Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 194257 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dewanto Nugroho
"ABSTRAK
Dalam komunikasinya dengan masyarakat, pemerintah Indonesia melontarkan banyak istilah; bersih lingkungan, bersih manusiawi dan berwibawa, serta tahap tinggal landas. Istilah-istilah tersebut disebar luaskan lewat media massa dan kemudian sampai pada masyarakat. Di lain pihak, masyarakat sebagai komunikan, merupakan khalayak yang tak terhingga jumlahnya. Mereka terdiri atas berbagai lapisan; usia, sosial, ekonomi, pendidikan dan lain sebagainya. Letak atau jarak komunikan ini dari sumber juga tidak sama, ada yang jauh, ada yang dekat; ada yang dekat dengan media massa, ada pula yang tidak. Dengan keadaan tersebut, timbullah dugaan adanya lapisan masyarakat yang tidak mengerti istilah-istilah yang dilontarkan pemerintah tadi. Mungkin pula terjadi perbedaan pengertian, maksudnya masyarakat yang satu mengartikan demikian, tapi masyarakat yang lain memiliki pengertian berbeda; padahal istilahnya sama. Emery dkk. menyatakan bahwa peristiwa disalahartikannya pesan oleh penerima merupakan saat terjadinya semantic noise. Dengan pedoman ini kemudian dilakukan penelitian terhadap pemahaman responden tentang istilah sadar wisata dan pengawasan melekat. Penelitian dilakukan dengan sampel besar 177 orang untuk mencari sebanyak mungkin pengertian sadar wisata dan pengawasan melekat menurut masyarakat. Setelah itu dilakukan penelitian secara kualitatif untuk mengetahui faktor-faktor di balik pemahaman seseorang mengenai kedua istilah tadi. Hasil penelitian menunjukkan, masyarakat memang pernah mendengar/membaca tentang sadar wisata dan pengawasan melekat, tapi tidak semua mengetahui maknanya. Selain itu memang ada perbedaan pemahaman antara satu orang dengan orang lainnya mengenai kedua istilah tersebut. Hal tersebut terjadi karena beberapa faktor, yaitu sikap terhadap pesan dan sumber pesan, keterkaitan dengan permasalahan dan pengetahuan. Selain itu banyak pula yang menyatakan tidak tahu pengertian kedua istilah tadi karena merasa tidak memiliki kepentingan dengan keduanya."
1990
S3972
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Efrizon A.
"Penelitian ini dilatarbekangi oleh rendahnya pemahaman masyarakat akan wakaf uang. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi pemahaman masyarakat terhadap wakaf uang dan seberapa besar faktor-faktor tersebut berpeluang mempengaruhinya.
Metode yang digunakan untuk menganalisis permasalahan ini, adalah model regresi logistik, dengan variabel terikat pemahaman masyarakat tentang wakaf uang, dan variabel bebasnya adalah tingkat pendidikan, akses media informasi wakaf uang, pemahaman hukum Islam dan keterlibatan organisasi sosial keagamaan. Penelitian ini dilakukan di kecamatan Rawalumbu Bekasi, dengan sampel jamaah mesjid yang berjumlah 130 sampel.
Hasil penelitian menunjukan bahwa persepsi masyarakat akan wakaf uang dipengaruhi oleh tingkat pendidikan, akses terhadap media informasi, pemahaman hukum Islam dan keterlibatan dalam organisasi sosial keagamaan.

This research is based on the reality of poor understanding of our society about cash waqf. The purpose of this research is analyse factors influence public?s understanding about money grant and what media mostly used by the society in getting information about cash waqf.
The method use to analyse this case in a logistics-regression model, with some fixed variable related to public?s understanding about cash waqf, and the independent variable are educational grade, media used to access information about cash waqf, law knowledge and the participation in social-religious organizations. The research was conducted in Rawalumbu District, Bekasi. Samples were taken from the mosque?s jamaah with number of respondents 130 participants.
The results of this research shows that the public?s perception about cash waqf are influenced by the educational grade, media that is used to access information, law perception and their participation in the social-religious organization."
