Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 172856 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sasminaring D. Sumarno
"Saat ini manusia modern di kota besar rupanya memiliki lebih kepada media elektronik radio, Radio dituntut untuk bisa menjadi teman, yang tidak hanya menghibur tetapi sumber pengetahuan yang dapat diserap. Pengetahuan yang dapat diserap ini tidaklah terlalu rumit dan ilmiah, tetapi juga tuntutan juga menjadi bukan sekedar omong kosong. Radio Trijaya FM melalui acara Jakarta Round Up nya menyajikan informasi tentang peristiwa-peristiwa aktual dengan pembahasan yang lebih mendalam. Acara ini dipasang pagi hari dengan maksud menemani aktivitas target pendengarnya, mulai dari persiapan berangkat ke tempat kerja, sampai tiba di tempat kerja tersebut. Karenanya, boleh jadi informasi tersebut merupakan informasi pertama yang diperoleh pendengarnya. Bagai manapun, dalam penyampaian informasi, radio sebagai media elektronik memiliki beberapa kelemahan jika dibandingkan media cetak. Salah satu di antaranya adalah dibatasi oleh waktu. Dalam arti, khayalaknya hanya menerima informasi saat mendengarkan saja. Begitu pesan yang disampaikan selesai, pendengar tidak dapat mengulang kembali untuk mendengarkan isi pesan tersebut. Berbeda dengan media cetak, isi pesan yang diterima dapat dibaca berulang-ulang. Dengan keterbatasannya seperti itu bukan tidak mungkin pendengarnya akan mencari pengulangan dari apa yang telah di dengar di radio, dengan memanfaatkan media cetak. Dari kenyataan tersebut, peneliti ingin melihat apakah dengan mendengarkan acara Jakarta Round Up di Radio Trijaya FM, mendorong pendengarnya mencari informasi serupa melalui surat kabar, khususnya surat kabar harian. Dalam melaksanakan studi ini peneliti memakai metoda survei sampel untuk mengumpulkan data dari para pendengar Radio FM, khususnya lagi yang mendengarkan acara Jakarta Round Up. Data diperoleh dianalisa secara statistik dengan Tri jaya yang Koefisien Korelasi Kendali tau-b dan Chi Kuadrat, untuk melihat hubungan antara penggunaan radio dengan penggunaan surat kabar. Hasil penelitian menunjukkan hubungan antara penggunaan radio dengan penggunaan surat kabar adalah kecil dan lemah, dan tidak semua variabel penggunaan radio mempengaruhi penggunaan surat kabar. Penggunaan radio hanya berpengaruh terhadap penggunaan surat kabar jika dilihat dari lamanya responden mendengar acara Jakarta Round Up perhari. Mereka yang lebih lama mendengar, lebih terdorong untuk mencari informasi serupa melalui surat kabar. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa setelah dikontrol dengan variabel kegiatan awal membaca surat kabar dan variabel minat terhadap masalah ekonomi, frekuensi mendengar Jakarta Round Up dalam seminggu mempengaruhi responden mencari informasi serupa melalui surat kabar."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1992
S3963
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alwin Wisaksono
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1988
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Komalawati
"Sura kabar merupakan media komunikasi tertua di
dunia ini. Sejak kelahirann a i a telah mampu menjalankan
fung!::.j.nya te~- u t ama sebaga." pemberi infor masi. Namun
perkemb a ngan teknologi me lahirkan media lain di C~n t ar--a ny a
t .elevisi , j en .is media ~ w tl i o v i sua 1 yang mendorong
ter- j adinya kom petisi a n tar media . Surat kabar berusaha
eksistensinya a ar d apat tetap hidu p dan
memperoleh perhatian khalayak. Untuk itu pihak p engelola
dengan membe r i ped-.a t.ian l ebi t! pada penr.l.mpilan
desaln surat kabar.
