass - coal) involves variation of biomass composition. This is because biomass has higher volatile matter content and lower carbon content. In this research, biobriquettes with biomass composition of rice husks and rice straw of 0%, 25%, 50%, and 100% have been compared relative to coal briquettes in terms of ignition time and CO emission. The results showed that the variation of biomass composition significantly influence the ignition time and CO emissions. For ignition time, the best composition was obtained by 50% rice husk: 50% coal with ignition time 3.67 minutes, and 50% rice straw: 50% coal with ignition time 8 minutes while the 100% coal briquettes takes 10.16 minutes to burn. For CO emissions, the best composition was obtained by 50% rice husk: 50% coal with CO emissions average 687.38 ppm and 25% rice straw: 75% coal with CO emissions average 792.92 ppm while the average CO emissions of coal briquettes was 1239."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2011
S1092
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
A`Isyah Fadhillah
"Co-pirolisis termal antara bonggol jagung dan PP pada laju pemanasan rendah telah berhasil memisahkan bio-oil fasa oksigenat dan non-oksigenat secara spontan. Pada co-pirolisis, PP dapat mengambil oksigen dari bio-oil untuk mengkonversi sebagian bio-oil menjadi fasa non-oksigenat sehingga dapat berkontribusi dalam perengkahan PP. Namun, kemampuan PP untuk mengubah oksigen sangat lemah. Pada penelitian ini, zeolit digunakan sebagai katalis pada co-pirolisis bonggol jagung dan PP pada laju pemanasan rendah guna mengurangi energy aktivasi dari pirolisis PP, sehingga akan mengurangi suhu dekomposisi massa PP hingga kurang dari 400 oC. pada penelitian sebelumnya, belum pernah ada katalitik pirolisis menggunakan laju pemanasan rendah untuk meningkatkan yield fase non-oksigenat pada co-pirolisis biomass dan PP. Penelitian ini dilakukan di reaktor berpengaduk dengan laju pemanasan 5 oC/menit dan suhu pirolisis 500 oC. komposisi umpan yang digunakan adalah 0; 50 dan 100%PP. Katalis yang digunakan adalah katalis zeolit alam dan zeolit sintetik ZSM-5 dengan dua rasio Si/Al yang berbeda yaitu 38 dan 70. Penggunaan katalis menghasilkan produk senyawa alifatik seperti metil, metilen dan methin yang tingggi. Dengan penambahan tipe katalis zeolit ZSM-5 produksi dari alilik yang merupaan rantai yang berhubungan dengan alkena berkurang. Apabila dilhat dari kualitas bio-oil, sebagian besar fraksi bio-oil non-polar memiliki nilai HHV yang hampir sama atau sedikit lebih tinggi dari bahan bakar komersial yaitu diesel dan gasoline. Selain itu apabila dilihat dari nilai BI (Branching Index) bio-oil fraksi non-polar menghasilkan rantai karbon lurus dengan cabang yang lebih banyak apabila dibandingkan dengan bahan bakar komersial. Dari perbandingan HHV dan BI, nilai HHV dan BI bio-oil fraksi non-polar lebih mendekati nilai HHV dan BI dari gasoline komersial.

Thermal co-pyrolysis of corn cobs and polypropylene (PP) at low heating rate has succeeded in separating bio-oil produced between oxygenated and non-oxygenated phases spontaneously. In co-pyrolysis, PP can sequester oxygen from bio-oil to convert part of bio-oil to non-oxygenated phase and can contribute partly non-oxygenated phase by PP carbon chain cracking. However, the capability of PP pyrolates to sequester oxygen is still low. In present work, zeolite catalyst was introduced in co-pyrolysis of corn cobs and PP at low heating rate, in order to reduce activation energy of PP pyrolysis and therefore reducing the lowest temperature of PP mass decomposition to less than 400oC. There has been no research previously conducted to employ catalytic co-pyrolysis at low heating rate to improve non-oxygenated phase yield in co-pyrolysis of biomass-plastic. The present co-pyrolysis work was carried out in a stirred tank reactor at heating rate of 5oC/min and maximum temperature of 500oC. The composition of feed was varied at 0, 50 and 100%PP in the mixture of corn cob particles and PP granules. There were two types of zeolite catalysts used in this experiment, natural zeolite and ZSM-5 with two different ratio, 38 and 70. Utilization of catalyst generated high amount of aliphatic moieties, i.e. methyl, methine and methylene. With ZSM-5 catalyst utilization, production of allyl decreased. Most of non-polar bio-oil fractions have similar or slightly higher higher heating values (HHVs) compared to those of commercial fuels. Branching index (BI) values of non-polar phase of bio-oil generated traight carbon chain with higher branches compared to those commercial fuels. From the comparison of HHV and BI value, non-polar phase of bio-oil generate HHV and BI value closer to commercial gasoline."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Alfinuha Nabil
