Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 47220 dokumen yang sesuai dengan query
cover
A.M. Sri Redjeki
"Pesan tidak selalu harus disampaikan dengao menggunakan
bahasa yang gamblang dan mudah dimengerti. Adakalanya pesan
disampaikan secara halus dan menggunakan simbol-simbol. Terutama jika
pesan itu berisi teguran, sindirian, maupun kritik terhadap situasi yang terjadi di sekelilingnya. Pesan-pesan yang mengandung maksud menegur, menyindir, maupun mengkritik, jika disampaikal"' dalam bentuk yang jenaka, tidak membuat mereka yang menjadi sasaran penyampaian pesan ini menjadi bersakit hati. Salah satu bentuk penyampaian kritik dalam bentuk jenaka ini, ada pada Kartun Panji Koming yang dimuat di surat kabar Kompas Minggu karya Dwi Koendoro Brotoatmodjo. Kartun Panji Koming memakai latar belakang suasana kerajaan Majapahit. Lewat pesan-pesannya dalam bentuk gambar dan teks, tokoh-tokoh dalam Panji Koming tidak hanya mampu memberikan teg·uran, sindiran dan kritikan kepada pemerintah maupun masyarakat , bahkan ia pun dapat mentertawakan masyarakat sendiri. Tidak semua pesan dalam kartun Panji Koming mudah dimengerti oleh semua orang.
Diperlukan pemahaman untuk menangkap arti dan makna dari gambar dan
teks yang disajikan oleh pembuatnya.
Dari konteks permasalahan tersebut, penelitian ini dilakukan
dengan membuat deskripsi dan menganalisis gambar dan teks sebagai suatu elemen sistem tanda untuk melihat pesan yang dikandungnya. Penelitian dilakukan dengan menggunakan teknik penelitian semiotik. Penelitian semiotik ini melihat sistem tanda yang ada pada gambar dan teks dalam kartun Panji Koming.
Dari hasil analisis yang dilakukan tampak bahwa Kartun Panji
Koming Jewat penyajian gambar dan teksnya, mampu menyampaikan pesan
kepada pembaca dan dapat pula menggambarkan situasi yang sedang terjadi saat itu."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1994
S4022
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sagala, Arold Lambok Leondy
"[Skripsi ini membahas tentang perlindungan jangka waktu terhadap suatu karya seni, terutama karakter kartun. Dengan adanya perubahan perlindungan jangka waktu, membuat ada hal yang harus diteliti lebih lanjut mengenai alasan-alasan mengapa terjadi perubahan jangka waktu terhadap perlndungan. Lalu apa akibat yang terjadi terhadap karya terutama karakter kartun dengan adanya perubahan jangka waktu ini. Dan apa yang terjadi jika ada perbedaan mengenai jangka waktu antara negara asal ciptaan dengan negara dimana ciptaan tersebut beredar, haruskan peraturan negara asal ciptaan tersebut diikuti atau mengikuti peraturan negara dimana ciptaan tersebut digunakan

This mini thesis is discusses about the Copyright Term Protection of Character Cartoon works. With the changes of the regulation, makes things that should be considered such as the reason of the changes of the copyright term protection. Then what is the impact for the Cartoon Character Works with the term change. And what happened if there’s the different about the copyright term between the Origin Country and the Country that the works being used, which regulation should be used;This mini thesis is discusses about the Copyright Term Protection of Character Cartoon works. With the changes of the regulation, makes things that should be considered such as the reason of the changes of the copyright term protection. Then what is the impact for the Cartoon Character Works with the term change. And what happened if there’s the different about the copyright term between the Origin Country and the Country that the works being used, which regulation should be used.;This mini thesis is discusses about the Copyright Term Protection of Character Cartoon works. With the changes of the regulation, makes things that should be considered such as the reason of the changes of the copyright term protection. Then what is the impact for the Cartoon Character Works with the term change. And what happened if there’s the different about the copyright term between the Origin Country and the Country that the works being used, which regulation should be used, This mini thesis is discusses about the Copyright Term Protection of Character Cartoon works. With the changes of the regulation, makes things that should be considered such as the reason of the changes of the copyright term protection. Then what is the impact for the Cartoon Character Works with the term change. And what happened if there’s the different about the copyright term between the Origin Country and the Country that the works being used, which regulation should be used]"
