Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 49699 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Clark, Roger H.
New York: Van Nostrand Reinhold, 1985
729 CLA p
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Clark, Roger H.
New York: Van Nostrand Reinhold, 1985
729 CLA p
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Murniati Tuanani
"Keindahan adalah suatu hal yang sengaja diciptakan. Di dalam keindahan terdapat suatu ciptaan yang amat mendalam dan bukan sekedar penampilan Simetri sebagai salah satu unsur keindahan hadir sebagai suatu usaha sadar untuk mencapai keteraturan dan merupakan prinsip yang di gunakan untuk menciptakan keseimbangan, keharmonisan, dan keselarasan. Namun selama ini simetri diartikan terlalu dangkal yaitu bagian kanan sama dengan bagian apakah hanya sebatas itu saja?
Di dalam arsitektur, pengejawantahan simetnl sering terlihat dalam hal mengolah ruang-ruang maupun bentuk yang ditampilkan Pada kenyataannya jika kita mau menggali lebih jauh, ternyata simetri dalam arsitektur selalu dipakai baik sadar maupun tidak. Kecenderungan manusia untuk menghasilkan suatu keteraturan telah mengarahkan seorang perancang dalam dunia arsitektural untuk rnenerapkan prinsip simetri dalam rancangannya Simetri dalam arsitektur hadir untuk memperkuat kesan ruang dan menciptakan suatu keteraturan di dalamnya."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2000
S47896
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Uki Lukas
"Dalam kebudayaan secara umum sedang muncul gejala globalisasi, suatu universalisasi kebudayaan yang disebabkan persinggungan budaya yang begitu oepat antara teritorial budaya yang sam dengan yang lain. Hal ini juga menimbulkan dampak pada pertukaran obyek tanda (object of sign) secara universal, menyebabkan mmpang-tindihnya obyek-obyek tanda yang berasal dari teritorial berbeda dan sering dicampur-adukan dengan rnassa lalu, fantasi, dan visi masa depan Hal tersebut didukung oleh hasrat masyarakat konsumer yang menginginkan suatu fantasi, penjelajahan tedtorial budaya tanpa batas yang justru melecehkan kebudayaan itu sendiri.
Arsitektur sebagai bagian dari budaya manusia, juga mengalarni dampak dari pertukaran obyek-tanda dalam globaiisasi kebudayaan ini. Katya arsitektur yang dianggap sebagai bagian dari barang konsumer, diproduksi masa sebagaimana halnya fashian yang dapat diproduksi melalui proses duplikasi dan digunakan dimana saja orang bersedia menggunakannya Hal ini menimbulkan sebuah keadaan yang ditandai oleh tumpang-tindihnya realita yang djkenal sehagai sebuah simulasi."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2001
S48260
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Deuxiene Ahadiningtyas
"Salah satu cabang ilmu filsafat adalah semiotika. Semiotika merupakan ilmu analisis tanda atau studi tentang bagaimana System penandaan berfungsi.
Pada awalnya, semiotika banyak membahas hal-hal yang terkait dengan linguistik. Namun kemajuan dalam ilmu filsafat serta ilmu-ilmu lainnya telah membawa jembatan bagi semiotika untuk berhubungan dengan disiplin ilmu lainnya. Karena pada dasarnya semiotika berbicara tentang tanda secara umum, dan linguistik hanyalah salah satu tanda yang paling sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari.
Arsitektur adalah cabang ilmu yang telah membuka hubungannya dengan semiotika. Hubungan itu muncul akibat perkembangan pemikiran para ahli arsitektur yang tertarik dengan filsafat, maupun sebaliknya. Para ahli tersebut melihat arsitektur sebagai sebuah sistem yang sarat akan tanda. Sesungguhnya setiap unit terkecil dari arsitektur mewakili sesuatu yang lain, sesuai dengan prinsip tanda sebagai perwakilan sesuatu, sehingga unit tersebut dapat disebut sebagai tanda.
Tidak hanya arsitektur yang bersifat modem, arsitektur yang merupakan peninggalan bersejarah pun merupakan sistem tanda yang kompleks. Justru sistem tanda yang ada pada akhirnya menjadi acuan untuk menafsirkan makna arsitektur di masa dulu dan kebudayaan yang mereka miliki. Semakin kompleks tanda yang ditemukan, semakin tinggi pula tingkat kebudayaannya. Bahkan beberapa suku di dunia hingga saat ini tetap menggunakan simbol-simbol warisan nenek moyang yang diterapkan pada bangunan dan wilayah pemukiman mereka.
Pengertian tanda dalam arsitektur tidaklah sempit. Tidak hanya terbatas pada hal-hal yang sifatnya simbolis, yang berisi mitos, lambang kebudayaan ataupun kepercayaan. Tanda juga meliputi segala sesuatu yang kasat mala, selama sifatnya masih mewakili sesuatu yang lain. Termasuk konstruksi bangunan yang kadang dinilai tidak memiliki makna.