Dalam merancan§ d e saio s e orang editor
tida k hanya memenu h i kri teria menarik saj a, t etapi j uga
harus memenuhi fungs.ional des.a i n =.epert.i.
mfo?nqkategC~risasi berita~ merefleksikan sifat-si fat dan
kepri badi an surat kabar serta memudahkan dan me mpercepat pembaca menyerap informasi.
Penelitian e ksplor-atif ini bertujuan mengetahui
~d e dan pertimbang an apa saja yang mendasar-i pemilihan
dapat memenuhi kriter-ia fungsional dan
estetika tersebut. Mel a lui 1>.~awanc ara mendalam dengan
editor lima sur-at kabar di Jakarta, penelitian ini
ingin mengetahui pemahaman teoritis seorang editor da l .am
arti ia lebih menda ~ ari p i lihan-pilihan elemen desainnya
dengan teor i atau lebih banyak mengand alkan in tuisi
.improvisasi.
Sec;:a ra umum, pemahc"?!man t ec
memada." • Mereka mc-.s:"lh mencari·-cari kons.e p desain SU i~ at
mere -~ a. I< e ± rrg in ~in un t Li k l eoih me maham.:'~ dan
mendal ami te0ri-teor-i desa i n kur ang d idukung oleh si tuasi
da l am prakteknya dengan be r-bekal . teor-i ya 19
mereka bukan hanya haru s menggabungkan teor i tersebut
dengan pr±n -s.i p e"'S teti ka, namun j uga harus:. mengikuti
kemauan red-ksi d an :ebijaksanaan perusahaan"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1993
S4038
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bambang Hamid Sujatmoko
"ABSTRAK
Topik kompetisi antar media sudah sering menjadi perbincangan para ahli ilmu komunikasi. Dahulu konsep yang digunakan adalah konsep fungsi alternatif ffunctional alternativel atau konsep fungsi ekivalen (functional eauivalenl. Hasil riset terdahulu menunjukkan, setiap kehadiran media baru selalu, sedikit atau banyak, mempengaruhi media yang sudah ada. Ini berarti diantara industri media juga ada iklim kompetisi yang harus diperhitungkan agar suatu media tetap eksis kehadirannya. Pada perkembangan berikutnya, seorang ahli komunikasi dari AS, John Dimmick, menemukan sebuah konsep baru untuk mengukur kompetisi antar industri media. Konsep ini. yang dinamakannya Competitive Superioritv. merupakan konsep yang didasari atas 3 konsep : Pendekatan Uses and Gratificationa. konsep functional alternative dan konsep Niche. Yang menarik, konsep Niche yang mendasari konsep Competitive Superioritv. sesungguhnya adalah konsep yang dikembangkan oleh ahli ekologi. Konsep ini intinya mempelajari segala aspek dalam lingkungan dimana populasi berinteraksi untuk mempertahankan hidupnya. Diasumsikan, sumber alam (resources) untuk mempertahankan kehidupan terbatas jumlahnya, sehingga populasi harus berkompetisi dalam merebut sumber itu agar bisa bertahan hidup. Dalam studi komunikasi massa, populasi diartikan sebagai industri media, yang hidup dalam satu lingkungan dan harus berkompetisi untuk mendapatkan sumber kehidupan yang berupa kapital/modal, jenis isi dan khalayak. Penelitian yang dilakukan Dimmick dengan menggunakan konsep ini di Ohio, menunjukkan, dalam dimensi kognitif surat kabar lebih superior dari televisi dan radio, dan televisi lebih superior dari radio. Dalam dimensi afektif, televisi lebih superior dari surat kabar dan radio, dan surat kabar lebih superior dari radio. Penulis mencoba mengaplikasikan konsep Competitive Suoerioritv untuk mengukur superioritas media radio, surat kabar dan televisi di Jakarta. Lokasi penelitian adalah di Kelurahan Kramat Pela. Metoda yang digunakan dalam penelitian ini adalah metoda survai dimana data dikumpulkan di lapangan. Tipe penelitiannya adalah deskriptif, mencoba menggambarkan secara terinci kompetisi antar industri media di Jakarta. Guna mendapatkan data, 100 responden dipilih secara ourposive untuk diwawancarai. Hasil penelitian menunjukkan bahwa, dalam dimensi kognitif surat kabar lebih superior dari televisi dan radio, dan televisi lebih superior dari radio. Sedangkan dalam dimensi afektif, televisi dan radio sama-sama superior, dan media yang paling inferior adalah suratkabar. Hasil penelitian ini sedikit berbeda dengan hasil penelitian Dimmick. Selain menunjukkan masih berbedanya kondisi dan kemajuan media massa di Indonesia dan di AS, perbedaan hasil ini juga menunjukkan penggunaan dan kepuasan khalayak mengkonsumsi media di Indonesia berbeda dengan di AS."