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia , 2016
S62096
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Delvi Fujia Lestari
"Suatu teks dapat dimaknai dan dipahami berbeda tergantung konteks serta kemampuan kognitif pendengar atau pembaca. Keimplisitan dan kerancuan di dalam suatu teks dapat disiasati dengan eksplisitasi dalam teks sasaran sehingga menghasilkan sebuah teks yang lebih mudah dipahami. Sementara itu, eksplisitasi kerap dikaitkan atau bahkan disamakan dengan penambahan (addition). Penelitian ini membahas eksplisitasi dalam terjemahan film kartun pendek berbahasa Jerman Nichtlustig karya Joscha Sauer untuk melihat bagaimana eksplisitasi ditampilkan dalam takarir berbahasa Inggris. Data penelitian dianalisis menggunakan konsep Explicitness as Processability dalam eksplisitasi menurut Pál Heltai (2005). Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif dengan membandingkan takarir teks sumber (TSu) berbahasa Jerman dan teks sasaran (TSa) berbahasa Inggris. Analisis dilakukan dengan melihat implikatur, perbedaan leksikal, perbandingan morfem, dan konteks percakapan. Temuan penelitian menunjukkan tiga jenis eksplisitasi dalam kartun Nichtlustig, yaitu eksplisitasi dengan addition dalam delapan data, eksplisitasi dengan replacement dan spesifikasi dalam tujuh data, dan eksplisitasi dalam bentuk gabungan dalam delapan data.
A text can be interpreted and understood differently depending on the context and cognitive abilities of the audience or reader. Implicitness and ambiguity in a text can be overcome by making it explicit in the target text, making it easier to understand. Meanwhile, explicitation is often associated or even equated with addition. This research discusses explicitation in the translation of the German short cartoon movie Nichtlustig by Joscha Sauer to see how explicitation is displayed in the English subtitles. The research data was analyzed using the concept of Explicitness as Processability in explicitation according to Pál Heltai (2005). This research uses a descriptive qualitative method by comparing the subtitle of the source text (ST) in German and the target text (TT) in English. The analysis looked at implicatures, lexical differences, morpheme comparisons, and conversational context. The research findings show three types of explicitation in Nichtlustig, namely explicitation with addition in eight data, explicitation with replacement and specification in seven data, and explicitation in combined form in eight data."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Rahayu Surtiati Hidayat
"Sampai saat ini penelitian terhadap komik Indonesia boleh dikatakan masih kurang. Salah satu penyebabnya adalah sedikitnya bahan yang tersedia. Terlebih lagi jika kita. akan meneliti perkembangan komik modern Indonesia pada sekitar tahun 1930-an. Disadari bahwa dibanding dengan media lain, komik Indonesia umurnya masih muda. Komik modern (cetak) di Indonesia sudah ada pada tahun 1929, terdapat di surat kabar Sin Po. Akan tetapi bentuknya masih seperti cergam (cerita bergambar) dan merupakan karya terjemahan dari Denmark. Sedangkan komik yang dibuat oleh orang Indonesia, muncul pertama kali tahun 1930 di surat kabar yang sama. Bentuk dan jenisnya adalah komik strip karikatural, yang menampilkan seorang tokoh gemuk yang kemudian dikenal dengan nama Put On. Pembuatnya adalah salah seorang staf redaksinya yang bernama Kho Wan Gie.
Sebelumnya, komik di Indonesia sudah ada dan dibuat secara tradisional. Artinya, tidak dicetak, akan tetapi digambar/dilukis berdasarkan cerita dari naskah tertulis. Komik tradisional ini sifatnya sangat terbatas, baik dalam jumlah pembuatannya maupun dalam jumlah pembacanya. Komik modern Indonesia berkembang sejalan dengan perkembangan surat kabar dan majalah mingguan. Bentuknya masih berupa strip yang terdiri atas 3 sampai 6 kotak gambar.
Bahasa komik sering menggunakan bahasa percakapan dan dianggap merusak kaidah bahasa yang ada. Penelitian ini tidak saja memerikan perkembangan bahasa komik, akan tetapi juga memerikan tema komik Indonesia sekitar tahun 1929-1945. Penelitian ini diharapakan akan memberikan sumbangan yang berarti, khususnya bagi kajian bahasa, sosial, dan budaya Indonesia."
