Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 161619 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Indra Nurudin Fathoni
"Tangki minyak pelat baja merupakan struktur yang perannya semakin vital seiring dengan kebutuhan akan bahan bakar yang terus meningkat. Dalam penelitian ini akan dibahas bagaimana cara mendesain tangki minyak pelat baja sesuai dengan peraturan API 650 10th Edition ?Welded Steel Tank For Oil Storage? terutama untuk bagian dinding tangki, kemudian bagaimana kita menerapkan beban gempa pada tangki hingga perilaku tangki berupa gaya dalam yang dialami oleh dinding tangki akibat beban internal dan beban gempa tadi. Dalam penelitian ini akan diberikan variasi perbandingan diameter dan tinggi tangki serta perbedaan wilayah gempa namun pada volume yang dijaga tetap sebesar 150.000 Barrel. Dari variasi tersebut akan didapatkan variasi manakah yang paling efektif dari sudut pandang penelitian ini serta seberapa besar pengaruh beban gempa pada dinding tangki."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2011
S1005
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Hidayatullah
"Kejadian kapal tanker terbakar hampir setiap tahun terjadi di Indonesia ini merupakan pekerjaan rumah bagi para operator kapal dan pemerintah sebagai regulator untuk mengatasi hal tersebut mengingat kapal tanker merupakan kapal yang didesain sedemikian rupa yang seharusnya aman digunakan untuk mengangkut bahan bahan berbahaya seperti crude oil gas dan bahan kimia Penelitian ini membahas tentang evaluasi sistem proteksi aktif proteksi pasif dan sistem tanggap darurat kebakaran di sebuah kapal tanker Tujuan dibuatnya penelitian ini adalah untuk mengetahui kesesuaian sistem proteksi aktif sistem proteksi pasif dan sistem tanggap darurat kebakaran dengan standar Safety Of Life At Sea SOLAS 1974 metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian deskriptif melalui observasi dan telaah dokumen yang ada di kapal Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa sistem proteksi aktif sistem proteksi pasif dan sistem tanggap darurat kebakaran di kapal tanker X belum seluruhnya memenuhi standar SOLAS rsquo 74 dan ini bias menjadi salah satu penyebab banyaknya kejadian kebakaran pada kapal tanker di Indonesia.

In Indonesia almost every year there are cases of a fire on a tanker vessels this is a problem for the vessel operators and government as regulators to solve this matter considering tanker is a ship who have specially designed in to be use for the safe transport of hazardous materials such as crude oil gas and chemicals This study discusses the evaluation of active protection systems passive protection and emergency response systems of fire in a ship tanker Objective of this study was to determine the suitability of active protection systems passive protection systems and fire emergency response system with standard Safety Of Life At Sea SOLAS 1974 the method used is descriptive research methods through observation and review of existing documents on board From the research it can be concluded that the active protection system passive protection systems and fire emergency response system in ship tanker X not fully meet the standards of SOLAS 74 This can be one of the causes of many case tanker vessels caught fire in Indonesia
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
S52394
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
R. Murgijanto
Depok: Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 1987
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Athira Nisrina Fiska
"Tank cleaning merupakan serangkaian langkah dan tindakan yang dirancang untuk memastikan kebersihan tangki dengan aman dan efektif atau dapat dikatakan proses penghilangan uap hidrokarbon, cairan, atau residu dari tangki. Tank cleaning ini langkah preventif untuk mencegah terjadinya kontaminasi atau pencemaran minyak yang ada di dalam tangki. Selain itu, tank cleaning merupakan salah satu syarat agar dilakukannya inspeksi tangki muatan atau dapat dikatakan sebagai langkah yang mutlak sebelum inspeksi tangki muatan untuk memastikan kebersihan, keamanan, dan kepatuhan terhadap standar keselamatan dan regulasi industri maritim. Pada pelaksanaannya, masih banyak terdapat aspek-aspek keselamatan yang tidak dihiraukan. Penelitian ini dilakukan untuk meninjau lebih jauh terkait faktor-faktor di balik sumber bahaya berisiko tinggi bagi para pekerja yang terlibat dalam proses pembersihan tangki muatan pada kapal oil tanker. Sebagai langkah untuk mencegah atau mengurangi potensial terjadinya kecelakaan kerja pada saat tank cleaning, perlu dilakukan penilaian risiko keselamatan. Metode yang paling tepat dalam menganalisa risiko keselamatan pada pekerjaan tank cleaning ini yaitu metode Formal Safety Assessment (FSA) untuk penemuan sumber bahaya dengan memberikan pilihan pengendalian risiko yang output akhirnya akan memberikan rekomendasi pengendalian risiko. Dan tentunya dibantu juga dengan metode Fault Tree Analysis (FTA) berupa penarikan akar masalah.