1991
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Christine
"Manusia pada dasarnya selalu memiliki kebutuhan. Untuk itu manusia dalam hidupnya perlu berinteraksi dengan masyarakat dan lingkungannya. Kebutuhan dan keinginan tersebut dapat dipenuhi dan dicapai dengan berbagai cara, antara, lain melalui media massa dan termasuk di dalamnya surat kabar. Jumlah surat kabar di Indonesia dewasa ini sangat banyak. Dengan sendirinya terjadi persaingan yang ketat. Salah satu usaha yang dilakukan oleh surat kabar untuk mengatasi persaingan ini adalah dengan membuat penampilan (desain) yang semenarik mungkin sehingga bisa menarik pembaca sebanyak mungkin pula. Untuk penelitian ini dibandingkan dua surat kabar sehingga bisa diperoleh hasil yang lebih memuaskan. Surat Kabar yang dipilih adalah kompas dan Berita Buana karena keduanya memiliki karakteristik yang hampir sama tetapi dengan desain yang berbeda. Sehubungan dengan hal di atas, maka tujuan skripsi adalah untuk mengetahui apakah pembaca mendapatkan kesulitan dengan desain yang ditampilkan oleh kedua surat tersebut. Selain itu juga akan dilihat bagaimana terhadap desain kedua surat kabar ini kabar penilaian pembaca tersebut. Penelitian ini bersifat deskriptif karena hanya menggambarkan hasil-hasil yang didapat dari data, diambil dengan cara purposive yaitu dengan akan Populasi penduduk di RW, 010, kelurahan Tanjung Duren, Grogol Petamburan, Jakarta Barat. Daerah ini memilih kecamatan dipilih karena karakteristiknya sesuai dengan yang diinginkan oleh skripsi ini. Sedangkan penarikan sampel dilakukan dengan Teknik Occidental Sampling dengan jumlah 90 responden. Data diperoleh dari daftar pertanyaan, wawancara, studi kepustakaan, dan pengamatan terhadap kedua surat kabar tersebut selama i bulan (Februari 1992). Dari data yang diperoleh, ternyata diketahui bahwa dari responden yang membaca surat kabar setiap hari dapat merasakan perbedaan desain setiap surat kabar yang mereka baca dan dapat juga mengenali ciri surat kabar yang bersangkutan dengan hanya melihat desain surat kabar* Sebagian besar responden tidak mendapatkan pemilihan huruf yang digunakan oleh yang tersebut - kesulitan dengan surat kabar Kompas dan Berita Buana. Demikian pula dengan ukuran huruf, ketebalan, dan jarak antar baris baik untuk judul maupun body text."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1993
S3946
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Megawati
"Penelitian ini dilaksanakan untuk menentukan positioning yang tepat untuk Radio Ramako 105,8 FM dengan mengetahui pembentukan positioning statement (motto) oleh manajemen Radio Ramako dan pendapat pendengar terhadap positioning statement (motto) Radio Ramako "Listen and Talk to Magic?. Penelitian ini dilakukan terhadap manajemen Radio Ramako 105,8 FM dan 253 orang responden di Jakarta dan sekitamya. Pertimbangannya adalah pendapat responden sebagai pendengar radio pada umumnya dan pendengar Radio Ramako pada khususnya mempunyai pengaruh sangat penting sebagai masukan bagi penentuan positioning yang tepat untuk Radio Ramako 105,8 FM.
