Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 150817 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rusmegawati
"Perawat perlu keterampilan berpikir kritis dalam melaksanakan asuhan keperawatan yang dapat ditingkatkan melalui supervisi model reflektif interaktif. Penelitian quasi experiment pre-post test with control group ini bertujuan membuktikan pengaruh supervisi model reflektif interaktif terhadap keterampilan berpikir kritis 61 perawat pada kelompok intervensi di RS.Dr.H.M. Ansari Saleh Banjarmasin dan didukung oleh 61 perawat pada kelompok kontrol. Penelitian ini menggunakan instrumen uji keterampilan berpikir kritis dengan validitas 0,160-0,488 (r 0,250) dan Cronbach's Alpha 0,745. Hasil membuktikan ada pengaruh supervisi terhadap keterampilan berpikir kritis perawat dalam melaksanakan asuhan keperawatan (p 0,0001; α 0,05). Supervisi model reflektif interaktif dapat menjadi salah satu model supervisi dalam manajemen keperawatan ruang rawat.

Nurses need critical thinking skills in performing nursing care that can be improved through an interactively reflective supervision model. Quasi experiment research with pre-post test control group aimed to prove the influence of interactively reflective supervision model of critical thinking skills of 61 nurses in the intervention group at inpatient unit Dr. H. M. Ansari Saleh Hospital and supported by 61 nurses in the control group. This study used critical thinking skills test instrument and validity was .160 to .488 (r 0,250) and Cronbach's Alpha 0.745. The results proved there was the influence of supervision on critical thinking skills of nurses in implementing nursing care (p 0.0001; α 0.05). Reflectively interactive of supervision model can be one model of supervision in the management of ward nursing."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2011
T-Pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Bertha Tri Sumartini
"Penelitian ini bertujuan melihat pengaruh panduan coaching kepala ruang terhadap kemampuan berpikir kritis dan pengambilan keputusan perawat primer. Penelitian dengan desain quasi experiment with control group posttest only. Populasi penelitian adalah perawat primer di ruang rawat inap PKSC, Jakarta. Jumlah sampel 77 orang pada kelompok intervensi dan 77 orang pada kelompok kontrol.
Hasil penelitian karakteristik individu tidak ada pengaruh terhadap berpikir kritis dan pengambilan keputusan. Analisis regresi logistik ganda ditemukan adanya pengaruh coaching terhadap berpikir kritis ( p value 0,04) dan pengambilan keputusan (p value 0,036), Coaching dapat dikembangkan penggunaannya bagi staf, perawat baru dan pembimbingan mahasiswa untuk pengembangan keperawatan profesional.

The aim of this study was to examine the effect of coaching guide of charge nurse to critical thinking and decision making primary nurse .This study with quasi experiment with control group posttest only design. The study population was the primary nurse at the inpatient ward in PKSC, Jakarta. The number of samples of 77 people in the intervention group and 77 people in the control group.
The individual characteristic did not reveal any contribution.Multiple logistic regression analysis found that the significant influences on coaching toward critical thinking (p value 0,044) and decision making (p value 0,036). Coaching can be developed for personal use, nurses orientee and nurses student for professional nursing development.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2010
T33228
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Aprisunadi
"Rentang perawatan pasien ortopedi sangat bervariasi mulai dari kasus sederhana hingga kasus yang kompleks, sehingga menuntut perawat untuk berpikir kritis. Berpikir kritis memiliki kaitan dalam proses pengambilan keputusan dan penilaian klinis yang akan menjadi penentu pemberian asuhan keperawatan yang berkualitas, namun beberapa penelitian tentang hubungan berpikir kritis dengan kualitas asuhan keperawatan masih menunjukkan hasil yang tidak konsisten. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi hubungan berpikir kritis perawat dengan kualitas asuhan keperawatan di unit ortopedi.
Penelitian ini menggunakan desain survey analitik cross sectional study pada 45 responden perawat yang diukur kecenderungan berpikir kritisnya kemudian kualitas asuhan keperawatan yang dibuat oleh perawat dinilai berdasarkan dokumentasi asuhan keperawatan.
Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan yang bermakna antara berpikir kritis perawat dengan kualitas asuhan keperawatan (p=0,017; α 0,05). Perawat yang berpikir kritis berpeluang 6 kali menunjukkan kualitas asuhan keperawatan yang baik.
