Ditemukan 3660 dokumen yang sesuai dengan query
Sukiman Dharmamulja
Yogayakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Direktorat Sejarah dan Nilai Tradisional, Balai Penelitian Sejarah dan Budaya, 1981
913.926 SUK m;913.926 SUK m (2)
Buku Teks SO Universitas Indonesia Library
Artikel Jurnal Universitas Indonesia Library
PATRA 2:4 (2001)
Artikel Jurnal Universitas Indonesia Library
Erik Muhammad Rizkia
"Proyek akhir ini menjelaskan upaya Muhammadiyah dalam menormalisasi kehidupan masyarakat Tamansari Yogyakarta pasca peristiwa G30S/PKI tahun 1965-1980. Muhammadiyah telah melakukan perubahan sosial bagi masyarakat Tamansari yang pernah berafiliasi dengan PKI. Muhammadiyah melakukan normalisasi agar peristiwa G30S/PKI 1965 tidak akan terulang kembali. Re-Islamisasi adalah salah satu media normalisasi Muhammadiyah yang dilakukan untuk menormalisasi masyarakat di Tamansari. Permasalahan yang diangkat dari penelitian ini yaitu, mengapa Muhammadiyah menormalisasi kehidupan masyarakat Tamansari Eks- PKI. Penelitian ini menggunakan metode sejarah kritis antara lain, (1) menentukan topik/ tema, heuristik (pencarian sumber), (2) kritik (kritik atau verifikasi data), (3) interpretasi (kemampuan menafsirkan sejarah yang berlandaskan teknik accepted history), (4) historiografi (rekonstruksi/ penulisan sejarah). Sumber yang digunakan dalam penelitian ini merupakan sumber primer dan sekunder yang termuat dalam arsip, jurnal, wawancara, majalah dan buku. Kesimpulan dari penelitian ini yaitu, Muhammadiyah menginginkan perubahan politik dengan cara membentuk agency yang berfungsi merubah struktur sosial masyarakat PKI di Tamansari. Perubahan struktur itu dilakukan melalui tiga cara antara lain: (1) melakukan Re-Islamisasi, (2) Penggunaan dakwah humanis, (3) Pembangunan Masjid Soko Tunggal sebagai sarana ibadah umat Islam di Tamansari.
This final project describes Muhammadiyah's efforts to normalize PKI members after the G30S/PKI in Tamansari Yogyakarta 1965-1980. Muhammadiyah has made significant changes to the lives of former PKI who were repatriated around 1970. Muhammadiyah carried out normalization so that the 1965 G30S/PKI incident would not be repeated. ReIslamization is one of the normalization media for Muhammadiyah that was carried out on the former PKI in Tamansari. The problem raised from this research is why Muhammadiyah normalizes the former PKI in Tamansari Yogyakarta. This study uses critical historical methods, among others, (1) determining the topic/theme, heuristics (search for sources), (2) criticism (criticism or data leveraging), (3) interpretation (the ability to analyze history based on accepted techniques), (4) historiography (reconstruct tion /history writing). The sources used in this study are primary and secondary sources contained in books, journals, interviews, magazines and archives. The conclusion of this study is that Muhammadiyah wants political change by creating an agency that works to change the social structure of the former PKI in Tamansari. The changes were carried out in the following three ways: : (1) carry out re-Islamization, (2) use humanist da'wah (3) construction of the Soko Tunggal Mosque as a means of worship for Muslims in Tamansari."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2022
MK-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Bayu Galih Wibisono
"Objek penelitian yang dibahas dalam skripsi ini adalah ragam hias pada pesanggarahan-pesanggrahan kesultanan Yogyakarta masa Sultan HB I-HB II, Yaitu pesanggrahan Tamansari, pesanggrahan Warungboto, dan pesanggrahan Gua Suluman. Ragam Hias merupakan salah satu variable yang dapat dijadikan satuan pengamatan dalam penelitian arkeologi masa Islam, dapat diketahui tentang peranan suatu budaya dalam membuatan suatu motif hias, pandangan masyarakat Islam pada masa itu tentang kesenian, dan arti simbolik dari suatu motif hias. Pesanggrahan (garden) merupakan tempat istirahat yang terdiri atas sejumlah bangunan, pertamanan, dan unsur air yang berupa sungai dan danau buatan. Sebagai bangunan yang didirikan sebagian dari kota atau istana, pesanggrahan mencerminkan status sosial raja yang mendirikannya. Selain itu, pesanggrahan dibuat dengan sangat indah sehingga dianggap sebagai sebuah replika surga..."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2005