"ABSTRAK
Material plastik, seperti polipropilena PP , yang mengandung banyak hidrogen sangat potensial untuk digunakan sebagai sumber hidrogen pada co-pyrolysis bersama biomassa seperti bonggol jagung. Dengan mencampurkan keduanya, akan tercipta suatu efek sinergetik yang akan meningkatkan kualitas bio-oil yang dihasilkan. Investigasi yang mengarah pada fenomena efek sinergetik ini dievaluasi dengan menggunakan reaktor displacement untuk melakukan proses slow co-pyrolysis. Eksperimen yang melibatkan umpan yang didominasi biomassa, yaitu PP < 50 regime 1 , terjadi kontraksi pada reaktor kemudian diikuti dengan tidak berubahnya displacement dari silinder piston, sementara pada pirolisis umpan yang didominasi plastik, yaitu PP ge; 50 regime 2 menunjukkan adanya swelling dan contraction pada reaktor. Pada regime 1, sifat termoplastis tidak muncul pada char, sementara pada regime 2, sifat termoplastis muncul pada char. Eksperimen juga menunjukkan bahwa pada komposisi PP < 37,5 , char masih mengandung senyawa oksigenat, dan pada PP ge; 37,5 , char tidak mengandung oksigen. Sementara itu, pada komposisi PP 75 menunjukkan adanya perpindahan massa oksigen hasil pirolisis biomassa ke lelehan plastik. Hasil semua eksperimen di atas menunjukkan bahwa pirolisis umpan regime 2 mengindikasikan adanya interaksi yang kuat antara hasil pirolisis biomassa dan plastik PP yang mengarah ke efek sinergetik

ABSTRACT
Plastic material, such as polypropylene plastic PP , which has hydrogen content compared to that in biomass, is potential to be used as a hydrogen source for pyrolysis of biomass, such as corncobs. By mixing these two, certain synergistic effect will appear that will improve the quality and quantity of bio oil produced. Investigation of the phenomenon leading to the synergistic effect has been evaluated by using a displacement reactor in the form a tubular batch reactor to perform slow co pyrolysis. Feed compostion was varied at 12.5 , 25 , 37,5 , 50 , 62,5 , 75 , and 87.5 weight of PP . Experiment involving biomass dominated feeds, i.e. PP 50 regime 1 , reactor contracted followed by no displacement of reactor piston, while plastic dominated feeds, i.e. PP ge 50 regime 2 showed swelling and contraction of the reactor. Char in regime 1 showed that thermoplastic properties did not appear on char, while in regime 2, thermoplastic properties did appear on char. Experiment also showed that for PP 37,5 , char still contain oxygenated compounds, while for PP ge 37,5 , char contains no oxygen. Meanwhile, on plastic melt in PP 75 composition showed an oxygen mass transfer to the plastic melt from biomass. The results of all experiments show that co pyrolysis in regime 2 indicates a strong interaction between biomass and plastic leading to synergistic effect. "
2017
S67684
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2003
S37070
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mawar Dewi
"Menurut random walk theory harga saham bersifat bebas (independent) dan tetap (stationary) terhadap waktu. Berdasarkan teori tersebut diyakini bahwa jangka waktu investasi tidak akan mempengaruhi resiko dan komposisi portofolio saham. Pendapat ini menentang berlakunya teori time diversifIcation, yang menerangkan bahwa resiko akan semakin berkurang dengan meningkatnya jangka waktu investasi. Para praktisi yang mendukung teori time diverxiflcution memberikan argumen dengan berdasarkan kondisi pasar yang sangat komplek, yaitu:
- Return saham tidak selalu independent dari waktu ke waktu
- Covariance tidak selalu nol dan akan bervariasi dan waktu ke waktu.
Hal diatas menyebabkan adanya perbedaan pendapat mengenai teori time diversification. Terlepas dari pro dan kontra terhadap teori nine diversifIcation di luar negeri, perlu dilakukan penelitian tentang aplikasi teori tersebut di Indonesia.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh jangka waktu investasi terhadap kinerja pada kelompok saham berkapitalisasi besar dan kecil secara individu. Selanjutnya tujuan penelitian untuk mengetahui pengaruh jangka waktu investasi terhadap kinerja dan komposisi portofolio saham.