Rekomendasi dari penelitian ini adalah diperlukan adanya penyusunan dan pelaksanaan program pelatihan berpikir kritis bagi perawat untuk meningkatkan kualitas asuhan keperawatan dan diperlukan penelitian lebih lanjut untuk pengembangan instrumun pengukuran berpikir kritis spesifik untuk perawat.

The range of orthopedic patient care varies widely from simple cases to complex cases, thus requires nurses to think critically. Critical thinking has links in decision making and clinical judgments that will be the determinant of the quality of nursing care, but some research on the relationship of critical thinking with the quality of nursing care still show inconsistent results. This study aimed to identify the relationship of nurses critical thinking with the quality of nursing care on an orthopedic unit.
This study is an analytic cross sectional study in 45 nurses who measured the tendency to think critically and then the quality of nursing care made by nurses assessed based on the documentation of nursing care.
The result showed that there was a significant relationship between nurses critical thinking with the quality of nursing care (p = 0.017; α 0.05). Nurses who think critically chance 6times to showed a good quality of nursing care.
Recomendations from this finding are need to design and perform a critical thinking training for nurses to increase the quality of nursing care, and need to perform further studies to developed an instrument to measure critical thinking spesifically for nurses.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2011
T-Pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Yenni Yulita
"Perilaku keselamatan perawat terhadap bahaya agen biologik dapat meningkatkan dari mutu pelayanan. Supervisi klinik model reflektif interaktif dapat meningkatkan perilaku keselamatanperawat terhadap bahaya agen biologik. Penelitian bertujuan untuk mendapatkan pengaruh supervisi refelektif interaktif terhadap perilaku keselamatan perawatan pada bahaya agen biologik. Metoda yang digunakan adalah quasi experimental pre-post test with control group. Sampel penelitian (97 kontrol & 97 intervensi) diambil menggunakan teknik consecutive sampling.
Hasil penelitian didapat perbedaan antara kelompok yang diberi pelatihan dan tidak diberi pelatihan dan ditemukan adanya pengaruh supervisi reflektif interaktif terhadap perilaku keselamatan perawat. Kepala ruang perlu diberikan pelatihan supervisi agar dapat melakukan kegiatan supervisi dengan baik untuk peningkatan perilaku keselamatan perawat.

Nurse safety behavior at biologic agent hazard can will affect to quality care. Reflective interactive supervision can improve quality of nursing practice. The research purpose to get descriptions of reflective interactive supervision towards to safety nurse behaviors at biologic agent hazard. Method used experimental pre-post test with control group. Consecutive sampling in data taking for 97 control and 97 intervention sampel.
The result suggest that there are difference between the trained group and the untrained group and there are a influence of reflective interactive supervision towards nurse safety behavior at biologic agent hazard. The head nursing need to be given supervision training in order to be able to supervise well for improving behaviors nurse safety at biologic agent."
Depok: Universitas Indonesia, 2013
T32549
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Saefulloh
"Supervisi merupakan salah satu kegiatan yang harus dilaksanakan oleh manajer. Fenomena yang ditemukan di RSUD Indramayu adalah perawat pelaksana belum memiliki motivasi kerja dan kinerja yang optimal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pelatihan asuhan keperawatan dan supervisi terhadap motivasi kerja dan kinerja perawat pelaksana di ruang rawat inap RSUD Indramayu.
Penelitian ini menggunakan metode quasi experiment dengan pre-post test design with control group. Jumlah sampel untuk motivasi kerja dan kinerja perawat pelaksana berdasarkan self evaluation adalah 97 orang, sedangkan jumlah sampel untuk kinerja perawat pelaksana dalam dokumentasi asuhan keperawatan adalah 165 dokumen. Sampel dibagi menjadi kelompok A, B, dan C. Instrumen menggunakan kuesioner dan lembar kerja. Instrumen melalui uji validitas dan reliabilitas. Data dianalisis menggunakan univariat, bivariat, dan multivariat. Intervensi adalah pelatihan asuhan keperawatan dan pelatihan supervisi.
Hasil penelitian menunjukkan motivasi kerja perawat pelaksana di ruang rawat inap RSUD Indramayu meningkat secara bermakna (p value <0.05) sesudah mendapat pelatihan asuhan keperawatan dan disupervisi oleh kepala ruangan yang telah dilatih dan dibimbing supervisi. Kinerja dalam pemberian asuhan keperawatan oleh perawat pelaksana berdasarkan self evaluation di ruang rawat inap RSUD Indramayu meningkat secara bermakna (p value <0.05) sesudah mendapat pelatihan asuhan keperawatan dan disupervisi oleh kepala ruangan yang telah dilatih dan dibimbing supervisi.