Tank cleaning is a series of steps and actions designed to ensure safe and effective tank cleanliness or it can be said to be the process of removing hydrocarbon vapours, liquids, or residues from the tank. Tank cleaning is a preventive measure to prevent contamination or pollution of the oil in the tank. In addition, tank cleaning is one of the requirements for cargo tank inspection or can be said to be an absolute step before cargo tank inspection to ensure cleanliness, safety, and compliance with safety standards and maritime industry regulations. In practice, there are still many aspects of safety that are ignored. This study was conducted to further review the factors behind the sources of high-risk hazards for workers involved in the process of cleaning cargo tanks on oil tankers. As a step to prevent or reduce the potential occurrence of work accidents during tank cleaning, it is necessary to assess safety risks. The most appropriate method in analysing safety risks in tank cleaning work is the Formal Safety Assessment (FSA) method for finding hazard sources by providing risk control options whose final output will provide risk control recommendations. And of course, it is also assisted by the Fault Tree Analysis (FTA) method in the form of pulling the root of the problem."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ria Maya Sari
"Skripsi ini membahas tentang pengaturan hukum tentang pertanggungjawaban perdata dan pembebanannya dalam hal terjadi pencemaran laut yang bersumber dari pembuangan (dumping) limbah minyak dari kapal tanker ke laut, yang ditinjau dari berbagai instrumen hukum yang terkait baik konvensi internasional dan protokol turunannya maupun produk hukum nasional. Skripsi ini melalui penelitian yuridis normatif dengan metode analisis kualitatif, mengkaji sebuah kasus pencemaran laut yang terjadi di Balikpapan pada tahun 2004 silam yang bersumber dari pembuangan limbah minyak berupa oil sludge dari Kapal Tanker MT Panos G ke Teluk Balikpapan yang ditinjau dari Protocol 1992 of Civil Liability Convention 1969 for Oil Pollution Damage dan berbagai peraturan perundang-undangan yang terkait, diantaranya UU No.23 Tahun 1997 dan UU No.32 Tahun 2009. Selain itu, skripsi ini juga menganalisis putusan sela yang dikeluarkan oleh Pengadilan Negeri Balikpapan atas gugatan Pemkot Balikpapan dalam kasus pencemaran tersebut serta mengidentifikasi sistem channelling liability sebagaimana yang diatur dalam regime CLC 1969/Protocol 1992 yang dianut oleh beberapa instrumen hukum nasional. Hasil dari penelitian ini menyarankan agar dibuatnya sebuah pengaturan khusus dan komprehensif mengenai dumping ke laut yang dapat mengikuti regime Protocol 1996 London Dumping Convention, diciptakannya harmonisasi pengaturan hukum mengenai pembebanan tanggung jawab perdata (channelling liability) yang dapat mencakup semua ruang lingkup pencemaran laut yang bersumber dari minyak dan limbahnya, dilakukannya amandemen Protocol 1992 CLC dengan memperluas ruang lingkup (definisi) minyak agar mencakup juga residual oil.