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2008
T24984
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Nuraeni Ratna Sari
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2007
T39475
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Bagong Setyo Nugroho
"Kerusakan sumberdaya alam dan lingkungan hidup yang terjadi selama ini berkaitan erat dengan tingkat pertambahan penduduk dan pola penyebarannya yang kurang seimbang dibandingkan dengan penggunaan sumberdaya alam serta daya dukung lingkungan yang tersedia. Disamping itu kerusakan tersebut juga merupakan akibat dari pengaturan penggunaan sumberdaya alam dan lingkungan yang belum memadai. Akibat dari kondisi tersebut menyebabkan di beberapa daerah kerusakan lingkungan telah menjadi sedemikian parah dan rawan (kritis).
Di daerah lingkungan permukiman masalah utama yang masih tetap merupakan hal yang belum terpecahkan adalah masalah limbah. Bahan limbah, baik padat maupun cair yang dihasilkan belum dapat sepenuhnya ditangani dengan baik, karena masih menghadapi beberapa kendala, terutama dalam hal pengumpulan dan pengelolaan limbah serta dalam mendapatkan tempat buangan akhir yang baik. Sampai saat ini cara pembuangan limbah masih ada yang dibuang langsung ke sungai, ke got atau ke dalam lapisan bumi yang lebih dalam, di mana cara pembuangan yang demikian itu akan membahayakan kelangsungan kehidupan dunia.
Angle (dalam Murray and Lappin, 1967), mengemukakan beberapa faktor yang mempengaruhi partisipasi seseorang dalam kegiatan di lingkungannya, ialah: usia, pekerjaan, penghasilan, pendidikan, dan lama tinggal di suatu tempat. Dalam uraiannya diterangkan bahwa individu dengan usia menengah keatas cenderung untuk aktif berpartisipasi dalam kegiatan yang ada di lingkungannya. Keaktifan dalam berpartisipasi ini merupakan implementasi pengetahuan yang diperoleh dari informasi atau pengalaman dalam kehidupannya, yang kemudian diistilahkan menjadi pemahaman. Dipakainya istilah pemahaman dalam penelitian Pemahaman Masyarakat di Bantaran Sungai Ciliwung tentang Sanitasi Lingkungan, karena dalam penelitian literatur yang ditemukan istilah pemahaman mengandung makna "mengerti dan slap melaksanakan". Artinya apabila seseorang telah memahami suatu masalah, berarti dia sudah mengerti dan siap melaksanakan pengertian tersebut. Jadi dengan penelusuran terhadap pemahaman masyarakat tentang sanitasi lingkungan dapat kita lihat tingkat keikutsertaan masyarakat di dalam pengelolaan lingkungannya.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat pemahaman masyarakat di bantaran sungai Ciliwung kelurahan Kampung Melayu tentang sanitasi lingkungannya, dan mengidentifikasi sarana sanitasi lingkungan yang ada di daerah penelitian tersebut. Sedangkan hasilnya diharapkan dapat bermanfaat sebagai bahan pertimbangan dalam penyusunan kebijakan peningkatan pemahaman sanitasi lingkungan di masyarakat dalam pengelolaan lingkungan terutama untuk daerah bantaran sungai Ciliwung, sehingga normalisasi fungsi sungai Ciliwung dapat dilaksanakan.
Hipotesis dari penelitian ini adalah bahwa tingkat pemahaman masyarakat di bantaran sungai Ciliwung kelurahan Kampung Melayu tentang sanitasi lingkungan akan mempengaruhi kondisi sanitasi lingkungannya, dan pemahaman masyarakat di bantaran sungai Ciliwung kelurahan Kampung Melayu tentang sanitasi Iingkungan dipengaruhi oleh umur, tingkat pendidikan, jenis kelamin, tingkat pendapatan, dan lamanya tinggal di tempat tersebut.
Teknik analisis yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah teknik deskriptif, sedangkan teknik korelasi dipergunakan untuk mencari hubungan antar variabel serta menggunakan analisis korelasi regresi berganda dan uji statistik. Data primer diperoleh dengan cars wawancara terstruktur melaui kuesioner dan wawancara mendalam. Pengambilan sampel secara purposif, mengingat populasi yang ada dalam kondisi homogen. Sedangkan data sekunder diperoleh dari kelurahan, kecamatan, atau instansi yang terkait.