Radio Ramako 105,8 FM menentukan positioning perusahaan secara umum melalui positioning statement (motto) "Listen and Talk to Magic? yang diterapkan ke dalam format siarannya, meliputi program siaran dan program musik. Radio Ramako 105,8 FM berharap positioning yang telah dibentuk sudah tepat dan dipersepsikan positif oleh target pendengarnya. Tetapi dalam pandangan pendengar, ternyata mereka memiliki pandangan, pendapat dan persepsi yang tidak selalu sama dengan manajemen Radio Ramako 105,8 FM. Ada kelebihan dan kelemahan Radio Ramako yang dilihat pendengar dari positioning lewat positioning statement (motto) yang diterapkan ke dalam format siaran Radio Ramako 105,8 FM.
Penelitian ini didasarkan pada teori-teori utama seperti : Active Audience - Uses and Gratifications, Segmentasi (Segmentasi Demografis dan Segmentasi Psikografis), dan Positioning. Selain teori-teori utama, penelitian ini juga menyertakan teori-teori pendukung seperti : Perilaku Konsumen dan teori-teori yang terkait dengan Media Radio Siaran.
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan kualitatif yang didukung oleh data kuantitatif dan metode deskriptif evaluatif. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer (hasil survei responden dan hasil wawancara mendalam kepada manajemen Radio Ramako 105,8 FM) dan data sekunder (buku bacaan, jurnal, artikel dan lain sebagainya). Untuk mendapatkan data kuantitatif dilakukan dengan survei on line terhadap 253 orang responden yang kemudian hasilnya dianalisa dengan menggunakan penghitungan statistik frekuensi dan crosstab. Untuk pengumpulan data primer lainnya, dilakukan wawancara mendalam yang kemudian hasilnya dianalisa dengan diinterpretasikan berdasarkan teori dan fakta yang terjadi. Pemilihan narasumber dari Radio Ramako berdasarkan kebijaksanaan manajemen Radio Ramako 105,8 FM, dipilih yang dianggap dapat mewakili dan memenuhi informasi penelitian ini. Untuk responden yang mewakili kelompok target pendengar Radio Ramako dengan menyebarkan kuestioner dan jumlah jawaban yang diterima dalam waktu empat bulan (periode Mei - Agustus 2005) seluruhnya dijadikan sampel dalam penelitian ini.
Dari hasil wawancara mendalam pada pihak manajemen Radio Ramako 105,8 FM mengenai pembentukan motto Listen and Talk to Magic ternyata mengandung makna positif dan diterapkan pada format siaran Radio Ramako. Program acara talkshow tenrtama talkshow pagi hari menjadi kekuatan Ramako, manajemen menambahkan kekuatan lain Radio Ramako adalah format musik dan acara request lagu. Namun saat melihat hasil survei terhadap 253 responden, ada kekuatan dan kekurangan yang dimiliki Radio Ramako. Menggenai pembentukan motto Listen and Talk to Magic ternyata sebagian besar responden menjawab motto tersebut TIDAK TEPAT untuk Ramako dan banyak yang tidak mengenal motto Radio Ramako yang telah dibentuk oleh manajemen Radio Ramako 105,8 FM. Masukan bagi manajemen Radio Ramako terkait dengan motto Listen and Talk to Magic lewat jawaban dari hasil survei sebagian besar responden mengusulkan motto Ramako memuat kata-kata yang terdengar hangat dan bersahabat, juga motto yang memuat kata-kata yang terdengar profesional. Masukan lain yang berguna untuk manajemen Radio Ramako, agar dapat menggunakan motto Listen and Talk to Magic banyak responden mengusulkan agar penyiar lebih menarik dan interaktif membawakan acara, memperhatikan content manajemen yang baik, menambah ragam acara talkshow, menambah koleksi lagu-lagunya dan membuat acara-acara yang lebih interaktif dan melibatkan pendengar. Masukan-masukan dari responden ini sangat berarti bagi manajemen untuk menentukan positioning yang tepat untuk Radio Ramako 105,8 FM lewat positioning statement (motto).