Data yang digunakan dalam penelitian adalah data IHSI per akhir bulan sampel saham selama bulan Juli 1992 sampai Juni 1997. Penentuan waktu observasi berdasarkan kondisi pasar modal di Indonesia dalam kondisi yang balk sebelum terjadi krisis moneter di Indonesia. Penelitian dilakukan untuk 4 investment horizon, yaitu 1 bulan, 3 bulan, 6 bulan dan 12 bulan.
Untuk mengetahui kinerja saham dihitung parameter kinerja setiap saham, yaitu holding period return dan standard deviation masing-masing saham untuk setiap investment horizon. Untuk melakukan perbandingan kineira terhadap jangka waktu investasi dilakukan annualisasi masing-masing parameter terlebih dahulu. Selanjutnya nilai annualized dan masing-masing parameter tersebut dibandingkan terhadap investment horizon, Hasil perbandingan ¡ni untuk menjawab pertanyaan pengaruh jangka waktu investasi terhadap kinerja saham secara individual.
Untuk mengetahui pengaruh jangka waktu investasi terhadap kinerja dan komposisi portofolio saham, maka dibentuk portofolio yang disusun dari 2 kelompok saham, yaitu small stock dan large stock Dilakukan perbandingan kinerja portofolio dari kedua kelompok saham tersebut dengan membandingkan portofolio optimal untuk setiap peniode investasi. Portofolio optimal dibentuk berdasarkan nilai reward to variability maksimal untuk setiap periode investasi. Selanjutnya rasio tersebut dibandingkan terhadap investment horizon. Terakhir dilakukan pembentukan portafolio dan risky asset/small stock & large stock) dan risk free asset (SW). Komposisi dari kedua kelompok asset tersebut dibandingkan terhadap investment horizon.
Hasil penelitian dinyatakan dalam 3 perspektif, yaitu kinerja saham secara individual, kinerja portofolio yang disusun dan 2 kelompok saham dari kinerja portofolio dan risky asset dan risk free asset. Kinerja saham secara individual menunjukan, baik untuk small stock dan large stock, kinerja akan semakin menurun dengan semakin meningkatnya peniode investasi. Hal ini disebabkan semakin berkurangnya nilai return saham terhadap peningkatan investment horizon, sementara nilai standard deviation mengalami peningkatan akibat meningkatnya investment horizon.
Kinerja portofolio yang di susun dari small stock dan large stock rnenunjukan kinerja yang semakin menurun dengan semakin meningkatnya investment horizon. Hal ini dilihat dari rasio reward to variability yang semakin berkurang dengan semakin meningkatnya periode investasi. Hal ini disebabkan karena tezjadinya peningkatan resiko portofolio, yang ditandai dengan meningkatnya deviasi standar portofolio. Koefisien korelasi antara kedua kelompok aset yang positif dan semakin besar dengan meningkatnya jangka waktu investasi, menyebabkan diversifikasi kedua kelompok aset tersebut tidak efktif dalam mengurangi resiko.
Komposisi portofolio yang disusun dari risky asset, yaitu portofolio saham, dan risk free asset, yaitu Sertifikat Bank Indonesia. menunjukan besarnya alokasi dana yang ditempatkan untuk risky asset semakin menurun dengan meningkatnya periode investasi, Hal ini berarti bahwa akan lebih menguntungkan untuk meLakukan investasi dalam bentuk risk free asset dengan semakin bertambahnya jangka waktu investasi. "
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2002
T1346
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sitanggang, Tolhas P.
"ABSTRAK
Pcnggunaan zcolit alam di Indonesia scbagai bahan baku mcmiliki potcnsi bcsar untuk dikcmbangkan dalam dunia industri maupun perta.nian.Dimana, zeolit di alam terdapat di sekilar gunung berapi.Jcnis zeolil aiam sangai dipengnruhi oleh lingklmgan lokal scpcni lcmpcralur, tckanan uap air dan komposisi air tanah lokasi.Sehingga zeolil nlam pads umumnya hcnnutu rcndah.
Pada pcnclilian ini, zeolit yang memiliki bentuk pori tetrahedral dan kandungan unsur Si dan Al scbagai umsur dominan.S<:rbuk zeolit di rej7uk.s(cuci) pada tcrnpcratur 200°C lalu dikcringkan pada tcmperalur ll0°C sclama 3 jam.Kemudian dikompaksi dcngan tukanan 45.000 N.K.cmudian disinlcr padda tcmpcratur BUOUC dcngan wakhl sinlcr 60 menil, 70 mcnii dan 80 mcnil.