Sedangkan hasil penelitian ditinjau dari kondisi daerah penelitian secara umum, kondisi sosial ekonomi responden, dari hasil penelitian serta pembahasan yang difokuskan pada masalah pengetahuan dan perilaku masyarakat bantaran sungai Ciliwung tentang sanitasi lingkungan ditinjau dari pemahamannya terhadap air bersih, pengelolaan air limbah, dan pengelolaan sampah; dapat ditarik kesimpulan bahwa: sarana sanitasi lingkungan yang teridentifikasikan berupa air bersih ketersediaannya sudah cukup memadai ditinjau dari pengertian air bersih yang berlaku di masyarakat bantaran sungai Ciliwung, di mana air bersih yang dimaksud adalah hanya air yang digunakan untuk memasak dan minum; karena kebanyakan masyarakat telah memiliki sumur pompa atau berlangganan dengan PDAM. Tetapi apabila air bersih yang dimaksud termasuk air untuk mencuci dan mandi, yang masih bertumpu kepada keberadaan air sungai, maka ketersediaan sanitasi lingkungan berupa air bersih masih kurang mencukupi.
Kondisi saluran drainase sebagai sarana pembuangan air limbah yang dihasilkan oleh rumah tangga yang ada di daerah penelitian, secara umum baik dan memenuhi syarat teknis serta memenuhi syarat bangunan; tetapi kondisi peruntukan dan perawatan saluran drainase sebagai sarana pengaliran air limbah kurang baik, terbukti dengan adanya air limbah rumah tangga yang menggenang (ngembeng), banyak terdapat sampan, terdapat timbunan tanah bekas sisa pembangunan, dan menimbulkan bau yang kurang sedap. Juga dijumpai saluran drainase tertutup oleh berbagai penggunaan seperti teras rumah, tempat mencuci, tempat meletakkan gerobak, tempat duduk, tempat memelihara ayam dan keperluan lain dalam kehidupan rumah tangga.
Tempat pembuangan sampah sementara (TPSS) keberadaannya relatif sangat jauh, yaitu berada di Jalan Jatinegara Barat, di dekat rel kereta api yang berbatasan dengan kelurahan Kebon Manggis, dan di pasar dekat kantor kelurahan, sehingga mereka memanfaatkan sungai dan badan sungai sebagai sarana pembuangan sampak Secara umum masyarakat membuang sampah langsung ke sungai Ciliwung dengan cara membungkus dengan plastik, di mana hal ini dilakukan untuk memudahkan pengangkatan sampah di pintu air Manggarai yang dianggapnya sebagai TPSS.
Pemahaman masyarakat bantaran sungai Ciliwung kelurahan Kampung Melayu tentang sanitasi lingkungan berada pada tingkatan sedang. Tingkatan jelek/buruk dalam hasil pembahasan ini tidak muncul. Tingkatan tinggi dalam pengetahuan, perilaku atau pemahaman berdasarkan ketentuan yang telah ditetapkan yaitu apabila minimal 60% responden memiliki kategori tinggi.
Pemahaman masyarakat bantaran sungai Ciliwung kelurahan Kampung Melayu tentang sanitasi lingkungan dipengaruhi secara nyata oleh jenis kelamin, pendidikan, dan lamanya tinggal di lokasi, sedangkan usia dan pendapatan menunjukkan pengaruh yang tidak nyata (non signifikan). Ketidaknyataan yang terjadi sebagai akibat adanya keterbatasan yang merupakan kendala terhadap pemahaman masyarakat, seperti padatnya permukiman, tingginya jumlah penduduk dengan segala sikap dan tabiatnya, atau sempitnya lahan yang tersedia untuk kegiatan-kegiatan yang terkait dengan peningkatan sanitasi lingkungan.
Untuk meningkatkan pemahaman masyarakat tentang sanitasi lingkungan, disarankan peningkatan operasional aparat pemerintah ataupun lembaga struktural seperti aparat Kelurahan, RW, RT dan dapat menggunakan kelompok organisasi LSM yang sudah ada dimasyarakat, serta organisasi keagamaan; memasyarakatkan penggunaan MCK - umum, dengan pemeliharaan dan perawatan secara swa kelola dengan cara memberikan penjadwalan perawatan yang sifatnya wajib sesuai dengan musyawarah yang disepakati, pengguna MCK tidak harus membayar setiap kali memakai, tetapi dengan kompensasi wajib ikut menjaga dan merawat sesuai jadwalnya; disediakannya tempat pembuangan sampah di "sungai" dan pemrogramam secara "bottom up" pada proyek-proyek bantuan yang akan diberikan.

