Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 199173 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Alwin Wisaksono
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1988
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mastoni Sani
"Media massa mempunyai peranan yang besar pada Pembangunan Nasional untuk menggerakkan partisipasi masyarakat. Peranan tersebut lebih terasa didaerah perkotaan, karena perkembangan teknologi komunikasi yang amat pesat dan pertumbuhan masyarakat menjadi masyarakat massa.
Salah satu masalah penting dalam Pembangunan Nasional adalah Gerakan Keluarga Berencana. Pertambahan penduduk yang tidak terkendali akan menghambat laju Pembangunan Nasional. Sasaran penting dalam Gerakan Keluarga Berencana adalah Pasangan Usia Subur (PUS).
Tujuan penelitian ini untuk menganalisis pengaruh media massa terhadap sikap kemandirian dari wanita. Pasangan Usia Subur dalam berkeluarga berencana atau ?KB Mandiri". Dari analisis ini diharapkan diketahui bagaimana korelasi antara pengenaan media massa dan tingkat pengetahuan wanita dari PUS mengenai KB Mandiri, tanggapan dari wanita PUS mengenai KB Mandiri, kecenderungan perilaku wanita dari PUS untuk melaksanakan KB Mandiri serta pembentukan sikap kemandirian berkeluarga berencana.
Penelitian ini didasarkan pada teori Belajar Sosial dari Bandura dan model Stimulus-Organisme-Respons (S-O-R). Berdasarkan teori dan model tersebut hipotesis disusun, bahwa makin tinggi pengenaan media massa tarhadap wanita dari Pasangan Usia Subur makin tinggi pengetahuan, tanggapan, kecenderungan perilaku dan sikap mereka mengenai Keluarga Berencana.
Untuk mengetahui hipotesis tersebut, kuesioner dan wawancara disebar dan dilakukan terhadap 100 orang wanita dari Pasangan Usia Subur di Kecamatan Mampang Prapatan, Jakarta Selatan. Hasil tersebut dianalisis secara komputerisasi dengan mempergunakan program Statistical Analysis System (SAS) yang hasilnya menunjukkan hipotes dapat diterima."
Depok: Universitas Indonesia, 1991
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Merdekawati Sumantri
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1981
S7030
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional, 1982
304.66 PEN 1982
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Edy Purwanto
"Penelitian ini berangkat dari masalah yang dihadapi oleh Badan Keluarga Berencana Nasional yaitu cukup banyak wanita kawin (Pasangan Usia Subur) usia 15-45 tahun yang belum bersedia dan tidak menggunakan alat kontrasepsi untuk pengaturan kelahiran.
Keikutsertaan wanita kawin untuk mengikuti KB (menggunakan alat kontrasepsi) dikarenakan mereka mengetahui ada program KB (yang sebelumnya tidak ada) dan adanya tindakan (menerima/meniru atau menolak). Faktor-faktor tersebut berhubungan erat dengan aspek komunikasi, baik komunikasi melalui media massa, maupun komunikasi non media massa seperti komunikasi intra pribadi, antar pribadi dan komunikasi kelompok, serta faktor diluar unsur komunikasi (demografi) seperti umur, jumlah anak hidup dan pendidikan.
Tesis ini bertujuan untuk mengetahui hubungan dan pengaruh faktor pengetahuan, persepsi, sikap dan faktor demografi serta untuk mengetahui perbedaan pengaruh (faktor penentu) antara komunikasi media massa dengan faktor komunikasi non media massa terhadap keikutsertaan wanita kawin dalam Keluarga Berencana.
Menurut Rogers dan Svenning (1969) bahwa komunikasi merupakan suatu aspek penting dalam perubahan sosial, dan bahkan komunikasi merupakan kunci dari perubahan itu sendiri. Peran media massa sangat dominan pada tahap awal untuk menumbuhkan `awarness' terhadap suatu inovasi ham. Untuk mencapai tahap pengenalan yang lebih dalam terhadap KB dan bahkan sampai pada tindakan mengadopsi KB, maka peran komunikasi intra, antar pribadi maupun kelompok sangat penting. Komunikasi intra personal, seseorang melakukan adaptasi biologik yaitu belajar mengenai aspek fisik dan biologik dalam lingkungan (Miler,1966).
Komunikasi antar pribadi lebih merupakan proses `kebersamaan' karena keberhasilan tergantung pada ada tidaknya pengertian bersama (Rogers dan Kincaid, 1995). Sedangkan untuk mcncapai maksud dan tujuan yang dikehendaki seperti berbagi informasi, pemeliharaan atau pemecahan masalah, dan untuk menumbuhkan karakteristik pribadi anggota lainnya secara akurat maka komunikasi kelompok sangat berperan (Michael Burgoon dan Michael Ruffner, 1990).
