Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3262 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Wunderlich, Hans Georg
New York: Macmillan, 1974
939.18 WUN s (1)
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Inyiak Ridwan Muzir
Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2016
121.686 INY h
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Mayer, Hans
Berlin: Verlag Volk und Welt, [date of publication not identified]
JER 928.43 MAY g
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Agus Darmaji
"Secara umum hermeneutik dimengerti sebagai teori penafsiran makna. Berdasarkan persoalan yang menjadi perhatian dalam hermeneutik, Josef Bleicher membagi hermeneutik menjadi tiga yaitu Teori Hermeneutik, Filsafat Hermeneutik, dan Hermeneutik Kritis. Hermeneutik Gadamer dimasukkan dalam kelompok Filsafat Hermeneutik. Filsafat Hermeneutik bertujuan untuk menerangkan dan membuat deskripsi fenomenologis atas Dasein dalam kaitan dengan temporalitas dan historisitasnya. Dengan demikian, pemikiran hermeneutik Gadamer dapat diringkaskan dengan istilah hermeneutik linguistik-ontologis daripada hermeneutik linguistik-epistemologis.
Dalam Truth and Method, Gadamer tidak bertujuan memberikan perangkat praktis untuk memahami dan menafsirkan teks, tetapi ingin menganalisis secara filosofis hakekat proses pemahaman dan penafsiran. Bagi Gadamer, hermeneutik lebih bersifat ontologis ketimbang epistemologis. Ia mengawali dengan analisis hermeneutis pengalaman estetis. Analisis tersebut mendasari analisis hakekat pemahaman hermeneutik. Baginya, pemahaman selalu terikat dengan aspek historisitasnya dan tidak melakukan usaha pemahaman dari kesadaran kosong. Aspek kesejarahan dan unsur-unsur subjektik penafsir menjadi prasyarat usaha pemahaman. Alih-alih mengejar objektivisme absolut-universal ditekankan sifat perspektif-kontekstual dalam usaha pemahaman seraya mengakui adanya otonomi pada subjek dan objek dalam proses tersebut, yang diistilahkan dengan cakrawala pemahaman. Pemahaman terjadi dalam peleburan cakrawala melalui percakapan dengan struktur pertanyaan-jawaban dan bahasa sebagai medium yang bersifat spekulatif dan terbuka. Meskipun bahasa menjadi kunci pemahaman pemikiran hermeneutiknya, namun Gadamer mengingatkan keterbatasan bahasa yang tidak mampu menghadirkan ada dari realitas yang ingin ditunjukkan.
Bahasa yang mempunyai ciri spekulatif dan keterbukaan tersebut menggarisbawahi bahwa Bahasa selalu ada dalam proses mejadi (becoming). Bahasa mempunyai dinamika otonom untuk menyingkapkan realitas dari ada (the being of reality). Bahasa bukan hasil aktivitas metodis subjek, melainkan pekerjaan dari realitas itu sendiri. Pekerjaan dari realitas itu sendiri merupakan gerakan spekulatif yang sesungguhnya, yang menggerakkan pembicara. Pergeseran arah yang ditegaskan Gadamer, yaitu dari realitas itu sendiri, dari proses membahasanya makna, menunjukkan suatu struktur ontologis-universal. Atas dasar hal ini pemahaman dapat mengarahkan diri."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Manullang, E. Fernando M.
"Beberapa para sarjana hukum itu menafsirkan secara metodologis tulisan hukum yang dihasilkannya, sambil mencari pendasaran filosofisnya dengan merujuk hermeneutika hukumnya Hans Georg Gadamer. Hermeneutika ini adalah bagian dari hermeneutika filosofis yang dapat diaplikasikan dalam bidang hukum, selain teologi dan filologi. Oleh karena itu, hermeneutika ini bekerja secara umum dan dalam tataran ontologis. Pemahaman demikian justru tidak dikenal dalam ilmu hukum, karena penafsiran dalam ilmu hukum itu lebih berkarater metodologis, hal yang jelas-jelas ditentang oleh Gadamer. Pandangan ahli hukum yang demikian bisa secara potensial membuat sesat pikir atas gagasan Gadamer mengenai hermeneutika hukum"
Depok: Badan Penerbit FHUI, 2018
340 JHP 48:2 (2018)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"This white paper is part of a series that promotes knowledge about language technology and its potential. This analysis focused on the 23 official European languages as well as other important national and regional languages in Europe. The results of this analysis suggest that there are many significant research gaps for each language. A more detailed expert analysis and assessment of the current situation will help maximise the impact of additional research and minimize any risks. META-NET consists of 54 research centres from 33 countries that are working with stakeholders from commercial businesses, government agencies, industry, research organisations, software companies, technology providers and European universities. Together, they are creating a common technology vision while developing a strategic research agenda that shows how language technology applications can address any research gaps by 2020."
Berlin: Springer, 2012
e20420615
eBooks  Universitas Indonesia Library
cover
Moorhouse, Frank
North Ryde, NSW: Angus & Robertson, 1980
828.99 MOO e
Koleksi Publik  Universitas Indonesia Library
cover
Moorhouse, Frank
North Ryde, NSW: Angus & Robertson, 1980
828.99 MOO e (1);828.99 MOO e (2)
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Johanis Putratama Kamuri
"Agen moral otonom ndash;yang bebas dari pengaruh ekstenal dan secara a priori merumuskan prinsip-prinsip oyektif-universal yang menjadi kewajibannya ndash;dikonstruksi Kant dalam pengaruh Pencerahan, yang cenderung bersandar pada rasio dan menolak tradisi atau otoritas eksternal. Di sisi lain agen moral historis ndash;yang berakar dalam komunitas dan dideterminasi historisitasnya ndash;dirumuskan MacIntyre di bawah pengaruh Postmodernisme yang asumsi-asumsi Pencerahan seperti otonomi. Dengan menggunakan hermeneutika Gadamer sebagai conceptual framework dan didukung oleh konsep refleksi kritis Habermas, ditemukan bahwa operasi akal dan hati nurani untuk menginternalisasi dan mengkritisi norma-norma komunitas memungkinkan agen moral historis tetap memiliki otonomi karena tidak dideterminasi oleh historisitasnya.

Autonomy moral agent ndash free of external influence and in a priori formulates objective and universal principles that become his obligation ndash constucted by Kant in the effects of enlightenment, which inclined towards rationality and rejected traditional or external authority. On the other hand, historical moral agent ndash grounded in community and determined by his historicity ndash defined by MacIntyre in light of Postmodernism with its anti enlightenment assumtions like authonomy. Using Gadamer rsquo s hermeneutics as conceptual framework, supported by a critical theory of Habermas, it was found that operation of reason and conscience to internalized and critized the norms of community enable autonomy of historical moral agent because he is not determined by his historicity.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2017
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Allen, M.R
London : Melbourne University Press, 1967
392.1 All m
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>