Kinerja dalam pendokumentasian asuhan keperawatan oleh perawat pelaksana di ruang rawat inap RSUD Indramayu meningkat secara bermakna (p value <0.05) sesudah mendapat pelatihan asuhan keperawatan dan disupervisi oleh kepala ruangan yang telah dilatih dan dibimbing supervisi. Faktor yang paling berkontribusi terhadap kinerja perawat pelaksana dalam pemberian asuhan keperawatan berdasarkan self evaluation di ruang rawat inap RSUD Indramayu adalah umur dan lama kerja setelah dikontrol supervisi.
Hasil penelitian menyimpulkan bahwa pelatihan asuhan keperawatan dan supervisi berpengaruh secara bermakna terhadap motivasi kerja dan kinerja perawat pelaksana. Saran yang diberikan adalah RSUD Indramayu melakukan pelatihan asuhan keperawatan bagi perawat pelaksana diikuti dengan supervisi dari kepala ruangan.

Supervision is an activity that must be accomplished by a manager. Phenomenon that have in RSUD Indramayu is not hold nursing care training and not supervision guidance yet. This research purspose to know the influence of nursing care training and supervision to job motivation and job productivity at nusing room in RSUD Indramayu.
This research used quasi experiment method with pre post test design with control groups. The total sample for job motivation and job productivity in nursing care based self evaluation are 97 person, while total sample for nurses job productivity in nursing documentation are 165 document. The samples are devided into groups A, B, and C. The instrument are quetionary and observation worksheet. Validity and realibity are before used. The data is analysed by using univariate, bivariate, and multivariate. Intervention is nursing care training and supervision.
The research result showed job motivation nurses is significant increase (p value <0.05) after nursing care trained and being supervision head nurse have been trained and guided supervision. Job productivity in nursing care based self evaluation is significant increase (p value <0.05) after nursing care trained and being supervision head nurse have been trained and guided supervision.
Job productivity in nursing documentation is significant increase (p value <0.05) after nursing care trained and being supervision head nurse have been trained and guided supervision. The most contribute factor to nurses job productivity in nursing care based self evaluation are age and long of work after supervision controlled.
The conclusion this research is nursing care training and supervision head nurse have been trained and guided have significant influence to job motivation and job productivity of nurses. Advice to RSUD Indramayu is to nursing care training followed by head nurse supervision.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2009
T-Pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Harisnal
"ABSTRAK
Infeksi virus dengue masih merupakan masalah kesehatan di
Indonesia saat ini termasuk di Kota Banjarmasin dengan angka kematian yang
tinggi, Tahun 2011 dilaporkan CFR 8,3% dimana sebagian besar pasien DBD ini
dirawat di RSUD ULIN dan RSUD Ansari Saleh Banjarmasin, sementara
penegakkan diagnosis sering sulit, apalagi dalam menilai apakah pada akhirnya
akan terjadi shock (Dengue Shock syndrome) atau tidak. Peningkatan hematokrit,
penurunan angka trombosit, leukosit dan serta perilaku pasien sebelum dirawat
(lamanya sakit, rujukan) biasanya terjadi sebelum demam turun dan sebelum
terjadinya shock. Hal ini merupakan diagnostik yang penting dan prognosis yang
berharga dalam mendeteksi Dengue Shock Syndrome. Sehingga dengan
mengetahui faktor resiko ini dapat mencegah/ mengurangi kematian
Metode: Penelitian bersifat observasional dengan disain kasus kontrol. Kasus
adalah penderita yang didiagnosis DSS berdasarkan diagnosis dokter yang
merawat. Sedangkan kontrol adalah penderita yang didiagnosis sebagai tersangka
DBD oleh dokter yang merawat. Data penelitian diperoleh dari data rekam medis
dan formulir Kewaspadaan Dini Rumah Sakit (KD-RS) yang dirawat di RSUD
ULIN dan RSUD Ansari Saleh dalam periode bulan April 2010 sampai Maret
2012. Rancangan analisis ditujukan untuk memperoleh nilai Odds Ratio (OR)
dilanjutkan dengan multivariat analisis untuk mengetahui faktor risiko yang dapat
mendeteksi DSS sejak dini.