Faktor non komunikasi (pendidikan dan pengetahuan inovasi) mempunyai pengaruh terhadap keikutsertaan dalam KB dan menentukan kemampuan seseorang untuk dapat memperhitungkan untung ruginva mengadopsi suatu inovasi (Rogers, 1976).
Penelitian ini menggunakan data sekunder hasil penelitian SDKI tahun 1994 yang dilakukan di 27 propinsi di Indonesia. Responden penelitian ini adalah wanita kawin usia 15-49 tahun dengan jumiah sampel penelitian sebesar 28,168 responden. Pengolahan data menggunakan SPSS Window, dan teknik analisis data menggunakan Analisis Diskriminan, yaitu untuk mengetahui secara sekaligus variabel independen atau diskriminator yang paling berperan menentukan variabel dependen atau kreterionnya. Terdapat 10 variabel independen. Hasil analisis diskriminan terhadap 10 variabel indpenden tersebut diatas menunjukan:
1. Lima variabel dari 10 variabel independen mempunyai tingkat signifikasi (< 0,05) dengan keikutsertaan keluarga berencana. Variabel tersebut adalah jumlah anak lahir hidup, pengalaman KB (PENGKB), pengetahuan KB (PENGETKB), komunikasi kelompok (KOMKEL), dan variabel wilayah/geografis (Jawa Bali dan Luar Jawa Bali).
2. Dilihat dari derajat hubungan dengan fungsi diskriminan, hanya variabel `Pengalaman KB (KOMKEL) yang mempunyai hubungan/korelasi 'sangat kuat' atau `sangat tinggi' (r = 0.98). Variabel jumlah anak hidup (CEB), komunikasi kelompok (KOMKEL) dan pengetahuan KB (PENGETKB) mempunyai korelasi yang `cukup' (r = 0.41 -- 0.70), Sedangkan variabel 'wilayah' korelasinya hampir tidak ada yaitu r = < 0.20.
3. Tampak jelas perbedaan pengaruh antara wilayah Jawa Bali dan Luar Jawa Bali (variabel wilayah sebagai variabel kontrol), dimana variabel pengalaman KB (PENGKB) lebih dominan-perannya di Jawa Bali, sedangkan variabel CEB, pengetahuan KB (PENGETKB) dan komunikasi kelompok (KOMKEL) lebih dominan pengarunya di wilayah Luar Jawa Bali."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sasminaring D. Sumarno
"Saat ini manusia modern di kota besar rupanya memiliki lebih kepada media elektronik radio, Radio dituntut untuk bisa menjadi teman, yang tidak hanya menghibur tetapi sumber pengetahuan yang dapat diserap. Pengetahuan yang dapat diserap ini tidaklah terlalu rumit dan ilmiah, tetapi juga tuntutan juga menjadi bukan sekedar omong kosong. Radio Trijaya FM melalui acara Jakarta Round Up nya menyajikan informasi tentang peristiwa-peristiwa aktual dengan pembahasan yang lebih mendalam. Acara ini dipasang pagi hari dengan maksud menemani aktivitas target pendengarnya, mulai dari persiapan berangkat ke tempat kerja, sampai tiba di tempat kerja tersebut. Karenanya, boleh jadi informasi tersebut merupakan informasi pertama yang diperoleh pendengarnya. Bagai manapun, dalam penyampaian informasi, radio sebagai media elektronik memiliki beberapa kelemahan jika dibandingkan media cetak. Salah satu di antaranya adalah dibatasi oleh waktu. Dalam arti, khayalaknya hanya menerima informasi saat mendengarkan saja. Begitu pesan yang disampaikan selesai, pendengar tidak dapat mengulang kembali untuk mendengarkan isi pesan tersebut. Berbeda dengan media cetak, isi pesan yang diterima dapat dibaca berulang-ulang. Dengan keterbatasannya seperti itu bukan tidak mungkin pendengarnya akan mencari pengulangan dari apa yang telah di dengar di radio, dengan memanfaatkan media cetak. Dari kenyataan tersebut, peneliti ingin melihat apakah dengan mendengarkan acara Jakarta Round Up di Radio Trijaya FM, mendorong pendengarnya mencari informasi serupa melalui surat kabar, khususnya surat kabar harian. Dalam melaksanakan studi ini peneliti memakai metoda survei sampel untuk mengumpulkan data dari para pendengar Radio FM, khususnya lagi yang mendengarkan acara Jakarta Round Up. Data diperoleh dianalisa secara statistik dengan Tri jaya yang Koefisien Korelasi Kendali tau-b dan Chi Kuadrat, untuk melihat hubungan antara penggunaan radio dengan penggunaan surat kabar. Hasil penelitian menunjukkan hubungan antara penggunaan radio dengan penggunaan surat kabar adalah kecil dan lemah, dan tidak semua variabel penggunaan radio mempengaruhi penggunaan surat kabar. Penggunaan radio hanya berpengaruh terhadap penggunaan surat kabar jika dilihat dari lamanya responden mendengar acara Jakarta Round Up perhari. Mereka yang lebih lama mendengar, lebih terdorong untuk mencari informasi serupa melalui surat kabar. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa setelah dikontrol dengan variabel kegiatan awal membaca surat kabar dan variabel minat terhadap masalah ekonomi, frekuensi mendengar Jakarta Round Up dalam seminggu mempengaruhi responden mencari informasi serupa melalui surat kabar."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1992