Ciliwung Community Understanding on Environmental Sanitation (Case study in kelurahan Kampung Melayu Jakarta. Timur)The damage incurred on natural resources and environment which is happening at present has close relationship with the increase of population and its dissemination pattern that is imbalance compared with the use of natural resources and environmental support provided. Beside that, the damage was also as the result of in-appropriate management of natural resources and environmental. The result of that condition makes the environment damages in some areas are so badly and critical.
In the living environment, the main problem which has not yet been solved is the solid waste problem. The waste, both solid and liquid resulted have not yet been fully handled seriously because of some constrains mainly in the form of waste collective, handling, and finding the appropriate places to dispose them. Up to the present, some people dispose of domestic waste into rivers, sea, or buried them in the deep hole in the land. All of those methods will threaten the survival of living creature in the world.
Angle (in Murray and Lappin, 1967), stated that several factors which influence people's participation toward environmental activities are: age, occupation, income, level of education, and duration of stay that locality.
In his further explanation, Angle mentioned that middle age persons and over tend to participate actively in every activity in their surroundings. This active participation is as an implementation of knowledge received from information or experience in their life which is later on called "understanding". The reason why the understanding is used in this research on Ciliwung Community Understanding Watershed on Environmental Sanitation, because in the literature's study, "Understanding", means "understand and ready to implement". It means that if somebody has an understanding about something, it means that he or she has already understood and ready to implement what he/she has already understood. So research toward community understanding on environmental sanitation can be seen from the level of their participation in the environmental management.
The goal of this research is to know the level of community understanding who live in the Ciliwung watershed of lain, kelurahan Kampung Melayu on environmental sanitation, and to identify the level of understanding toward environmental sanitation in the research area The results obtained, will be, it is hoped, useful as a consideration in the policy and program formulation of understanding improvement on community sanitation in the environmental management especially in the Ciliwung watershed area, so that normalization of the function of the Ciliwung river can be realized.
The hypothesis of this research is Ciliwung watershed community in kelurahan Kampung Melayu on environmental sanitation is affected by age, level of education, gender, level of income, and duration of living in that area. All of those mentioned above will influence the condition of environmental sanitation.
The technical analysis used in this research is descriptive and correlation is used to find out the correlation among variables, and statistical analysis is also used The data taken are primary and secondary data. Primary data are obtained through structural interview The sample is taken purposively, because the population is homogeneous. The secondary data are obtained from the kelurahan, sub-district office, and related institutions.
Based on the over all research results, the general condition of the research area such as social-economic condition of respondents, and research result and discussion which is focused on knowledge and behavioral problems of community in the Ciliwung watershed on environmental sanitation if it is looked from its understanding towards clean water, waste water management, and waste management, it can be concluded that: environmental sanitation equipment which can be identified such as clean water provided is appropriate, because most of the community have had their own water pump or clean water from Government Water Supply Center (PDAM). But if it is seen from the meaning of clean water that exist in the community of the Ciliwung river's flood plain, where the clean is meant the only water for cooking and drinking purposes, and the water for washing and having shower are still depending on the water of a river. So, the provideness of environmental sanitation on clean water, it is felt has not enough yet.
The drainage condition as a tool for disposal of waste water produced by housing in the research area, in general is good and fulfilled the technical and construction criteria. But in terms of allocation and maintenance of drainage channel is improper This is shown by the presented of blocked waste water from community houses, a lot of trash and a mound of soil come from renovated houses, and putrid odor. If we look into further, we will find out that in some areas, canals are covered by terraces, washing places, parking car, public meeting places, chicken coops and other purposes of community daily life.
The temporary waste disposal location (TPSS) is relatively far from the community houses. It is located at Jatinegara Barat Street (Jalan Jatinegara Barat), next to the railway which is in the border of Kebon Manggis sub-sub district area (kelurahan Kebon Manggis), and at the traditional market next to sub-sub district office (kantor kelurahan), so the community use river as a place to throw their house waste. Generally, the community, before throwing their house trash, they wrap up their trash with a plastic's bag. They pack their trash in order to simplicity in lifting them when its arrive to the Manggarai water gate that is considered by community as a TPSS.
The understanding of kelurahan Kampung Melayu's community on environmental sanitation is at the medium level. The lowest level of understanding has not come out in this discussion. It means that if other communities have already understood at the high level category even though, they are very few, it is considered that they are at medium level of understanding.
The high level in knowledge, behavior or understanding, based on the pre-determined decision that if 60% of the respondents are at the high level category, then in general the level is high.
