Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 141513 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Jeanne Adiwinata Pawitan
Jakarta: Badan Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2012
616.042 JEA d
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
M. Arief Budiman
"Pendahuluan. WHO menyatakan bahwa kanker adalah salah satu penyebab utama kematian di seluruh dunia. Radiasi dapat menyebabkan leukemia, kanker payudara, dan kanker tiroid. Untuk kondisi yang lebih spesifik, radiasi pada masa kanak-kanak meningkatkan risiko kanker tiroid dan peningkatan risiko kanker payudara telah diamati setelah radiasi pada wanita pra-menopause. Berdasarkan data kanker Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada tahun 2020, kanker tiroid termasuk dalam 10 besar penyakit keganasan di Indonesia. Pekerja radiasi medis terpapar radiasi di tempat kerjanya dan pekerja tersebut pasti mempunyai kompetensi profesional/sertifikat terkait pengetahuan paparan radiasi, sehingga paparan radiasi harus dikendalikan dan Serendah yang Dapat Dicapai (ALARA). Sejauh ini hanya sedikit yang diketahui tentang etiologi kanker tiroid; paparan radiasi pengion (terutama selama masa kanak-kanak) adalah salah satu dari sedikit faktor risiko karsinoma tiroid. Meskipun International Agency for Research on Cancer (IARC) telah menyatakan bahwa radiasi bersifat karsinogenik pada kanker tiroid, pengetahuan terkini mengenai radiasi dan kanker tiroid didasarkan pada penelitian terhadap paparan akut tunggal (penyintas bom atom). Namun, dampak paparan radiasi di tempat kerja yang berkepanjangan dan berdosis rendah terhadap petugas layanan kesehatan masih belum jelas. Tujuan dari makalah ini adalah untuk mengevaluasi hubungan antara petugas kesehatan yang terpapar dan tidak terpapar radiasi dengan risiko kanker tiroid. Metode. Pencarian literatur dilakukan melalui PubMed dan ProQuest dan juga dilengkapi dengan pencarian tangan. Kriteria inklusi adalah tinjauan sistematis, kohort dan kontrol kasus, melibatkan petugas kesehatan, artikel teks lengkap tersedia, dan dalam bahasa Inggris. Kriteria eksklusi adalah artikel yang tidak dapat diakses dan tidak relevan. Artikel-artikel yang dipilih dari pencarian online dinilai secara kritis untuk mengevaluasi apakah penelitian tersebut memenuhi aspek validitas, kepentingan dan penerapan pada pasien menggunakan kriteria yang relevan untuk studi etiologi oleh Oxford Centre for Evidence-based Medicine. Hasil. Terdapat tiga artikel terpilih yang sesuai kriteria inklusi dan eksklusi, semuanya merupakan penelitian kohort. Salah satunya dilakukan di Norwegia pada perawat Norwegia yang tidak menunjukkan hubungan yang jelas antara paparan radiasi pengion di tempat kerja dan risiko kanker tiroid. Penelitian lain dilakukan di Finlandia pada dokter yang bekerja dengan radiasi dibandingkan dengan dokter yang tidak terpapar radiasi. Rasio risiko kanker tiroid adalah 1,5 (0,4-6,3) untuk dokter yang dimonitor radiasi dibandingkan dengan dokter yang tidak dimonitor radiasi. Artikel terakhir dilakukan di Tiongkok pada pekerja rontgen diagnostik medis yang dibandingkan dengan spesialis medis lainnya. Tidak terdapat peningkatan risiko paparan radiasi terhadap kanker tiroid secara signifikan [Risiko Rasio 1,6 95% CI (0,9 - 2,6)]. Kesimpulan. Bukti saat ini menunjukkan bahwa, jika dibandingkan dengan kelompok yang tidak terpajan,pekerja medis dengan paparan radiasi di tempat kerja tidak mengalami peningkatan risiko kanker tiroid. Kesimpulan ini dibuat dari tiga studi kohort (bukti tingkat 2b).