S3963
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Henny Supriyati Widyaningsih
"Pers, khususnya surat kabar mempunyai peranan penting dalam menyebarkan program pembangunan. Namun terutama pers daerah kurang mampu mengelola, baik segi editorial management (Redaksi) maupun dalam business nanagement (Administrasi, Iklan dan Distribusi). Karenya pers daerah. harus memperbaiki diri dalam pengelolaannya. Perlu ada pemasaran terpadu antara unsur 4 P dalam Pengelolaan Pemasaran Disini tampak pentingnya komunikasi yang terjadi di dalamnya. kenyataannya pers, nya Surabaya Post merupakan surat kabar terbesar di Jawa-Timur. Penulis merasa perlu melihat pola komunikasi yang terjadi sehubungan, dengan permasalahan yang ada pada Surabaya Post Pengumpulan data penelitian ini dilakukan dengan cara participant-observation, antara Oktober - November 1981 Dari hasil penelitian tampak bahwa komunikasi pengelolaan pemasaran Surabaya Post melalui saluran dan non formal Saluran komunikasi formal terdiri dari komunikasi vertikal dan horizontal, atau, membentuk arus informasi downward, upward dan horizontal Arus downward banyak berasal dari Pemimpin Umumnya dan berisi komunikasi formal. Saluran non formal sering digunakan, yaitu melalui perantara Sekretaris Direksi. Jelas ini menghambat arus upward dalam formal seorang yang, langsung pada Pemimpin Umumnya Sedangkan arus horizontal lebih hidup di antara bawahan atau antar bagian. Kesimpulannya bahwa, pengelolaan Surabaya Post terpusat pada Pemimpin Umumnya. Karenanya lebih banyak arus downward yang bersifat instruktif. Dalam hubungan dengan bawahan tampak peran seorang perantara, yaitu Sekretaris Direksi."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1982
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Karti Nursanti
"Penelitian ini mencoba mengungkap konstruksi media pada isu-isu yang melatar belakangi pemasalahan sosial pada kasus dampak semburan lumpur di Sidoarjo dalam pola hubungan media, masyarakat (civil society), negara (state), dan pasar (market), dengan segala subjektifitasnya dalam mendefinisikan realita sosial menjadi realitas media dimana didalamnya melibatkan komunikasi politik, dan aktor-aktor sosiai termasuk politik media dalam menseleksi sebuah isu atau peristiwa, yang dengan penilaian tertentu yang boleh jadi hal itu dipengaruhi oleh kepentingan idealis, ideoiogi, politis dan ekonomis owner-market, sehingga dipandang memenuhi keriteria layak dimuat atau tidak layak muat. Atau bisa jadi konstruksi-konstruksi pemberitaan ini juga pengaruh dari Issues Management yang dibuat aktor-aktor sosial, karana semua memiliki kepentingan dalam penyelesaian masalah tersebut.
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dangan paradigma konstruktif. Dengan unit analisis seluruh isi berita yang melatar belakangi permasalahan sosial akibat semburan lumpur di Sidoarjo pada surat kabar Kompas, Media Indonesia dan Koran Tempo (periode Juni 2006 hingga Mei 2007). Data penelitian diperoleh dari klipping koran; wawancara pada profesional surat kaban studi Iiteratur dalam rangka memberikan konteks terhadap temuan dalam penelitian. Alasan pemilihan media yang diteliti adalah: koran terbitan pagi; distribusinya nasional area; jenis koran umum; latar belakang kepemilikan dan profesional di sural kabar hubungannya dengan ideologi yang berpengaruh pada visi-misi yang diemban media tersebut. Hal ini berkailan dengan proses produksi berita pola Pamela J. Shoemaker dan Stephen Reese (1996) tentang lima faktor yang mempengaruhi produksi berita yakni: ideological level, extra media level, organizational level, media routine level dan individual level.