Depok: Lembaga Penelitian Universitas Indonesia, 1994
LP-Pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Powell, Jim
Danbury: Writers and readers Publishing, 1997
194 POW d
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Mawarfaatin Ryana Putri
"ABSTRAK
Salah satu produk media dan budaya yang memiliki banyak penonton hingga saat ini adalah kartun. Produk-produk media tersebut, tidak hanya kartun, sering menggambarkan perempuan sebagai karakter yang membutuhkan pertolongan dari laki-laki atau sebagai karakter yang sering diremehkan. Adventure Time adalah salah satu kartun Amerika yang popular dan memiliki karakter-karakter laki-laki sebagai pemeran utamanya: Finn the Human (Finn si Manusia) dan Jake the Dog (Jake si Anjing). Namun, di dalam kartun tersebut terdapat karakter perempuan bernama Princess Bubblegum yang menunjukkan kebalikan dari karakter-karakter perempuan yang tradisional dan konvensional. Tujuan dari jurnal ini adalah untuk meneliti karakter-karakter yang dimiliki oleh Princess Bubblegum untuk membuktikan dekonstruksi dari peran perempuan di dalam kartun Adventure Time. Penelitian ini menggunakan analisis tekstual dan pendekatan peran gender. Hasil dari penelitian ini mengungkapkan bahwa karakter Princess Bubblegum telah mendekonstruksi peran perempuan di dalam kartun ini karena karakter-karakter laki-laki yang muncul pada Princess Bubblegum lebih dominan daripada karakter-karakter perempuan konvensional.

ABSTRACT
One of media and cultural products which hold many audiences until the present time is cartoon. Those media products, not only cartoon, often depicts female as character that needs help from male or often underrated. Adventure Time is one of American popular cartoon that has male characters as the protagonist: Finn the Human and Jake the Dog. However, there is a female character in Adventure Time named Princess Bubblegum which shows the opposite of traditional and conventional female characteristics. The objective of this paper is to examine the characteristics of Princess Bubblegum in order to prove the deconstruction of female role in Adventure Time. Textual analysis and gender role approach are conducted to this research. The findings of the study reveal that Princess Bubblegum deconstructed the female role because the male characteristics that appear in her are more dominant than the female characteristics."
2016
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Dimas Aryana Wigraha
"Topik dari penelitian ini adalah penggunaan strategi kesantunan dalam sebuah kartun. Kartun mempunyai fungsi untuk menyindir dan memperingatkan. Menyindir, memperingatkan, dan mengkritik memiliki kesamaan makna, yaitu sebuah tindakan yang tidak menghargai hal yang dimiliki oleh pihak yang menjadi objek. Sindiran dan peringatan yang terdapat pada kartun dapat diartikan sebagai sebuah kritik. Dengan melakukan sebuah kritik, seseorang telah melakukan tindakan yang kurang santun. Kesantunan yang dimaksud adalah tindak menunjukkan kepedulian terhadap citra orang lain. Dalam menyampaikan kritik di dalam kartunnya, seorang kartunis harus dapat membuat agar kritik yang disampaikannya dapat diterima dan tidak membuat pembacanya marah. Kartunis harus menggunakan strategi yang tepat di dalam kartun yang diciptakannya. Masalah dan tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat strategi kesantunan apa yang cenderung digunakan kartunis di dalam kartun yang diciptakannya dan kaitan penggunaan strategi kesantunan tersebut dengan tindakan komunikasi yang berlangsung. Pemilihan kartun Jangan Tanya Mengapa: Perusahaan Rokok Untung Besar sebagai objek penelitian didasarkan pada objek kritik yang dituju. Kartun ini merupakan kartun sosial yang mengkritik kebiasaan merokok yang terdapat di dalam sebuah masyarakat. Tema yang diangkat merupakan tema yang dekat dengan kehidupan masyarakat. Pihak yang menjadi objek kritik merupakan masyarakat, yang mungkin juga pembaca kartun ini. Karena itu, menarik dilihat bagaimana kartunis mensiasati agar ancaman yang dilakukannya tidak membuat pembaca marah atau tersinggung. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Teori yang digunakan pada penelitian ini adalah teori strategi kesantunan yang diungkapkan oleh Brown dan Levinson. Hasil penelitian menunjukkan bahwa strategi kesantunan yang digunakan pada data merupakan strategi-strategi kesantunan yang dapat menyebabkan kerusakan citra yang cukup besar. Jenis-jenis strategi kesantunan yang digunakan pada data adalah strategi menyatakan tindak mengancam citra tanpa ditutup-tutupi, strategi menyatakan tindak mengancam citra dengan ditutup-tutupi, dan strategi tidak menyatakan tindak mengancam citra. Keadaan tersebut tentunya dapat membuat objek kritik merasa tersinggung atau marah. Namun, berdasarkan data-data yang ditemukan, kritik yang terdapat pada sebuah kartun merupakan sebuah hal yang santun. Hal ini disebabkan fungsi yang terdapat pada kartun, yaitu memperingatkan dan menyindir. Berdasarkan kedua fungsi tersebut, kritik yang terdapat pada kartun dapat diterima sebagai sesuatu yang santun"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2008
S10721
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Agung Suharjanto
"Gambar yang pada awalnya merupakan hasil dari kegiatan mengisi waktu luang, mengalami perkembangan bentuk menjadi sebuah media komunikasi. Salah satu bentuk media komunikasi yang memanfaatkan unsur gambar adalah kartun. Sebagai sebuah media komunikasi, kartun memiliki fungsi menyindir dan memperingatkan. Sindiran dan peringatan yang terdapat pada kartun dapat diartikan sebagai sebuah kritik. Menyindir, memperingatkan, dan mengkritik memiliki kesamaan unsur tidak menghargai hal yang dimiliki oleh pihak yang menjadi objek. Dengan melakukan sebuah kritik, seseorang telah melakukan tindakan yang mengancam citra pihak lain. Citra adalah harga diri yang dimiliki seseorang. Dengan melakukan tindak mengancam citra, seseorang telah melakukan tindakan yang tidak santun. Kesantunan yang dimaksud adalah tindak menunjukkan kepedulian terhadap citra orang lain. Dalam menyampaikan kritik di dalam kartunnya, seorang kartunis harus dapat membuat agar kritik yang disampaikannya dapat diterima dan tidak membuat pembacanya marah. Kartunis harus menggunakan strategi yang tepat pada kartun yang dihasilkannya. Pernilihan kartun Lagak Jakarta seri Tren & Perilaku sebagai objek penelitian didasarkan objek kritik yang dituju. Kartun ini merupakan kartun sosial yang mengkritik kehidupan sehari-hari masyarakat. Tema yang diangkat merupakan tema-tema yang dekat dengan kehidupan masyarakat. Pihak yang menjadi objek kritik merupakan masyarat, yang mungkin juga pembaca kartun ini. Karena itu, menarik dilihat bagaimana kartunis mensiasati agar ancaman yang dilakukannya tidak membuat pembaca marah atau tersinggung. Strategi kesantunan yang ditemukan pada objek penelitian merupakan strategi-strategi yang memiliki resiko kerusakan muka yang besar. keadaan itu tentunya dapat membuat pembaca merasa tersinggung atau marah. Namun berdasarkan data-data yang ditemukan, ancaman yang terdapat pada sebuah kartun merupakan sebuah hal yang santun. Hal ini dikarenakan fungsi yang terdapat pada kartun. Karena berfungsi untuk menyindir dan memperingatkan, kritik yang terdapat pada kartun diterima sebagai sesuatu yang sopan."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2006
S11103
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Deni Karsana
"Analisis ini bertujuan untuk melihat aspek penanda keutuhan wacana dan konteks situasi yang ada dalam komik kartun Panji Koming yang penulis ambil dari Surat kabar Kompas Hinggu selama bulan Januari s.d. Agustus 1992. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif. Penulis berusaha mendapatkan gambaran huhungan kalimat-kalimat yang terdapat dalam teks balloon dialogue yang terdapat dalam komik kartun Panji Koming, sebagai salah satu penanda keutu_han wacana seobyektif mungkin dari data yang ada. Selain itu penulis juga melihat bagaimana penggunaan konteks situasinya. Hasil analisis menunjukkan hubungan kalimat-kalimat tersebut ditandai melalui aspeknya, yakni terutana aspek leksikal, aspek gramatikal, dan aspek semantik yang saling mendukung satu lama lain guna mengutuhkan sebagai sebuah wacana. Penggunaan konteks situasi terlihat pada komik tersebut dalam mengambarkan suatu persoalan atau masala.h yang terdapat dalam masyarakat. Dengan mengetahui konteksnya, pembaca akan lebih mudah memahami apa yang ingin disampaikan (amanat) oleh komik kartun tersebut."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1994
S10808
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2004
S4415
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>