Hasil Penelitian: Variabel yang signifikan secara statistik dan di masukkan ke
dalam prediksi model akhir adalah Jenis Kelamin perempuan (OR=3,250 95%
CI=1,178-8,970), hematokrit ≥25,97% (OR=7,86 95% CI=2,748-22,500) ,
leukosit ≤ 4764,47 (OR=3,826 95% CI=1,375-10,647), lama sakit ≥4 hari
(OR=3,146 95% CI=1,179-8,397) dan rujukan dari puskesmas (OR=4,543 95%
CI=1,700-12,139).Variabel yang paling dominan yang berhubungan dengan
kejadian Dengue shock syndrome adalah hematokrit. Dari hasil tersebut
disarankan agar tenaga kesehatan dan akademisi perlu meningkatkan standar
pelayanan penyakit yang lebih efektif dan efesien yang berisiko terjadinya
Dengue Shock Syndrome.

ABSTRACT
DHF is still a health problem in Indonesia is currently included in
Banjarmasin city with a high mortality rate in 2011 was reported CFR 8.3% where
the majority of dengue patients are treated at the Ulin Hospital and Ansari Saleh
Hospital Banjarmasin, while the diagnosis is often difficult, especially in
assessing whether it will eventually happen shock (dengue shock syndrome) or
not. This is an important diagnostic and prognostic value in the detection of
Dengue Shock Syndrome. So that by knowing these risk factors can prevent /
reduce mortality.
Methods: The study is an observational with case-control design. Cases are those
who hospitalized and diagnosed as suspect Dengue haemorrhagic fever by
clinicans using WHO criteria.Controls are those who hospitalized and diagnosed
as suspect Dengue Haemorrhagic fever by the clinicans. Data were collected from
medical records and (KD-RS) are treated in Ulin Hospital and Ansari Saleh
Hospital in the period from April 2010 until March 2012. Analysis design is done
to obtain Odds Ratio (OR) and followed by using multivariate logistic regression
to determine risk factors that can detect early DSS.
Consclusion: The significant variables in statistic manner and put into the final
model predictions are increasing Female sex (OR=3,250 95% CI=1,178-8,970),
haematocryt ≥25,97% (OR=7,86 95% CI=2,748-22,500) leukopenia ≤4764,47
(OR=3,826 95% CI=1,375-10,647), lengh of hospital ≥4 days (OR=3,146 95%
CI=1,179-8,397) and referrals from Health centers (OR=4,543 95% CI=1,700-
12,139). From these results it is suggested that health professionals and academics
need to improve service standards diseases more effectively and efficiently at risk
of Dengue Shock Syndrome."
2012
T30786
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Amril
"Perilaku adalah semua kegiatan atau aktivitas manusia, baik yang dapat diamati langsung, maupun yang tidak diamati secara langsung, oleh pihak luar. Asuhan keperawatan adalah proses atau rangkaian kegiatan praktik keperawatan yang diberikan secara Iangsung kepada klien/pasien di berbagai tatanan pelayanan kesehatan. Dilaksanakan berdasarkan kaidah-kaidah keperawatan, bersifat humanistik pada kebutuhan objektif klien untuk mengatasi masalah yang dihadapi. Asuhan keperawatan dilaksanakan berdasarkan proses perawatan, dengan tahapan yang terdiri atas pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan, pelaksanaan tindakan keperawatan, evaluasi dan pendokumenfasian keperawatan. Perilaku perawat dalam melaksanakan pendokumentasian asuhan keperawatan bila tidak dilaksanakan sesuai standar prosedur akan menimbulkan keluhan bagi pasien, yang berakibat tidak puasnya klien yang dilayani.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku perawat dalam melakukan pendokumentasian asuhan keperawatan di instalasi rawat inap RSUD Pariaman tahun 2004. Desain yang digunakan adalah cross sectional. Populasi penelitian adalah semua perawat pelaksana yang bertugas di instalasi rawat inap yaitu ruangan kebidanan, bedah, IKA, penyakit dalam, Neurologi, paviliun Gandofnah, pavilitm Nan Tongga RSUD Pariaman. Sampel penelitian, semua populasi dijadikan sampel (total sampling) yang berjumlah 70 orang responden. Pengumpulan data dilakukan dengan kuesioner, dan checklist. Pengolahan data dilakukan secara univariat, bivariat dan multivariat dengan bantuan komputer.