Dalam penelitian ditemukan adanya beberapa kategori isu yang diangkat secara berulang-ulang oleh media dan mendapat porsi terbanyak dari setiap pemberitaan pada kasus lumpur Sidoarjo, sehingga secara signifikan isu-isu tersebutlah melatar belakangi perrnasalahan sosial adapun isu-isu tersebut adalah pada permasalahan; kopensasi, pengungsi/pengungsian, hukum dan lingkungan.
Peneliti juga menemukan adanya ketidak konsistenan media dalam konteks ideologi yang di emban media tersebut dalam membentuk realitas sosial. Terbukti dari media yang diteliti, hampir semua mengangkat topik yang sama pada peristiwa yang sama. Sedikit perbedaan terungkap hanya pada lead berita, nara sumber yang dikutip dan peletakan halaman berita pada isu-isu yang melatar belakangi permasalahan sosial tadi. Hal tersebut juga yang membedakan dalam pengkonstruksian media sebagai realitas sosial, termasuk sikap media lerhadap kasus tersebut yang tertuang dalam editorial dan artikel opini.
Saran akademis sebagai tindak Ianjut penelitian ini adalah dirasakan metode kualitatif belum mampu menjelaskan perbedaan pengkonstruksian satu media dengan lainnya terhadap suatu obyek, untuk itu diperlukan metode kualitatif untuk mendapatkan gambaran yang lebih luas, yang dalam penelitian ini peneliti mencoba sedikit menggunakan data kuanitatif untuk melengkapi analisis kualitatif untuk melihat perbedaan pengkonstruksian masing-masing media.
Keterbatasan penelitian antara lain, kasus ini masih terus berjalan hingga penulisan ini, dimasa yang akan datang bisa jadi isu yang dilemukan dalam penelitian akan tidak sama. Disisi lain untuk narasumber dari media hanya didapat dari pekerja media (redaktur). Sehingga tidak dapat mengungkap secara langsung pandangan dan keterlibatan pemilik media sebagai regulator."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2007
T17369
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Emi Chaermayatun Munifah
"Diperkenalkannya system pemancar Frequency Modulation (FM) sebagai penyempurnaan system Amplitudo Modulation (AM) di bidang komunikasi radio telah mendorong radio-radio siaran swasta memanfaatkan kemajuan teknologi ini dengan beralih dari penggunaan pemancar radio AM ke FM. Pemancar yang dikenal dengan kemampuannya yang stereo ini mampu memberikan kualitas suara yang lebih jernih bagi telinga
pendengarnya.
Bagaimana faktor perpindahan pemancar radio AM ke FM ini dipertimbangkan dalam perencanaan media periklanan merupakan masalah yang diteliti penulis dalam skripsi ini.
Penelitian ini mengambil kasus yang terjadi pada radio-radio siaran swasta yang mengalami perpindahan penggunaan pemancar radio AM ke FM di Jakarta. Radio-radio tersebut adalah Radio Sonora, Radio Suara Kejayaan, Radio Camajaya, Radio Prambors, Radio Amigos dan Radio queen.
Sebagai obyek penelitian ditentukan para key informants di radio-radio siaran swasta tersebut, serta para perencana media di perusahaan-perusahaan periklanan Fortune Indo Ad Matarm Inc, Grafik Perwanal DMB & B dan Wahana Adi Media.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa adanya perpindahan penggunaan pemancar AM ke FM di radio-radio siaran swasta tersebut pada dasarnya turut dipertimbangkan oleh para perencana media dalam merencanakan media periklanannya sekalipun pada kenyataannya menunjukkan bahwa pertimbangan yang diberikan oleh para perencana media tersebut berbeda-beda.
Empat perusahaan periklanan Fortune Indonesia, Grafik Advertising Indo Ad dan Wahana Adi Media mempertimbangkan faktor perpindahan ini dalam menentukan langkah-langkah perencanaan media periklanan yang terdiri dari (a) penentuan tujuan media yang memandang faktor ini penting untuk menentukan media mana yang paling tepat untuk menyampaikan pesan iklan pada khalayak sasaran yang diinginkan (b) penentuan strategi media yang memperhatikan faktor penggunaan pemancar AM/FM tersebut dalam peinilihan dan penentuan koinbmnasipenggunaan media-media radio yang ada dan (c) penentuan anggaran media yang sangat terkait dengan harga iklan yang ditetapkan oleh masing- masing media radio yang akan digunakan.