S11523
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Fahrul Safrizal
"Tulisan ini membahas mengenai bentuk fasad dan elemen-elemen fasad bangunan sekolah kolonial modern di Kota Yogyakarta tahun 1900 sampai 1940. Dalam kajian arkeologi, fasad bangunan merupakan salah satu bentuk peninggalan masa kolonial yang memiliki keistimewaan dan keunikan tersendiri yang mengandung nilai penting dan sejarah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bentuk fasad dan elemen- elemen fasad bangunan-bangunan sekolah kolonial di kota Yogyakarta, serta faktor-faktor apa yang mempengaruhi suatu bentuk fasad bangunan sekolah. Metode penelitian yang digunakan adalah analisis deskriptif dari bentuk dan gaya bangunan, dengan tahapan penelitian terdiri dari pengumpulan data, pengolahan data dan penafsiran data. Hasil yang diperoleh dari penelitian menunjukkan bahwa semua fasad bangunan-bangunan sekolah memiliki keunikan dengan adanya pengaruh dari perpaduan gaya Eropa dan gaya Lokal. Selain itu terdapat kesamaan pada semua bentuk fasad sekolah yaitu berbentuk persegi panjang, namun memiliki perbedaan pada detail dan elemen-elemen fasad ( atap, dinding, jendela, pintu, lubang- lubang angin atau ventilasi dan hiasan atau ornamen) bangunannya yang di pengaruhi oleh faktor waktu, keletakkan atau lokasi, dan historis.
This paper will discusses about the facades and element of the facades of modern colonial school buildings in Yogyakarta from 1900 to 1940. In archaeological studies, the facades are a form of heritage from the colonial period which has its own peculiarities and uniqueness which contains historical and important values. This study aims to determine the form of facades and facade elements of colonial school buildings in the city of Yogyakarta, as well as what factors influence a form of school building facades. The method used in this research is descriptive analysis of form and style, with the research stages consisting of data collection, data processing and interpretation. The results obtained from the study show that all school building facades are unique with a combination of European and local styles. In addition, there are similarities in the shape of the facade, which is rectangular, but has differences in the details and elements of the facade (roofs, walls, windows, doors, vents and ornament) of the building which is influenced by time, place or location, and historical factors."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2021
TA-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Suratmin, compiler
Yogyakarta: [publisher not identified], 1984
920.082 SUR m
Buku Teks SO Universitas Indonesia Library
Muchtarudin Ibrahim
Jakarta: Depaertemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1983
923.2 MUC s
Buku Teks SO Universitas Indonesia Library
Artikel Jurnal Universitas Indonesia Library
"Budaya ilmiah dapat diartikan sebagai segala cara berpikir, cara bersikap dan berperil serta cara bertindak manusia yang berkecimpung dalam dunia ilmu, sesuai dengan kaidah-kaida! ilmuan dan etika ilmu. Karena budaya ilmiah adalah budaya yang sesuai dengan kaidah-kaidah muan, maka budaya ilmiah sangat erat kaitannya dengan jilsafat ilmu dan etika ilmiah. Dapat di kan bahwa budaya ilmiah, jilsafat ilmu, dan etika ilmiah adalah tiga hal yang tidak dapat dipisa tetapi dapat dibedakan. Filsafat ilmu adalah kegiatan berpikir yang berupaya untuk memahami secara mendasar mendalam ten tang ilmu, termasuk di dalamnya kaidah-kaidah dan etika ilmu. Sedangkan etika ilmiah membicarakan kepribadian seorang individu manusia apakah s atau tidak hati nurani, ucapan, atau perbuatannya dengan budaya ilmiah, etika ilmu, dan kai kaidah keilmuan. Beberapa budaya ilmiah yang perlu dikembangkan dalam kehidupan ilmiah di pergu tinggi antara lain: budaya untuk meragukan sesuatu yang tidak dapat diinderanya; budaya bebGJ lai; budaya keterbukaan; budaya kejujuran; budaya keberanian;budaya berpikir dan berbicaras ra relevan; budaya universalisme ilmu; budaya kesetaraan; budaya penghargaan; dan sifat al mik ilmu."
300 JIS 2:1 (2007)
Artikel Jurnal Universitas Indonesia Library