Introduction. WHO stated that cancer is one of the leading causes of death worldwide Radiation could cause leukaemia, breast cancer, and thyroid cancer. For more specific conditions, radiation during childhood increase the risk of thyroid cancer and increase in breast cancer risk has been observed after irradiation of pre-menopausal women. Based on cancer data from World Health Organization (WHO) in 2020, thyroid cancer included in the top 10 malignancies in Indonesia. Medical radiation workers exposed to radiation in workplace and these workers definitely have professional competences / certificates related to radiation exposure knowledge, so the radiation exposure should be controlled and As Low As Reasonably Achievable (ALARA). Little is known about thyroid cancer etiology so far; exposure to ionizing radiation (especially during childhood) is one of few well-established risk factors for thyroid carcinomas. Despite of International Agency for Research on Cancer (IARC) had stated that radiation as carcinogenic for thyroid cancer, the current knowledge of radiation and thyroid cancer are based on studies of single acute exposures (A-bomb survivors). However, the effects of protracted and low dose occupational radiation exposure in healthcare workers remains unclear. The purpose of this paper is to evaluate the associations between exposed and non-exposed radiation of healthcare workers and the risk of thyroid cancer. Method. Literature search was conducted through PubMed and ProQuest and also complemented with the hand searching. The inclusion criteria were systematic review, cohort and case control, involving healthcare workers, full text article available, and in English. The exclusion criteria were inaccessible and irrelevant articles. The selected articles from online search were critically appraised to evaluate whether the study meet the aspect of validity, importance and applicability to the patient using relevant criteria for etiological study by the Oxford Center for Evidence-based Medicine. Result. There were three selected articles that fit the inclusion and exclusion criteria, all of them are cohort studies. One was conducted in Norway among Norwegian nurses which showed no clear association between nurses’s occupational exposure to ionizing radiation and risk of cancers of thyroid. Another one was conducted in Finland among physicians working with radiation was compared to that of unexposed physicians. The risk ratio for thyroid cancer was 1.5 (0.4-6.3) for physicians monitored for radiation compared to physicians not monitored for radiation. Last article was conducted in China among medical diagnostic x-ray workers who are compared with other medical specialists. There was no significant increase of radiation exposure risk to thyroid cancer [Risk Ratio 1.6 95% CI (0.9 - 2.6)]. Conclusion. The current evidences show that, when compared with the unexposed group, medical workers with occupational radiation exposure was not in an increased risk of thyroid cancer. The conclusion was made from three cohort studies (evidence level 2b).
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Feri
"Kanker secara umum disebabkan oleh bahan-bahan kimia yang berbahaya akibat paparan lingkungan. Paparan gas buang kendaraan bermotor dan asap rokok merupakan polutan yang cukup potensial menyebabkan kanker. Paparan gas buang kendaraan bermotor banyak dialami pekerja lalu lintas sehingga resiko kanker pada polisi lalu lintas cukup tinggi. Gaya hidup sebagian polisi lalu lintas yang merokok juga menjadi penyebab salah satu potensi resiko kanker yang tinggi. Resiko kanker ini disebabkan adanya mekanisme stress oksidatif. Stress oksidatif merupakan salah satu penyebab pemicu pembentukan radikal bebas yang dapat menyebabkan terjadinya kanker. Sebelum pembentukan sel kanker terjadi, sel memiliki sistem pertahanan terhadap pembentukan sel kanker. Sistem pertahanan sel ini berupa perbaikan susunan basa DNA. Sistem perbaikan yang sering terjadi pada basa guanin terjadi dengan menglepaskan DNA-adduct, 8-hidroksi-2’-deoksiguanosin, umumnya digunakan sebagai biomarker resiko terhadap kanker. Metode pengukuran 8-hidroksi-2’-deoksiguanosin dapat dilakukan dengan HPLC-UVvis. Dari sampel urin sebanyak 17 orang, pengukuran dilakukan dengan membandingkan konsentrasi 8-hidroksi-2’-deoksiguanosin pada polisi lalu lintas yang merokok sebanyak 8 orang dengan polisi lalu lintas yang tidak merokok sebanyak 9 orang. Rerata konsentrasi 8-hidroksi-2’-deoksiguanosin pada polisi lalu lintas yang merokok sebesar 0,619 mg/g kreatinin dan pada polisi lalu lintas yang tidak merokok sebesar 0,268 mg/g kreatinin. Hasil analisis mengindikasikan bahwa polisi lalu lintas yang merokok memiliki resiko terhadap penyakit kanker lebih tinggi dibandingkan dengan polisi lalu lintas yang tidak merokok.