Hasil penelitian ditemukan perilaku perawat dalam melaksanakan pendokumentasian asuhan keperawatan yang baik sebesar 62,9%. Hasil analisis bivariat, yang menunjukkan ada hubungan yang signifikan dengan perilaku perawat dalam melaksanakan pendokumentasian asuhan keperawatan adalah pengetahuan, beban kerja, SOP keperawatan. Hasil analisis multivariate regresi logistik, variabel pengetahuan merupakan variabel yang secara statistik paling sigifikan berhubungan dengan perilaku perawat dalam melaksanakan pendokumentasian asuhan keperawatan di instalasi rawat inap RSUD Pariaman tahun 2004, dengan Odds Ratio 4,96 (95% CI: 1,55-15,86), artinya perawat yang pengetahuannya baik mempunyai peluang untuk berperilaku baik dalam melaksanakan pendokumentasian asuhan kepemwatan sebesar 4,96 kali dibanding perawat yang mempunyai pengetahuan kurang setelah dikontrol variabel beban kerja.
Unluk merubah perilaku perawat dalam melaksanakan pendokumentasian asuhan keperawatan di instalasi rawat inap RSUD Pariaman ke arah yang Iebih baik sesuai standar, disarankan agar pihak rnanajemen rumah sakit melakukan peningkatan pengetahuan melalui pendidikan tenaga keperawatan dari SPK, PPB ke jenjang yang lebih tinggi minimal D Ill Keperawatan, dan melaksanakun pelatihan on the job training, maupun pelatihan formal di bidang pelayanan keperawatan yang dihaksanakan oleh institusi terkait, dan disediakan dana untuk pendidjkan dan pelatihan tersebut. Agar beban kerja tenaga keperawatan dibuatkan standar operasional prosedurnya (SOP), diatur sedemikian rupa sehingga semua perawat mendapatkan pembagian tugas yang merata dan seimbang, peraturan tentang standar operasional prosedur keperawatan dilakukan kaji ulang untuk perbaikan dan revisi sesuai kondisi rumah sakit.
Agar perawat meningkatkan perilakunya dalam melaksanakan pendokumentasian asuhan keperawatan, mulai dari pengkajian keperawatan, penegakkan diagnosa keperawatan, perencanaan keperawatan, pelaksanaan keperawatan, dan terutama evaluasi keperawatan dan pendokumentasian asuhan keperawatan, supaya pelanggan merasa lebih puas dan nyaman setelah mendapat pelayanan keperawatan di rumah sakit umum daerah Pariaman."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2004
T13196
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abbasiah
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pelatihan keperawatan spiritual terhadap pengetahuan dan keterampilan perawat di ruang rawat inap RSUD H. Abdul Manap Kota Jambi. Penelitian menggunakan metode pra eksperimen dengan pretest posttest design without control group. Sampel berjumlah 35 perawat. Intervensi yang dilakukan adalah pelatihan dan bimbingan keperawatan spiritual. Hasil penelitian menunjukkan terjadi peningkatan yang signifikan (p value = 0,000) pada tingkat pengetahuan dan keterampilan perawat sesudah dilakukan pelatihan. Kesimpulan dari penelitian adalah adanya pengaruh pelatihan keperawatan spiritual terhadap pengetahuan dan keterampilan perawat. Rekomendasi penelitian adalah menerapkan keperawatan spiritual secara berkesinambungan dengan penetapan SOP, SAK, dan supervisi terhadap pelaksanaan keperawatan spiritual.

This research was aimed to know the effect of spiritual nursing training toward knowledge and skill of the nurse in hospitalized care unit of the H. Abdul Manap hospital Jambi. This research using pre experiment method with pretest posttest design without control group. There were 35 nurses as sample of the research. Intervention which conducted was training and instruction spiritual nursing. The result of this research indicated that is the increasing significantly of knowledge and skill of the nurse after taken the training. It may include that there is effect of spiritual nursing training toward knowledge and nurse skill. The recommendation of the research is to conduct spiritual nursing regularly with determining SOP, SAK, and supervise to the conducting of spiritual nursing care."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2011
T-Pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Royani
"Penelitian deskriptif korelasi dan cross sectional ini bertujuan mengetahui hubungan antara sistem penghargaan dengan kinerja perawat dalam menjaksanakan asuhan keperawatan di Instalasi Rawat Inap RSUD Kota Cilegon. Pengumpulan data dilakukan dengan kuesioner dan observasi. Metode Chi Square dan Multiple Logistic Regression digunakan dalam analisis data.