Hasil pcnclilian mcnunjukan zeoil lampung mcmiiiki komposisi rasio rata-rata Si/Al 5,485 dan rnemiliki profil zcolit dominan jenis klinoptilolil dengan fraksi bcrat sebesa: 83,34 % sedang jenis mordcnit sebesar l5,66%.80 menit 46_67%.Pcngaruh waktu sinler terhadap kekerasan (VI-TN) zcolit pada 60 meniI.,70 dau 80 menil bertumt-
turut adalah 125,320 kg/mmz; 130,518 kg,/mm? dan 133,417 kg/mmz.

"
2001
S41394
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Muthia Hanun
"Penggunaan plastik pada proses ko-pirolisis trigliserida dapat berguna untuk menyumbangkan hidrogen selama proses ko-pirolisis serta mengurangi limbah plastik. Pada penelitian ini, reaksi ko-pirolisis akan dilakukan di dalam reaktor tangki berpengaduk menggunakan katalis Ni/ZrO2.SO4, yang diharapkan mampu memenuhi karakteristik mesopori dan meningkatkan yield produk hasil. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan pengaruh rasio umpan plastik polipropilena dari 0%, 25%, 50%, 75% dan 100% berat umpan terhadap hasil produk ko-pirolisis dan komposisi bio-oil. Produk ko-pirolisis dianalisis berdasarkan yield, analisis FTIR, dan GC-MS, untuk menentukan kemungkinan jalur reaksi, komposisi senyawa, dan ikatan kimia yang ada di dalam bio-oil. Penggunaan katalis Ni/ZrO2.SO4 mampu meningkatkan yield ­produk akhir dan mengurangi produksi wax dan gas. Dari hasil ko-pirolisis, peningkatan rasio polipropilena pada umpan dapat mengurangi jumlah senyawa oksigenat dari 75.88% pada variasi 0% PP menjadi 67.17% pada variasi 25% PP, 55.38% pada variasi 50%, dan 44.96% pada variasi 75% PP. Setelah proses pirolisis, reaksi hidrodeoksigenasi dilakukan dalam reaktor tangki berpengaduk dengan dialiri gas hidrogen bertekanan 14 bar. Produk akhir hidrodeoksigenasi menunjukkan bahwa katalis Ni/ZrO2.SO4 tidak menunjukkan efek positif untuk mengurangi komponen oksigenat pada bio-oil­. Hal ini diakibatkan oleh faktor hambatan sterik dan keasaman katalis, sehingga reaksi cenderung mengarah ke esterifikasi.

The use of plastic in triglyceride co-pyrolysis were for donating hydrogen during the co-pyrolysis process and reducing plastic waste. In this study, the co-pyrolysis reaction will be carried out in a stirred reactor using a Ni/ZrO2.SO4 catalyst, which is expected to meet mesoporous characteristics and increase product yield. The purpose of this study was to determine the effect of the polypropylene plastic feed ratio of 0%, 25%, 50%, 75% and 100% by weight of the feed on the co-pyrolysis product yield and bio-oil composition. The co-pyrolysis products were analyzed based on yield, FTIR, and GC-MS, to determine possible reaction pathway, compound composition, and chemical bonds in bio-oil. The use of Ni/ZrO2.SO4 catalyst could increase the final product yield and reduce the production of wax and gas. From the results of co-pyrolysis, increasing the ratio of polypropylene in the feed could reduce the amount of oxygenate compounds from 75.88% in the 0% PP variation to 67.17% in the 25% PP variation, 55.38% in the 50% variation, and 44.96 % at 75% PP variation.. After the pyrolysis process, the hydrodeoxygenation reaction was carried out in a stirred tank reactor with hydrogen gas flowing under a pressure of 14 bar. The final product of hydrodeoxygenation showed that the Ni/ZrO2.SO4 catalyst did not show a positive effect on reducing the oxygenate component of the bio-oil. This is caused by the steric hindrance and acidity of the catalyst, so it tends to lead to esterification.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Syafira Deani Tiaradiba
"ABSTRAK
Dalam proses co-pyrolysis, Polipropilen berfungsi untuk menyingkirkan oksigen sehingga yield fraksi non-polar (non-teroksigenasi) menjadi lebih tinggi. Namun, kemampuan PP untuk menyita oksigen masih rendah karena hemiselulosa dan selulosa terurai sebagian besar pada suhu di bawah 400oC, sedangkan PP sebagian besar di atas 400oC. Oleh karena itu, keduanya hanya memiliki interval suhu dekomposisi secara bersamaan yang kecil untuk memungkinkan interaksi antara bonggol jagung dan PP. Dalam penelitian ini, katalis diperkenalkan pada proses co-pyrolysis untuk mengurangi suhu terendah dekomposisi massa PP menjadi kurang dari 400oC agar meningkatkan