Cancer is generally caused by chemicals hazardous because of environmental exposure. Exposure of motor vehicle exhaust gas and cigarette smoke is a pollutant that is potentially causing cancer. Exposure of motor vehicle exhaust gas received traffic workers and raised the risk of cancer for them. Lifestyle of smoking by traffic police is one another of the potential cancer risk. The risk caused by mechanism oxidative stress. Oxidative stress is one of the reason to make free radicals and can cause the cancer. Before the formation of cancer cells, the cell has a defense system against formation of cancer cell. This cell defense system can repair DNA base. System improvements cell can release guanine-adducts, 8-hydroxy-2'-deoxyguanosine, is generally as a biomarker of cancer risk. Methods of measuring 8-hydroxy-2'-deoxyguanosine can be done by HPLC-UVvis. The measurement of the urine samples from 17 persons, measurements were done by comparing between the concentration of 8-hydroxy-2'-deoxyguanosine of smoking’ traffic police (8 persons) and the not smoking’ traffic police (9 persons). The mean concentration of 8-hydroxy-2'-deoxyguanosine on smoking’ traffic police at 0.619 mg per g creatinine and the not smoking’ traffic police at 0.268 mg per g creatinine. The analysis result indicates that the smoking’ traffic police have an increased risk of cancer is higher than the not smoking’ traffic police."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2010
S30722
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Slaga, Thomas J.
Jakarta : Bhuana Ilmu Populer , 2005
614.44 SLA dt
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
cover
A. Abbas Salim
Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2000
368 ABB a
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Soleh Kosela
Jakarta: UI-Press, 1997
PGB 0067
UI - Pidato  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Zulkifli Djunaedi
"ASBTRAK
Timah hitam merupakan salah satu komponen aki yang diperlukan sebagai bahan dasar pembuatan aki. Aki adalah salah satu komponen penting sebagai tenaga pcmbangkit lislrik untuk kendaraan bermotor. Dengan meningkatnya kebutuhan kendaraan bermotor di Indonesia tentunya juga terjadi peningkatan kebutuhan aki, dimana kebutuhan aki ditentukan juga oleh masa pakai kendaraan sehingga akan terdapat penumpukan aki bekas.
Aki bekas dapat didaur ulang yaitu dengan melebur timah hitam yang terdapat pada plat-platnya menjadi balangan hitam yang dapat digunakan kembali sebagai bahan baku pembuatan aki baru. Telah dibuktikan pada literatur melalui penelitian-penelitian akan bahaya timah hitam terhadap kesehatan manusia. Pada proses peleburan aki bekas timah hitam yang terdapat pada plat positip fan negatip dilebur maka akan dihasilkan debu/fume timah hitam yang sangat berbahaya untuk kesehatan bila dikonsumsi dalam jumlah melampaui nilai ambang batas dan dalam waktu yang lama. Untuk itu penulis ingin melihat beberapa hubungan yang dapat berpengaruh pada pemaparan timah hitam terhadap pekerja peleburan aki bekas.
Penelitian ini dilakukan pada pekerja peleburan aki bekas di jalan Rawa Buaya Jakarta Barat dan di desa Cinangka Kecamatan Ciampea Bogor sebanyak 70 pekerja laki-laki. Sebagai pembanding adalah pekerja tahu tempe di Kecamatan Ciracas Jakarta Timur dalam jumlah yang sama. Pada kedua sampel dilakukan pengambilan darah sebanyak 4 ml., untuk mengetahui kadar timah hitam dalam darah dan kadar Hb serta wawancara dengan menggunakan kuesioner.
Hasil dari penelitian ini adalah bahwa pekerja peleburan aki bekas sebanyak 80% dari 70 pekerjanya mempunyai kadar timah hitam dalam darah melampaui nilai ambang batas (25 ug/100 ml. darah). Rata-rata pekerja mempunyai kadar timah hitam dalam darah sebesar 118.14 ug/100 ml. darah. Sedangkan pekerja tahu tempe yang dalam hal ini dijadikan sebagai pembanding (kontrol) 80% dari 70 pekerjanya mempunyai kadar timah hitam dalam darah lebih kecil dari nilai ambang batas. Dari hasil penelitian kemudian dilakukan analisis bivariat untuk mengetahui hubungan maupun perbedaan antar variabel.
Dapat disimpulkan pada penelitian ini bahwa ada perbedaan kadar timah hitam dalam darah antara pekerja peleburan aki bekas dengan pekerja tahu tempe. Dengan mempunyai masa kerja yang lebih lama dan kebiasaan merokok pada pekerja peleburan aki bekas akan meningkatkan jumlah kadar timah hitam dalam darah, yang mana dapat pula berpengaruh pada kadar Hb dalam darahnya. "
Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 1990
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>