This thesis discusses the regulation concerning civil liability and its imposition in a marine pollution originating from disposal (dumping) of oil waste from the tanker into the sea, reviewed by various relevant legal instruments, both conventions and their derivative protocols and also national legislations. This thesis, through a juridical normative research by qualitative analysis method, examines a case of marine pollution occured in Balikpapan in 2004 which was resulted from oil sludge dumping from the MT Panos G oil tanker into The Balikpapan Bay, reviewed by Protocol 1992 of Civil Liability 1969 for Oil Pollution Damage and various relevant legislations, including Law Number 23 of 1997 Concerning Environmental Management and Law Number 32 of 2009 Concerning Protection and Management of Environment. In addition, this thesis analyzes the interlocutory decision issued by District Court of Balikpapan for the lawsuit of Balikpapan Government in that case, and also identifies the channelling liability system as regulated in CLC 1969/Protocol 1992 which was adopted by some national legal instruments.The results of this thesis suggest that a special and comprehensive enactment is needed concerning dumping into the sea which can adopt the regime of Protocol 1996 London Dumping Covention, a unification of regulations concerning the channelling liability covering the entire scope of marine pollutions originated from oil and its wastes, an ammendment to Protocol 1992 CLC by extending the scope (definition) of oil in order to include residual oil.
"
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2013
S46334
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bayu Pratama
"PT. Pertamina Shipping, sebagai perusahaan yang mengemban misi untuk menjaga ketahanan energi nasional melalui perkuatan distribusi bahan bakar minyak (bbm) ke seluruh Indonesia, juga dituntut untuk mengoperasikan armada tanker milik maupun sewa secara efisien. Upaya peningkatan efisiensi dapat dilakukan melalui pemilihan tipe tuning mesin yang sesuai dengan bentuk kapal dan kebutuhan perusahaan dalam menjaga kelancaran distribusi bbm itu sendiri. Karena pada dasarnya, setiap mesin mempunyai tipe tuning yang berbeda-beda dengan kecepatan ekonomisnya masing-masing.
Skripsi ini membahas mengenai kesesuaian kecepatan ekonomis Low-Load Tuning terhadap kebutuhan kecepatan yang disyaratkan dalam menjaga kelancaran distribusi minyak untuk rute operasi Dumai-Balongan. Hasil penelitian mendapatkan kecepatan ekonomis Low-Load Tuning mampu untuk menjaga kelancaran distribusi bbm untuk rute operasi tersebut.

PT. Pertamina Shipping, a company with a mission to assure the distribution of fuel-oil (bbm) to all over Indonesia, is required to operate its Oil-Tanker fleets efficiently. A way to improve the efficiency can be done through the suitable selection of the engine tuning that compatible to the shape of the ship and the company needs to maintain the supply chain of the fuel-oil. Because, basically, each machine has its own tuning characteristic corresponds to its economical speed.
This thesis discusses the compatibility of economical speed of Low-Load Tuning engine to the minimun speed required to ensure the continuity of the supply chain activities of the operation route Dumai-Balongan. The results obtain that the economical speed of Low-Load Tuning engine is able to maintain the supply chain of the fuel-oil due to the operation route.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S47347
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Makapuan, Rocky Samuel Julianto
"Tesis ini melakukan penelitian kelayakan teknis dan ekonomis untuk instalasi sistem pencairan ulang boil-off gas (BOG) pada kapal tanker LNG dengan kapasitas tangki kargo 154,852 m3 yang beroperasi di lapangan Tangguh, Indonesia. Penelitian ini dilakukan dengan membandingkan tiga sistem pencairan ulang BOG yang ada di pasaran, yaitu sistem single nitrogen expansion, ethylene and propylene refrigerant, dan joule thomson. Ketiga sistem ini dievaluasi secara teknis menggunakan program simulasi proses kimia dan dievaluasi secara ekonomis dengan membandingkan net present value (NPV), internal rate of return (IRR), dan payback period (PBP) terhadap variasi sensitivitas harga bahan bakar marine gas oil (MGO) dan harga LNG. Hasil analisa sensitivitas keekonomian menunjukkan bahwa sistem Joule Thomson adalah sistem yang paling ekonomis dibandingkan dengan dua sistem lainnya dalam batasan harga MGO tidak lebih dari US$640/MT dengan harga LNG US$10/MMBtu atau dalam batasan harga LNG tidak kurang dari US$7/MMBtu dengan harga MGO US$400/MT.