Akhir kata, pembentukan positioning oleh manajemen Radio Ramako lewat positioning statement (motto) Listen and Talk to Magic belum dipersepsikan secara positif oleh target audience (pendengar potensial) Radio Ramako yang menjadi responden dalam penelitian ini dan direkomendasikan agar motto tersebut diganti karena dianggap TIDAK TEPAT oleh sebagian besar responden."
Depok: Universitas Indonesia, 2006
T22037
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2004
S4907
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Anitawati
"Menurut UU No. 40 tahun 1999 tentang pers, media massa memilikki fungsi untuk mendidik. Terlebih lagi bahasa yang digunakan oleh guru di sekolah Alwi(2011:viii). Bedasarkan hal itu, media massa memilikki kewajiban memasyarakatkan bahasa indoneisa yang baik dan benar. Berbahasa Indonesia yang baik adalah menggunakan bahasa sesuai dengan situasi komunikasi, sementara berbahasa Indonesia yang baik dan benar adalah adalah bahasa yang sesuai dengan kaidah. kesesuaian kaidah yang dimaksud adalah bedasarikan pedoman yang diakui dan diterbitkan oleh Badan pengembangan Bahasa dan perbukuan yakni Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia dan Pedoman Pengindonesiaan Kata dan Bahasa Asing serta Kamus Besar Bahasa Indonesia. Peneliti berupaya mengkaji penggunaan istilah asing pada empat media massa cetak di Provinsi Banten yakni Radar Banten, Kabar Banten, Banten Pos, dan Banten Raya yang terbit pada bulan juli 2018 sebanyak 23 artikel berita utama. Penelitian ini menggunakan meode deskriptif kualitatif dengan langkah-langkah analisis data yaitu (1)penyimakan; (2)pengindentifikasian dan pengklasifikasian data bedasarkan penggunakan istilah asing yang ditemukan; (3)pengintepretasian data; dan (4)pembuatan simpulan. Bedasarkan hasil analisis data ditemukan bahwa terdapat dua puluh lima (25) data istilah asing yang sudah memilikki serapan, penerjemahan, atau pada kata namun tidak dituliskan bentuk baku dari istilah asing yang telah memilikki padanan kata dalam bahasa Indonesia serta empat (4) data yangf belum memilikki padanan kata namun penulisanya tidak sesuai dengan pedoman yakni harus diberi hgaris bawah atau dicetak miring."
Banten: Kantor Bahasa Provinsi Banten, 2019
332 BEMP 22:3 (2019)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Sapto Adji
"Profesi sebagai wartawan memiliki cukup banyak tekanan dan tuntutan yang dapat berasal dari luar dirinya maupun yang berasal dari dalam diri wartawan itu sendiri. Tekanan dan tuntutan tersebut dapat merupakan sumber stres atau stressor bagi seorang wartawan dalam melakukan pekerjaannya, sehingga tidak dapat dibiarkan berlarut-larut. Seorang wartawan, terutama yang bekerja di organisasi media berbentuk surat kabar, memilliki deskripsi kerja yang ketat, seperti misalnya deadline penulisan berita setiap hari, jam kerja yang panjang dan setiap saat harus bersedia mengejar sumber berita. Perlu dilakukan suatu usaha untuk mengatasi tekanan-tekanan maupun tuntutan yang dihadapi tersebut. Menurut Lazarus (1976), usaha untuk mengatasi berbagai tekanan itu disebut sebagai perilaku coping.