Berbagai tanda yang ada pada suatu karya arsitektur pada dasarnya membawa misi dari si perancang karya tersebut. Tidaklah mudah menafsirkan makna. Dalam mencari makna tersebut dibutuhkan suatu bentuk analisis yang cermat dengan memperhatikan segala aspek arsitektural yang ada.
Keberadaan semiotika kemudian adalah untuk membantu mencari makna dari berbagai tanda dalam karya arsitektur melalui pendekatan analisis. Analisis dilakukan dengan cermat, memperhatikan berbagai elemen yang terkait, serta melibatkan seluruh pengetahuan yang dimiliki penganalisis tentang arsitektur.
Analisis ini lebih mudah karena dapat mengandalkan informasi yang terbatas dan selanjutnya menuntut intuisi penganalisis dalam mengerjakannya. Memang tidak seluruh tanda dapat diketahui maknanya ataupun sesuai dengan maksud dari si pembuat tanda. Tapi di situlah letak keistimewaan tanda dalam arsitektur, di mana setiap orang memiliki kebebasannya sendiri dalam menerjemahkan suatu karya yang ada. Keanekaragaman tersebut nantinya menjadi suatu kekayaan bagi arsitektur."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2003
S48495
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dian Anggraini
"Arsitektur muncul dari kebutuhan akan ruang dan kenyamanan visual penggunanya. Kenyamanan visual mencakup visual dalam ruang dan juga eksterior pada rancangan sebuah bangunan. Keindahan menciptakan kenyamanan, dan kenyamanan yang tercipta dari keindahan berkaitan dengan penerapan bentuk yang diciptakan. Geometri sebagai salah satu bentuk yang sering diterapkan dalam arsitektur, seharusnya mempunyai kelebihan dibandingkan bentuk lain di luar geometri. Sejauh ini, seringkali publik menilai sebuah disain bangunan dari bentuk luarnya saja. Geometri dalam arsitektur, apakah hanya sebatas itu saja?
Arsitektur berbicara tentang ruang, dan bentuk bangunan mempengaruhi keadaan ruang di dalamnya, baik dari sisi fungsional maupun segi keindahan. Bagaimana bentuk geometri yang diciptakan memenuhi kedua sisi kebutuhan dalam arsitektur dapat diketahui apabila sebuah rancangan arsitektur digali lebih dalam karena di dalam arsitektur perwujudan bentuk geometri sering dipakai dalam pengolahan ruang-ruang dan bentuk yang ditampilkan.
Geometri akan selalu ada dalam arsitektur dari berbagai macam sudut pandang bangunan. Baik dari penerapan denah, permainan fasad bangunan, secara dua dimensional maupun tiga dimensional tidak lepas dari bentuk geometri, Dilihat dari unsur unsur keseluruhan. Bentuk bentuk ini mungkin akan mempengaruhi perancangan di dalam konsep arsitektur.
Sisi lain dari geometri adalah keteraturan yang diciptakannya. Manusia cenderung ingin menghasilkan suatu keteraturan dalam kehidupannya. Arsitektur yang merupakan fasilitas untuk memenuhi kebutuhan hidup juga dituntut menerapkan keteraturan. Sehingga bentuk-bentuk yang diciptakan tidak lepas dari bentuk-bentuk teratur. Bentuk geometri muncul untuk memperkuat kesan ruang dan menciptakan suatu keteraturan di dalamnya."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2003
S48465
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adinda Alissa Sastranegara
"Dalam merancang sebuah karya arsitektur, seorang perancang harus pintar-pintar mengolah rancangannya tersebut menjadi sesuatu yang - tidak harus indah- tetapi menarik untuk dilihat, tidak membosankan dan mempunyai kelebihan agar karya tersebut berumur panjang. Penampilan luar suatu bangunan memang bukan yang terpenting, tetapi cukup penting supaya keberadaan bangunan tersebut disadari masyarakat. Agar sebuah bangunan menarik untuk dilihat, bangunan tersebut harus rnempunyai sesuatu yang dapat membuat orang ingin melihatnya. Entah karena bangunan tersebut besar sekali, aneh sekali, keren sekali, rame sekali atau norak sekali, yang penting bangunan itu telah berhasil memancing orang untuk melihatnya, bahkan lebih hebat lagi jika orang tidak hanya melihatnya namun mengomentarinya. Untuk mencapai itu, suatu bangunan harus berbeda. Mempunyai perbedaan yang membuatnya stand out dari yang lain, lepas dari positif atau tidaknya perbedaan itu. Kontras adalah satu cara untuk mencapai kualitas-kualitas tersebut. Karena kontras adalah suatu keadaan dimana perbedaan-perbedaan dipertemukan."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
S48521
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andreas
"Arsitektur muncul seiring dengan kehadiran manusia atau bahkan Iebih dulu dari manusia. Manusia mulai mempelajari arsitektur karena kbutuhannya untuk bertahan hidup dari kerasnya alam. Secara sederhana arsitektur berarti ilmu atau seni yang memfokuskan diri pada pembuatan bangunan. Namun pengertian ini tentunya tidak cukup bagi orang-orang yang Ingin mempelajari arsitektur secara mendalam. Hal yang perlu disadari ketika mempelajari arsitektur adalah hubungan antara arsitektur dan manusia, karena arsitektur selalu berada dalam konteks rnanusia. Mempelajari arsitektur dapat dikatakan mempelajari manusia itu sendiri.