This thesis investigated the technical and economic feasibility of onboard boil-off gas reliquefaction system on a LNG tanker ship which has 154,852 m3 cargo tank capacity operated in Tangguh Field Indonesia by comparing three systems available in the market, i.e. single nitrogen system, ethylene and propylene refrigerant system, and Joule Thomson cycle. All three systems were evaluated through chemical process modelling software and through sensitivity analysis by varying the MGO fuel and LNG price comparing the NPV and IRR. The sensitivity analysis result shows that the Joule Thomson cycle is more economic compared than the other two systems within the range of marine gas oil fuel price must not higher than US$640/ton on LNG price US$10/MMBtu or LNG price must not less than US$7/MMBtu on MGO price US$400/ton."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Addino Ken Dimas
"Pendistribusian muatan minyak sebagai upaya pemenuhan kebutuhan ekonomi masyarakat Indonesia umumnya akan menggunakan kapal tanker. Muatan akan diukur jumlahnya pada beberapa tahap perjalanan kapal untuk memastikan kesesuaian dengan perjanjian. Namun, dalam kasusnya, akan dijumpai jumlah muatan yang ada di kapal tidak sesuai dengan perjanjian tersebut, sehingga dapat memicu terjadinya kasus susut muatan atau transport loss. PT QRS sebagai perusahaan jasa logistik maritim di Indonesia menggunakan lebih dari 100 kapal tanker sewa untuk mengangkut minyak baik dalam bentuk produk maupun mentah. Jika terdapat selisih muatan yang melebihi toleransi yang ditetapkan, PT QRS akan mengajukan klaim kepada pemilik kapal. Melalui penelitian ini, dilakukan studi literatur, wawancara, dan penyebaran kuesioner untuk mengetahui data kapal yang telah mengalami transport loss dan mengidentifikasi penyebab terjadinya transport loss pada kapal tanker sewa. Penulis melakukan penelusuran untuk menganalisis risiko transport loss dengan menggunakan metode Failure Mode Effect Analysis, dimana risiko tersebut disebabkan oleh faktor manusia, faktor sistem, dan faktor eksternal. Setelah itu, terdapat rekomendasi solusi berupa langkah mitigasi risiko transport loss yang efektif yaitu dengan menggunakan metode Barrier-Based Management.

Oil cargo distribution as an effort to meet the economic needs of Indonesian society will generally use tanker ships. The amount of cargo will be measured at several stages of the ship's trip to ensure the agreement’s compliance. However, in this case, it could be found that the amount of cargo on board is not in accordance with the agreement, which can trigger cases of cargo shrinkage or transport loss. QRS Inc. as a maritime logistics company in Indonesia uses more than 100 chartered tankers to transport both product and crude oil. If there is a cargo difference that exceeds the specified tolerance, QRS Inc. will submit a claim to the ship owner. Through literature studies, interviews, and distribution of questionnaires, transport loss on ships data records and the causes of transport loss on chartered tankers can be identified. The author conducted the research to analyze the risk of transport loss using the Failure Mode Effect Analysis method, where the risk is caused by human factors, system factors, and external factors. After that, there are recommendations for solutions in the form of effective steps to overcome the risk of transport loss, which is by using the Barrier-Based Management method."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mohammad Dhani Ekaputra
"Berdasarkan aturan IMO tentang Konvensi Polusi Laut, yaitu pada MARPOL 73/78 - Annex I, seluruh kapal tanker diharuskan memiliki konstruksi double hull untuk pencegahan polusi laut. Pengkajian ini memiliki tujuan untuk mengetahui pilihan yang paling tepat dalam hal waktu dan biaya jika membandingkan antara konversi dari single hull menjadi double hull, pembelian kapal bekas dengan tipe double hull atau pengadaan kapal baru dengan tipe double hull. Berdasarkan perhitungan waktu dan biaya serta data yang diperoleh tercapailah kesimpulan yang paling efisien ditinjau dari penghematan waktu dan biaya adalah dengan konversi single hull menjadi double hull.