Para ahli yang menelaah masalah coping sepakat untuk membedakan perilaku coping ini menjadi dua kategori besar, yaitu usaha yang bertujuan urituk menyelesaikan masalah yang dihadapi {Problem focused Coping atau / dan usaha yang bertujuan untuk mengurangi perasaan-perasaan yang tidak menyenangkan yang ditimbulkan oleh masalah yang dihadapi Emotion-Focused Coping atau EFC.
Dari kedua jenis coping di atas, beberapa ahli berusaha untuk mengembangkan strategi-strategi coping. Aldwin dan Revenson (1987) menyatakan bahwa terdapat delapan macam strategi coping, di mana 3 strategi mengarah pada masalah (PFC), 4 strategi mengarah pada emosi (EFC), dan 1 strategi mengarah pada PFC maupun EFC.
Dalam penelitian ini penulis berusaha untuk mengetahui sumber stres apa saja yang dihadapi oleh wartawan surat kabar sehubungan dengan pekerjaannya, dan bagaimana perilaku coping yang ditampilkannva untuk mengatasi sumber-sumber stres tersebut. Maksud dari diadakannva penelitian ini adalah untuk memberi masukan dalam hal pengembangan sumber daya manusia di dunia pers atau kewartawanan. mengingat di Indonesia sekarano ,n, terdapat lebih dari 5000 orang yang bekerja sebagai wartawan serta semakin pesatnya industri penerbitan pers.
Untuk mengetahui sumber stres yang dihadapi dan bagaimana perilaku coping yang ditampilkan oleh wartawan surat kabar, digunakan alat penelitian berupa kuesioner. Kuesioner ini disebarkan kepada para wartawan yang bekerja di surat kabar harian dengan karakteristik tertentu yang teiah ditentukan sebelumnya. Dari penyebaran kuesioner tersebut akan dilihat sumber stres apa saja yang dihadapi oleh wartawan surat kabar dalam melakukan pekerjaannya serta jenis dan strategi coping apa yang akan ditampilkannya dalam menghadapi sumber stres tersebut. Kemudian akan dilihat pula keterkaitan antara kedua hal tersebut.
Dari hasil penelitian tersebut, diketahul bahwa terdapat sebelas sumber stres yang dihadapi wartawan surat kabar dalam menghadapi pekerjaannya, di mana kesebelas sumber stres tersebut termasuk ke dalam 2 jenis stressor. yaitu stressor internal dan stressor eksternal. Sumber stres yang paling banyak dihadapi oleh wartawan surat kabar adalah kesulitan untuk dapat menuliskan berita secara objektif. Sumber stres ini juga sekaligus dianggap sebagai stressor yang paling menekan.
Jenis coping yang paling sering ditampilkan dalam menghadapi sumber stres adalah coping yang mengarah pada pemecahan masalah (PFC) dibandingkan dengan EFC. Sedangkan strategi coping yang paling banyak ditampilkan adalah usaha-usaha untuk mencari suatu keyakinan baru atau mengubah diri sesuai dengan norma yang berlaku di lingkungannya.
Dalam penelitian ini tidak terlihat adanya keterkaitan antara jenis coping yang ditampilkan dengan stressor yang dihadapi, baik itu stressor internal maupun eksternal. Namun demikian, jika dilihat hubungan antara salah satu diantara delapan strategi coping (yaitu usaha untuk mencari kesepakatan dengan orang yang dianggap menimbulkan masalah) dengan stressor yang dihadapi, terlihat adanya suatu keterkaitan. Hal ini dapat diartikan bahwa secara umum tidak ada keterkaitan antara perilaku coping yang ditampilkan dengan sfressor yang dihadapi, baik yang internal maupun eksternal.
Berdasarkan hasil penelitian ini, penulis menyarankan kepada mereka yang berminat untuk membahas permasalahan ini lebih lanjut, untuk membuat suatu alat ukur yang secara khusus dibuat untuk menelaah masalah wartawan, terutama yang bekerja dan tinggal di Indonesia, sehingga dapat dimungkinkan suatu hasil yang mampu menggambarkan keadaan wartawan Indonesia secara lebih baik."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 1994
S2493
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>