Hasil penelitian menunjukkan tidak ada hubungan bermakna antara sistem penghargaan dengan kinerja 65 perawat dengan p value (menurut persepsi perawat) = 0,720 dan p value (berdasarkan hasil observasi} = 0,716. Sub variabel pengaruh dan pertumbuhan diri adalah sub variabel yang paling berhubungan dengan kinerja perawat Rumah sakit perlu mempertimbangkan jenjang karir perawat sebagai dasar utarna pemberian sistem penghargaan
This research aim to know relation between reward system with nurse performance in nursing care in RSUD Cilegon. Method Research use descriptive correlation with cross sectional device. Sampel use 65 nurse. Data collecting conducted with kuesioner and observation. Method Chi Square and Multiple Logistic Regression used in data analysis.
Result of research found that no significant relationship between re\vard system with nurse performance with p value (according to nurse perception = 0,720) and p value (result of observation = 0,716). Sub variable influence and growth are most sub variable relate to nurse performance. The hospital require to develop nursing career as basic mayor reward system.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2010
T-pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Asmuji
"Kinerja perawat dalam melakukan dokumentasi asuhan keperawatan mencerminkan kualitas pelayanan keperawatan di rumah sakit. Salah satu cara yang dapat dipergunakan untuk meningkatkan kinerja perawat dalam pelaksanaan dokumentasi asuhan keperawatan adalah dengan membentuk kelompok kerja keperawatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi 'pengaruh kelompok kerja keperawatan terhadap kinerja perawat dalam pelaksanaan pendokumentasian asuhan keperawatan di Instalasi Rawat Inap RSU dr. H. Koesnadi Bondowoso'. Penelitian ini merupakan penelitian quasi experiment dengan pretest and posttest one group design. Sampel penelitian adalah seluruh perawat di delapan ruangan di Instalasi Rawat Inap RSU dr. H. Koesnadi Bondowoso berjumlah 96 perawat, dengan kriteria berpendidikan minimal D III Keperawatan, tidak sedang cuti, dan bersedia menjadi responden. Instrumen yang digunakan adalah karakteristik responden (jenis kelamin, umur, pendidikan, masa kerja, dan status kepegawaian) dan instrumen baku Evaluasi Dokumentasi Penerapan Standar Asuhan Keperawatan dari Depkes (2005) yang terdiri dari 24 item penilaian.
Hasil penelitian menunjukkan rata-rata nilai kinerja sebelum ada kelompok kerja sebesar 65,99, dan rata-rata nilai kinerja setelah ada kelompok kerja sebesar 75,93. Tetapi, temuan ini masih di bawah standar yang telah ditentukan oleh Depkes (2005), yaitu 85. Terdapat pengaruh yang bermakna kelompok kerja keperawatan terhadap kinerja perawat dalam pelaksanaan dokumentasi asuhan keperawatan (p value= 0,000; α: 0,05). Variabel yang paling berpengaruh terhadap kinerja perawat dalam pelaksanaan dokumentasi asuhan keperawatan adalah jenis kelamin perawat (p value= 0,004; α: 0,05). Persamaan regresinya adalah kinerja perawat = 83,185 - 5,442jenis kelamin, artinya bahwa rata-rata nilai kinerja perawat laki-laki lebih rendah 5,442 dibandingkan perawat perempuan. Direkomendasikan untuk dilakukannya penelitian kualitatif guna menggali faktor-faktor yang menyebabkan kinerja perawat laki-laki lebih rendah dibandingkan perawat perempuan.

Nurses performance in documenting their nursing care demonstrate quality of nursing care in the hospital. One way to improve the excellence of their documentation is to establish a nursing work group. The aim of the study was to identify the influence of nursing work group to the nurses’ performance of nursing process documentation in the inpatient department, dr. H. Koesnadi general hospital. The method was a quasi experiment with pretest and posttest one group design. The samples were all nurses from eight wards of inpatient department. They were 96 nurses. Their criteria were diploma of nursing, assigning informed concerned and on duty. The instrument used in the research comprised of the respondent characteristics (5 questions) and Depkes’ evaluation documentation of nursing care (24 questions).
The result showed that nurses’ mean score of nursing care documentation performance before organizing work group was 65.99 and after work group utilized was 75.93. However, the point of nursing care documentation performance was under standard of health department (85). The work group were significantly influenced the implementation of nursing care documentation (p-value= 0.000; α: 0.05) and the most influenced variable in improving nursing care documentation was the respondent sex (p value= 0.004; α: 0.05). The multiple regression result demonstrated that nurse performance= 83,185 - 5,442sex. It could be concluded that the mean point of male nurses performance were less than 5.442 with the female nurses. It is recommended that it should do a qualitative study to explore the factors that bring about the male nurses performance lower than the female nurses.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2009
T-Pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>