Under the rules of the IMO Convention on Marine Pollution, namely the MARPOL 73/78 - Annex I, the entire tanker required to have a double hull construction for the prevention of marine pollution. This assessment has the aim to determine the most appropriate choice in terms of time and cost when comparing the conversion of single hull into double hull, the purchase of second-hand vessels with the type of double hull or procurement of new ships with double hull type. Based on the calculation of time and costs, and also the data obtained it has reached the conclusion that the most efficient in terms of time and cost savings is the conversion of single hull into double hull."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S64113
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hutapea, Raymond Yonathan
"ABSTRAK
Kecelakaan pada kendaraan sering terjadi karena adanya kegagalan pada sistem pengereman kendaraan tersebut. Investigasi penyebab kegagalan rem memberikan dugaan bahwa kegagalan pada sistem pengereman disebabkan oleh panas yang berlebihan karena gesekan antara elemen rem untuk menahan beban dan kecepatan kendaraan. Tidak berfungsinya sistem pengereman dengan baik seperti kaliper yang kurang menggenggam akan terlihat dari panas yang dihasilkan kampas rem. Jika salah satu unit rem tidak berfungsi, maka beban pengereman dari unit lain akan meningkat dan dapat menyebabkan panas yang berlebihan. Kejadian ini biasa terjadi pada truk tangki yang menyebabkan ledakan. Proyek ini bertujuan untuk menyelidiki penyebab kegagalan sistem pengereman pada truk tangki menggunakan sensor suhu rem. Sensor dapat menganalisis kinerja rem dengan menentukan suhu aman dari rem drum itu sendiri. Sensor akan ditempatkan di tromol pada sumbu 3 dan 4 untuk mendeteksi temperature pengereman. Jika satu rem tidak berfungsi pada suhu aman, sensor akan mengingatkan pengemudi. Dengan menerapkan metode ini, risiko kecelakaan akan berkurang. Penelitian ini selesai dengan mendapatkan hasil temperature maksimum pengereman sebesar 64,065 OC pada sumbu 3 dan 88,426 OC pada sumbu 4 berdasarkan perhitungan analitik dan simulasi. Sebagai kesimpulan, alat yang dikembangkan oleh PT Pertamina Patra Niaga tidak memberikan hasil yang sesuai dengan perhitungan analitik. Oleh karena itu, sensor harus diletakkan lebih dekat ke sepatu rem untuk meberikan hasil yang lebih akurat dalam mengukur temperature pengereman.

ABSTRACT
Vehicle accidents often occur because of a failure in the braking system of the vehicle. Investigating the causes of brake failure suggests that failure in the braking system is caused by excessive heat due to friction between brake elements to withstand the load and speed of the vehicle. Malfunction of braking system, for example a less gripping caliper will be seen from the heat produced by the brake lining. If one of the brake units does not work, the braking load from other units will increase and can cause excessive heat. This incident is common in tank trucks that cause explosions. This project is aimed to investigate the cause of braking system failure in tank truck using brake temperature sensor. The sensor could analyze the brake performance by determining the safe temperature of the drum brake itself. The sensors would be placed at axle 3 and four to detect the braking temperature. If one brake is not functioned on the safe temperature, the sensor would alert the driver. By applying this method, the risk of accident would be reduced. This research is then completed by obtaining maximum braking temperature at 64,065 OC on axle 3 and and 88,426 OC on axle 4 based on analytical calculation and simulation. In conclusion, the equipment developed by PT Pertamina Patra Niaga does not give the exact value of temperature recording if we compare to analytical calculation. Therefore, the sensors should be placed closer to the brake shoe to give more accurate result of temperature measurement."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>