The understanding of the community of the Ciliwung river's flood plain on environmental sanitation is influenced obviously by gender, education, the duration of stay at the location, nevertheless, age and income showed an insignificant influence (non significant). This is due to the various limitations, and it is considered as constraints toward community understanding, for example, the dense population area or the limitation of land space to conduct activities related to environmental sanitation development.
To improve community understanding on environmental sanitation, it is suggested to improve the operation of government personnel or structural institutions such as personnel of kelurahan, RW, RT and to encourage the existing NGOs to use the existing organizational group especially religious organizations; socialization of using public facilities (MCK) the preservation and maintenance of which are carried out by the community themself based on the agreed regulation such as self-help. Through these efforts, it is hoped that by using the MCK the community do not have to pay; and bottom-up program upon the project-aid given.
"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ririn Rinasari
"ABSTRAK
Penelitian ini mencoba untuk menguji hubungan antara pemahaman budaya organisasi dan kinerja pembentukan pengetahuan (Knowledge Creating) dalam suatu perusahaan. Adapun perusahaan yang diteliti adalah Kantor Daerah Telekomunikasi Jakarta Selatan, yang termasuk dalam Divisi Regional II PT. TELKOM. Sebagai salah satu perusahaan BUMN, Kandatel Jakarta Selatan berusaha melalui budaya organisasi untuk dapat menghadapi era globalisasi dan mencapai tingkat mutu pelayanan setara WCO pada tahun 2001.
Studi ini menggunakan pendekatan kuantitatif serta bersifat eksplanatif yang tujuannya menjelaskan hubungan antara variabel-variabel Pemahaman Internalisasi nilainilai inti, percaya diri, pola komunikasi, dukungan, partisipasi, tanggung jawab, penghargaan dan kerjasama dengan kinerja pembentukan pengetahuan.. Sedangkan cara pengumpulan data dilakukan melalui kuesioner terhadap sampel yang ditarik dengan stratified random sampling secara proporsional. Selain itu jugs melakukan wawancara langsung kepada beberapa infoman untuk melengkapi dan memperjelas data yang ada. Proses analisa dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode analisis univariat, analisis faktor, analisis korelasional dan analisis regresi berganda dengan menggunakan program SPSS PC for MS Windows Release 6.0.
Hasil pengujian statistik korelasional diperoleh kesimpulan bahwa terdapat hubungan positip antara pemahaman intemalisasi nilai-nilai inti dengan kinerja pembentukan pengetahuan. Terdapat hubungan positip antara percaya diri dengan kinerja pembentukan pengetahuan. Terdapat hubungan yang positip antara pola komunikasi dengan kinerja pembentukan pengetahuan. Terdapat hubungan positip antara tingkat partisipasi dengan kinerja pembentukan pengetahuan, Terdapat hubungan positip antara pemberian penghargaan dengan kinerja pembentukan pengetahuan. Terdapat hubungan positip antara tanggung jawab dengan kinerja pembentukan pengetahuan. Tidak terdapat hubungan antara kerjasama dengan kinerja pembentukan pengetahuan. Tidak terdapat hubungan antara dukungan dengan kinerja pembentukan pengetahuan.
Sekaligus pula pemahaman internalisasi nilai-nilai inti, percaya diri, pola komunikasi, dukungan, partisipasi, tanggung jawab, penghargaan dan kerjasama - secara simultan berpengaruh terhadap kinerja pembentukan pengetahuan.
Sementara itu dari hasil analisis regresi berganda ditemukan hanya satu variabel secara signifikan mempengaruhi kinerja pembentukan pengetahuan, yaitu Internalisasi nilai-nilai inti. Data lebih lanjut menunjukkan R 2 = 0,45807. Ini berarti kontribusi dari variabel-variabel pemahaman budaya organisasi terhadap kinerja pembentukan pengetahuan sekitar 46 %.
Dari hasil penelitian yang dilakukan maka saran yang diajukan yaitu penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dimana masih perlu dilakukan penelitian lanjutan dengan menggunakan metode kualitatif untuk mengetahui lebih dalam lagi kajian mengenai budaya organisasi dan kinerja pembentukan pengetahuan.
"
1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI, 1994
R 352.35 PED
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Bagian Proyek Peningkatan Pengendalian dan Pengawasan Aparatur Pendidikan dan Kebudayaan, 1992
R 352.35 PED
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>