Manusia dalam hidupnya tidak dapat memisahkan dirinya dengan alam semesta. Bentuk keterikatan tersebul dapat dilihat pada arsitektur yang merupakan hasil dari mengamati, memahami, dan meniru segala sesuatu yang ada di alam.
Manusia dalam perkembangannya "membuat" suatu hubungan antara dirinya dengan alam semesta, yaitu dengan Sang Pencipta yang telah menjadikan alam semesta. Manusia tunduk terhadap kekuasaan alam (Sang Pencipta) dan berusaha "membuat" balas antara dirinya dengan Sang Pencipta berupa aturan-aturan yang harus ditaati oleh manusia sendiri. Aturan-aluran tersebut terbaku dalam Iiteratur yang disebut sebagai Kitab Suci.
Alkilab sebagaimana Kitab Suci Iainnya menjelaskan hubungan manusia dengan sesamanya dan dengan Sang Pencipta yang di dalamnya misi aturan tentang bagaimana manusia hidup dan berperiIaku. Dengan berdasar bahwa arsilektur adalah ilmu atau seni yang berhubungan dengan manusia dan merujuk pada cara kerja alam, maka tentunya memunculkan pemikiran akan adanya hubungan antara Alkilab dan arsitektur. Logika tersebut menjadi dasar pencarian hubungan antara Alkitab dan arsitektur.
Titik temu antara Alkitab dan arsitektur adalah interpretasi dan ilmu yang mempelajari tentang interpretasi adalah hermeneutik. Dengan mengacu bahwa hermeneutik adalah pemahaman, maka hubungan tersebut baru dapat diungkapkan setelah adanya pemahaman terhadap Alkitab dan arsitektur secara terpisah maupun dalam sebuah formula.
Di akhir tulisan ini disimpulkan memang adanya hubungan antara arsitektur dengan Alkilab. Makna ayat-ayat dalam Alkitab menggambarkan suatu gagasan arsitektur secara sederhana dan mendasar."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
S48509
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mira Maryana
"Kehadiran cahaya dalam arsitektur tidak dapat diabaikan. Tanpa cahaya, bentuk dan ruang tidak akan terungkap. Tanpa cahaya pula. pengalaman dan makna yang hendak diberikan kepada masyarakat luas melalui sebuah karya arsitektur tidak mungkin dapat terwujud. Cahaya, dengan sifat tak teraganya, memiliki keterkaitan dengan spirit of place, artinya karakter unik cahaya di suatu tempat dapat membangkitkan asosiasi terhadap tempat tersebut Terbentuknya karakter unik ini antara lain dipengaruhi oleh faktor fi!osofis, yang berasal dari agama dan kepercayaan yang berkembang di masyarakat. Jepang, merupakan selah satu negara yang menunjukkan keunikan karakter pencahayaan pada ruangnya. Secara umum, karakter pencahayaan ini dapat dilihat pada arsitektur tradislonal, yang berkembang di bawah pengaruh pemikiran filosofis dari Shintoisme, Taoisme, dan Buddhisme. Kemudian, kekhasan karakter ini mengalami pergeseran pada arsitektur modernnya. Pengaruh filosofis terhadap pembentukan karakter cahaya di dalam ruang menjadi bersifat individual dan unik bagi pribadi masing masing arsitek. Namun, karakter cahaya yang hadir pada ruang-ruang yang diclptakan oleh beberapa arsitek, temyata masih terpengaruh oleh kuatnya karakter cahaya dalam arsitektur tradisional."
Depok: Universitas Indonesia, 2005
S48581
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurwulan
"Dalam merancang, berbagai unsur dan prinsip digunakan dalam mendesain bentuk dan komposisi arsitektural. Namun, bentuk dan komposisi dari alam-lah yang paling banyak menginspirasi manusia. Asimetri merupakan salah satu prinsip dalam mendesain yang mengambil dasar pemikirannya dari alam. Pada bentuk dan komposisi yang asimetris, keharmonisan hadir melalui penggunaan elemen yang berbeda-bada. Variasi elemen, ketidak-samaan antara kiri dan kanan, ketidakteraturan dalam bentuk dan penyusunan, bukan berarti keburukan dalam desain, apabila pengolahan asimetri yang baik telah dikuasai. Asimetri, identik dengan Jepang, karena di negara inilah prinsip tersebut pertama kali diterapkan pada arsitektur. Arsitektur Jepang, khususnya arsitektur tradisionalnya, memiliki aturan tersendiri dalam menerapkan asimetri. Selain iru, terdapat makna yang dalam di balik penerapan tersebut, yang mungkin tidak kita temukan pada arsitektur negara-negara lain. Pada masa arsitektur modern, para arsitek Jepang tidak kehilangan jati dirinya. Mereka masih menerapkan prinsip asimetri berikut makna di balik penerapan tersebut hingga saat ini."
Depok: Universitas Indonesia, 2005
S48529
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>