interval suhu dekomposisi bersamaan. Katalis zeolit diteliti dengan memvariasikan tipenya yakni alam dan sintetik (beta)​​ yang dilakukan pada 3 rasio komposisi bonggol jagung dan plastik polipropilena, yaitu 0%:100%, 50%:50%, dan 100%:0%. Proses slow co-pyrolysis berlangsung di reaktor tangki berpengaduk, dengan suhu akhir 500oC, holding time 10 menit, heating rate 5oC/menit, dan total massa umpan 250 gram. Hasil penelitian ini menunjukkan terdapat pengaruh katalis baik zeolit alam maupun zeolit beta terhadap yield dan komposisi bio-oil hasil slow co-pyrolysis bonggol jagung dan plastik polipropilena. Dengan catalytic pirolisis, yield bio-oil cenderung menurun untuk semua variasi komposisi. Sebaliknya, yield char dan non condensable gas cenderung meningkat. Sedangkan, komposisi yang dominan dengan adanya katalis ialah alkana pada non polar dan metoksi pada H-NMR polar juga keton pada C-NMR polar. Pada produk bio-oil nonpolar, baik zeolit beta, zeolit alam, dan non katalis memiliki nilai branching index masing- masing yaitu 0,997; 1,052; dan 1,054 yang menunjukkan bio-oil nonpolar memiliki rantai karbon lurus dengan cabang lebih banyak apabila dibadingkan dengan bahan bakar komersial. Selain itu, nilai HHV yang dimiliki bio-oil diatas nilai produk bahan bakar bensin komersial yakni 47,93 untuk zeolit alam dan 47,95 untuk zeolit beta.

ABSTRACT
In the process of co-pyrolysis, Polipropylene serves to get rid of oxygen so that the yield of non-polar (non-oxygenated) fractions becomes higher. However, the ability of PP to confiscate oxygen is still low because hemicellulose and cellulose decompose mostly at temperatures below 400oC, while PP is mostly above 400oC. Therefore, both of them only have small decomposition temperature intervals to allow interaction between corn cobs and PP. In this study, catalysts were introduced in the co-pyrolysis process to reduce the lowest temperature of PP mass decomposition to less than 400oC in order to increase the intervals of concurrent decomposition temperatures. Zeolite catalysts were investigated by varying the types of natural and synthetic (beta) which were carried out at 3 ratios of corncob composition and polypropylene plastic, namely 0%: 100%, 50%: 50%, and 100%: 0%. The slow co-pyrolysis process takes place in a stirred tank reactor, with a final temperature of 500oC, a holding time of 10 minutes, a heating rate of 5oC / minute, and a total feed mass of 250 grams. The results of this study indicate that there are effects of catalysts both natural zeolite and beta zeolite on the yield and composition of bio-oil resulting from slow co-pyrolysis of corncob and polypropylene plastic. With catalytic pyrolysis, bio-oil yield tends to decrease for all variations in composition. Conversely, the yield of char and non-condensable gas tends to increase. Meanwhile, the dominant composition in the presence of a catalyst is alkane for non-polar and metoxy for H-NMR polar also ketone for C-NMR polar. In nonpolar bio-oil products, both beta zeolite, natural zeolite, and non-catalyst have a branching index value of 0.997; 1,052; and 1,054 which shows that non-polar bio-oil has more straight carbon chains with branches must be compared with commercial fuels. In addition, the HHV value of bio-oil above the value of commercial gasoline fuel products is 47.93 for natural zeolite and 47.95 for beta zeolite."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"The objective of this research was to observe that amount of CO gas produced by vehicles in the present of kerosene in their fuel (premium). Concentration of CO gas emitted was determined by NDIR CO gas analyser. Gas was collected from four trademark motor cycle: Honda, Yamaha, Suzuki and Vespa. Sampling was done on authorised service center, and the gas was collected after all motor cycle samples had just been serviced. Concentration of kerosene in the premium was varied from 0% to 20% (v/v). The gas emitted from “knalpot” was collected in 10 litres plastic ball and only 1 ml of gas is needed for analysis. The smallest CO gas emission was observed in Suzuki, followed by Yamaha, Honda and Vespa."
JKL 1:1 (1999)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>