Sedangkan pertimbangan tentang faktor perpindahan pemancar AM ke FM di dua perusahaan periklanan lainnya Matari Inc dan Perwanal DMB & B banyak tergantung pada besarnya khalayak sasaran yang mampu dijangkau oleh media radio baik berpemancar AM ataupun FM.
Dalam penelitian ini juga ditemukan bahwa dengan pindahnya beberapa radio siaran swasta ke pemancar FM ternyata mempengaruhi hubungan kerja antara beberapa media radio sebagai media iklan dan perusahaan periklanan sebagai pemasang iklan Pengaruh tersebut antara lain dapat dilihat dengan mundurnya beberaa perusahaan periklanan sebagai pemasang iklan di radio-radio tersebut. Hal ini disebabkan karena adanya kebijaksanaan harga iklan yang ditentukan oleh beberapa radio yang pindah ke FM ternyata tidak diikuti dengan peningkatan, jumlah jangkauan khalayaknya setelah di FM."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1988
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dyah Salamiah
"Pengambilan keputusan penggunaan kontrasepsi tidak saja terjadi pada taha pawal penggunaan, tapi juga pada tahap penggantian. Penggantian alat kontrasepsi dengan menggunakan metode yang efektif dan efisien MKJP dapat mencegah terjadinya kehamilan yang tidak direncanakan. Akan tetapi, penggantian metode kontrasepsi masih didominasi dari non MKJP ke non MKJP. Belum optimalnya komunikasi, informasi, edukasi KIE MKJP oleh provider menjadi salah satu faktor rendahnya penggunaan MKJP. Studi ini bertujuan mengidentifikasi penggantian metode kontrasepsi dari non MKJP ke MKJP serta membuktikan hubungan sumber informasi KB, informed choice, tempat layanan KB dan kunjungan petugas kesehatan/KB dengan penggantian metode kontrasepsi pada WUS di Jawa Timur. Studi ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan desain cross sectional. Subyek penelitian adalah WUS yang sebelumnya memiliki riwayat menggunakan non MKJP. Pengambilan sampel menggunakan multi stage cluster PPS sample design dan didapatkan sampel sebanyak 3312 orang. Data dianalisis univariat, bivariat menggunakan uji chi square dan multivariat menggunakan uji regresi logistik ganda. Dari total 3312 responden, sebanyak 594 orang 17,9 yang beralih menggunakan MKJP. Penggantian masih didominasi dari non MKJP ke non MKJP 82,1. Sumber informasi KB, informed choice dan tempat layanan KB terbukti berhubungan signifikan dengan penggantian metode kontrasepsi setelah dikontrol dengan variabel confounding. WUS yang mendapatkan informasi KB dari dua orang tenaga kesehatan terbukti mendorong untuk beralih menggunakan MKJP. Adanya informed choice juga dapat mendorong WUS beralih menggunakan MKJP serta WUS yang mendapatkan layanan KB dari fasyankes pemerintah lebih mendorong untuk beralih menggunakan MKJP. Untuk membantu meningkatkan peralihan metode kontrasepsi ke MKJP, tenaga kesehatan yang melakukan pelayanan KB wajib konseling dan memberikan informed choice serta lebih memperkenalkan alat kontrasepsi MKJP sehingga dapat mengambil keputusan penggunaan kontrasepsi sesuai dengan kebutuhan.

Decision making to choose contraception methods occurs not only in the earlystages, but also in the switching stage. Switching contraception to Long Acting and Permanent Method LAPM that proven effective and efficient method prevent unplanned pregnancy. However, the switching of contraceptive methods was still dominated from non LAPM to non LAPM. Lack of communication, information, education of LAPM by provider might couse the low use of LAPM. This study aims to identify the role of informed choice and family planning services to promote contraception switch from non LAPM to LAPM. This study uses a quantitative approach with cross sectional design. The sample of this study are women of child bearing age who had been used non LAPM and selected with multistage cluster with total of 3312 participants. Descriptive analyses were conducted to see the proportions of variables, while chi square tests and logistic regression with a 95 confidence interval were conducted to see the relationship between independent and dependent variable. Out of 3312 respondents, 594 women 17.9 are switching their contraception method from non LAPM to LAPMs. Most of contraception switch were from non LAPMs to non LAPMs. Sources of family planning information, informed choice and type of health services were significantly related to the replacement of contraceptive methods after controlled with confounding variables. Women whose obtain family planning information from two provider, receive informed choice, and gain family planning service from government health care have higher odds to switch contraception method to LAPMs. To improve the switching of contraceptive methods to LAPMs, provider who perform family planning services are obliged to perform counseling andprovide informed choice and introduce more LAPMs, so the client can decide thecontraception method as needed.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
T50280
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>